Anda di halaman 1dari 24

Penambahan Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga) pada Edible Coating

Karagenan untuk Memperpanjang Masa Simpan Bakso Ikan Nila


(Oreochromis niloticus)

Heder Djamaludin S.Pd M.Si

RANCOB
T01

Oleh :
Ridha Athallah Fitri (185080300111027) 11
Yody Winni (185080300111003) 04
Enggang Zulpathoni (185080301111026) 26
Faishal Iqbal (185080307111010) 35
Wahyu Kusuma (185080307111022) 40

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakso merupakan produk yang banyak dijual ditengah masyarakat
karena proses pembuatannya yang mudah dan banyak digemari. Bakso
merupakan makanan berbentuk bulat yang diperoleh dari campuran daging
sapi, ayam, ikan dan pati dengan menggunakan bahan tambahan makanan
lain, serta bahan tambahan makanan yang telah diijinkan (Arif et al.,2012).
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) memiliki sifat mudah berkembang biak
pada umur yang masih muda sekitar 3 hingga 6 bulan dan banyak
dibudidayakan di Indonesia sehingga, mudah ditemukan dan sering diolah
menjadi berbagai makanan salah satunya adalah bakso Ikan Nila (Candra et
al., 2014).
Bakso ikan memiliki kelemahan yaitu masa simpannya yang singkat
karena memiliki kandungan protein dan kadar air yang tinggi sehingga
mudah terkontaminasi oleh mikroba saat proses penyimpanan sedang
berlangsung (Sutikno, 2018). Banyak upaya yang dilakukan oleh beberapa
oknum penjual bakso untuk menambah daya awet, namun usaha tersebut
sering tidak memperhatikan keamanan dan kelayakan konsumsi karena
menggunakan bahan tambahan berbahaya seperti formalin (Sutikno, 2018).
Salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan bakso ikan secara aman
adalah dengan menggunakan edible coating dari karagenan.
Edible coating merupakan salah satu jenis kemasan yang berbentuk
lapisan tipis dimana bertujuan untuk melindungi produk karena, dapat
mencegah migrasi uap air, gas, aroma dan lipid yang membawa ingredient
makanan seperti antioksidan, antimikroba serta flavor (Yolanda, 2018).
Bahan yang sering digunakan sebagai edible coating adalah karagenan.
Karagenan adalah hidrokoloid yang potensial dimana dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan edible coating karena sifatnya yang elastis,
dapat dimakan dan dapat diperbaharui (Sutikno, 2018). Penggunaan edible

ii
coating dari karagenan pada bakso dapat menghambat kontaminasi mikroba
sehingga, mampu menjaga kualitas bakso ikan. (Arif et al., 2012).
Penggunaan edible coating dari karagenan sering menggunakan
tambahan bahan aktif alami untuk mengoptimalkan kinerja menghambat
kontaminasi mikroba. Salah satu bahan aktif yang digunakan adalah minyak
atsiri rimpang lengkuas (Alpinia galanga). Komponen utama pada minyak
atsiri rimpang lengkuas terdiri dari monoterpen hidrokarbon (β-pinen)
sebesar 9,04% dan senyawa monoterpen teroksigenasi (eucalptol dan 4-
Allylphenyl acetat) sebesar 54,59% (Lely et al., 2017). Kandungan senyawa
aktif pada minyak atsiri rimpang lengkuas (Alpinia galanga) juga memiliki
aktivitas antibakteri (Lely et al., 2017).
Melihat dan menganalisis permasalahan diatas, penulis melakukan
penelitian dengan judul “Penambahan Ekstrak Lengkuas (Alpinia
galanga) pada Edible Coating Karagenan untuk Memperpanjang Masa
Simpan Bakso Ikan Nila (Oreochromis niloticus)”. Penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan edible coating karagenan dengan dilakukan
penambahan ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) untuk memperpanjang masa
simpan bakso Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sehingga akan mampu
membuat bakso ikan yang awet dan tahan lama tanpa menggunakan bahan
tambahan berbahaya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penambahan ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) pada
edible coating karagenan berpengaruh dalam memperpanjang
masa simpan bakso Ikan Nila (Oreochromis niloticus)?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penambahan ekstrak lengkuas
(Alpinia galanga) pada edible coating karagenan berpengaruh
dalam memperpanjang masa simpan bakso Ikan Nila
(Oreochromis niloticus)

iii
1.4 Hipotesis
H0 (Hipotesa awal)
Penambahan perbedaan konsentrasi ekstrak lengkuas (Alpinia
galanga) dan variasi lama penyimpanan memiliki pengaruh yang sama
terhadap edible coating karagenan dalam memperpanjang masa
simpan bakso Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
H1 (Hipotesa alternatif)
Tidak semua perlakuan yaitu penambahan perbedaan konsentrasi
ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) dan variasi lama penyimpanan
memiliki pengaruh yang sama terhadap edible coating karagenan
dalam memperpanjang masa simpan bakso Ikan Nila (Oreochromis
niloticus).

iv
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan yang paling banyak
dibudidayakan di Indonesia karena memiliki sifat yang mudah berkembang biak. Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang mudah beradaptasi
dengan lingkungan dan mudah dipijahkan sehingga penyebarannya di alam sangat luas,
baik di daerah tropis maupun di daerah beriklim sedang (Ramlah et al., 2016). Ikan ini
banyak disukai tidak hanya karena rasa dagingnya yang khas, tetapi juga karena laju
pertumbuhan dan perkembangbiakkannya yang cepat (Diansari et al., 2013).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak mengandung gizi sehingga, baik untuk
dikonsumsi. Nilai gizi dari ikan sangatlah baik karena mempunyai nilai cerna dan nilai
biologis yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging hewan lainnya (Ramlah et
al., 2016). Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki kandungan gizi yang lebih baik bila
dibandingkan dengan ikan air tawar yang lain. Kandungan protein ikan nila sebesar
43,76%; lemak 7,01%; kadar abu 6,80% dan air 4,28% per 100 gram berat ikan
(Purwani et al., 2009).
2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) menurut Afirin (2016), adalah sebagai
berikut:
Kingdom : animalia
Filum : Chordata
Klas : Pisces
Sub klas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis niloticus

5
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) memiliki sifat mudah berkembang biak pada
umur yang masih muda sekitar 3-6 bulan dan banyak dibudidayakan di Indonesia
sehingga, mudah ditemukan dan sering diolah menjadi makanan salah satunya adalah
bakso Ikan (Candra et al., 2014).

2.2 Bakso Ikan


Bakso ikan merupakan adonan dari campuran berupa lumatan daging ikan,
tepung dan bumbu-bumbu serta bahan tambahan lain yang telah diizinkan (Candra et
al., 2014). Komponen penyusun dalam pengolahan bakso ikan antara lain adalah bahan
pengisi dan bahan pengikat. Bahan pengisi yang ditambahkan dalam pengolahan bakso
ikan adalah tepung tapioka yang banyak dijual di pasaran (Astuti et al., 2014). Bakso
ikan mudah mengalami kerusakan karena memiliki kandungan protein dan kadar air
yang tinggi serta memiliki pH yang netral (Sutikno, 2018). Salah satu cara untuk
memperpanjang masa simpan bakso ikan secara aman adalah dengan menggunakan
edible coating.

2.3 Edible Coating


Edible coating merupakan bahan pelapis yang diaplikasikan pada produk dimana
bertujuan sebagai pelindung. Coating yaitu lapisan tipis dimana terbuat dari bahan yang
dapat dikonsumsi, dibentuk untuk melapisi pangan yang bertujuan untuk menghalangi
perpindahan massa seperti kelembaban, oksigen, cahaya, lipid dan zat terlarut (inats et
al., 2020). Menurut Chrismanuel, et al. (2012), edible coating diklasifikasikan menjadi 3
kategori dengan mempertimbangkan sifat komponennya: hydrocolloids (mengandung
protein, polisakarida dan alginat), lemak (dibentuk oleh asam lemak, acyglycerol atau
waxes) dan komposit (yang terbuat dengan cara menggabungkan zat dari dua kategori).
Hingga kini bahan yang sering digunakan sebagai edible coating adalah karagenan.

2.4 Karagenan

6
Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan penghasil karagenan
yang banyak dimanfaatkan dalam industri kertas, tekstil, fotografi, pasta dan
pengalengan ikan (Bunga et al., 2013). Karagenan adalah polisakarida yang diekstraksi
dari rumput laut merah dari jenis Chondrus, Euchema, Gigartina, Hypnea, Iradea dan
Phyllophora. Karagenan dibedakan dengan agar berdasarkan kandungan sulfatnya
(Candra et al., 2014). Karagenan berasal dari rumput laut merupakan campuran
kompleks dari beberapa polisakarida. Lapisan tipis polisakarida memberikan
perlindungan efektif terhadap pencoklatan permukaan dan oksidasi lemak serta
oksidasi komponen makanan lainnya. Selain mencegah hilangnya kelembaban, lapisan
tipis polisakarida kurang permeabel terhadap oksigen dimana penurunan permeabilitas
oksigen dapat menjaga makanan (Chrismanuel et al., 2012). Karagenan adalah
hidrokoloid yang potensial dimana dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
edible coating karena sifatnya yang elastis, dapat dimakan serta dapat diperbaharui
(Sutikno, 2018).

2.5 Lengkuas (Alpinia galanga)


Lengkuas (Alpinia galanga) sangat terkenal dikalangan masyarakat sebagai
bumbu masak dan sering dijadikan sebagai obat trdisional. Lengkuas (Alpinia galanga)
merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi
maupun dataran rendah (Tambun et al., 2016). Pohon lengkuas hanya bisa tumbuh
mulai dari 1-1,5 meter. Bagian tanaman dari lengkuas yang sering digunakan adalah
rimpangnya (Tambun et al., 2016).
Rimpang lengkuas secara tradisional digunakan untuk mengobati penyakit
seperti : diare, disentri, panu, kudis, bercak-bercak kulit dan tahi lalat, menghilangkan
bau mulut, dan sebagai obat kuat (Parwata et al., 2008). Rimpang lengkuas
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari metilsinamat, sineol, kamfer, δ-pinen,
galangin, dan eugenol (Tambun et al., 2016). Minyak atsiri pada umumnya dibagi
menjadi dua komponen yaitu golongan hidrokarbon dan golongan hidrokarbon
teroksigenasi (Parwata et al., 2008). Kandungan senyawa aktif pada minyak atsiri
rimpang lengkuas (Alpinia galanga) juga memiliki aktivitas antibakteri (Lely
et al., 2017).

7
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Nutrisi Ikan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, dan Laboratorium
Keamanan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya Malang. Waktu penelitian berlangsung selama 3 bulan yaitu dimulai dari
bulan September 2020 sampai dengan bulan November 2020.

3.2 Materi Penelitian


3.2.1 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) dari pasar trasional Malang, karagenan dari PT Selalu Maju Lancar Jaya,
rimpang lengkuas, tepung tapioka, bumbu dapur berupa garam, merica, bawang putih,
dan bawang merah, putih telur, es batu, PCA (Plate Count Agar), etanol 96%, gliserol,
kalium sorbat 0.5%, asam stearat 0,5 %, kertas saring, aquades, serta CMC 0,1%.

3.2.2 Alat Penelitian


Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, pisau, talenan, sendok,
panci perebusan, wadah plastik, kompor, baskom, timbangan, waterbath, hotplate,
termometer, stirrer, cawan perti, tabung reaksi, dan pipet.

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pengkajian literatur dan pendekatan
kuantitatif secara eksperimental menggunakan desain RAL (Rancangan Acak Lengkap)
Faktorial untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak lengkuas (Alpinia galanga)
pada edible coating karagenan untuk memperpanjang masa simpan bakso Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Pengujian RAL Faktorial dilakukan berdasarkan dua faktor,
yakni perbedaan konsentrasi ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) yang terdiri dari
perlakuan penambahan konsentrasi sebesar 0%, 0.5%, 1% dan 1.5% serta variasi lama
8
penyimpanan, yakni 0,3,6, dan 9 hari. Penelitian ini menggunakan 3 kali ulangan
sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 4x4x3= 48 sampel. Data selanjutnya
dianalisa menggunakan program SPSS untuk mengetahui standar deviasi, uji
normalitas, uji homogenitas, ANOVA One-Way, dan Uji Duncan. Uji Duncan dilakukan
dengan menggunakan selang kepercayaan 95% untuk melihat perlakuan yang paling
efektif (Senoaji et al., 2017).

3.3.2 Variabel Penelitian


Adapun variabel penelitian yang menjadi dasar pada penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbedaan konsentrasi ekstrak
lengkuas (Alpinia galanga) dan variasi lama penyimpanan.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah edible coating karagenan untuk
memperpanjang masa simpan bakso Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Proses Pembuatan Bakso ikan (Oreochromis niloticus)
Proses pembuatan bakso Ikan Nila (Oreochromis niloticus) menurut Paliling, et
al. (2018), ikan nila disiangi dan dicuci bersih kemudian dilakukan fillet, setelah itu
dagingnya dihaluskan menggunakan blander untuk kemudian dicampur dengan tepung
kanji serta bumbu lainnya hingga merata sampai adonan menjadi kalis. Adonan
dibentuk menjadi bulatan (bola) secara manual dengan menggunakan tangan dan
sendok. Bakso hasil cetakan ditampung pada wadah yang berisi air hangat dengan suhu
60˚C selama ±20 menit. Selanjutnya bakso direbus pada suhu 100˚C selama ±30 menit
atau sampai bakso mengapung. Setelah matang, bakso diangkat dan didinginkan.
Setelah itu dilakukan aplikasi edible coating.

Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Disiangi dan dicuci bersih

Difillet kemudian dihaluskan


dengan blender

Ditambahkan tepung kanji dan bumbu


lalu campur adonan hingga kalis
9
Adonan dibentuk bulat dan diletakkan pada wadah berisi air
hangat dengan suhu 60˚C selama ±20 menit

Direbus pada suhu 100˚C selama ±30 menit


atau sampai bakso mengapung

Diaplikasikan pada edible coating

3.4.2 Proses Ekstraksi Lengkuas (Alpinia galanga)


Metode ekstraksi rimpang lengkuas menurut Abubakar, et al.(2019), adalah
lengkuas ditimbang sebanyak 150 g, kemudian dimasukkan ke wadah tertutup rapat.
Sampel yang telah ditimbang diekstraksi dengan 750 mL etanol 96% pada suhu kamar
selama 5 hari sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari sampel disaring dengan
menggunakan kertas saring sehingga menghasilkan filtrat satu. Sisanya dimaserasi
kembali dengan 450 mL pelarut etanol 96% selama 2 hari sambil sesekali diaduk
kemudian di saring dengan kertas saring untuk menghasilkan filtrat dua. Filtrat satu
dan filtrat dua dikumpulkan dan diuapkan menggunakan waterbath, sehingga diperoleh
ekstrak kental lengkuas dengan konsentrasi 100%.

150 g lengkuas

Diekstraksi dengan 750 mL etanol 96% pada suhu


kamar selama 5 hari sambil sesekali diaduk

Disaring dengan menggunakan kertas


saring sehingga menghasilkan filtrat satu

Dimaserasi dengan 450 mL pelarut etanol


96% selama 2 hari sambil sesekali diaduk

Disaring dengan menggunakan kertas saring sehingga


menghasilkan filtrat dua
10

Filtrat satu dan filtrat dua dikumpulkan dan


diuapkan menggunakan waterbath
Ekstrak kental lengkuas dengan konsentrasi
100%

3.4.3 Proses Pembuatan Edible Coating


Proses pembuatan edible coating menurut Mulyadi, et al. (2015), aquades
dipanaskan dengan hot plate sampai suhu ± 80oC dan suhu dikontrol dengan
menggunakan termometer. CMC 0,1 % (b/v) ditambahkan sedikit demi sedikit dan
diaduk dengan menggunakan stirrer selama ± 3 menit pada suhu ± 80 oC. Tambahkan
1,5 g karagenan dari PT Selalu Maju Lancar Jaya. Gliserol 1% ditambahkan dan diaduk
sampai larut ± 1 menit pada suhu ± 80 oC. Kalium sorbat 0.5% (b/v) ditambakan dan
diaduk ± 1 menit pada suhu ± 80oC. Asam stearat 0,5 % (b/v) ditambahkan dengan
tetap diaduk sampai homogen ± 6 menit pada suhu ± 80 oC lalu tambahkan ekstrak
lengkuas sesuai perlakuan 0%, 0,5%, 1% dan 1,5%.

Aquades dipanaskan dengan hot plate sampai suhu ± 80oC


dan suhu dikontrol dengan menggunakan termometer

Tambahkan CMC 0,1 % (b/v) dan diaduk dengan


menggunakan stirrer selama ± 3 menit pada suhu ± 80oC

Tambahkan 1,5 g karagenan

Gliserol 1% ditambahkan dan diaduk sampai


larut ± 1 menit pada suhu ± 80oC

Kalium sorbat 0.5% (b/v) ditambakan dan diaduk ± 1 menit


pada suhu ± 80oC

Asam stearat 0,5 % (b/v) ditambahkan dengan tetap diaduk


sampai homogen ± 6 menit pada suhu ± 80oC
11

Tambahkan ekstrak lengkuas sesuai


perlakuan 0%, 0,5%, 1% dan 1,5%
3.3.4 Aplikasi Edible Coating Pada Bakso
Proses pengaplikasian edible coating pada bakso Ikan Nila menurut Inats, et al.
(2020), bakso dicelupkan larutan edible coating dalam kondisi panas selama 5 menit.
Selanjutnya dilakukan penyimpanan pada suhu ruang dan dilakukan pengamatan pada
hari ke 0, 3, 6, 9.

Bakso dicelupkan larutan edible coating dalam kondisi


panas selama 5 menit

Dilakuan pengamatan pada hari ke


0, 3, 6, 9

3.5 Pengujian
3.5.1 Uji Organoleptik
Uji organoleptik pada bakso Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang telah diedible
coating dilakukan dengan uji sensori. Pengujian organoleptik merupakan pengujian
dengan menggunakan indera manusia sebagai parameter untuk menilai mutu produk
yang sudah mengalami proses pengolahan. Metode uji organoleptik adalah menentukan
tingkatan mutu berdasarkan skala angka dengan menggunakan lembar penilaian
(scoresheet). Pengujian oraganoleptik meliputi kenampakan, warna dan tekstur.

12
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian menggunakan RAL Faktorial dimana dilakukan berdasarkan dua


faktor, yakni perbedaan konsentrasi ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) yang terdiri
dari perlakuan penambahan konsentrasi sebesar 0%, 0.5%, 1% dan 1.5% serta variasi
lama penyimpanan, yakni 0,3,6, dan 9 hari. Adapun hasil data daya awet pada edible
coating karagenan yang dilakukan penambahan ekstrak lengkuas (Alpinia galanga)
untuk memperpanjang masa simpan bakso Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah
sebagai berikut:
Lama Ulangan
Ekstrak
Penyimpanan
Lengkuas 1 2 3
(hari)

0% 0 7.5 8.0 8.4

3 8.3 8.3 8.6

6 6.9 8.0 8.0

9 8.2 8.9 7.8

0.5% 0 7.4 8.2 7.5

3 7.5 8.5 8.0

6 8.8 9.1 7.5

9 9.0 8.6 7.9

1% 0 8.6 6.8 8.6

3 7.4 8.5 8.4

6 8.5 8.8 7.8

9 8.6 7.5 8.6

1.5% 0 8.8 8.5 7.9

3 6.9 7.8 7.2

6 7.6 7.7 8.8

9 8.6 8.5 8.0

13
HASIL PENGUJIAN SPSS
Means

Case Processing Summary


Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
ALTB * Ekstrak 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
ALTB * Lama_penyimpanan 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%

ALTB * Ekstrak
ALTB
Ekstrak Mean N Std. Deviation
0% 8.075 12 .5207
0.50% 8.167 12 .6243
1% 8.175 12 .6369
1.50% 8.025 12 .6240
Total 8.110 48 .5872

ALTB * Lama_penyimpanan
ALTB
Lama_penyimpanan Mean N Std. Deviation
0 8.017 12 .6118
3 7.950 12 .5776
6 8.125 12 .6703
9 8.350 12 .4642
Total 8.110 48 .5872

14
Explore

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Residual for ALTB 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Residual for ALTB Mean .0000 .06985
95% Confidence Interval for Lower Bound -.1405
Mean Upper Bound .1405
5% Trimmed Mean .0190
Median .1000
Variance .234
Std. Deviation .48393
Minimum -1.20
Maximum .77
Range 1.97
Interquartile Range .82
Skewness -.485 .343
Kurtosis -.689 .674

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Residual for ALTB .130 48 .042 .948 48 .032
a. Lilliefors Significance Correction

15
Residual for ALTB
Residual for ALTB Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 -1 . 2
9.00 -0 . 555567779
11.00 -0 . 11112333444
18.00 0 . 001111223333334444
9.00 0 . 555566667

Stem width: 1.00


Each leaf: 1 case(s)

16
17
DATASET ACTIVATE DataSet0.
UNIANOVA ALTB BY Ekstrak Lama_penyimpanan
/METHOD=SSTYPE(3)
/INTERCEPT=INCLUDE
/SAVE=RESID
/POSTHOC=Ekstrak Lama_penyimpanan(DUNCAN)
/CRITERIA=ALPHA(0.05)
/DESIGN=Ekstrak Lama_penyimpanan Ekstrak*Lama_penyimpanan.

18
Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors
Value Label N
Ekstrak 1 0% 12
2 0.50% 12
3 1% 12
4 1.50% 12
Lama_penyimpanan 0 12
3 12
6 12
9 12

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: ALTB
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 5.198 15 .347 1.008 .472
Intercept 3157.385 1 3157.385 9179.557 .000
Ekstrak .191 3 .064 .185 .906
Lama_penyimpanan 1.106 3 .369 1.071 .375
Ekstrak * 3.902 9 .434 1.260 .296
Lama_penyimpanan
Error 11.007 32 .344
Total 3173.590 48
Corrected Total 16.205 47
a. R Squared = .321 (Adjusted R Squared = .002)

19
Post Hoc Tests

Ekstrak

Homogeneous Subsets

ALTB
a,b
Duncan
Subset
Ekstrak N 1
1.50% 12 8.025
0% 12 8.075
0.50% 12 8.167
1% 12 8.175
Sig. .574
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean
Square(Error) = .344.
a. Uses Harmonic Mean Sample
Size = 12.000.
b. Alpha = 0.05.

20
Lama_penyimpanan

Homogeneous Subsets

ALTB
a,b
Duncan
Subset
Lama_penyimpanan N 1
3 12 7.950
0 12 8.017
6 12 8.125
9 12 8.350
Sig. .136
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .344.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 12.000.
b. Alpha = 0.05.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, P. M., Fatimawali dan P. V. Y. YamLean. 2019. Uji daya hambat


ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata) terhadap
pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae isolat sputum pada
penderita pneumonia resisten antibiotik seftriakson.
PHARMACON. 8(1).

Arief, H.S., Y.B. Pramono dan V.P. Bintoro. 2012. Pengaruh edible coating
dengan konsentrasi berbeda terhadap kadar protein, daya ikat
air dan aktivitas air bakso sapi selama masa penyimpanan.
Animal Agriculture Journal. 1 (2) : 100 – 108.

Arifin, M. Y. 2016. Pertumbuhan dan survival rate ikan nila (Oreochromis. sp)
strain merah dan strain hitam yang dipelihara pada media
bersalinitas. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.16 (1) :
159-166.

Bunga, M.S., R.I. Montalalu., J.W. Harikedua., L. A. Montolalu., A. H. Watung


dan N. Taher. 2013. Karakteristik sifat fisika kimia karaginan
rumput laut Kappaphycus alvarezii pada berbagai umur panen
yang diambil dari daerah perairan Desa Arakan Kabupaten
Minahasa Selatan. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan.1(2).

Candra, F. N., P. H. Riyadi dan I. Wijayanti. 2014. Pemanfaatan karagenan


(Euchema Cottoni) sebagai emulsifier terhadap kestabilan bakso
ikan nila (Oreochromis Nilotichus) pada penyimpanan suhu
dingin. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3
(1): 167-176.

Chrismanuel, A., Y. B. Pramono dan B.E. Setyani. 2012. Efek pemanfaatan


karaginan sebagai edible coating terhadap pH, total mikroba dan
h2s pada bakso selama penyimpanan 16 jam. Animal Agriculture
Journal.1(2) : 286 – 292.
Diansari, R.R.V., R., E. Arini dan T. Elfitasari. 2013. Pengaruh kepadatan yang
berbeda terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus) pada sistem resirkulasi dengan filter
zeolite. Journal of Aquaculture Management and Technology.2 (3)
: 37-45.

Inats, A., E. N. Dewi dan L. Purnamayati. 2020. Penghambatan oksidasi lemak


bakso ikan lele (Clarias batracus) dengan edible coating
karagenan yang diperkaya minyak wijen. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Perikanan.2(1).

22
Lely, N., F. Nurhasana dan M. Azizah. 2017. Aktivitas antibakteri minyak atsiri
rimpang lengkuas merah (Alpinia purpuratak) terhadap bakteri
penyebab diare. SCIENTIA. 7(1) : 42-48.

Mulyadi, A. F., S. Kumalaningsih dan D. Giovanny Lg. 2015. Aplikasi edible


coating untuk menurunkan tingkat kerusakan jeruk manis
(Citrus sinensis) (Kajian Konsentrasi Karagenan Dan Gliserol).
Prosiding Seminar Nasional : 507-516.

Paliling, L. P. H., Metusalach dan N. Amir. 2018. Kualitas dan kesukaan bakso
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahan ekstrak
karotenoid dari cangkang udang putih (Litopenaeus vannamei).
Jurnal IPTEKS PSP.5 (10) : 132-148.

Parwata., I.M.O.A dan P. F. S. Dewi. 2008. Isolasi dan uji aktivitas antibakteri
minyak atsiri dari rimpang lengkuas (Alpinia galanga). Jurnal
Kimia.2 (2) : 100-104.

Purwani, E., S. W. N. Hapsari dan R. Rauf. 2009. Respon hambatan bakteri


gram positif dan negatif pada ikan nila (Oreochromis niloticus)
yang diawetkan dengan ekstrak jahe (Zingiber officinale). Jurnal
Kesehatan. 2(1) : 61-70.

Ramlah., E. Soekendarsi., Z. Hasyim dan M. S. Hasan. 2016. Perbandingan


kandungan gizi ikan nila Oreochromis niloticus asal Danau
Mawang Kabupaten Gowa dan Danau Universitas Hasanuddin
Kota Makassar. Jurnal Biologi Makassar (Bioma).1(1) : 39-46.

Sutikno, Kurniawan Shidiq. 2018. Pengaruh konsentrasi karagenan dan


kitosan sebagai edible coating terhadap masa simpan pada suhu
kamar dan sifat organoleptik bakso ikan tenggiri
(Scomberomorus commersoni ). Skripsi, Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.

Tambun, R., H. P. Limbong., C. Pinem dan E. Manurung. 2016. Pengaruh


ukuran partikel, waktu dan suhu pada ekstraksi fenol dari
lengkuas merah. Jurnal Teknik Kimia USU.5 (4).

Yolanda, N. A. 2018. Optimasi konsentrasi karagenan dan ekstrak bawang


putih (Allium sativum) dalam pembuatan active edible coating
untuk memperpanjang masa simpan bakso ikan lele. Tesis,
Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung.

23
24

Anda mungkin juga menyukai