COVER
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Dwi Setijawati, M. Kes
Disusun Oleh:
1. Qurrotul Ainiah (185080301111001)
1
KATA PENGANTAR
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Dwi Setijawati, M. Kes yang
telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB 1................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................4
BAB 2................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN....................................................................................................5
2.1 Persediaan Bahan Baku.........................................................................5
2.2 Pengadaan Bahan Baku.........................................................................8
2.2.2 Penggunaan Bahan Baku Yang Bersaing..............................................11
2.3 Pohon Industri Komoditas Ikan Tuna....................................................13
BAB 3................................................................................................................. 18
PENUTUP..........................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...........................................................................................18
3.2 Saran....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
LAMPIRAN.........................................................................................................20
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
industri menurut Heri dan Heryanita (2016) adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang
jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi atau barang jadi, menjadi barang yang bermutu tinggi dalam
manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena
merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri
berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Makin maju tingkat perkembangan
perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam
industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatannya. Istilah industrialisasi secara
dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya.
seluruh bentuk dari kegiatan ekonomi yang mengelolah bahan baku dan atau
1
memanfaatkan sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang
yang memiliki nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga jasa
industri.
pangan yang dikemas secara hermetic dalam suatu wadah yang disebut can
atau kaleng dan kemudian disterilkan, sehingga diperoleh produk pangan yang
tahan lama dan tidak mudah mengalami kerusakan baik secara fisik, kimia
maupun biologis. Ikan merupakan salah satu hasil perairan yang paling banyak
salah satu sumber protein hewani yang sangat potensial dan biasanya memiliki
kandungan protein sekitar 15-24% tergantung dari jenis ikannya. Protein ikan
mempunyai daya cerna yang sangat tinggi yaitu sekitar 95%. Ikan segar
oleh aktivitas mikrobiologis. Kandungan protein yang cukup tinggi pada ikan
menyebabkan ikan mudah rusak bila tidak segera dilakukan pengolahan dan
Tuna adalah ikan laut pelagik yang termasuk bangsa Thunnini, terdiri dari
beberapa spesies dari famili skombride, terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah
ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda
sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin
daripada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip
biru Atlantik (Thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air
dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang
2
lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan
bertubuh besar, tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi.
Ikan tuna dalam kaleng didefinisikan sebagai potongan daging putih ikan
medium minyak atau air garam (brine) (SNI-01-2712- 1992). Dengan demikian
berdasarkan jenis medium yang digunakan, produk ikan tuna kaleng dibedakan
atas produk tuna in oil dan tuna in water/brine. Dua jenis produk tersebut
merupakan produk tuna kaleng yang selama ini diproduksi dan dipasarkan di
Tuna merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki potensi sebagai
bahan baku industri pengolahan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan
steak dan fillet dalam keadaan beku. Seiring berjalannya waktu dengan
Adapun diversifikasi hasil olahan dalam bentuk lain seperti nugget, bakso dan
otak – otak sebagai strategi pemasaran karena persaingan yang semakin kuat
Hasil Industri dari ikan tuna menghasilkan limbah atau hasil samping yang
dapat berdampak buruk pada lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.
Limbah hasil industri perikanan dari komoditas tuna memiliki potensi untuk
dimanfaatkan. Hasil limbah yang dapat dimanfaatkan yaitu limbah padat yang
dihasilkan dari sisa pengolahan industri tuna. Limbah tuna memiliki potensi besar
3
Kandungan kimia pada limbah ikan tuna ini dapat dimanfaatkan sebagai produk
olahanaik pangan seperti minyak ikan dan tepung ikan berkalsium ataupun non
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui pengadaan bahan baku industri yang baik pada ikan
tuna
4
BAB 2
PEMBAHASAN
persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,
proses produksi dan distribusi yang digunakan untuk proses lebih lanjut atau
menjamin tersedianya produk jadi, barang dalam proses, komponen dan bahan
baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang
yang telah dibeli tetapi belum diproses. Bahan-bahan dapat diperolah dari
5
2. Persediaan barang setengah jadi (work in process) atau barang dalam
proses adalah komponen atau bahan mentah yang telah melewati sebuah
4. Persediaan barang jadi (finished good inventory) yaitu produk yang telah
6
Dalam hubungannya dengan biaya-biaya persediaan ini dikenal empat
(holding cost), biaya pemesanan (ordering cost), biaya penyiapan (set-up cost)
b. Upah
3. Biaya penyiapan (set-up cost). Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak
7
c. Biaya penjadwalan
sebagai berikut:
a. Kehilangan penjualan
b. Kehilangan pelanggan
d. Terganggunya operasi
Ikan tuna merupakan komoditas ikan ekonomis penting. Selain itu, ikan
tuna juga merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan hampir 80% ikan tuna yang didaratkan di PPS Nizam Zachman untuk
pasar ekspor, dan sisanya untuk pasar domestik (DJPT 2015). Data statistik PPS
distribusi produk tuna untuk wilayah dalam negeri, dan volume ekspor ikan tuna
baku tuna untuk industri perikanan tuna dinilai masih rendah. Hal ini terkait
kurangnya bahan baku dalam proses produksi. Ketersediaan bahan baku secara
Pengadaan bahan baku secara umum harus bisa menyediakan suatu bahan
8
baku dalam jumlah yang cukup, memenuhi syarat mutu dan bisa diterima di
bahan baku, mengatur berapa produksi harus dihasilkan pada periode tertentu,
akhir, yaitu untuk meminimalisasi total biaya yang harus dikeluarkan oleh
pemborosan dalam biaya simpan, tetapi apabila terlalu sedikit maka akan
9
persediaan diharapkan dapat memperlancar jalanya proses produksi suatu
bahan baku tuna dan sanitasi higienitas di pelabuhan dan industri perikanan
tuna. Ketersediaan bahan baku tuna diperlukan oleh industri perikanan tuna
baku tuna untuk industri perikanan tuna dinilai masih rendah. Hal ini terkait
kurangnya bahan baku dalam proses produksi. Ketersediaan bahan baku secara
mendatangkan bahan baku yang berasal dari daerah lain untuk menjaga
Harga ikan tuna segar sebagai bahan baku tuna olahan akan
memengaruhi biaya total produksi. Semakin tinggi harga bahan baku, maka
semakin tinggi biaya produksi dan akibatnya harga produk olahan tidak dapat
olahan diantaranya kaleng. Apabila asal bahan baku dan bahan baku pendukung
diperoleh dari impor, maka pada umumnya harga bahan baku menjadi lebih
tinggi dan ini akan mempertinggi biaya produksi. Dengan kata lain, negara yang
mempunyai sumber daya tinggi ikan tuna dan bahan baku pendukung mampu
produksi, sehingga produk yang dihasilkan menjadi efisien dan mampu bersaing
10
Pengujian Ketercukupan Persediaan Bahan Baku Kuantitatif
Quantity) adalah teknik kontrol persediaan yang meminimalkan biaya total dari
Keretangan:
produk suatu negara. Sebagai contoh Indonesia mempunyai sumber daya alam
(SDA), khususnya ikan tuna yang cukup baik. Namun demikian, regulasi ekspor
segar kepada Thailand. Thailand mendapat pasokan bahan baku ikan tuna segar
dari Indonesia dan kemudian mengolah dan akhirnya Thailand menguasai pasar
11
Mutu produk olahan tuna akan sangat menentukan penguasaan pasar
internasional. Peningkatan mutu perlu dilakukan dari sisi hulu sampai dengan
dengan penerapan GMP dan HACCP perlu dilakukan dengan baik. Thailand
sangat baik. Salah satu faktor daya peningkatan daya saing produk adalah
dibandingkan dengan tuna beku, namun lebih rendah bila dibandingkan dengan
tuna segar. Namun demikian, bila dibandingkan dengan negara pesaing, tuna
olahan Indonesia mempunyai daya saing lebih rendah dan hanya mampu
berpengaruh terhadap daya saing ikan tuna olahan adalah: (1) Mutu ikan tuna
olahan yang dihasilkan, (2) Hambatan tarif dan non tarif dan (3) Pengembangan
mempunyai peranan penting dalam peningkatan daya saing adalah (1) Peran
meningkatkan daya saing tuna olahan Indonesia terkait faktor produksi dan
pemasaran adalah (1) Meningkatkan mutu tuna olahan Indonesia, (2) Mendorong
12
mengatasi hambatan tarif dan non tarif; (3) Meningkatkan pengembangan market
Industri olahan tuna, (2) Meningkatan kapasitas SDM yang mampu dalam
13
2.3 Pohon Industri Komoditas Ikan Tuna
Ikan Hidup
Ikan Segar
Ikan Utuh
Ikan Beku Segar
Beku
Ikan Tuna
Daging ikan
Fillet Nugget
Ikan Olahan
Bakso
Otak - Otak
Pengalengan
Pengasapan
Pemindangan
Penggaraman
Pengeringan
Tepung ikan
Limbah (kepala,
jeroan, tulang,
sirip) Minyak ikan
14
Bahan baku merupakan material yang digunakan untuk proses pengolahan.
Industri perikanan komoditas pengalengan ikan tuna dapat bersaing dan mampu
dan kemandirian bahan baku yang digunakan. Skema industri dapat berjalan
apabila terdapat pasokan bahan baku. Perkembangan industri dapat dilihat dari
terjaminnya proses produksi, suplai bahan baku serta suplai dari produk olahan
perikanan (Boer, 2020) . Bahan baku industri yang penting dalam industri
diproses lebih lanajut. Persedian bahan baku ini harus dikendalikan agar
ikan tuna berupa bahan mentah, bahan pembantu, bahan dalam proses
Bahan mentah ini merupakan bahan yang telah dibeli tetapi belom
mentah ini harus selalu dipasok dengan mutu yang baik, jumlah
tuna dengan kualitas segar yaitu tidak cacat, tidak bau busuk dan
15
melalukan pemesanan 1-3 hari sebelumnya dengan rata-rata
tuna dalam proses produksi yaitu air, klorin, es, sabun, medium,
berupa medium yang berupa larutan / saus seperti soya bean oil,
Bahan barang jadi merupakan hasil dari produk akhir berupa ikan
dipasarkan.
komponen, barang dalam proses dan bahan baku secara optimal. Fungsi
kenaikan.
16
Persediaan antisipasi digunakan apabila fluktuasi permintaan
berikut ;
17
pemesanan tahunan dapat dihitung dengan
biaya pembuatan.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan tuna merupakan komoditas ikan ekonomis penting. Selain itu, ikan
tuna juga merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Faktor yang
usaha stake-holder. SDM yang mampu dalam penanganan mutu ini juga
kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar
3.2 Saran
segala sesuatu yang dibutuhkan baik itu bahan baku, peralatan, dan juga SDM.
Oleh karena itu disarankan untuk memilih bahan baku yang baik, peralatan yang
baik dan juga SDM yang mumpuni guna menghasilkan produksi yang baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21
LAMPIRAN
22
23
24
25
26
27
28