Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MANAJEMEN INDUSTRI PAKAN

MANAJEMEN PABRIK PAKAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU


PAKAN

Oleh:

1. Imelda Mertasari 05041181722009


2. Rapika Putri 05041181722029

DOSEN PEMBIMBING : FITRI NOVA LIYA LUBIS, S.PT., M.SI

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019

iii Universitas Sriwijaya


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Alhamdulillah kami dapat menyusun


makalah yang berjudul ”Manajemen Pabrik Pakan dan Pengolahan Bahan
Baku Pakan”. Berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat kami susun
tanpa suatu kendala apapun. Makalah ini disusun secara singkat, padat dan
menyeluruh sehingga memudahkan pembaca dalam memahaminya.
Dalam makalah dijelaskan mengenai pabrik pakan ternak, merupakan suatu
perusahaan yang bergerak dibidang agrbisnis, yang memanfaatkan bahan baku
yang berasal dari kegiatan pertanian secara luas, baik berupa limbah atupun hasil
sampingan dari industri pertanian. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
terutama bagi mahasiswa. Di sini kami sangat mengharapkan kritik dan saran,
guna memperbaiki makalah selanjutnya. Demikianlah, semoga makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca dan membantu memenuhi materi pembelajaran bagi
mahasiswa dan mahasiswi.

Indralaya, 29 September 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

iii Universitas Sriwijaya


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Bahan Baku Pakan ................................................................................ 3
B. Manajemen Pengadaan Bahan Baku ..................................................... 5
C. Penyimpanan Bahan Baku Pakan Ternak .............................................. 8
D. Proses Produksi...................................................................................... 11
E. Bahan Jadi dan Lama Masa Simpan ..................................................... 12
F. Pengendalian Mutu Produk Pakan ......................................................... 14
G. Manajemen Strategi Penyusuna Formulasi Ransum ............................ 15
H. Alat dan Mesin ...................................................................................... 16
I. Layout Pabrik Pakan ..............................................................................
J. Struktur Organisasi .................................................................................

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 19
B. Saran........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerapan sistem manajemen keamanan pangan pada industri pakan dimulai
dari pengawasan bahan baku yang masuk sampai pengelolaan produk pakan jadi.
Pengawasan yang dilakukan berdasarkan informasi bahan berbahaya yang
digunakan pada produk pakan. Bahaya pangan yang bersifat fisik, kimia dan
biologis menjadi perhatian pengelolaan sistem tersebut. Pengetahuan mengenai

iii Universitas Sriwijaya


sistem manajemen keamanan pangan dan penerapannya pada industri dapat
menjadi dasar dalam pengelolaan produksi pakan yang aman. Pakan merupakan
setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dicerna dan tidak membahayakan bagi
kesehatran ternak. Agar bahan dapat disebut dengan pakan maka harus memenuhi
persyaratan tersebut.
Mutu keamanan pangan dapat berkaitan dengan pakan, misalnya mencakup
salmonellosis, mycotoxicosis, kadar residu obat dan bahan kimia yang dapat
mengganggu kesehatan manusia apabila dikonsumsi. Pakan yang berkualitas
buruk tidak hanya berbahaya bagi ternak, tetapi juga bagi manusia yang
mengonsumsi produk ternak tersebut. Indikator kualitas pakan antara lain dari
kandungan nutriennya, bentuk fisik, serta kontaminasi pakan.
Pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara
keseluruhan atau sebagian dan tidak menimbulkan keracuan atau tidak
mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya (Amrullah, 2011). Mhas,
crambel dan pellet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan sedemikian
rupa dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat
keambaan pakan, keuntungan pakan bentuk pellet adalah meningkatkan konsumsi
dan efisiensi pakan, meningkatkan kadar energi metabolis pakan, membunuh
bakteri patogen, menurunkan jumlah pakan yang tercecer, memperpanjang lama
penyimpanan, menjamin keseimbangan zat-zat nutrrisi pakan dan mencegah
oksidasi vitamin (Wahyono, 2014). Mash (tepung) adalah suatu bahan atau
campuran bahan yang bentuknya tepung, Crumble (berbentuk pecah/butiran)
Bentuk ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari bentuk pellet. Pellet
(berbentuk bulat panjang) Bentuk ini merupakan perkembangan dari bentuk
tepung. Kelemahan dari bentuk ini adalah memungkinkan terjadinya kanibalisme,
kurang cocok untuk anak ayam (Rasyaf, 2002).

B. Tujuan
Tujuan dari pembangunan pabrik pakan dan pengolahan pakan adalah para
pihak terkait dalam pengembangan pakan mempunyai panduan dalam proses
pembangunan pabrik pakan dan pengolahan pakan.

iii Universitas Sriwijaya


BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahan Baku Pakan


Bahan pakan adalah segala sesuatu yg dapat dimakan oleh ternak dan tidak
dapat mengganggu kesehatan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Mengenali
bahan pakan adalah sebagai bahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap
mahasiswa yang menuntut ilmu dibidang peternakan. Pakan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak yang nantinya akan berpengaruh pada
produktivitas ternak serta pertumbuhan dan perkembangan ternak. Pakan yang
dibutuhkan harus memiliki kualitas baik yaitu pakan yang mengandung seluruh
nutrien yang dibutuhkan oleh ternak. Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat
dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan
bermanfaat bagi ternak. Oleh karena itu agar dapat disebut sebagai bahan pakan
maka harus memenuhi semua persyaratan tersebut, sedang yang dimaksud dengan
pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara
keseluruhan atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan atau tidak
mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya (Subekti 2009).
1. Jagung

iii Universitas Sriwijaya


Jagung kuning merupakan bahan pangan kaya karbohidrat yang berguna
untuk sumber kalori. Jagung kuning dapat pula dibuat untuk produk pangan
olahan maupun produk pakan yang dapat dibuat menjadi tepung. Komposisi
jagung kuning adalah 356,0 kalori, protein 9,0 g, lemak 8,5 g, karbohidrat 64,5 g,
kalsium 200 g, fosfor 500 mg, zat besi 10 mg, vitamin B1 1,2 mg, air 12 g
(Suarni, 2009). Jagung kuning mempunyai warna normal kuning dan berbau khas
jagung. Hanya jagung kuning mengandung karoten. Kandungan karoten jagung
akan menurun dan atau hilang selama penyimpanan. Jagung juga mengandung
fitase yang cukup rendah sehingga dalam proses pengolahan yang sederhana akan
hilang. Kandungan asam fitat dalam jagung tersebut menyebabkan
penggunaannya sebagai pakan unggas perlu dibatasi. Berbagai metode telah
dikembangkan untuk menurunkan kadar fitat dalam bahan makanan dan pakan,
antara lain rekayasa genetika, germinasi, perendaman, perlakuan dengan fitase
serta fermentasi (Gupta, 2013).
2. Dedak Padi
Dedak padi adalah hasil limbah penggilingan padi menjadi beras yang
digunakan sebagai pakan ternak, baik monogastrik maupun ruminansia. Dedak
padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi atau sisa penumbukan padi. Dedak
padi berasal dari gabah. Gabah jika digiling akan menghasilkan beras sebanyak
50-60%, sisanya menir 1-17%, sekam 20-25%, dedak 10-15% dan bekatul 3%.
Dedak merupakan sumber vitamin B dan disukai ternak. Kandungan nutrisinya
cukup baik, tetapi kandungan serat kasarnya agak tinggi. Dedak padi mengandung
protein kasar 11,9-13,4%, serat kasar 10-16%, TDN 70,5-81,5%, energi
metabolisme 2730 kkal/kg, dan mineral Ca 0,1% dan P 1,51%. Penggunaan dedak
padi dalam ransum sapi maksimum 40% total ransum (Ako, 2013). Dedak padi
yang berkualitas baik mempunyai ciri fisik seperti baunya khas, tidak tengik,
teksturnya halus, lebih padat dan mudah digenggam karena mengandung kadar
sekam yang rendah, dedak yang sepertiini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi
(Rasyaf, 2002). Namun demikian, meskipun murah dan mudah didapat, sumber
pakan tersebut banyak mengandung asam fitat.Oleh karena dedak padi
mengandung asam fitat yang cukup tinggi maka diperlukan metode untuk
meningkatkan nilai nutrisi bahan tersebut.

iii Universitas Sriwijaya


3. Bungkil Kedelai
Bungkil kedelai merupakan limbah dari pembuatan minyak kedelai yang
banyak dimanfaatkan untuk ternak. Bungkil kedelai mengandung protein kasar
sebesar 44,0% dan energi metabolis 2230 kkal/kg. Bungkil kedelai mempunyi
komposisi BK 86%, ABU 5,8%, LK 1,1%, SK 4,4% BETN 30,1% dan PK 44,6%
(Hartadi et al., 2005). Bungkil kedelai juga mengandung zat antinutrisi seperti
tripsin inhibitor yang dapat mengganggu pertumbuhan unggas, namun zat
antinutrisi tersebut akan rusak oleh pemanasan sehingga aman untuk digunakan
sebagai pakan unggas. Bungkil kedelai dibuat melalui beberapa tahapan seperti
pengambilan lemak, pemanasan, dan penggilingan. Bungkil kedelai yang baik
mengandung air tidak lebih dari 12% (Hutagalung, 1999).

4. Bungkil Inti Sawit


Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami
proses ekstraksi dan pengeringan. Selain itu bungkil inti kelapa sawit dapat
digunakan sebagai makanan ternak. Bungkil kelapa sawit ini termasuk dalam jenis
pakan konsentrat atau pakan penguat. Yang mana mempunyai manfaat sebagai
sumber energi, protein,vitamin, dan mineral. Bungkil inti sawit mengandung
protein 14,9%, metionin 0,14%, lisin 0,49%, dan energi metabolis 2087 kkal/kg.
Namun, penggunaannya untuk pakan unggas terbatas karena tingginya kadar serat
kasar yaitu 21,7%, termasuk hemiselulosa (mannan galaktomanan), serta
rendahnya kadar dan kecernaan asam amino. Batas penggunaan bungkil inti sawit
dalam campuran pakan unggas bervariasi, yaitu antara 5-10% pada ransum ayam
broiler dan biasanya digunakan hingga 20-25% dalam ayam petelur (Sinurat,
2000). Noferdiman (2011) menyatakan bahwa polisakarida mannan dapat
dikategorikan sebagai anti nutrional faktor karena dapat meningkatkan viskositas
dalam ransum karena memiliki tingkat penyerapan air yang tinggi. Kandungan
mannan pada bungkil inti kelapa sawit sebesar 1.532 ppm. Mannan dalam bungkil
inti kelapa sawit dikategorikan zat anti nutrisi yang mempengaruhi penekanan
pencernaan.
5. Ampas Tahu

iii Universitas Sriwijaya


Ampas tahu merupakan limbah pembuatan tahu, masih mengandung protein
dengan asam amino lysin dan metionin, serta kalsium yang cukup tinggi
(Mahfudz, 2006), namun kandungan serat kasarnya tinggi, sehingga menjadi
faktor pembatas penggunaannya dalam ransum ayam, dimana tempe ampas tahu
memiliki kandungan protein kasar 21,66%, serat kasar 20,26%, lemak kasar
2,73%, abu 3,68%, dan kadar air 11,18%, Ca 1,09%; P 0,88%, dan energi
termatabolisnya 2.830 kkal/kg. Disamping serat kasarnya tinggi, juga kandungan
arabinoxylannya tinggi yang menyebabkan penggunaannya dalam penyusunan
ransum unggas menjadi terbatas. Unggas tidak mampu mencerna arabinoxylan
dan bahan tersebut dapat menyebabkan terbentuknya gel kental dalam usus halus
yang menyebabkan penyerapan lemak dan energi terhambat (Adams, 2000), oleh
karena itu untuk memberdaya gunakan ampas tahu perlu diberi perlakuan dan
salah satunya adalah dengan bioteknologi fermentasi.
6. Premix
Premix merupakan bahan pakan pelengkap yang bersumber dari vitaminatau
mineral. Premix juga berperan dalam pembentukandarah, pembentukan jaringan
tubuh serta diperlukan sebagai komponen enzim yang berperan dalam
metabolisme. Premix memiliki aroma yang khas, tidak berbau dan bertekstur
halus (Farban, 2003). Premix memiliki kadar protein dan EM sebesar 1% dan
0,25kg. Yaman (2010) menyatakan bahwa premix adalah sebutan untuk sebutan
suplementasi vitamin, mineral, asam amino, antibiotic. Premix memiliki
fungsinya sendiri dalam ransum. Premix juga berperan dalam pembentukan darah,
pembentukan jaringan tubuh serta diperlukan sebagai komponen enzim yang
berperan dalam metabolisme.

B. Manajemen Pengadaan Bahan Baku


Pengadaan bahan baku baik kontinuitas ketersediaanya maupun harga dan
kualitas bahan baku sangat penting bagi perkembangan suatu industri pakan.
1. Melakukan pemesanan sesuai dengan proyeksi produksi
2. Melakukan proses MRP (Material Requrement Planning)
3. Melakukan MoU dengan para pemasok
4. Memeriksa kualitas dan kuantitas bahan
5. Mengelola penyimpanan bahan baku sesuai dengan standar kualitas
6. Mapping pasar

iii Universitas Sriwijaya


7. Pengadaan stok berdasarkan produksi dan pasar
Penerimaan bahan baku pakan ternak merupakan salah satu aktivitas penting
dalam produksi pakan ternak. Untuk dapat melakukan pemesanan bahan baku
pakan ternak unggas diperlukan pengetahuan tentang faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam melakukan pemesanan dan cara atau prosedur pemesanan
bahan baku pakan ternak.
1. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemesanan bahan baku
pakan ternak, antara lain :
a) Jenis dan karakteristik bahan baku pakan ternak
b) Jumlah kebutuhan bahan baku pakan ternak
c) Rencana stok bahan baku pakan ternak
d) Kualitas bahan baku pakan ternak
e) Lokasi sumber bahan baku pakan ternak
f) Harga bahan baku pakan ternak
g) Transportasi
h) Cara pembayaran
2. Cara atau prosedur pemesanan bahan baku pakan ternak
a) Mencari informasi lokasi sumber bahan baku pakan ternak.
b) Menghubungi produsen bahan baku pakan ternak.
c) Menyepakati spesifikasi bahan baku pakan, harga, jumlah, waktu.
pengiriman, pembayaran.
d) Pengiriman sampel bahan baku pakan ternak.
e) Pengujian/pengeceken kesesuaian bahan dengan spesifikasi.
f) Penyepakan pemesanan/pembelian bahan baku pakan ternak.
3. Pengadaan bahan baku secara sederhana
a) Menghitung kebutuhan bahan baku
b) Mencari informasi penjual bahan pakan. Mencari informasi penjual
bahan baku pakan dapat dilakukan melalui survey ke penjual bahan
baku pakan, melalui internet, dan melalui peternak lain.
c) Mengecek kondisi bahan pakan. Kualitas bahan baku harus dicek
mutunya sebelum dibeli. Kualitas bahan baku akan sangat berpengaruh
pada harga bahan baku tersebut. Uji kualitas bisa secara fisik dan uji
laboratorium. Bahan yang sering diuji lab. adalah bahan pakan sumber
protein seperti tepung darah, bungkil kedelai, tepung ikan, dan lain-lain.
d) Negosiasi harga. Untuk dapat bernegosiasi kita harus paham harga yang
berlaku pada saat kita membeli bahan. Dalam negosiasi harga harus
disepakati harga bahan, ongkos pengiriman, cara pembayaran, dan
lain-lain.
e) Transaksi pembayaran

iii Universitas Sriwijaya


f) Kesepakatan pembayaran berdasarkan harga yang disepakati.
Pembayaran bisa dilakukan dengan tunai atau dengan check atau
transfer biaya. Syarat pembayaran harus disepakati apakah pakai
pembayaran uang muka, kemudian bahan dilunasi setelah bahan kita
terima. Untuk perusahaan besar pembayaran biasanya pakai jangka
waktu apakan 1 bulan, 2 bulan, dan lain-lain. tergantung kesepakatan.
Pembayaran biasanya dengan check mundur, yaitu check yang bisa
diuangkan setelah jangka waktu yang ditetapkan dalam surat check.
g) Mengangkut bahan pakan.
Pengangkutan umunya menggunakan mobil truk. Ukuran mobil
disesuaikan dengan jumlah bahan yang dibeli. Mengangkut bahan
sedikit dengan truk besar merupakan pemborosan biaya pengangkutan.
Pengangkutan bisa dilakukan oleh perusahaan penjual bahan atau
menyewa truk secara independen.
4. Pengadaan bahan baku melalui suplier perusahaan penjual bahan pakan
a) Menghitung kebutuhan bahan baku. Kebutuhan bahan baku pakan
ternak dapat dihitung berdasarkan jenis pakan yang akan diproduksi,
komposisi jumlah bahan baku pakan ternak yang diperlukan.
b) Mencari informasi. Mencari informasi perusahaan suplier bahan baku
pakan dapat dilakukan melalui survey langsung, melalui telepon, atau
melalui internet.
c) Kontrak/negosiasi harga. Untuk dapat bernegosiasi kita harus paham
harga yang berlaku pada saat kita membeli bahan. Dalam negosiasi
harga harus disepakati harga bahan, ongkos pengiriman, cara
pembayaran, dan lain-lain.
d) Pemesanan (order)
Order pemesanan (purchasing order) memuat :
 Perusahaan penjual (suplier)
 Perusahaan pembeli
 Nama bahan pakan
 Deskripsi bahan pakan
 Jumlah yang akan dibeli
 Kemasan
 Tanggal pemesanan
 Tanggal pengiriman bahan

iii Universitas Sriwijaya


e) Menerima dan memeriksa penawaran dari perusahaan supplier
f) Persetujuan pembelian
g) Delivery. Pengiriman umunya menggunakan kendaraan angkutan truk.
Ukuran kendaraan disesuaikan dengan jumlah bahan yang diangkut.
Pengangkutan bisa dilakukan oleh perusahaan penjual bahan atau
menyewa truk secara independen.
h) Uji mutu/kontrol mutu. Uji mutu dapat dilakukan baik secara fisik
maupun secara kimia dengan mengambil sampel bahan baku pakan.
i) Cara pembayaran. Cara pembayaran bahan baku pakan ternak pada
saat pengadaan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantarnya
secara tunai, kredit, maupun berjangka.
Prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku yang dikembangkan oleh
bagian manajemen perusahaan merupakan garis pertahanan awal dalam keamanan
pabrik, kualitas ransum dan memberikan kontribusi terhadap keuntungan
perusahaan. Industri pakan ternak harus mengembangkan dan mengikuti suatu
prosedur penerimaan bahan baku yang meliputi pemeriksaan dokumen bahan
yang dikirim, pemeriksaan sensorik (sensory) bahan baku dan dokumen
penerimaan. Prosedur penerimaan bahan baku diperlukan untuk menjamin
bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi kualitas kontrak pembelian.

C. Penyimpanan Bahan Baku Pakan Ternak


Bahan baku pakan ternak terdiri dari berbagai jenis yaitu bentuk padat, cair,
dalam kemasan, maupun tanpa kemasan yang memiliki manajemen pengelolaan
yang berbeda-beda agar dapat disimpan dalam waktu tertentu dengan tidak
mengurangi kualitas dari masing-masing bahan baku tersebut. Penyimpanan
bahan baku pakan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Cara-cara
penyimpanan ini disesuaikan dengan jenis dan spesifikasi bahan pakan untuk
mempermudah proses penyimpanan dan pembongkaran kembali bahan yang
disimpan. Beberapa cara penyimpanan tersebut antara lain penyimpanan di dalam
gudang dengan kemasan, penyimpanan di dalam gudang dalam bentuk curah di
lantai gudang, penyimpanan dalam bentuk curah di dalam tangki dan
penyimpanan dalam bentuk curah di dalam silo dan cara penyimpanan lainnya.

a) Penyimpanan dalam bentuk kemasan di dalam gudang

iii Universitas Sriwijaya


Bahan pakan disimpan di dalam gudang dalam bentuk kemasan. Sebelum
disimpan di dalam gudang, bahan pakan terlebih dahulu harus dikemas di dalam
karung. Jenis karung yang digunakan dapat berupa karung plastik maupun karung
goni, atau kombinasi diantara keduanya. Untuk bahan pakan tertentu bahkan ada
yang dikemas dalam kantong yang terbuat dari kertas.
b) Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam gudang
Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam gudang artinya bahwa bahan
pakan ditumpah di lantai gudang yang sudah diberi sekat atau tanpa sekat.
c) Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam silo
Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam silo artinya bahwa bahan pakan
disimpan dalam bentuk curah di lantai di dalam ruang penyimpanan khusus yang
berbentuk silinder yang disebut dengan silo. Lantai gudang (lantai silo)
membentuk kerucut dengan posisi yang runcing berada di bawah, sehingga bahan
pakan akan mengumpul ke bawah. Proses penyimpanan dan pembongkarannya
memerlukan bantuan sistem transport (conveyor) yang dijalankan secara otomatis
dengan menggunakan tenaga listrik. Penyimpanan cara ini biasanya dilakukan
untuk bahan pakan yang berbentuk biji-bijian, seperti jagung kuning.
d) Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam tangki
Penyimpanan cara ini digunakan untuk bahan pakan yang berbentuk cair.
Seperti tetes (molasses) atau minyak nabati. Penyimpanan cara ini biasanya
dilengkapi dengan pompa untuk mempermudah proses pengeluaran bahan yang
akan digunakan dalam pembuatan pakan.
e) Penyimpanan dalam bentuk lain
Bahan pakan tidak selamanya dalam bentuk kemasan karung, baik karung
goni, karung plastik, maupun kantong (zak) yang terbuat dari kertas, ataupun
dalam bentuk curah. Ada kalanya bahan pakan tersebut dikemas dengan
menggunakan kardus, kaleng maupun drum. Bahan-bahan ini biasanya terdiri dari
obat-obatan, vitamin dan asam amino. Untuk bahan –bahan ini sistem
penyimpanannya sama seperti penyimpanan di dalam gudang, tetapi memerlukan
persyaratan dan peralatan khusus sesuai dengan karakteristik bahannya, misalnya
harus di ruang ber AC. Berbagai macam cara penyimpanan seperti disebutkan di
atas tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini suatu perbandingan
keuntungan dan kerugian antara sistem penyimpanan dalam karung dan
penyimpanan dalam bentuk curah.

iii Universitas Sriwijaya


Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyimpanan pakan /
bahan pakan agar kualitasnya tetap stabil antara lain :
a) Jumlah pakan yang disimpan tidak melebihi kapasitas gudang penyimpanan.
b) Kadar air pakan tidak lebih dari 14%
c) Pakan harus dikemas dengan karung plastik + inner, hal ini untuk
menghindari terjadinya kontak langsung antara pakan dengan udara luar.
d) Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembab, sirkulasi
udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung.
e) Tumpukan pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak langsung
menyentuh lantai atau menggunakan alas berupa pallet terbuat dari kayu.
f) Jarak antara lantai dan tumpukan pakan sekitar 10 – 15 cm, untuk menjamin
terjadinya sirkulasi udara di antara tumpukan pakan dan lantai sehingga
tidak lembab.
g) Jika perlu lantai ditutup dahulu dengan plastik.
h) Penerapan manajemen penggunaan pakan dengan sistem fifo (first in first
out), yaitu pakan yang datang pertama digunakan pertama kali.

D. Proses Produksi
Proses produksi pada sebuah pabrik pakan ternak meliputi Pre-mixing,
grinding. mixing, processing, dan packing. Adanya proses pengolahan bahan baku
dalam industry pakan ternak ternyata menimbulkan dampak, baik menguntungkan
maupun merugikan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses tersebut dapat
dilihat dari segi biaya, operasional, dan bahan.
Dalam menghasilkan produk pakan ternak dengan mutu yang baik
digunakan bahan-bahan yang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan ternak yang mengkonsumsinya. Untuk menghasilkan
produk tersebut, dibutuhkan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.
Bahan baku ialah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan
berperan dalam penentuan mutu produk. Bahan tambahan adalah bahan yang
ditambahkan untuk meningkatkan kualitas produk dan digunakan sebagai
pelengkap pada produk akhir, biasanya untuk pengemasan produk. Bahan
penolong digunakan untuk mendukung proses produksi agar proses produksi
berjalan lancar, tetapi tidak tampak pada produk akhir.

iii Universitas Sriwijaya


Gambar Alur Proses Produksi Pakan Ternak
a) Pengeringan ( Drying)
Seluruh bahan baku yang masuk ke dalam pabrik harus ditimbang terlebih
dahulu oleh bagian penerimaan (receiving) dan dilakukan control kualitas bahan
baku (quality control) serta kadar airnya oleh petugas pengawasan mutu.
Pengamatan kualitas dan kadar air bahan baku dilakukan di laboratorium.
Selanjutnya bahan baku diayak di mesin pengayak untuk memisahkan dengan
sampah-sampah, seperti tungkul jagung, batu, pasir, tali plastik dan lainnya,
kemudian selanjutnya dikeringkan. Seluruh bahan baku harus dipastikan telah
memiliki kadar air sesuai dengan kebutuhan, untuk kemudian disimpan di ruang
penyimpanan dalam waktu tertentu tanpa mengurangi kualitas bahan baku
tersebut.
b) Penggilingan (Milling)
Proses penggilingan dilakukan terhadap bahan baku berbentuk butiran, yaitu
jagung, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai untuk diolah menjadi tepung
halus. Sebelum digiling bahan disaring dengan scanner yang di dalamnya
dipasang magnet untuk memisahkan bahan dari benda-benda logam halus yang
dapat mengakibatkan rusaknya mesin giling. Bahan-bahan halus hasil

iii Universitas Sriwijaya


penggilingan kemudian disimpan sementara di dalam tempat penyimpanan
(bin/camber) menunggu proses selanjutnya.
c) Pencampuran (Mixing)
Pencampuran bertujuan untuk mencampur semua bahan baku dan bahan
tambahan dengan komposisi tertentu untuk menjadi pakan. Pencampuran
dilakukan berdasarkan formula atau ramuan pakan ternak yang akan diproduksi.
Sebelum dicampur semua bahan ditimbang dengan timbangan otomatis yang
terdapat diatas mesin pencampur dan kemudian dicurahkan ke dalam mesin
pencampur (mixer) untuk dicampur dan diaduk dengan obat-obatan, vitamin dan
mineral.

E. Bahan Jadi dan Lama Masa Simpan


Hasil produk olahan bahan baku pakan yaitu bahan jadi dalam bentuk
crumble. Pakan crumble banyak digunakan dalam budidaya ternak unggas
khususnya ayam, karena ukuranya yang dinilai cocok sesuai ukuran paruh ayam.
Untuk menghasilkan crumble berkualitas, pengemasan merupakan salah satu
aspek yang menentukan baik tidaknya crumble. Karena dengan pengemasan yang
baik maka dihasilkan pula crumble yang berkualitas. Crumble merupakan tipe
ransum yang dihasilkan dari campuran bahan pakan pada mesin pellet dan
kemudian pellet tersebut dihancurkan dengan ukuran lebih kasar daripada mash.
Pemberian pakan dalam bentuk crumble diharapkan dapat lebih menjamin
campuran bahan pakan, termasuk bioaktif di dalam pakan lebih homogen. Dengan
demikian, bioaktif yang diberikan dalam pakan dapat dikonsumsi oleh ternak
seluruhnya. Ransum bentuk crumble memberi hasil yang lebih baik karena
bioaktif dapat tercampur secara homogen di dalam pakan yang dikonsumsi
(Retnani, 2011).
Menurut Kartadisastra (2013), crumble memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Pakan tidak berdebu dan mudah untuk dikonsumsi.
2. Kehilangan pakan yang disebabkan oleh angin sangat sedikit.
3. Bahan-bahan pakan penyusunya sangat kompak dan tercampur merata.
4. Meningkatkan konsumsi pakan.
5. Relatif tidak mengandung bakteri membahayakan.
6. Pemborosan pakan (akibat hilang) dapat ditekan.
7. Formula pakan menjadi lebih efisien.
Ransum dalam bentuk crumble menghasilkan produksi lebih baik daripada
ransum bentuk mash dan pellet pada broiler komersil selama umur 21-56 hari,

iii Universitas Sriwijaya


selain itu ransum dalam bentuk crumble dan pellet juga lebih efisien dari pada
ransum mash ukuran partikel bahan baku akan menyebabkan crumble semakin
kuat karena semakin halus partikel tersebut maka akan semakin luas permukaan
kontak antar partikel, sehingga ikatan antar partikel kuat. Serat kasar yang tinggi
pada bahan dapat menjadikan crumble menjadi kurang kokoh dan mudah rapuh
(Retnani, 2013).
Crumble adalah pakan berbentuk butiran halus yang ukurannya lebih kecil
dari pellet dan merupakan campuran dari beberapa bahan pakan bentuk mash.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada proses pembuatan crumble
bahan yang digunakan yaitu konsentrat berupa tepung ikan 150 gram, jagung
giling 413 gram, dedak padi 517 gram, tepung tapioka dan mineral sebanyak 7,7
gram. Alat yang digunakan berupa timbangan, panci, kompor, baskom, pengaduk,
ayakan, serta oven.
Hasil uji organoleptik pembuatan crumble yaitu sebelum dikeringkan
menggunakan oven berwarna coklat kekuningan dan setelah dikeringkan juga
berwarna coklat kekuningan. Rasa dari crumble sebelum dikeringkan yaitu
hambar dan setelah dikeringkan juga memiliki rasa hambar. Aroma dari crumble
sebelum dikeringkan yaitu khas dedak dan setelah dikeringkan memiliki aroma
khas pakan, perubahan aroma terjadi karena pada saat pengeringan menggunakan
oven aroma khas dedak yang terdapat pada crumble ikut menguap bersama
dengan uap air. Tekstur dari crumble sebelum dan sesudah dikeringkan yaitu
kasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Supriyono (2003), yang menyatakan bahwa
kandungan air dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas metabolisme, aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan
aktivitas kimiawi, yaitu terjadinya ketengikan dan reaksi-reaksi non enzimatis,
sehingga menimbulkan perubahan sifat organoleptik, penampakan, tekstur dan
citarasa serta kandungan nutrisinya.

F. Pengendalian Mutu Produk Pakan


Pengendalian mutu pakan jadi perlu dilakukan sebagai upaya untuk
mempertahankan mutu pakan jadi atau hasil olahan agar tidak mengalami
penurunan mutu selama proses penyimpanan dan distribusi sampai ke konsumen
(ternak). Hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka pengendalian mutu produk
tersebut adalah :

iii Universitas Sriwijaya


1) Pengawasan atau pemeriksaan mutu produk akhir
2) Pemeriksaan dan pengawasan sistem pelabelan dan pengemasan.
Pemeriksaan mutu produk diperlukan untuk mendapatkan kepastian atas
kesesuaian hasil dengan formulasi dan tujuan proses yang telah ditetapkan.
Mencakup homogenitas campuran, performans fisik, kandungan nutrisi, dan lain-
lain. Sistem pelabelan dan pengemasan dilakukan untuk menghindari kesalahan
atau kekeliruan yang mungkin terjadi pasca prosesing. Selain itu juga berfungsi
sebagai dasar informasi dan penjaminan mutu pabrik atas produk yang
dipasarkan. Label seharusnya memuat informasi tentang nama produk dan
komposisi produk, produsen, catatan lain terkait dengan optimalisasi fungsi dan
manfaat produk.

G. Manajemen Strategi Penyusunan Formulasi Ransum


Ransum merupakan kombinasi bahan pakan yang telah diatur kandungan
nutrisinya (Kushartono, 2000). Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat
nutrien yang diperlukan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup
pokok, produksi maupun reproduksi (Umiyasih dan Yenny, 2007). Ransum yang
baik memiliki sifat palatabel, tidak mudah rusak saat penyimpanan, kandungan
nutrisi baik, mudah dicerna, menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi.
Bentuk ransum disesuaikan dengan jenis, umur dan konsisi ternak yang
bersangkutan (Retnani, 2013). Untuk kebutuhan DOC kebutruhan energi
metabolismenya 3000-3100kkal/gr dan kenutuhan Protein Kasar nya 21-22%.

Terdapat berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun


formulasi ransum, diantaranya:
1) Harga bahan pakan

iii Universitas Sriwijaya


Harga bahan pakan merupakan pertimbangan utama bagi peternak untuk
menyusun pakan. Semakin murah harga suatu bahan pakan, semakin menarik bagi
peternak. Harga bahan pakan bervariasi tergantung pada beberapa hal, antara lain
kebijakan pemerintah dalam bidang pakan ternak, impor bahan pakan dan tingkat
ketersediaan bahan pakan tersebut pada suatu daerah. Untuk mendapatkan
alternatif bahan pakan yang murah, perusahaan perlu mengoptimalkan potensi
bahan pakan lokal, serta limbah pertanian yang belum termafaatkan dengan
maksimal. Pemilihan bahan pakan itu pada hakikatnya melihat harga bahan pakan,
dan kandungan nitrisi yang memenuhi syarat sesuai kebutuhan ternak. Dengan
demikian, pakan yang didapat mempunyai nilai gizi sesuai dengan kebutuhan
ternak dan harga relatif murah.
Ketersediaan suatu bahan pakan mempengaruhi pemilihan dan harga bahan
pakan tertentu. Ketersediaan menyangkut ada tidaknya potensi bahan pakan
tersebut di suatu daerah, kondisi musim yang mempengaruhi penanaman suatu
bahan pakan, tersedia dalam jumlah banyak tetapi tidak atau kurang dapat
digunakan dan atau kalau digunakan harus diolah dahulu sehingga harga menjadi
mahal dan tingkat persaingan penggunaan dengan manusia.
2) Kandungan bahan pakan
Kandungan nutrisi pada masing-masing bahan pakan berbeda-beda. Setiap
bahan pakan mempunyai kelebihan pada nutrisi tertentu tetapi mempunyai
kekurangan pada nutrisi yang lain. Hal tersebut menyebabkan adanya
pengelompokan suatu bahan pakan berdasarkan kandungan nutrisinya. Bahan
pakan sumber energi adalah suatu bahan pakan yang mempunyai kandungan
karbohidrat, lemak dan protein yang berenergi tinggi. Contoh bahan pakan
tersebut antara lain adalah jagung, sorghum, minyak dan bekatul. Bahan pakan
sumber protein adalah bahan pakan yang kaya akan kandungan protein. Contoh
bahan pakan tersebut adalah tepung ikan, tepung daging, tepung darah, tepung
udang, bungkil kacang tanah, bungkil kacang kedelai, bungkil biji karet, bungkil
kelapa, dan lain-lain. Bahan pakan sumber vitamin menunjukkan bahwa bahan
tersebut diperlukan untuk melengkapi kebutuhan vitamin ternak. Umumnya setiap
bahan pakan mempunyai kandungan vitamin yang cukup. Untuk menambah

iii Universitas Sriwijaya


kebutuhan vitamin dapat dilakukan dengan memberi vitamin sintetis buatan
pabrik.

H. Alat dan Mesin


Alat dan mesin yang ada di dalam pabrik pakan yaitu antara lain:
1. Silo
Silo merupakan unit (sarana) penyimpanan bahan pakan, terutama yang
berbentuk biji-bijian (cereal grains). Untuk pabrik pakan skala kecil, silo tidak
terlalu diperlukan, sebagai pengganti dapat digunakan bangunan gudang
penyimpan bahan pakan.
2. Pemecah (Hammer Mill)
Fungsinya untuk memperkecil ukuran bahan pakan berupa biji-bijian kering
atau bahan pakan lainnya.
3. Penggiling/Penepung (Disk Mill)
Alat ini berfungsi untuk mengecilkan ukuran bahan pakan menjadi bentuk
seperti tepung agar pakan jadi yang terbentuk dapat dicerna dengan baik oleh
ternak.
4. Ayakan (Shifter)
Alat ini berfungsi untuk menyaring bahan yang digiling dari alat disk mill
sehingga ukuran bahan menjadi seragam dan akan memudahkan pengolahan
selanjutnya. Sebaiknya menggunakan ukuran mash yang kecil sehingga bagian
yang masih kasar akan digiling kembali.
5. Timbangan (Weighing)
 Timbangan kasar (makro) dipergunakan untuk menimbang bahan
dengan skala kilogram.
 Timbangan halus (mikro/additive ) dengan skala miligram atau gram.
6. Pengaduk/Pencampur (Mixer)
Untuk mencampur bahan pakan supaya homogen, terdiri dari 2 jenis
 Mixer type horizontal kapasitas 300-500kg, dengan daya motor 12 hp.
 Mixer type vertikal kapasitas mencapai lebih 2 ton/jam, dengan daya
motor 3 hp dan ¾ hp.
7. Unit Pembangkit Uap (Steam Boiler)

iii Universitas Sriwijaya


Tujuan pemberian steam adalah untuk memunculkan aroma dalam ransum
sehingga dapat meningkatkan palatabilitas pada ternak.
8. Pencetak Pelet (Pelletizer)
Pakan bentuk pelet dibuat dengan menggunakan mesin pelet (pelletizer).
Ada 2 (dua) tipe mesin pelet yang umum digunakan :
 Mesin pelet proses basah ( tipe horizontal dengan penekan screw)
 Mesin pelet proses kering (tipe vertikal dengan penekan geardrum )
9. Pemecah Pellet (Crumble)
Mesin pemecah pelet (crumble) terutama digunakan untuk pakan ayam
pedaging (periode grower dan finisher). Mesin ini berfungsi untuk memecah pelet
menjadi dua atau tiga bagian. Tenaga motor yang digunakan 1 HP dengan
kapasitas pengolahan 400-500 kg/jam (skala kecil ).
10. Pendingin (Cooler)
Fungsi alat ini untuk mendinginkan/mengeringkan pelet hasil dari proses
pemeletan, dengan meniupkan udara dari kipas yang digerakkan motor.
11. Mesin Jahit Kemasan (Sewing Machine )
Dengan mesin pengemas dan mesin jahit, bahan pakan dalam kemasan akan
tertutup dan terlindung dengan baik.

12. Peralatan Bengkel


Terdiri dari kunci, palu, obeng, tang, gergaji dan lain-lain. Peralatan ini
digunakan kalau ada masalah pada peralatan mesin.

I. Layout Pabrik Pakan

iii Universitas Sriwijaya


 Luas Lahan: 1ha
 Pabrik pakan dalam usaha skala kecil.
 Lokasi: Desa Gumawang BK 10, Kec. Belitang Mulya, Kab. OKUT.
 Kapasitas Produksi: 5 ton/hari dalam seminggu menghasilkan 35 ton
 Stok Bahan Pakan
1. Jagung (34%) = 11,9 ton selama 1 minggu
Jagung dipesan dari Tuban, Jawa Timur dengan harga Rp. 3.500/kg,
sehingga untuk 11,9 ton = Rp. 41.650.000
2. Bungkil Kedelai (22%) = 7,7 ton selama 1 minggu
Dipesan dari Argentina dengan harga Rp. 7.600/kg, sehingga untuk 7,7
ton = Rp. 58.520.000
3. Ampas Tahu (20%) = 7 ton selama 1 minggu
Dipesan dari Jawa Barat dengan harga Rp. 4.500/kg, sehingga untuk 7
ton = Rp. 31.500.000
4. Dedak (18%) = 6,3 ton selama 1 minggu
Dipesan dari Lampung dengan harga Rp. 2.500/kg, sehingga untuk 6,3
ton = Rp. 15.750.000
5. Bungkil Inti Sawit (6%) = 2,1 ton dalam seminggu
Dipesan dari Medan dengan harga Rp. 2.000/kg, sehingga untuk 2,1 ton
= Rp. 4.200.000
 Bahan Baku di simpan dalam bentuk curah di dalam silo

iii Universitas Sriwijaya


 Produk yang dihasilkan berupa pakan berbentuk Crumble dengan lama masa
simpan 21 hari untuk memenuhi kebutuhan DOC ayam broiler dengan
kebutuhan ME 3000-3100kkal/gr dan kenutuhan PK 21-22%.
 Produk jadi disimpan dalam bentuk kemasan (dikemas dengan karung)
didalam gudang
 Harga jual Rp.350.000/karung.
Total Modal =Rp. 150.620.000/dalam seminggu
1 hari = 5 ton, 7 hari = 35 ton, sehingga :
Rp. 150.620.000 / 35000 kg = Rp. 4.332/kg, dalam 1 karung ada 50 kg, jadi
Rp. 4.332 × 50 kg = Rp. 216.600.
Untuk mendapatkan keuntungan kami menjual pakan tersebut seharga
Rp. 350.000/ karung
 Total Pegawai 19 orang

J. Struktur Organisasi

Keterangan :
 Manajer (1 orang)
 Departemen Keuangan (2 orang = Bendahara 1 dan bendahara 2)
 Departemen Pembelian Bahan Baku (2 orang)

iii Universitas Sriwijaya


 Departemen Produksi (10 orang)
 Departemen Penjaminan Mutu (2 orang)
 Departemen Pemasaran (2 orang)

MANAGER
Manager merupakan fungsi jabatan kerja yang bertugas memimpin, mengelola
dan mengkoordinasikan semua hal yang berkaitan jalannya roda perusahaan.
Bertanggungjawab untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan
 Mengambil keputusan dan menentukan arah operasional perusahaan sesuai
kondisi perusahaan
 Membuat dan mendistribusikan tugas dan wewenang pada masing-masing
departemen
 Bekerjasama dengan semua kepala departemen dalam mamantau aktivitas
perusahaan

DEPARTEMEN KEUANGAN
Departemen keuangan pabrik pakan memiliki tugas sebagai
berikut:
 Menyusun laporan keuangan
 Mengkoordinasikan penyusunan anggaran keuangan perusahaan
 Mengawasi pelaksanaan anggaran
 Mengatur pembayaran gaji karyawan dan biaya-biaya perusahaan lainnya
 Mengatur penagihan kepada pelanggan
 Mengawasi penerimaan dan pengeluaran kas
 Membuat pembukuan dan seluruh aktivitas perusahaan
 Menganalisas penyebab terjadinya penyimpangan dana
DEPARRTEMEN PEMBELIAN
Departemen pembelian merupakan bagian penting dari industry pabrik pakan
yang bertanggung jawab terhadap pengadaan dan pengelolaan bahan baku.
 Memastikan bahan baku tersedia dalam jumlah dan kualitas yang telah
ditentukan
 Mencari dan mendata nama-nama pemasok

iii Universitas Sriwijaya


 Menentukan dan melakukan pembelian dengan pemasok terpilih dengan
mempertimbangkan pemenuhan persyaratan harga, kualitas, spesifikasi, serta
batasan waktu penyerahan barang.
 Membuat rencana pembelian dan peramalan pembelian dalam memenihi
permintaan pasar
 Menganalisa harga, menyusun anggaran biaya, meramalkan perubahan harga
 Memberikan laporan berkala kepada Manajer

DEPARTEMEN PENJAMINAN MUTU


Departemen penjaminan mutu bertugas untuk memastikan bahwa perusahaan
mengasilkan produk dengan mutu terbaik, sesuai standar kualitas yang telah
ditetapkan. Tugas dari Departemen Penjamin Mutu adalah:
 Melakukan control kualitas terhadap bahan baku yang masuk kedalam pabrik
(Quality control)
 Menjamin seluruh operasional kegiatan telah dilakukan sesuai dengan SOP
yang ada
 Memastikan bahwa perusahaan telah menghasilkan produk sesuai dengan
standar kualitas yangtelah ditetapkan (Quality assurance)

DEPARTEMEN PRODUKSI
Departemen Produksi secara umum bertangungjawab pada semua hal yang
berkaitan dengan produksi, mulai dari proses, progres, problem solving, kualitas,
kuantitas, reporting dan lain sebagainya. Tugas dari Departemen Produksi adalah:
 Membuat perencanaan dan jadwal proses produksi
 Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai
dengan perencanaan yang sudah dibuat
 Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan
atau kekurangan persediaan bahan baku, bahan penolong maupuan produk
yang sudah jadi di gudang
 Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi
berfungsi sebagaimana mestinya dan beroperasi dengan lancar
 Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan di bagiannya

iii Universitas Sriwijaya


 Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan masukan pada
perusahaan yang berkaitan dengan bagian produksi

DEPARTEMEN PEMASARAN
Departemen pemasaran secara umum bertangungjawab pada semua hal yang
berkaitan dengan pemasaran, mulai dari pengemasan, pendistribusian, penentuan
harga, diskon, strategi pemasaran, survey kepuasan konsumen, after sales service,
dan lain sebagainya.
Tugas dari Departemen Pemasaran adalah:.
 Mengadakan survai pasar mengenai kebutuhan, keinginan, dan permintaan
pasar
 Mengadakan survai kepuasan konsumen
 Menyusun strategi pemasaran
 Memasarkan produk perusahaan
 Melakukan program promosi kepada konsumen
 Memberikan after sales service kepada peternak
 Mencari informasi mengenai pesaing dan aktivitasnyapemasaran produksi
kepada manajer

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem
manajemen keamanan pangan pada industri pakan dimulai dari pengawasan bahan
baku yang masuk sampai pengelolaan produk pakan jadi. Mutu keamanan pangan
dapat berkaitan dengan pakan, misalnya mencakup salmonellosis, mycotoxicosis,

iii Universitas Sriwijaya


kadar residu obat dan bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia
apabila dikonsumsi. Pakan yang berkualitas buruk tidak hanya berbahaya bagi
ternak, tetapi juga bagi manusia yang mengonsumsi produk ternak tersebut.
Indikator kualitas pakan antara lain dari kandungan nutriennya, bentuk fisik, serta
kontaminasi pakan.
.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi, tentu masih banyak
kekurangan atau kelebihannya. Penulis berharap pada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran kepada kami. Semoga makalah dapat berguna bagi pembaca dan
penulis.

DAFTAR PUSTAKA.

Adams, C. A., 2000. Enzim Komponen Penting dalam pakan Bebas Antibiotika.
Feed Mix Special. http ://www.alabio.cbn.net. (20 Agustus 2003).

Ako, A. 2013. Ilmu Ternak Perah Daerah Tropis. Cetakan kedua Edisi Revisi.
Bogor: Penerbit IPB Press.

Amrullah, I.K, 2011. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-1. Bogor: Lembaga Satu
Gunung Budi.

Farban, E. dan M. Mulki. 2003. Kajian Proses Pembuatan Premix Tahu Instan
Fungsional dari Tepung Kedelai Berlemak Penuh. IPB. Skripsi.

iii Universitas Sriwijaya


Gupta, R. K., Gangoliya, S. S.,and Singh,N. K. 2013.Reductionof phytic acid and
enhancement of bioavailable micronutrients in food grains. J. Food Sci.
Technol, 52(2), 676-684.

Hartadi. H.S., Reksohadiprojo dan A. D. Tillman. D.A. 2005. Tabel Komposisi


Pakan untuk Indonesia. Cetakan ke IV. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Hutagalung, R.I. 1999. Definisi dan Standar Bahan Baku Pakan. Kumpulan
Makalah Feed Qualiy Management Workshop. American Soybean
Association dan Balai Penelitian Ternak. hlm. 2-13.

Kartadisastra, 2013 Ilmu Makanan Ternak Umum. Yokyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Kushartono, Bambang. 2000. Penentuan Kualitas Bahan Baku Pakan Dengan


Cara Organoleptik. Bogor: Balai Penelitian Bogor.

Mahfudz, L. D. 2006. Ampas tahu fermentasi sebagai bahan pakan ayam


pedaging. Caraka Tani, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 21 (1): 39-45.

Noferdiman. 2011. Penggunaan Bungkil Inti Sawit Fermentasi oleh Jamur


Pleurotus Ostreatrus dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler.
Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan. Mei 2011, Vol. 16 (1): 35-40.

Rasyaf, M. 2002. Pakan Ayam Broiler. Cetakan I. Yogyakarta: Penerbit Kanisius


Retnani, Y., L. Herawti, dan S. Kusniati. 2011. Uji Sifat Fisik Ransum Broiler
Starter Bentuk Crumble Berperekat Tepung Tapioka, Bentonit dan Onggok.
JITP Vol. 1 No. 2, Januari 2011.

Retnani, Yuli. 2013. Alur Industri Pakan dan Mekanisme Kerja. Laporan
Penelitian Litbang.ac.id.(Tanggal 20 Juni 2016).
Sinurat, A.P. 2000. Penyusunan Ransum Ayam Buras dan Itik. Pelatihan Proyek
Pengembangan Agribisnis Peternakan. Dinas Peternakan DKI Jakarta.

Suarni. 2009. Prospek Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Kue Kering (Cookies).
Jurnal Litbang Pertanian, 28 (2), 2009.

Subekti, I. 2009. Buku ajar penyakit dalam: Koma Hiperosmolar Hiperglikemik


Non Ketotik, Jilid III, Edisi 4. Jakarta: FK UI pp.1913.

Supriyono 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Umiyasih, Uum dan Yenny Nur Anggraeny. 2007. Petunjuk Teknis Ransum
Seimbang, Strategi Pakan Pada Sapi Potong. Pasuruan: Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan.

iii Universitas Sriwijaya


Wahyono. 2014. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Jakarta.S: Agromedia
Pustaka.

Yaman, M. Aman.2010. Ayam Kampung Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

iii Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai