email : ivisoraya@gmail.com
ABSTRAK
Ketersediaan pakan yang berasal dari bahan pertanian seringkali terkendala oleh masalah
musim yang berlimpah saat musim hujan dan kekurangan saat musim kemarau. Untuk
mengantisipasi keadaan tersebut perlu dilakukan proses pembuatan pakan yang efektif efisien
dan berkualitas baik. Ketersediaan pakan ternak mutlak harus terjaga agar produktivitas
dalam menghasilkan daging maupun susu dengan kualitas baik dapat dipertahankan.
Lampung merupakan wilayah penghasil limbah pertanian yang cukup melimpah seperti kulit
kopi, kulit dan daun singkong, pelepah sawit, tandan kosong kelapa sawit, dedak dan lain-
lain. Potensi tersebut memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai bahan pakan ternak
secara optimal, dan dapat digunakan untuk mengatasi ketersediaan pakan disaat musim
kemarau. Guna memenuhi kontinuitas pakan, aspek pengolahan pakan lengkap dan
penyimpanannya perlu mendapatkan perhatian. Salah satu cara yang murah untuk mengatasi
hal tersebut adalah dengan memperkecil ukuran, mengeringkannya dan memadatkannya
dalam bentuk pelet. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pelet ransum lengkap dengan
hijauan rumput gajah yang memenuhi standar ekspor. Perlakuan yang digunakan adalah
penambahan air 5%, 10%, dan 15% dari bahan. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa kandungan protein, lemak, karbohidrat, kadar air, dan kadar abu dari ketiga perlakuan
tidak berbeda nyata. Uji lanjut dengan beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5% menunjukkan
bahwa perlakuan tidak berbeda nyata terhadap persentase kandungan zat gizi pada proses
pembuatan pellet ransum lengkap dengan sumber hijauan rumput gajah (Pennisetum
purpureum).
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Ketersediaan pakan yang berasal dari bahan
Ternak apapun jenisnya membutuhkan pertanian seringkali terkendala oleh
pakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masalah musim. Pada saat musim kemarau
pokok, produksi dan reproduksi. Fungsi ketersediaan pakan hijauan sulit diperoleh,
ternak bagi manusia adalah untuk sedangkan di musim hujan melimpah dan
memenuhi kebutuhan protein hewani bagi tidak termanfaatkan dengan optimal.
kehidupan. Tuntutan kebutuhan akan Dengan menyimpannya dalam bentuk
produk peternakan baik berupa susu, kering, hijauan tersebut dapat dimanfaatkan
daging, dan telur sangat tinggi seiring pada musim kemarau. Ketersediaan pakan
dengan meningkatnya jumlah penduduk ternak mutlak harus terjaga agar
dan kesadaran akan pentingnya gizi bagi produktivitas dalam menghasilkan daging
perkembangan tubuh manusia. maupun susu dengan kualitas baik dapat
dipertahankan.
Tingginya laju permintaan akan produk
peternakan ini harus diimbangi dengan Lampung merupakan wilayah penghasil
kecepatan produksi yang tinggi pula. Hal limbah pertanian yang cukup melimpah
ini hanya akan dapat dicapai bila ternak seperti kulit kopi, kulit dan daun singkong,
mendapat cukup zat makanan yang dapat pelepah sawit, tandan kosong kelapa sawit,
diserap dan dikonversikan menjadi sumber dedak dan lain-lain. Potensi tersebut
protein hewani yang bernilai gizi dan memiliki peluang untuk dikembangkan
ekonomi yang tinggi. Berdasarkan kondisi sebagai bahan pakan ternak secara optimal,
tersebut, maka kebutuhan akan pakan pasti dan dapat digunakan untuk mengatasi
akan meningkat pula. Penyebab utama ketersediaan pakan disaat musim kemarau.
rendahnya produktivitas adalah terbatasnya
jumlah pakan yang tersedia, baik kualitas Guna memenuhi kontinuitas pakan, aspek
maupun kuantitas. Keterbatasan jumlah pengolahan pakan lengkap dan
pakan tersebut disebabkan oleh penyimpanannya perlu mendapatkan
berkurangnya areal padang rumput akibat perhatian. Kendala terhadap penggunaan
konversi lahan untuk kepentingan lain. bahan pakan yang berasal dari limbah
Dikeringkan
Pengecilan ukuran
Pembentukan pelet
4. Kulit Kopi 10.7 9.94 1.97 11.28 18.74 3306 0.6 0.2
Protein, karbohidrat, dan air merupakan tubuh yang rusak. Pada penelitian ini
kandungan utama dalam bahan pangan. didapat kadar protein pellet ransum lengkap
Protein dibutuhkan terutama untuk dengan sumber hijauan rumput gajah
pertumbuhan dan memperbaiki jaringan (Pennisetum purpureum) pada perlakuan
Tabel 2. Analisis Proksimat Kadar Protein (%) Pelet Ransum Lengkap dengan
Sumber Hijauan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Perlakuan I II III Rata-rata
Karbohidrat dan lemak merupakan sumber lemak yang menyusunnya. Sebagian besar
energi dalam aktivitas tubuh manusia, minyak nabati berbentuk cair karena
sedangkan garam-garam mineral dan mengandung sejumlah asam lemak tidak
vitamin juga merupakan faktor penting jenuh, sedangkan lemak hewani pada
dalam kelangsungan hidup (Winarno umumnya berbentuk padat pada suhu
1997). Lemak yang dioksidasi secara kamar karena banyak mengandung asam
sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3 lemak jenuh. 4,2 kalori/g (Sediatama 1987).
kalori/g lemak, sedangkan protein dan Penelitian ini didapat kadar lemak pelet
karbohidrat masing-masing menghasilkan ransum lengkap dengan sumber hijauan
4,1 dan Minyak dan lemak terdiri atas rumput gajah (Pennisetum purpureum)
trigliserida campuran, yang merupakan pada perlakuan penambahan air sebanyak
ester dari gliserol dan asam lemak rantai 5% dari bahan (A) rata rata adalah 1.5%,
panjang. Minyak dan lemak dapat diperoleh perlakuan penambahan air sebanyak 10%
dari hewan maupun tumbuhan. Minyak dari bahan (B) rata rata adalah 1.6%, dan
nabati terdapat dalam buahbuahan, kacang- perlakuan penambahan air sebanyak 15%
kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan (C) rata rata adalah 1.5%. Kadar lemak dari
sayuran. Trigliserida dapat berwujud padat ketiga perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.
atau cair, bergantung pada komposisi asam
Tabel 4. Analisis Proksimat Kadar Air (%) Pelet Ransum Lengkap denganSumber
Hijauan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Perlakuan I II III Rata-rata
Tabel 5. Analisis Proksimat Kadar Abu (%) Pelet Ransum Lengkap dengan
Sumber Hijauan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).
Perlakuan I II III Rata-rata
101
100
99
persentase
98
97
96
95
A B C