Anda di halaman 1dari 5

ANTISIPASI INFEKSI PENYAKIT DENGAN VAKSINASI PADA

AYAM PETELUR

Oleh
Rodlotul Jannah
H0519110
Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian

1. Pengantar
Infeksi adalah masalah kesehatan akibat dari organisme seperti virus,
bakteri, jamur, dan parasit. Meski beberapa jenis organisme terdapat di tubuh dan
tergolong tidak berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme tersebut
dapat menyerang dan menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan berpotensi
menyebabkan kematian.
Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh suatu organisme
agar terhindar dari sebuah penyakit. Vaksinasi berasal dari bahasa Latin vacca yang
berarti sapi. Tercetuslah istilah tersebut karena vaksinasi pertama kali dilakukan
pada sapi untuk menghindari cacar sapi.
Ayam petelur adalah ayam betina dewasa yang bertugas memproduksi
telur dalam jumlah banyak dan jangka waktu panjang. Peternakan ayam petelur di
Indonesia memang sangat diminati masyarakat. Baik dalam skala perorangan
maupun skala industri besar. Namun, dalam peternakan ayam petelur beresiko
tinggi terkena infeksi penyakit-penyakit. Ternak yang terinfeksi penyakit jelas akan
membawa dampak negatif. Pertama, menurunkan hasil produksi yang tentunya
akan menurunkan pendapatan peternak. Kedua, hewan ternak yang terinfeksi
penyakit dapat menularkan ke hewan ternak lain maupun ke manusia. Salah satu
pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan vaksinasi.
Mikroorganisme akan dilemahkan atau dimatikan yang kemudian
diinjeksikan ke tubuh ternak. Mikroorganisme tersebut secara alamiah akan
menghasilkan zat-zat antibodi yang disebut imunitas. Imunitas tersebut yang akan
menghalau atau menghambat terjangkitnya suatu penyakit pada ternak.
Semestinya minimal ada lima artikel yang berkaitan dengan vaksinasi dan
ayam petelur. Kelima artikel tersebut ditulis oleh Rafacz Livingston (2005),
Suprijatno dan Atmomarsono (2005), Carpenter (2004), Meles dkk (2008), dan
Wurlina dkk. (2004). Dalam jurnal yang ditulis oleh Rafach Livingston membahas
mengenai sistem imun pada ayam petelur. Suprijatno Atmomarsono (2005)
membahas mengenai penyakit-penyakit yang dapat menjangkit ayam. Carpenter
(2004) membahas mengenai kekebalan tubuh atau sistem imunitas pada ayam.
Meles dkk. (2008) membahas mengenai vaksin dan vaksinasi. Dan terakhir Wurlina
dkk. (2004) membahas mengenai dampak kerugian apabila ayam ternak terinfeksi
penyakit.
Artikel ini memiliki perbedaan dengan kelima artikel diatas. Artikel ini
membahasa tentang pentingnya vaksinasi pada ayam petelur yang rawan terinfeksi
penyakit. Juga membahas mengenai dampak apabila ayam tidak divaksinasi. Dalam
artikel ini telah dirumuskan beberapa masalah yakni (i) Apakah pemberian vaksin
pada ayam petelur itu perlu?: (ii) Berapakah dosis yang diberikan dalam vaksinasi
ayam petelur? (iii) Adakah dampak positif dan negatif dalam pemberian vaksin
ayam petelur?

2. Metode
Metode penelitian dalam artikel ini adalah metode kualitatif. Sehingga
artikel akan berbentuk narasi dan bersifat non-statistik. Data dalam artikel ini
diperoleh dari hasil wawancara terhadap salah satu vaksinator PT. Medion Farma
Jaya. Adapun handphone sebagai alat untuk membantu wawancara dan sarana
dokumentasi proses vaksinasi. Karena menggunakan metode kualitatif maka artikel
ini tidak membahas data statistik dan hanya menggunakan kalimat narasi deskriptif.
(Didalam metode tidak ada rumusan data yang akan dicari, tidak ada kejelasan
singkat)
3. Hasil dan Pembahasan
Vaksinasi itu perlu dilakukan karena dalam kondisi normal terjadi
nteraksi antara ternak dengan mikroorganisme penyakit. Bibit-bibit penyakit selalu
berusaha menginfeksi ternak. Meskipun pada dasarnya hewan ternak ayam petelur
secara ilmiah telah mengeliminasi bibit penyakit tersebut dengan cara membentuk
antibodi. Ketidakseimbangan bibit penyakit dan kondisi tubuh ternak dapat
menyebabkan ternak mudah terinfeksi penyakit. Sehingga diperlukan sebuah
tindakan pencegahan sebelum bibit penyakit menyerang. Salah satu caranya adalah
dengan vaksinasi.
Vaksin merupakan mikroorganisme hidup yang dilemahkan atau
dikurangi sifat patogenisnya kemudian diformulasikan sedemikian rupa yang
digunakan sebagai infeksi buatan terkendali. Terdapat 3 cara dalam vaksinasi yaitu
dengan pencampuran air minum, vaksin tetes, dan suntikan atau injeksi.
Proses vaksin dengan air minum membutuhkan 3 bahan yakni air minum,
susu skim, dan vaksin. 24 jam sebelum proses vaksinasi ayam tidak diberi air
minum dan dipuasakan selama 1-2 jam. Pemberian dosis vaksin yaitu setara dengan
air minum yang dihabiskan ternak selama 1-2 jam. Karena setiap 1.000 ekor ayam
membutuhkan 1 liter air untuk setiap umur, maka dapat digunakan rumusan
sebagai berikut.
Jumlah air yang dibutuhkan = (Jumlah Ayam x Umur Ayam)/1000
Air minum kemudian ditambah dengan susu skim sebanyak 2 gram per
liter. Susu skim tidak bekerja pada suhu tinggi, sehingga ketika suhu kandang
tinggi perlu ditambahkan es batu untuk menurunkan suhu. Kualitas vaksin akan
baik apabila suhu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Apabila air minum kurang bersih perlu dilakukan perebusan atau
meningkatkan jumlah susu skim. Apabila campuran air minum dan susu skim sudah
siap maka saatnya untuk melarutkan vaksin. Agar pembagian vaksin merata, harus
dihitung jumlah larutan vaksin yang harus dituang di setiap tempat minum (kontrol
distribusi vaksin).
Proses vaksinasi bisa dilakukan dengan cara lain yakni dengan
meneteskan vaksin pada mata ayam secara langsung. Dalam memeteskan vaksin
harus hati-hati dan tepat pada kelopak mata. Setelah ditetesi ayam jangan langsung
dilepaskan, tunggu beberapa saat agat vaksin terserap sempurna.
Ayam yang sudah terjaring untuk divaksin harus segera ditindak agar
ayam tidak stres menunggu pemvaksinan. Untuk efektivitas vaksin maka 30 menit
setelah vaksin dibuka harus sudah habis. Kinerja vaksinator harus cekatan dan
terampil agar vaksin bekerja maksimal.
Kemudian cara vaksinasi yang terakhir adalah dengan penyuntikan atau
injeksi. Injeksi yang digunakan harus bersih dan dalam kondisi bagus. Injeksi
sebaiknya direbus dahulu agar benar-benar bersih. Kemudian, kelauarkan vaksin
dari refrigerator dan tunggu hingga suhu vaksin naik setara dengan suhu
lingkungan. Setelah suhu vaksin sesuai suhu lingkungan barulah bisa digunakan
untuk penyuntikan.
Proses vaksinasi pada ternak ayam tentunya memiliki dampak positif
maupun negatif. Dampak positifnya adalah hewan ternak menjadi lebih sehat dan
resiko kematian ternak menurun. Sedangkan dampak negatifnya adalah hewan
ternak akan terlihat stres dan murung. Saat vaksin aktif berada dalam tubuh, virus
vaksin akan memperbanyak diri terlebih dahulu pada terget organ, kemudian
menuju organ limfoid untuk menggertak pembentukan kekebalan tubuh. Pada
vaksinasi ND atau IB, proses perbanyakan diri inilah yang menyebabkan adanya
gangguan pernapasan ringan.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yng telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa vaksinasi pada ternak ayam petelur itu perlu. Vaksinasi dalam prosesnya
terbagi menjadi 3 jenis yakni vaksin yang dicampur air minum, vaksin tetes, dan
vaksin suntik atau injeksi. Vaksinasi memiliki dampak negatif dan positif. Dampak
negatifnya adalah hewan ternak akan stres dan murung. Sedangkan dampak
positifnya adalah kekebalan ternak terkendali dan kondisi kesehatan ternak
membaik.
Daftar Pustaka
Carpenter, S. 2004. Avian Immune System. dalam Jurnal Medik Veteriner Vol.1
No.2. Malang: Departemen Peternakan .(hal 12-16) http://holisticbird.com

Livingston,. R. C..M. Parson., dan R. A Junk. 2005. The Effect Oof Various
organic acids on Phytate Phosphorous Utilization in Chicks. Poult Sci
8413561362. Dalam Sains Peternakan Vol 2. No.9
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/peternakan/article/view/1760

Meles, D. K., Rochma., S. Mulyani., dan Wurlina. 2008. Pengenalan Ragam


Penyakit Unggas untuk Mencegah Out Break Penyakit yang Merugikan
Petani Ternak di Kabupaten Bojonegoro. dalam Program Penerapan
LPTEM DP2M. Direktorat Jenderal Kememtrian Pendidikan Nasional.
http://repository.unair.ac.id/55084/11/20170313091042-min.pdf

Suprijatno dan Atmomarsono. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar


Swadaya. Jakarta.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/10024/MjI5NTU=/https://digi
lib.uns.ac.id/dokumen/download/10024/MjI5NTU=/Manajemen-
pemeliharaan-ayam-petelur-di-peternakan-PT-Sari-Unggas-Farm-di-
kabupaten-Sragen-abstrak.pdfManajemen-pemeliharaan-ayam-petelur-di-
peternakan-PT-Sari-Unggas-Farm-di-kabupaten-Sragen-abstrak.pdf

Wurlina., D.K Meles., Winanrni. 2004. Usaha Agroindustri Ayam Petelur untuk
Meningkatkan Pandangan Peteni Peternak di Kabupaten Bojonegoro Jawa
Timur . http://repository.unair.ac.id/55084/11/20170313091042-min.pdf

Anda mungkin juga menyukai