PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bergizi sebagai protein hewani yang paling disukai, murah dan terjangkau oleh
pesat dan telah menjadi industry dalam skala besar. Kemajuan yang pesat tersebut
harus diimbangi dengan kualitas yang baik dari hasil produksinya. Masalah-
masalah kesehatan dan penyakit unggas harus tetap dijaga dan diperhatikan untuk
langkah awal pencegahan agar ternak tidak mudah terjangkit penyakit. Salah satu
cara untuk menerapkan biosekuriti itu sendiri dengan melakukan vaksinasi dengan
paling efektif. Vaksin juga merupakan salah satu komponen yang dapat
mempertahankan sistem kekebalan tubuh dari berbagai virus dan bakteri. Salah
mikroorganisme atau virus yang dilemahkan dan apabila diberikan kepada ternak
terhadap sebuah penyakit tertentu. Hasil nyata yang akan diperoleh dari vaksinasi
kesehatan ternak dengan judul praktikum yaitu vaksinasi untuk mengetahui tata
cara penanganan vaksin melalui rantai dingin (cold chain) dan pelaksanaan
B. Rumusan Masalah
(cold chain) ?
C. Tujuan
ternak, adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan
tidak lagi berternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian
pencegahan penyakit atau pengobatan pada ternak yang sakit. Usaha pencegahan
Terjemahnya:
dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
penawar bagi penyakit untu orang-orang yang beriman. Kaitan ayat ini dengan
penyakit yaitu Allah telah menurunkan ilmu kepada kita untuk mengetahui
penawar dari penyakit yang menyerang manusia maupun dengan ternak. sebagai
agen penyakit (disebut Antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk
merangsang pembentukan daya tahan atau daya kebal tubuh terhadap suatu
penyakit tertentu dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit. Agen tersebut
biasanya substansi biologis yang terdiri dari sejumlah jasad renik dari jenis
penyakit yang diupayakan untuk dicegah agar tidak menyerang. Vaksin adalah
suatu produk biologi yang berisi sejumlah besar jasad renik yang diketahui
sebagai penyebab penyakit. Daya kerja vaksin adalah spesifik, oleh karena itu
setiap macam penyakit harus dipergunakan vaksin yang berbeda. Vaksin aktif
(virus hidup) berarti virus dalam vaksin tersebut dalam keadaan hidup tetapi telah
dikendalikan, yang akan tumbuh dan berkembang biak di tubuh induk semang.
Vaksin inaktif (virus mati) adalah agen penyakit yang dikandung oleh vaksin
2014).
Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif dengan subtipe yang sama
kepada unggas sehat. Ayam broiler diberikan vaksin pada umur 4 hari dengan
suntikan subkutan. Cara pemberian vaksin dapat dilakukan dengan melalui tetes
Syndrome (EDS), dan Swallon Head Syndrome (SHS). Menurut Akoso (2000),
menyatakan bahwa vaksin ternak nonunggas meliputi vaksin ternak besar (sapi
potong, sapi perah kerbau, domba, kambing, dan babi) dan vaksin untuk hewan
kecil atau hewan kesayangan (anjing dan kucing). Kebutuhan terhadap vaksin
rantai dingin untuk vaksin dan beberapa antibiotic adalah karena semua itu
merupakan produk biologi yang tidak stabil dan mudah menjadi rusak akibat suhu
dan kelembaban udara yang tinggi. Vaksin memerlukan fasilitas pendingin untuk
vaksin bahwa vaksin harus didinginkan pada temperature 2-8oC dan tidak
diperhatikan. Karena suhu dingin dari lemari es/ Freezer diterima vaksin secara
konduksi, maka ketentuan jarak antar kemasan vaksin harus dipenuhi. Demikian
pula letak vaksin menurut jenis antigennya mempunyai urutan tertentu untuk
tingkat pusat, sarana penyimpan vaksin adalah kamar dingin/cold room. Ruangan
ruangan. Ada 2 kamar dingin yaitu dengan suhu 2 derajat Celsius sampai 8 derajat
Celsius dan suhu -20 derajat Celsius sampai -25 derajat Celsius. Sarana ini
tingkat provinsi vaksin disimpan pada kamar dingin dengan suhu -20 derajat
sangat penting karena menyangkut potensi dan daya antigennya. Beberapa faktor
yang mempengaruhi penyimpanan vaksin adalah antara lain suhu, sinar matahari
Menurut Aminah (2017), menyatakan bahwa sistem rantai dingin atau cold
chain system adalah sistem pengelolaan vaksin sesuai prosedur untuk menjaga
vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang telah ditetapkan. Sistem tersebut
mulai diterapkan dari pabrik hingga vaksin diberikan kepada peternak bermanfaat
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan vaksin antara lain :
aplikasinya
6. Vaksin yang akan digunakan tidak boleh kena matahari langsung baik baik
pada saat membuka ampul, mencampur vaksin, atau saat menyuntik, karena sinar
7. Vaksin harus disimpan pada lemari es bagian refrigerator pada suhu 2-8ºC.
8. Jika jarak pengiriman cukup jauh maka vaksin dibawa menggunakan cold
box yang ditambahkan es batu. Penggunaan cold box akan jauh lebih aman
apabila hanya digunakan untuk mengirim vaksin antar wilayah dalam kota.
Sedangkan untuk wilayah yang cukup jauh, gunakan mobil khusus pengirim
vaksin yang dilengkapi dengan mesin pendingin agar suhu tetap terjaga 2-8ºC.
10. Jangan menggunakan sembarang pengencer seperti air ledeng atau air
sumur
12. Vaksinasi dilakukan pada saat udara dingin, yaitu pada pagi hari atau sore
14. Sisa vaksin yang telah tercampur dan tidak habis setelah 4 jam,tidak boleh
cara vaksinasi pada ternak ayam ras. Peternak dipersilahkan untuk memilih cara
vaksinasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi ayam, umur ayam, dan
Cara vaksinasi ini umumnya dilakukan pada ternak ayam yang masih
berumur beberapa hari, misalnya 4 hari. Larutan vaksin yang digunakan dalam
larutan dapar. Cara vaksinasi tetes mata dilakukan dengan cara memegang ayam
dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang botol vaksin. Botol vaksin jika
Teteskan larutan vaksin pada salah satu mata satu tetes tiap ekor. Jika vaksin
misal kita meneteskan pada mata sebeleh kanan, untuk ayam yang lainnya juga
diteteskan pada mata sebelah kanan juga. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
identifikasi. Jika menggunakan tetes hidung, maka teteskan larutan vaksin pada
salah satu hidung dan lubang yang lain ditutup. Jika vaksin sudah terhirup,
Cara vaksinasi tetes mulut juga tidak jauh berbeda dengan vaksinasi tetes
hidung maupun tetes mata. Tahap pertama yang dilakukan adalah melarutkan
larutan vaksin dengan larutan dapar, kemudian dikocok dan diusahakan tidak
sampai berbuih. Larutan vaksin tersebut kemudian diteteskan pada mulut ayam
satu tetes tiap ekor. Jika sudah masuk, kemudian ayam dilepaskan.
3. Air Minum
pada ayam dengan cara memuasakan minum ayam selama kurang lebih 2 jam.
Jika suasana panas, maka waktu pemuasaan air minum dapat dipersingkat.
Kemudian sediakan air minum dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
kebutuhan proses vaksinasi. Diusahakan air minum yang digunakan aquades. Cara
Kemudian jika vaksin sudah tercampur dengan air minum, larutan tersebut
maupun vaksin inaktif. Vaksinasi ini menggunakan jarum yang telah disterilkan
terlebih dahulu dengan cara direbus menggunakan air mendidih selama kurang
Seperti biasa, jarum penusuk harus disterilkan terlebih dahulu dalam air mendidih
selama kurang lebih 30 menit. Larutan vaksin yang akan digunakan dikocok dan
vaksin, kemudian tusukkan jarum pada sayam ayam yang telah direntangkan.
Diusahakan menusuknya pada lipatan sayap yang tipis dan jangan sampai
Cara vaksinasi ini hampir sama dengan jika kita melakukan sanitasi
aquades kedalam sprayer yang memang steril dan bebas karat. Larutan vaksin
disemprotkan ke seluruh ayam dengan jarak 30-40 cm dari atas kepala ayam.
Selang 30 menit kemudian, kandang dapat dibuka kembali dan kipas dapat
dinyalakan lagi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat dilasanakannya praktikum ini adalah pada hari Ahad
tanggal 20 Mei 2018 pukul 07.00 WITA sampai selesai dan bertempat di
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol/ wadah, cold box,
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah DOQ ternak puyuh, es
C. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
1. Pemberian vaksin
NDLS pada DOQ
burung puyuh dengan
cara tetes hidung.
B. Pembahasan
agen penyakit (disebut Antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk
merangsang pembentukan daya tahan atau daya kebal tubuh terhadap suatu
penyakit tertentu dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit. Vaksin adalah
suatu produk biologi yang berisi sejumlah besar jasad renik yang diketahui
sebagai penyebab penyakit. Daya kerja vaksin adalah spesifik, oleh karena itu
setiap macam penyakit harus dipergunakan vaksin yang berbeda. Cara pemberian
vaksin dapat dilakukan dengan melalui tetes mata, tetes hidung, injeksi/suntikan,
burung puyuh, pelarut dan vaksin ND lasota 50 ml. sedangkan alat yang
digunakan adalah botol/ wadah, cold box, pengencer/ pelarut dan ter.mometer
Berdasarkan hasil pengamatan maka diketahui cara vaksinasi dengan tetes hidung
(Intra Nasal) pada DOQ burung puyuh adalah pertama-tama semua alat dan
bahan yang dibutuhkan disiapkan, memakai masker dan sarung tangan terlebih
pada DOQ burung puyuh dengan meneteskan vaksin pada bagian hidung (Intra
Hal ini sesuai dengan pendapat Priyono (2010), yang menyatakan bahwa
cara vaksinasi tetes hidung dilakukan dengan cara memegang ayam dengan
tangan kanan dan tangan kiri memegang botol vaksin. Botol vaksin jika sudah
Teteskan larutan vaksin pada salah satu mata satu tetes tiap ekor. Jika
menggunakan tetes hidung, maka teteskan larutan vaksin pada salah satu hidung
dan lubang yang lain ditutup. Jika vaksin sudah terhirup, kemudian ayam
dilepaskan.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu tata cara vaksinasi ada beberapa cara
yaitu vaksinasi dengan tetes mata (Intra Oculer) dan hidung (Intra Nasal),
kulit) dan wing web (kulit sayap). Berdasarkan hasil pengamatan vaksinasi DOQ
burung puyuh dilakukan secara tetes hidung (intra nasal), metode yang digunakan
yaitu menyiapkan semua alat dan bahan kemudian mencampurkan vaksin dengan
melakukan vaksinasi pada DOQ burung puyuh dengan cara tetes hidung sebanyak
B. Saran
puyuh jangan sampai cara yang dilakukan tidak sesuai, karena DOQ burung
Alexander DJ & Senne DA. 2008. Diseases of Poultry. 20th Ed. Blackwell
Publishing : United Kingdom.
Priyono, 2010. Mengenal Berbagai Macam Cara Vaksinasi Pada Ternak Ayam
Ras. Email: priyono.spt@gmail.com. Diakses (15 Mei 2018).