Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PEMULIAAN HEWAN

“Model Sistem Vaksinasi DOC Pada Komoditi Ternak Unggas Broiler”

Oleh: (2018 C / Kelompok 4)


1. Zainul Fatih Arifianto (185130101111022)
2. Stephanie Ratna Dianty S (185130101111024)
3. Saputra Jaka Prayoga (185130101111025)
4. Shintia Medchera I (185130101111039)
5. Shellyn Thalita Fortuna (185130101111040)
6. Rissa Amalia (185130101111042)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
PENGERTIAN VAKSIN

Vaksin merupakan mikroorganisme yang dimatikan atau dilemahkan, apabila diberikan


pada hewan maka tidak akan menimbulkan penyakit, tetapi akan merangsang pada
pembentukan antibodi atau zat kebal yang sesuai dengan vaksinnya. Tujuan dari vaksinasi
adalah membuat ayam atau hewan memiliki kekebalan yang tinggi terhadap suatu penyakit.
Berdasarkan jenis dari mikroorganisme yang digunakan, vaksin dibagi menjadi dua jenis yaitu
vaksin hidup atau aktif, dan vaksin mati atau inaktif. (Baisa,2011)

Vaksin hidup terbuat dari virus hidup yang dilemahkan dengan menggunakan cara
pasase berseri pada biakan sel. Virus ini dapat berkembang biak dan merangsang respons imun
tampa menimbulkan rasa sakit pada hewan tersebut. Vaksin aktif dapat digunakan pada
penyakit Newcastle Disease, Infectious Bronchitis, Fowl Pox, Avian Enchephalomyelitis,
Marek Disease, dan Infectious Bursal Disease. Virus hidup yang berasal dari vaksin akan
tumbuh dalam tubuh ayam, sehingga akan menyebabkan kerusakan sel-sel yang terinfeksi yang
mengundang sel kebal dan infiltrasi sel radang. Aktivasi sel radang terutama heterofil dan
mekrofag akan mengakibatkan terjadinya inflamasi. (Baisa,2011)

Sedangkan vaksin mati terbuat dari menghancurkan infektivitas virus sehingga


mematikan virusnya sedangkan imunogenitasnya masih dipertahankan dengan cara fisik, dan
kimia. Pada perlakuan tersebut menyebabkan virus menjadi inaktif tapi imunogenitasnya masih
tetap ada. Vaksin ini memerlukan antigen dalam jumlah yang banyak untuk menimbulkan
respons antibodi, contohnya pada penyakit Newcastle Disease, Infectious Bronchitis, Reovirus,
dan Infectious Bursal Disease. (Baisa,2011)

METODE VAKSIN DOC


1. Vaksin Melalui Air Minum
Ayam dipuasakan 1-2 jam sebelum vaksinasi. Jika suhu lebih dari 30˚C
sebaiknya 1 jam saja.Disiapkan air, susu skim, dan vaksin dalam jumlah yang tepat.
Jumlah air yang dibutuhkan adalah sejumlah air yang habis diminum ayam selama 1-2
jam.Karena setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan 1 liter air untuk setiap umur, Setelah
jumlah air ditentukan, susu skim dengan dosis 2 gram per liter air dimasukkan dalam air
minum. Untuk daerah beriklim panas sebaiknya ditambahkan es batu. Susu skim
berfungsi sebagai pelindung vaksin dari berinteraksi dengan bahan-bahan dalam air
untuk menjaga kualitas vaksin.Untuk daerah dengan kualitas air kurang bagus,
disarankan untuk meningkatkan dosis susu skim dan/atau merebus air yang akan
digunakan untuk vaksinasi.Vaksin dicampurkan ke dalam air yang telah disiapkan, aduk
hingga rata dan segera tuang ke tempat minum yang telah disediakan.Agar pembagian
vaksin merata, harus dihitung jumlah larutan vaksin yang harus dituang di setiap tempat
minum (kontrol distribusi vaksin). (Ardana,2011)
2. Vaksin Tetes

Penting untuk diperhatikan bahwa proses penetesan ke dalam mata haruslah


tepat dan vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak mata. Jangan terburu-buru
melepaskan ayam jika tetesan belum terserap sempurna.Harus dihindari penjaringan
ayam yang terlalu banyak (maksimal 200 ekor sekali jaring), agar ayam tidak stres terlalu
lama ketika menunggu divaksin.Untuk menghindari turunnya efektifitas vaksin,
sebaiknya larutan vaksin dibagi kedalam beberapa alat penetes sesuai jumlah vaksinator
(setelah dilarutkan, vaksin harus habis dalam waktu 30 menit). (Ardana,2011)
3. Vaksin Suntik

Sebelum dilakukan vaksinasi harus dicek dulu fungsi injektor dengan cara
dilakukan uji coba dengan air. Jika injektor rusak atau tidak lancar, jangan digunakan.
Jika kotor, dicuci dengan air panas.Vaksin yang keluar dari refrigerator sebaiknya
ditunggu beberapa saat sampai suhunya mendekati suhu lingkungan. Dapat juga
dilakukan thawing dengan cara vaksin dari refrigerator direndam dalam air biasa agar
lebih cepat mencapai suhu lingkungan.Sebelum atau saat melakukan kegiatan vaksinasi,
sesering mungkin botol vaksin dikocok untuk menghindari pengendapan komponen
vaksin. (Ardana,2011)

VAKSIN PADA DOC UNGGAS BROILER


Pada umumnya DOC yang berada pada komoditi unggas broiler akan diberikan vaksin
Newcasttle Disesae dan Infectious Bursal Disease. Vaksin Infectious Bursal Disease diberikan
pada unggas berumur 10-12 hari. Pemberian vaksin pada DOC berfunngsi untuk menghindari
stress apabila diberikan kembali pada saat berumur 10-12 hari. Vaksin Newcasttle Disease
dapat diberikan dengan 2 cara yaitu injeksi subkutan dan tetes, vaksin pada injeksi subkutan
merupakan jenis Killed Vaccine sedangkan pada cara tetes merupakan jenis Live Vaccine.
Penyakit Infectious Bursal Disease memiliki vaksin dengan jenis Killed Vaccine yang
diberikan secara tetes mata. Setelah 2 minggu pasca dilakukannya vaksin, titer antibodi akan
tinggi hingga pada minggu ke-4 (Baisa, 2011). Adapun jadwal vaksin yang biasa dilakukan
untuk ayam broiler adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, K. 2011. Strategi Pencegahan Penyakit Inefeksius Pada Peternakan Broiler Berbasis
Laboratorium. Buletin Veteriner Udayana, Vol 3, No. 1.
Baisa, Y. 2011. Gambaram Kinerja Ayam Pedaging yang Divaksinasi Dengan Berbagai
Tingkat Dosis Vaksin IBD Blend Strain Winterfield 2512. Fakultas Kedokteran Hewan
Institus Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai