Anda di halaman 1dari 34

RISKI ARYA PRADIKTA

 Vaksin adalah suspensi mikroorganisme


lemah, hidup, atau dibunuh dan diberikan
untuk mencegah suatu penyakit

 Tipe Vaksin :
- Vaksin yang dilemahkan (attenuated live
vaccines)
mikroorganisme yang diproses untuk
dihilangkan virulensi tetapi harus mampu
mereplikasi dalam pasien untuk memberikan
kekebalan
 Keuntungan: stimulasi lebih cepat untuk imunitas
seluler daripada vaksin killed

 Kekurangan: terkadang dapat menghasilkan


bentuk ringan dari penyakit, dapat mencemari
lingkungan dan penanganan / penyimpanan yang
tepat sangat penting, titer cepat mengalami
penurunan

 Rute : tetes mata, oral, hidung


 target : sistem imun non spesifik dan spesifik
 Inactived atau Killed Vaksin
terbuat dari mikroorganisme yang telah diolah
secara kimia atau dipanaskan untuk membunuh
mikroba
 Mengandung adjuvant (zat yang meningkatkan
respon kekebalan tubuh dengan meningkatkan
kestabilan vaksin dalam tubuh); dapat
menyebabkan reaksi vaksin
 Keuntungan: aman, stabil, tidak menyebabkan
penyakit
 Kekurangan: memerlukan dosis berulang
 Rute pemberian : harus secara injeksi (IM/SC)
 Target imun : spesifik imunitas
Model Vaksin
 Vaksinasi merupakan upaya biologi
(imunologi) untuk memberikan ketahanan
tubuh terhadap satu atau berbagai penyakit.

 Vaksinasi akan menstimulasi system imun


tubuh untuk memproduksi spesifik antibody
yang melawan virus, bakteri atau protozoa
penyebab penyakit.
 Penyakit tersebut telah mewabah
 Kebutuhan terhadap level imunitas
 Pertimbangan ekonomis vaksinasi
 Status kesehatan ternak dan pola kejadian
penyakitnya
 Vaksinasi hanya pada ternak yang sehat
 Pertimbangan lain saat vaksinasi adalah :
Keberadaan maternal antibody
Dampak produksi dan kualitas
 Upaya memperkecil dampak vaksinasi.
 Perencanaan program vaksinasi, aplikasi dan
monitoring harus ditetapkan sebelumnya

 Catat prosedur vaksinasi yang dilakukan.

 Catat prosedur yang akan dilakukan, lakukan


prosedur yang telah dicatat, dan buktikan.
Termasuk didalamnya adalah catatan produk
vaksin yanag digunakan dan masa kedalu
warsanya.

 Jadwal atau waktu vaksinasi merupakan hal


penting. Oleh sebab itu persiapkan kebutuhan
dosis dan jenis vaksin yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi waktu/jadwal vaksinasi.
 Semua vaksin yang dibutuhkan harus
disimpan pada suhu 4oC untuk live vaccines,
-80oC untuk Marek’s. Ikuti rekomendasi
pabrik pembuat.

 Peralatan vaksinasi harus dibersihkan secara


teratur, dipelihara, diklaibrasi dan di test
sebelum digunakan.

 Baca petunjuk pabrik pembuat, indikasi,


persyaratan-persyaratan dan hal-hal yang
perlu diperhatikan (warnings).

 Semua vaksin yang tersisa harus dibuang


dengan baik dan benar (incineration).
In ovo (rute telur)
 Umumnya dilakukan untuk vaksin Marek’s
yang diberikan pada TET (telur Embrio
Tertunas) umur 18 hari dengan alat khusus.
Vaksinator harus terlatih menggunakan alat
agar sterilitas terjamin sehingga efektivitas
dan produktivitas antibody dapat tercapai
secara maksimal.
Spray Vaccination
 Memerlukan ruangan khusus spray.
 Biasanya untuk vaksin bronchitis di Canada
dan Bronchitis/Newcastle di USA
 Jika tidak higienes bias terjadi cross
contamination
Subcutaneous (SC) Vaccination
 Biasanya dilakukan pada farm petelur yang
menggunakan Vaksin Marek’s yang dimediasi
sel hidup.
 Masalah kritis yang dihadapi adalah suhu
penyimpanan, cara penangan vaksin,
khusunya pada saat mengencerkannya
sebelum digunakan.
Water Vaccination/ Air Minum
 Cara paling umum
 Cocok untuk vaksinasi missal yang
mengguanakan vaccines, khususnya untuk
penyakit saluran pencernaan (enteric diseases)
seperti penyakit IBD.
 Memperhatikan anatomi mulut (adanya cloanal
cleft), maka aplikasi vaksinasi melalui air minum
akan efektif untuk penyakit respiratory disease
maupun penyakit IBV dan NCD.
 Penggunaan vaksin ini mulai dipertimbangkan
akibat keberadaan residu dalam air (Chlorine)
 Penggunaan vaksin melalui air minum
mempersyaratkan tidak ada residu disinfectants,
chlorine, atau obat 2 hari sebelum vaksinasi dan
1 hari (24jam) setelah vaksinasi.
 Pencucian peralatan tandon dan tempat minum
sebelum digunakan harus bersih dan dibersihkan
dengan sabun kemudian dibilas berulang kali.
 sebelum vaksinasi sebaiknya diberi skim milk
powder (1 cup/200 liters or 1 cup per 2 liters
stock solution).
 Air yang digunakan adalah 40% dari kebutuhan
normal. Kebutuhan air minum adalah 5.25
milliliters dikalikan jumlah hari umur ayam.
 Harus diperhatikan bahwa penggunaan live
vaccines memiliki musuh berupa bahan-bahan
yang mampu membunuh vaksin tersebut
(misalnya chlorine). Pemberian skim milk powder
akan bereaksi dengan vaksin untuk membantu
menetralisir air yang tercemar.
 Perhatikan bahwa milk protein akan
mengkoating/menyelimuti partikel vaksin
yang berperan sebagai jas hujan dimusim
hujan yang memungkinkan vaksin menjadi
sehat. Dosis pemberian 10 grams skim milk
per 4 liters atau 1 kg skim milk per 400 liters
dan diberikan sekurang-kurangnya 20
minutes sebelum pelaksanaan vaksinasi.
 Sebelum vaksinasi, ayam harus dipuasakan
terhadap minum 1 sampai 3 jam sehingga
ayam cukup haus tetapi tidak kehausan.
Meskipun demikian hanya 70% dari populasi
ayam langsung minum. Biasanya selesai di
minum setelah 2 jam pasca vaksinasi.
 Agar vaksinasi sukses, lampu penerangan di
perpanjang disertai pemberian pakan untuk
mendorong nafsu minum.
 Perhatian yang harus dipahami adalah :
vaksin adalah hidup dan vaksinasi gagal jika
vaksin tidak diminum
 Spray vaksinasi dapat mengurangi stress
dibandingkan vaksinasi dengan tetes mata atau
dampak pemuasaan dan rendahnya kualitas air pada
teknik melalui air minum.
 Spray vaksinasi biasnya menggunakan partikel coarse
spray (>100 microns), fine spray (50 – 100 microns)
atau aerosol (<50 microns). Pemilihan partikel ini
penting dikaitkan dengan jenis dan waktu vaksinasi.
 Perhatikan petunjuk pabrik pembuat; hanya
menggunakan spray khusus vaksinasi yang tidak
digunakan untuk pelaksanaan desinfektan atau
pembasmi hama (kutu kandang atau lalat); dan cara
membersihkan peralatan
Nasaal spray vaccination
 Rute tetes mata cocok untuk penyakit saluran
pernafasan, namun perlu membayar ongkos
kerjaa yang lebih besar daan hanya beberapa
penyakit yang cocok untuk menggunakan rute ini
(NCD, ILT)
 Targetnya adalah seluruh permukaan mata untuk
kemudian terserap.
 Keuntungan padaa unggas dibandingkan
mamalia adalah adanya harderian gland pada
unggas disekitar mata yang dapat menstimulasi
pembentukan antibody loikal disekitarnya.
 Kelebihan vaksin akan mengalir pada saluran
nasal-lachrymal menuju rongga mulut.
Dampaknya vaksin akan terhisap dan
tertelan, kondisi ini akan mendorong respon
imun pada sel dan jaringan.
 Agar mudah teramati, pelarut berwarna biru.
Jangan sampai vaksin terjatuh disekitar mata,
oleh sebab itu memerlukan keahlian dalam
memegang ayam.
 Setelah tervaksin, ayam terkedip
mengindikasikan vaksin telah masuk.
 Rute ini sebagian besar untuk penyakit Fowl Pox,
Avian encephalomyelitis dan Fowl cholera.
 Rute ini memakan baiaya tenaga kerja yang
besar.
 Biasanya menggunakan jarum dengan 2 mata
yang digesekkan pada sayap sampai vaksin
terlepas pada bagian yang mengalami lesi
 Biasanya sampai 7 hari meninggalkan
kebengkakkan, yang mengindikasikan vaksinasi
berhasil. Namun jika terbentuk nanah
mengindikasikan terjadinya infeksi sekunder oleh
bakteri.
 Subcutaneous atau intramuscular injection
merupakan rute paling popular pada unggas dengan
menggunakan inactivated vaccines.
 Vaksin ini mengandung killed viral or bacterial
particles dalam jumlah besar yang ditambahkan
adjuvant.
 Adjuvant merupakan minyak yang mampu membawa
vaksin untuk menstimulasi reaksi imun namun dapat
mengurangi respon pada jaringan.
 Umumnya adjuvant dalam bentuk larutan air dan atau
minyak. Larutan air akan membawa vaksin dan oil
(biasanya mineral oil) merangsang reaksi imun sel
dan memperpanjang lama kekebalan yang dibentuk.
 Injeksi pada unggas sekitar 0,5 mL dapat dilepaskan
sedikit demi sedikit karena peran adjuvant.
 Vaksin biasanya di jual dalam dosis 500, 1000, 5000
dan 10.000. Namun ada juga yang dijual dalam
dosisi 100 ekor (produk dalam negeri)
 Tempat injeksi IM unggas adalah di dada atau paha,
pada sapi di leher atau paha. IM di berikan pada
bagian kulit longgar (bulu kuduk).
 Pada unggas biasanya menggunakan spuit 6-mm
(1/4 inch) atau 12-mm (1/2 inch). Biasanya setelah
digunakan pada 200 sampai 500 unggas, spuit
diganti. Jika jarum sudah tumpul cenderung
mengakibatkan perdarahan, kesakitan dan
kebengkakkan
 Vaksinasi akan mestimulasi tubuh ternak untuk
memproduksi sendiri pertahanan tubuhnya sebagai
pengganti Maternally Derived Antibodies (MDA) yang
diberikan induknya, karena MDA diberikan dalam
jumlah yang tidak banyak dan dari hari ke hari
jumlahnya terus menurun. Jumlah ini akan meningkat
setelah dilakukan vaksinasi pertama kali

 Vaksinasi pertama harus diikuti vaksinasi kedua


bahkan vaksinasi ketiga. Hal ini disebabkan karena
waktu yang efektif penyelenggaraan vaksinasi
bergantung level MDA yang berbeda-beda levelnya.
Bahkan beberapa vaksin (misalnya Leptospirosis)
membutuhkan 2 kali vaksinasi agar tercapai level
yang optimal

Anda mungkin juga menyukai