ABSTRAK
Burung merpati merupakan hewan yang biasa dipelihara secara esktensif yaitu sistem pemeliharan
menggunakan kandang sederhana, manajemen pemeliharaan seperti ini memudahkan penularan penyakit
seperti helminthiasis dan aspergillosis menginfeksi burung merpati tersebut. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat perubahan secara makroskopis dan mikroskopik melalui histopatologi pada burung
merpati. Organ yang diperiksa adalah proventrikulus, intestine, hepar dan kulit. Pemeriksaan perubahan
makroskopis ditemukan perubahan pada lobus kanan hepar yang menjadi warna kuning, hiperemi pada
organ proventrikulus, hemoragi dan kebengkakan pada intestine dan kebotakan serta kerak pada kulit
leher bagian atas. Perubahan mikroskopik yang tampak pada hepar adalah infiltrasi sel radang pada triad
portal, pada organ proventrikulus tampak adanya kongesti, ulser kelenjar mukosa dan rupture kelenjar
mukosa proventrikulus, pada organ intestine tampak adanya erosi epitel, rupture villi, hyperplasia sel
goblet dan haemoragi dan organ kulit tampak adanya infiltrasi masa berwarna hitam pada bagian dermis
yang diduga terinfeksi Aspergillosis sp. Dari hasil pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dapat
disimpulkan perubahan tersebut mengarah ke pada helminthiasis dan dugaan Aspegillosis sp.
ABSTRACT
Pigeons are commonly maintained using simple cage system, this system also easier to transmit disease
such as helminthiasis and aspergillosis to infect pigeons. The air of this study was to know and diagnose
change in macroscopic and microscopic with histopathology method in pigeons. The organs examined
are proventriculus, intestine, liver and skin. Macroscopic changes seen in liver change color into brownish
yellow on right lobus of the liver, hiperemi proventriculus, haemorrhage and swelling intestine, baldness
and crust in the upper neck skin. Microscopic changes seen in hepar are white blood cell infiltration in
triad portal, congesti and ulcer mucosa gland proventriculus, intestine shown ephitelial erosion, rupture
villi, haemorrhage and hyperplasia of cell goblet and skin shown black colored infiltration in dermis
allegedly infected by Aspergillosis sp. From examination and observation it can be concluded that
macroscopic and microscopic changes lead to the helminthiasis and suspected aspergillosis sp.
Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 1
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis
PENDAHULUAN
Prosedur Penelitian
Burung merpati merupakan hewan yang
Persiapan Hewan
dipelihara secara ekstensif dengan manajemen
pemeliharaan kandang sederhana untuk Hewan (Burung Merpati) dengan usia
mempermudah pemeliharan dan ekonomis, akan kurang lebih 4 bulan dieutanasi dengan teknik
tetapi sistem ini memudahkan penularan penyakit emboli melalui foramen magnum. Spuit 3 cc diisi
seperti helminthiasis dan aspegillosis lebih cepat. udara, dan dilakukan injeksi udara ke arah
Helminthiasis yang umum menyerang burung
merpati adalah Ascaridia columbae, Capillaria Tata Laksana Nekropsi
sp dan Tetramers sp (Alkharigy et al, 2018).
Penyebaran helminthiasis dapat menular melalui Burung merpati sebelum dilakukan
pakan yang terkontaminasi telur cacing tersebut nekropsi, hewan harus dipastikan dalam keadaan
atau melalui ektoparasit seperti kutu atau pinjal. mati sempurna. Tahapan nekropsi dilakukan
Selain helminthiasis, penyakit seperti yaitu dibersihkan area yang akan di insisi dengan
aspergillosis juga mudah menular pada populasi dibilas menggunakan air mengalir, selanjutnya di
burung merpati, terutama jika kondisi fiksasi dan dilakukan insisi untuk melihat
pemeliharaan lembab. Aspergillosis disebabkan kelainan organ. Prosedur nekropsi dilakukan
oleh Aspegillus sp yang penularanya melalui sesuai dengan standar menurut Majo and Dolz
spora dapat terhirup melalui pernapasan, (2011). Tujuan nekropsi dilakukan untuk
pencernaan atau menempel pada kulit dan membantu pemeriksaan kelainan pada organ
menginfeksi burung merpati tersebut. secara meluruh untuk pemeriksaan kelainan
Helminthiasis dan aspergillosis dapat makroskopis dan pengambilan sampel untuk
menimbulkan kerugian ekomoni yang karena pembuatan preparat histopatologi.
cacing stadium dewasa hidup di dalam saluran
pencernaan sehingga menyebabkan sumbatan Pembuatan Preparat Histopatologi
dan mengganggu penyerapan nutrisi dari burung Pengambilan sampel organ dipilih yang
merpati tersebut. Berdasarkan hal tersebut dicurigai mengalami kelainan, pada burung
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi merpati ini dilakukan pengambilan sampel
helminthiasis dan aspergillosis berdasarkan berupa organ hati, intestine, kulit dan
perubahan makroskopis maupun mikroskopis proventrikulus untuk dijadikan preparat dengan
yang terlihat. pewarnaan Hematoxylin Eosin (Janqueira, 2007).
Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 2
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis
Gambar 1. Organ Hepar Burung Merpati yang tampak mengalmi perubahan warna menjadi
kuning pada bagian lobus kanan pada pemeriksaan makroskopis (panah biru).
A B
Gambar 2. Histopatologi jaringan hepar burung merpati dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin
(400x)
Keterangan : A. Infiltrasi sel radang (panah kuning) dekat vena sentralis (panah hitam),
B. infiltrasi sel radang pada triad portal (di dalam lingkaran hijau)
Hasil pengamatan makroskopis organ peningkatan aliran darah ke area tersebut.
proventrikulus menunjukan hiperemi. peningkatan aliran darah menuju
Proventrikulus terlihat memiliki warna yang gastrointestinal pada umumnya terjadi ketika
merah gelap (Gambar 3). Kelainan sedang proses metabolisme. Erosi adalah
proventrikulus merupakan kelainan yang kerusakan superfisial dari area permukaan
menjadi ciri khas pada kasus seperti jaringan yang dapat diakibatkan karena
Newcastle disease. Lesi patognomonis inflamasi, trauma atau parasite yang merusak
penyakit ND ditandai dengan adanya hanya sampai sebatas mukosa dan tidak
petechiae dan hemoragi pada mukosa pada mencapai mukosa muskularis. Ulser adalah
proventrikulus (Nakamura et al. 2010) lesi lokal pada kulit atau lapisan mukosa yang
menunjukan epitel superfisial hancur dan
Pada kasus burung merpati ini tidak jaringan yang lebih dalam juga rusak (Studder
ditemukan adanya hemoragi dan petechiae di et al, 2012). Pada gambaran histologi terlihat
mukosanya tetapi hanya mengalami hiperemi. kerusakan bagian superfisial yang
Hasil Mikroskopis menunjukan adanya menandakan terjadinya erosi mucosal gland
kongesti, ulser kelenjar mukosa dan rupture dan keruakan juga ada sampai ke mucosal
kelenjar proventriculus (Gambar 4). gland. Kerusakan yang terlihat pada
Kongesti merupakan pembesaran ukuran histopatologi proventrikulus menunjukan
vaskular. Kongesti pada umumnya terjadi kerusakan sudah merusak sampai ke kelenjar
pada saat peningkatan aktivitas jaringan proventrikulus (Gambar 4)
tersebut, peningkatan kadar asam, CO2,
adanya infeksi atau kerusakan jaringan. Hal
ini diakibatkan terjadi vasodilatasi dan
Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 10
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis
Gambar 3. Hiperemi provenrikulus burung dara terlihat warna menjadi merah gelap
A B
Gambar 4. Histopatologi jaringan proventrikulus dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (400x)
Keterangan : A. Kongesti pada jaringan proventrikulus (panah hitam), B. erosi (panah kuning)
dan ulser mucosal gland proventriculus (panah merah).
Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 11
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis
A B
Gambar 5. A. Organ Intestine yang tampak mengalami hemoragi pada pemeriskaan makroskopis,
B. Terdapat nematode di dalam intestine
A B
Keterangan : A. Ruptur vili (panah hitam), B. Hiperplasia sel goblet pada vili intestine (panah
kuning) dan hemoragi pada villi intestine (panah merah).
Gambar 7. Kulit bagian leher yang mengalami kerontokan bulu dan berkerak menghitam
Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 12
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis
A B
Keterangan : A. lapisan kulit menunjukan adanya kehitaman bagian dermis B. Lapisan dermis kulit
yang menunjukan adanya warna kehitaman suspect terinfeksi Aspergillosis sp.
DAFTAR PUSTAKA
Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 14