Anda di halaman 1dari 7

Kasus Helminthiasis dan Suspect Cutaneous Aspergillosis Pada

Burung Merpati (Columba livia)

Cases of Helminthiasis and Suspect Cutaneous Aspergillosis


In Pigeon (Columba livia).
Rifqi Rahman1, Albiruni Haryo2
1
Laboratorium Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
*Email : rifqirahman6711@gmail.com

ABSTRAK

Burung merpati merupakan hewan yang biasa dipelihara secara esktensif yaitu sistem pemeliharan
menggunakan kandang sederhana, manajemen pemeliharaan seperti ini memudahkan penularan penyakit
seperti helminthiasis dan aspergillosis menginfeksi burung merpati tersebut. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat perubahan secara makroskopis dan mikroskopik melalui histopatologi pada burung
merpati. Organ yang diperiksa adalah proventrikulus, intestine, hepar dan kulit. Pemeriksaan perubahan
makroskopis ditemukan perubahan pada lobus kanan hepar yang menjadi warna kuning, hiperemi pada
organ proventrikulus, hemoragi dan kebengkakan pada intestine dan kebotakan serta kerak pada kulit
leher bagian atas. Perubahan mikroskopik yang tampak pada hepar adalah infiltrasi sel radang pada triad
portal, pada organ proventrikulus tampak adanya kongesti, ulser kelenjar mukosa dan rupture kelenjar
mukosa proventrikulus, pada organ intestine tampak adanya erosi epitel, rupture villi, hyperplasia sel
goblet dan haemoragi dan organ kulit tampak adanya infiltrasi masa berwarna hitam pada bagian dermis
yang diduga terinfeksi Aspergillosis sp. Dari hasil pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dapat
disimpulkan perubahan tersebut mengarah ke pada helminthiasis dan dugaan Aspegillosis sp.

Kata kunci: burung merpati, makroskopik, mikroskopik, histopatologi, helminthiasis, Aspergillosis

ABSTRACT
Pigeons are commonly maintained using simple cage system, this system also easier to transmit disease
such as helminthiasis and aspergillosis to infect pigeons. The air of this study was to know and diagnose
change in macroscopic and microscopic with histopathology method in pigeons. The organs examined
are proventriculus, intestine, liver and skin. Macroscopic changes seen in liver change color into brownish
yellow on right lobus of the liver, hiperemi proventriculus, haemorrhage and swelling intestine, baldness
and crust in the upper neck skin. Microscopic changes seen in hepar are white blood cell infiltration in
triad portal, congesti and ulcer mucosa gland proventriculus, intestine shown ephitelial erosion, rupture
villi, haemorrhage and hyperplasia of cell goblet and skin shown black colored infiltration in dermis
allegedly infected by Aspergillosis sp. From examination and observation it can be concluded that
macroscopic and microscopic changes lead to the helminthiasis and suspected aspergillosis sp.

Keywords: Pigeon, Macroscopic, Microscopic, Histopathology, Helminthiasis, Aspegillosis

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 1
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis

PENDAHULUAN
Prosedur Penelitian
Burung merpati merupakan hewan yang
Persiapan Hewan
dipelihara secara ekstensif dengan manajemen
pemeliharaan kandang sederhana untuk Hewan (Burung Merpati) dengan usia
mempermudah pemeliharan dan ekonomis, akan kurang lebih 4 bulan dieutanasi dengan teknik
tetapi sistem ini memudahkan penularan penyakit emboli melalui foramen magnum. Spuit 3 cc diisi
seperti helminthiasis dan aspegillosis lebih cepat. udara, dan dilakukan injeksi udara ke arah
Helminthiasis yang umum menyerang burung
merpati adalah Ascaridia columbae, Capillaria Tata Laksana Nekropsi
sp dan Tetramers sp (Alkharigy et al, 2018).
Penyebaran helminthiasis dapat menular melalui Burung merpati sebelum dilakukan
pakan yang terkontaminasi telur cacing tersebut nekropsi, hewan harus dipastikan dalam keadaan
atau melalui ektoparasit seperti kutu atau pinjal. mati sempurna. Tahapan nekropsi dilakukan
Selain helminthiasis, penyakit seperti yaitu dibersihkan area yang akan di insisi dengan
aspergillosis juga mudah menular pada populasi dibilas menggunakan air mengalir, selanjutnya di
burung merpati, terutama jika kondisi fiksasi dan dilakukan insisi untuk melihat
pemeliharaan lembab. Aspergillosis disebabkan kelainan organ. Prosedur nekropsi dilakukan
oleh Aspegillus sp yang penularanya melalui sesuai dengan standar menurut Majo and Dolz
spora dapat terhirup melalui pernapasan, (2011). Tujuan nekropsi dilakukan untuk
pencernaan atau menempel pada kulit dan membantu pemeriksaan kelainan pada organ
menginfeksi burung merpati tersebut. secara meluruh untuk pemeriksaan kelainan
Helminthiasis dan aspergillosis dapat makroskopis dan pengambilan sampel untuk
menimbulkan kerugian ekomoni yang karena pembuatan preparat histopatologi.
cacing stadium dewasa hidup di dalam saluran
pencernaan sehingga menyebabkan sumbatan Pembuatan Preparat Histopatologi
dan mengganggu penyerapan nutrisi dari burung Pengambilan sampel organ dipilih yang
merpati tersebut. Berdasarkan hal tersebut dicurigai mengalami kelainan, pada burung
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi merpati ini dilakukan pengambilan sampel
helminthiasis dan aspergillosis berdasarkan berupa organ hati, intestine, kulit dan
perubahan makroskopis maupun mikroskopis proventrikulus untuk dijadikan preparat dengan
yang terlihat. pewarnaan Hematoxylin Eosin (Janqueira, 2007).

MATERI DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Alat dan Bahan
Hasil pemeriksaan makroskopis hepar
Hewan yang digunakan adalah burung menunjukkan perubahan warna menjadi kuning
merpati dengan umur kurang lebih 4 bulan. pada lobus kanan (Gambar 1.). Hasil pemeriksaan
Metode yang digunakan untuk mengamati mikroskopis menunjukkan adanya infiltrasi sel
perubahan makroskopis adalah metode nekropsi. radang pada triad portal (Gambar 2.) Menurut
Metode yang digunakan untuk pengamatan Lope et al (2017) hepar memiliki alur
histopatologi adalah dengan melakukan isolasi hemodynamic yang kompleks. Darah dari spleen,
jaringan dengan metode histoteknik dan pankreas, dan gastrointestinal mengalir ke hepar
dilanjutkan dengan pewarnaan preparat melalui vena porta bersama dengan arteri hepatik.
menggunakan pewarnaan hematoxylin- eosin Infiltrasi sel radang adalah akumulasi sel yang
yang dilakukan di Laboratorium Patologi berlebihan pada jaringan atau pembuluh darah.
Anatomi dan Laboratorium Histologi Fakultas Triad portal terdiri dari venule portal, arteriole
Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya portal dan ductus bile. Aliran darah dari vena
portal merupakan aliran darah yang berasal dari
intestine, spleen, dan rectum sehingga banyak
mengandung antigen, hasil perombakan sisa dari
bakteri intestine seperti endotoxin lipopolisakarda
(LPS) dan leukosit apabila sedang terjadi
inflamasi karena proses infeksi pada organ
tersebut (Bogdanos., et al. 2013).

otak melalui foramen magnum.

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 2
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis

Gambar 1. Organ Hepar Burung Merpati yang tampak mengalmi perubahan warna menjadi
kuning pada bagian lobus kanan pada pemeriksaan makroskopis (panah biru).

A B

Gambar 2. Histopatologi jaringan hepar burung merpati dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin
(400x)

Keterangan : A. Infiltrasi sel radang (panah kuning) dekat vena sentralis (panah hitam),
B. infiltrasi sel radang pada triad portal (di dalam lingkaran hijau)
Hasil pengamatan makroskopis organ peningkatan aliran darah ke area tersebut.
proventrikulus menunjukan hiperemi. peningkatan aliran darah menuju
Proventrikulus terlihat memiliki warna yang gastrointestinal pada umumnya terjadi ketika
merah gelap (Gambar 3). Kelainan sedang proses metabolisme. Erosi adalah
proventrikulus merupakan kelainan yang kerusakan superfisial dari area permukaan
menjadi ciri khas pada kasus seperti jaringan yang dapat diakibatkan karena
Newcastle disease. Lesi patognomonis inflamasi, trauma atau parasite yang merusak
penyakit ND ditandai dengan adanya hanya sampai sebatas mukosa dan tidak
petechiae dan hemoragi pada mukosa pada mencapai mukosa muskularis. Ulser adalah
proventrikulus (Nakamura et al. 2010) lesi lokal pada kulit atau lapisan mukosa yang
menunjukan epitel superfisial hancur dan
Pada kasus burung merpati ini tidak jaringan yang lebih dalam juga rusak (Studder
ditemukan adanya hemoragi dan petechiae di et al, 2012). Pada gambaran histologi terlihat
mukosanya tetapi hanya mengalami hiperemi. kerusakan bagian superfisial yang
Hasil Mikroskopis menunjukan adanya menandakan terjadinya erosi mucosal gland
kongesti, ulser kelenjar mukosa dan rupture dan keruakan juga ada sampai ke mucosal
kelenjar proventriculus (Gambar 4). gland. Kerusakan yang terlihat pada
Kongesti merupakan pembesaran ukuran histopatologi proventrikulus menunjukan
vaskular. Kongesti pada umumnya terjadi kerusakan sudah merusak sampai ke kelenjar
pada saat peningkatan aktivitas jaringan proventrikulus (Gambar 4)
tersebut, peningkatan kadar asam, CO2,
adanya infeksi atau kerusakan jaringan. Hal
ini diakibatkan terjadi vasodilatasi dan

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 10
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis

Gambar 3. Hiperemi provenrikulus burung dara terlihat warna menjadi merah gelap

A B
Gambar 4. Histopatologi jaringan proventrikulus dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (400x)
Keterangan : A. Kongesti pada jaringan proventrikulus (panah hitam), B. erosi (panah kuning)
dan ulser mucosal gland proventriculus (panah merah).

Hasil pengamatan makroskopis organ Hemoragi adalah keluarnya darah dari


intestine menunjukan adanya obstruksi dengan pembuluh darah, pendarahan tersebut dapat terjadi
hiperemi. Setelah dipotong melintang terlihat di dalam tubuh atau di luar tubuh. Hemoragi dapat
adanya helminth nematoda yang menyebabkan disebebkan karena trauma, inflamasi dinding
obstruksi tersebut (Gambar 5). pengamatan pembuluh darah, infeksi yang merusak pembuluh
mikroskopis terlihat adanya erosi epitel, rupture darah dan peningkatan tekanan darah (Mohan,
villi, hyperplasia sel goblet dan haemoragi 2010). Nematoda merupakan salah satu penyebab
(Gambar 6). pendarahan pada mukosa intestine karena dapat
Erosi epitel dan rupture vili dapat merusak epitel dan pembuluh darah intestine.
disebabkan kerusakan akibat adanya Nematoda yang umum ada pada intestine burung
helminthiasis. Perubahan sususan sel menjadi merpati adalah Ascaridia columbae, Capillaria sp
hiperplasi sel goblet merupakan usaha pertahanan dan Tetramers sp (Alkharigy et al, 2018).
tubuh merespon antigen atau kerusakan epitel
tersebut. sel goblet normal ada pada sel intestine
sebagai sel yang mengeskresikan mucin yang
berfungsi untuk melapisi dan melindungi mukosa
intestine. Kerusakan pada epitel usus
menyebabkan sel goblet lebih banyak untuk
menghasilkan mucin sebagai respon kerusakan
pada epitel (Djojodibroto, 2007).

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 11
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis

A B
Gambar 5. A. Organ Intestine yang tampak mengalami hemoragi pada pemeriskaan makroskopis,
B. Terdapat nematode di dalam intestine

A B

Gambar 6. A. Histopatologi jaringan intestine dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (100x)


B. Histopatologi Villi intestine dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (400x)

Keterangan : A. Ruptur vili (panah hitam), B. Hiperplasia sel goblet pada vili intestine (panah
kuning) dan hemoragi pada villi intestine (panah merah).

Pengamatan makroskopis kulit bagian dibawah dermis yang dapat menyebabkan


leher mengalami kehilangan bulu dan nekrosis pada area yang terinfeksi
berkerak menghitam. Hasil mikroskopis kulit (Bernadeschi et al, 2015).
tersebut mengindikasikan terinfeksi
aspergillosis. Aspergillosis disebabkan fungi
Aspergillosis sp. Aspergillosis akut akan
menginfiltrasi bagian dermis dan jaringan

Gambar 7. Kulit bagian leher yang mengalami kerontokan bulu dan berkerak menghitam

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 12
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis

A B

Gambar 6. A. Histopatologi jaringan kulit dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (100x)


B. Histopatologi jaringan kulit lapisan dermis dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin
(400x)

Keterangan : A. lapisan kulit menunjukan adanya kehitaman bagian dermis B. Lapisan dermis kulit
yang menunjukan adanya warna kehitaman suspect terinfeksi Aspergillosis sp.

Helminthiasis terutama nematoda


KESIMPULAN intestinalis dapat menyebabkan
perubahan baik secara makroskopis
Burung merpati yang dilakukan
maupun mikroskopis pada hepar dan
nekropsi berdasarkan perubahan
intestine dan aspergillosis dapat
makroskopik dan mikroskopik mengarah
menyebabkan perubahan baik
ke dugaan helminthiasis dengan jenis
makroskopis maupun mikroskopis pada
nematoda dan aspergillosis.
kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Alkharigy, F. A., El Naas, A. S., Maghribi,


Butcher, G. D and Miles, R. 2018. Avian
A. A. 2018. Survey Of Parasite in
Necropsy Techniques.
Domestic Pigeons (Columba livia)
in Tripoli, Libya. Open Veterinary Djojodibroto, D. 2007. Respirologi
Journal. Vol.8(4) : 360 – 366 (Respiratory Medicine). Penerbit
Buku Kedokteran ECG: Jakarta.
Bernardeschi, C., Foulet, F., Ortonne, N.,
Sitbon, K., Quereus G., Lortholary Mohan, H. 2010. Textbook Of Pathology
O., Chosidow, O., Bretagne, S. Sixth Edition. Jaypee Brothers
2015. Cutaneus Invasive Medical Publisher : New Delhi
Aspergillosis: Retrospective
Latimer, S. K., Pauline M. Rakich, P. M.,
Multicenter Study of The French
Branson, W. R., Harrison, G. J.,
Invasive-Aspergillosis Registry and
Harrison, L R. 1994. Avian
Literature Review. Journal of
Medicine: Principles and
Medicine. Vol 94(26): e1018.
Application. Wingers Publishing:
Bogadanos, D. P., Gao, B., Gershwin, M. E. USA.
2013. Liver Immunology. Journal of
Majo, N and Dolz, R. 2011. Atlas of Avian
Compare Physiology 3 (2): 567 -
Necropsy. Servet Publishing : USA
598
Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 13
Haryo dkk. : Pemeriksaan Histopatologi Rutin Pada Burung Merpati dengan Suspect
Helminthiasis dan Aspergillosis

Nakamura, K., Ohta, Y., Abe, Y., Imai, K.,


Yamada, M. 2010. Pathogenesis of
Conjunctivits caused by Newcastle
disease viruses in specific-
pathogen-free chickens, Avian
pathology journal. 33(3):371 – 376.
Studdert, V. P., Gay, C. C. and Blood, D.C.
2012. Saunders Comperehensive
Veterinary Dictionary, 4th. Sauders
: Philadelphia.

Website : http://vbcj.ub.ac.id
E-mail : vbcj@ub.ac.id 14

Anda mungkin juga menyukai