Anda di halaman 1dari 15

PARASITOLOGI VETERINER

SMT 3

Rositawati Indrati
PKH-UB
PARASITOLOGI VETERINER
PKH 4305
RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

1. Nama matakuliah : Parasitologi


2. Kode/sks : PKH 4305, PKH 4315 (2-1)
3. Dosen pengampu :
1. Prof. Dr.Teguh Wahju Sardjono, dr., DTMH, MSc,SpParK
2. Agustina Tri Endharti, S.Si, Ph.D
3. Dr. Djoko Winarso, drh., MS *
4. Prof. Dr. Pratiwi Trisunuwati, drh., MS
5. drh. Rositawati I. MP
6. drh. Nurina Titisari, M.Sc
7. drh. Nurprimadita Rosendiani

4. Semester : 2 SKS
5. Status : MK Wajib
6. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa:
 Mampu menjelaskan taxonomi jenis2 helminth,
protozoa, dan arthropoda parasit serta determinasi
sederhana berdasarkan morfologi secara fisik
 Mampu mengenal siklus hidup helminth, protozoa, dan
arthropoda parasit

7. DESKRIPSI MATA KULIAH :


• Membahas tentang taxonomi dan morfologi, klasifikasi,
dasar determinasi berbagai jenis cacing, protozoa dan
athropoda parasitik dan hubungannya sebagai agen
penyakit hewan dan manusia. Uraian mencakup morfologi,
klasifikasi, dan siklus hidup parasit (helminth, protozoa, dan
arthropoda)
8. OUTCOME PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kuliah MK Parasitologi Veteriner
mahasiswa dapat:

• Menjelaskan dasar-dasar parasitologi, terminologi parasit


dan parasitisme.
• Mampu menjelaskan tentang :
1.Taksonomi dan morfologi, klasifikasi, dasar determinasi
sederhana berbagai jenis cacing, protozoa dan
arthropoda parasitik
2. Memahami untuk mengaitkan hubungannya sebagai
agen penyakit hewan dan manusia.
3. Memahami dan mengerti siklus hidup parasit
JADWAL KULIAH PARASITOLOGI VETERINER
MGG TGL KELAS
A (C2) B (C4) C (C5) D (C6)
Senin Senin Senin Senin
(09.20 – 11.05) (07.30 – 09.10) (09.20 – 11.05) (07.30 – 09.10)
1 07/09/2015 RST RST DJW DJW
OVERVIEW+DASAR OVERVIEW+DASAR OVERVIEW+DASAR OVERVIEW+DASAR
PARASITOLOGI PARASITOLOGI PARASITOLOGI PARASITOLOGI
2 14/09/2015 FK FK FK FK
HELMINT I HELMINT I HELMINT I HELMINT I
(Trematoda&Cestoda) (Trematoda&Cestoda) (Trematoda&Cestoda) (Trematoda&Cestoda)
3 21/09/2015 FK FK FK FK
HELMINT II HELMINT II HELMINT II HELMINT II
(Nematoda) (Nematoda) (Nematoda) (Nematoda)
4 28/09/2015 NR NR NTS NTS
HELMINT VET I HELMINT VET I ECTO I ECTO I
(Trematoda) (Trematoda) (Lalat dan Nyamuk) (Lalat dan Nyamuk)
5 05/10/2015 NR NR NTS NTS
HELMINT VET II HELMINT VET II ECTO II ECTO II
(Cestoda) (Cestoda) (Kutu dan Pinjal) (Kutu pinjal)
6 12/09/2015 RST RST NTS NTS
HELMINT VET III HELMINT VET III ECTO III ECTO III
(Nematoda Vet) (Nematoda Vet) (Tungau dan Caplak) (Tungau dan Caplak)
7 19/09/2015
TUGAS TUGAS TUGAS TUGAS
TERSTRUKTUR TERSTRUKTUR TERSTRUKTUR TERSTRUKTUR
27/10/2014 – 07/11/2014 UJIAN TENGAH SEMESTER
8 09/11/2015 NTS NTS NR NR
ECTO I ECTO I HELMINT VET I HELMINT VET I
(Lalat dan Nyamuk) (Lalat dan Nyamuk) (Trematoda) (Trematoda)
9 16/11/2015 NTS NTS NR NR
ECTO II ECTO II HELMINT VET II HELMINT VET II
(Kutu dan Pinjal) (Kutu pinjal) (Cestoda) (Cestoda)
10 23/11/2015 NTS NTS NR NR
ECTO III ECTO III HELMINT VET III HELMINT VET III
(Tungau dan Caplak) (Tungau dan Caplak) (Nematoda Vet) (Nematoda Vet)
11 30/11/2015 RST RST DJW DJW
PROTO BLOOD PROTO BLOOD PROTO LUMINAL I PROTO LUMINAL I
12 07/12/2015 DJW DJW PTS PTS
PROTO LUMINAL I PROTO LUMINAL I PROTO LUMINAL II PROTO LUMINAL II
13 14/12/2015 PTS PTS RST RST
PROTO LUMINAL II PROTO LUMINAL II PROTO BLOOD PROTO BLOOD
14 21/12/2015
TUGAS TUGAS TUGAS TUGAS
TERSTRUKTUR TERSTRUKTUR TERSTRUKTUR TERSTRUKTUR
29/12/2014 – 02/01/2015 MINGGU TENANG
05-16/01/2014 UJIAN AKHIR SEMESTER
Sejarah Parasitologi

- Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang


mempelajari tentang semua organisme parasit.
mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan
parasit,

- meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta


parasit,

-zoonosis ataupun anthroponosis.

- Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus


hidup , serta patologi dan epidemiologi penyakit yang
ditimbulkannya masing-masing parasit.
Parasit, Hospes, dan Lingkungan:
- Parasitologi : suatu disiplin ilmu yang mempelajari
parasit, hospes, lingkungannya serta interaksi di antara
komponen-komponen tersebut.
- Parasitologi dibagi ke dlm bbrp bidang: 1). parasitologi
medik di dunia kedokteran;2) parasitologi veteriner di
dunia kedokteran hewan; 3). parasitologi pertanian di
dunia tumbuhan.
- Parasitologi medik: binatang, disebut zooparasit,
tumbuhan disebut phytoparasit.
- Menurut jumlah sel yang membentuknya:
*) satu sel disebut protozoa
*) banyak sel disebut metazoa: arthropoda dan helminths
Menurut tempat hidup parasit pada hospes:
- Ektoparasit: hidupnya pd permukaan tubuh (kulit)
hospes, kebanyakan dari arthropoda
- Endoparasit hidupnya di dalam tubuh hospes.

Proses masuknya endoparasit ke dalam tubuh hospes


disebut infeksi, menempelnya ektoparasit pada tubuh
hospes disebut infestasi.

Pada parasitologi, istilah infestasi dan infeksi disebut juga


parasitosis. Menurut jumlahnya, hospes definitif parasit
tdd :
*) homoksenosa: hanya satu hospes definitif;
*) stenoksenosa : sedikit macam hospes definitif;
*) heteroksenosa: banyak hospes definitif.
- Jika individu sudah mengandung parasit, terjadi reinfeksi
dgn parasit spesies yg sama, disebut superinfeksi;
- Jika infeksi tsb terjd. oleh parasit yg sudah ada dalam
tubuh tersebut disebut autoinfeksi : mengambil jalan
luar, misalnya dari anal/perianal ke mulut melalui tangan,
hal ini disebut autoinfeksi eksternal; masuk secara
langsung disebut autoinfeksi interna.

- Beberapa parasit, tidak menimbulkan gangguan, komensal,


( ameba dan flagelata usus)
- Segi kerusakan yang ditimbulkan:
*) kerusakan lokal/sistemik disebut parasit patogen,
*) tdk menimbulkan kerusakan disebut parasit apatogen.
Hospes (tuan rumah) tempat parasit hidup dan pembiakannya
*) Hospes definitif (hospes terminal/akhir), yaitu mns, hwn,
a/ tumb yg menj tempat hidup parasit dewasa dan atau
parasit mengadakan reproduksi seksual.

*) Hospes perantara (intermediate host), yaitu mns, hwn,


a/ tumb yg menj tempat parasit menyempurnakan sebag
dari SH nya dan atau tempat parasit mengadakan
pembiakan aseksualnya.
- Jika telur yang telah matang termakan hewan maka larva
keluar setelah telur menetas, akan tetapi larva ini tidak akan
pernah berkembang lebih lanjut, hewan bertindak sebagai
hospes paratenik.
- Ada 2 jenis vektor, yaitu vektor mekanis (phoretik) dan
vektor biologis
Hubungan timbal balik antara 2 spesies yang berbeda
dan bersifat permanen disebut simbiosis (mula-mula
diusulkan oleh de Bary, 1879).

Ada 3 jenis simbiosis, yaitu


Mutualisme: hubungan timbal balik ini menguntungkan
kedua belah pihak

Komensalisme: salah satu untung akan tetapi yang


lainnya tidak dirugikan, biasanya satu spesies lebih kecil
(yang mendapat keuntungan) dari spesies lainnya.

Parasitisme: satu spesies (parasit) mendapat


keuntungan sedangkan yang lainnya dirugikan oleh
hubungan timbal balik parasit-hospes.
PEMERIKSAAN TELUR CACING PADA FESES
TEKNIK NATIF
• Teteskan 1-2 tetes air (eosin 1-2%) pada gelas objek
• Ambil sedikit feses dengan lidi dan dicampur dengan baik
• Tutup dengan gelas penutup dan lihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 40-100x
• Apabila hewan menderita helminthiasis akan ditemukan telur cacing

METODE APUNG (GULA JENUH)


• Larutkan feses dengan air sehingga didapatkan konsentrasi 10% (1 bagian feses dengan 10 bagian air)
• Saring larutan feses dengan saringan the (kain kasa)
• Masukkan filtrat ke dalam tabung sentrifuse dan lakukan sentrifugasi 1500 rpm selama 5-10 menit
• Buang supernatan dan tambahkan air dalam jumlah yang sama dan aduk sampai homogen
• Ulangi sentrifugasi dengan cara yang sama dengan nomer 3 dan buang supernatan
• Ulangi cara tersebut sampai didapatkan supernatan yang bersih (jernih)
• Buang supernatan dan tambahkan gula jenuh sampai 2/3 tabung dan campur dengan membolak-balikkan
tabung
• Sentifugasi dengan kecepatan yang sama dengan cara sebelumnya
• Letakkan tabung pada rak tabung dengan posisi tegak
• Tambahkan gula jenuh sampai jenuh dan membentuk cembung pada permukaan tabung
• Tutup dengan gelas penutup dan biarkan 5 menit
• Ambil gelas penutup dan letakkan pada objek gelas dan dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 40-
400x
METODE APUNG (GULA JENUH)
Larutkan feses dengan air sehingga didapatkan konsentrasi 10% (1 bagian feses
dengan 10 bagian air)
Saring larutan feses dengan saringan the (kain kasa)
Masukkan filtrat ke dalam tabung sentrifuse dan lakukan sentrifugasi 1500 rpm selama
5-10 menit
Buang supernatan dan tambahkan air dalam jumlah yang sama dan aduk sampai
homogen
Ulangi sentrifugasi dengan cara yang sama dengan nomer 3 dan buang supernatan
Ulangi cara tersebut sampai didapatkan supernatan yang bersih (jernih)
Buang supernatan dan tambahkan gula jenuh sampai 2/3 tabung dan campur dengan
membolak-balikkan tabung
Sentifugasi dengan kecepatan yang sama dengan cara sebelumnya
Letakkan tabung pada rak tabung dengan posisi tegak
Tambahkan gula jenuh sampai jenuh dan membentuk cembung pada permukaan
tabung
Tutup dengan gelas penutup dan biarkan 5 menit
Ambil gelas penutup dan letakkan pada objek gelas dan dilihat di bawah mikroskop
dengan perbesaran 40-400x

Anda mungkin juga menyukai