I.
TUJUAN PRAKTIKUM
- Mengetahui pengertian keseragaman.
- Mengetahui dan dapat menghitungan tingkat keseragaman pada
-
vaksin,
sediaan
dan
cara
mengaplikasikannya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Uniformity
Keseragaman yang baik dapat diartikan ayam dalam satu
populasi memiliki berat badan yang sama. Kondisi ini menjadi
syarat penting agar produksi telur atau henday (HD) bisa mencapai
puncak.
(Parakksi,1999)
b. Rumus Perhitungan di Unggas
Cara menghitung keseragaman (uniformity):
Tentukan jumlah ayam (sampel).
Timbang ayam (sampel) dan catat beratnya pada
tabel. Jika umur ayam di atas 28 hari, penimbangan
10%).
Hitung uniformity :
(Tabbu,1996)
Jenis
Berdasarkan
jenis
antigennya,
vaksin
dapat
viral
lebih
banyak
dikembangkan
obat
atau
antibiotik.
Virus
yang
telah
korisa,
dimana
bakteri
korisa
(Haemophillus
Sediaan
. Vaksin aktif dan inaktif dibedakan berdasarkan
Aplikasi
vaksinasi
injeksi
atau
suntikan
dapat
bertahap
melakukan
menjadi
vaksinasi.
proses
Tujuan
persiapan
thawing
sebelum
ini
ialah
pada
yang timbul
Setelah
thawing
vaksin
hendaknya
tidak
Saat vaksinasi
Saat vaksinasi menjadi penentu akhir keberhasilan
vaksinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah :
1. Pada vaksinasi via air minum : 1) ayam dipuasakan air
minum selama 1-2 jam (tergantung kondisi cuaca)
sebelum vaksinasi; 2) Jumlah dan distribusi tempat
minum sesuai dengan jumlah ayam; 3) Tempat minum
jangan terkena sinar matahari langsung dan jauhkan
dari brooder; 4) Jika perlu vaksin diberikan 2 tahap
untuk menghindari ayam yang tidak kebagian vaksin
2. Tidak tergesa-gesa saat melakukan vaksinasi dan
pastikan semua ayam telah tervaksin dengan dosis yang
sama
3. Pastikan vaksin yang diberikan masuk ke dalam tubuh
ayam dengan baik, yaitu 1) tetes mulut ditunjukkan dari
reflek menelan; 2) tetes hidung ditunjukkan ayam telah
Setelah vaksinasi
Botol kemasan maupun sisa vaksin hendaknya tidak
dibuang sembarangan di dalam kandang, namun dibakar atau
disterilkan dalam air mendidih terlebih dulu. Bersihkan alat
suntik Soccorex dengan memakai air hangat dan sabun. Setelah
dibilas, sterilkan dengan cara dimasak dalam air mendidih
selama 30 menit. Selain itu, cuci tangan dengan memakai
sabun.
III.
HASIL PRAKTIKUM
Contoh soal penghitungan
:
Anda mengirim telur dari farm ke hatchery sebanyak 24.860 butir.
Di hatchery dilakukan seleksi dan diperoleh 21.978 telur tetas. Telur tetas
tersebut seluruhnya dimasukkan ke mesin pengeram/setter. Pada hari ke
enam dilakukan candling I dan ditemukan 2.452 telur kosong tanpa embrio
yang kemudian di afkir. Pada hari ke 18 dilakukan candling kedua dan
ditemukan 382 telur mengalami kematian embrio sehingga telur harus
dibuang. Semua sisa telur yang embrionya masih hidup dipindahkan ke
Hatcher dan pada hari ke 21 saat Hatcher dibuka dipanen sebanyak 18.282
DOC. Dan didapat hasil sebagai berikut
a. Telur afkir (%)
24.860 21.978 = 2882
2882 : 24860 100% = 11,59 %
b. Telur tetas (%)
21978 : 24860 100% = 88,40 %
c. Infertilitas (%)
2452 : 21978 100% = 11,16 %
d. Fertilitas (%)
21978 2452 = 19526
19526 : 21978 100% = 88,84 %
e. Mortalitas selama dalam setter (%)
382 : 19526 100% = 1,96 %
f. Viabilitas/daya hidup dalam setter (%)
19526 382 = 19144
19144 : 19526 100% = 98,04 %
g. Mortalitas dalam hatcher (%)
19144 18282 = 862
862 : 19144 100% = 4,50 %
h. Viabilitas dalam hatcher
18282 : 19144 100% = 95,5 %
i. Hatchibility/daya tetas dalam hatcher (%)
18282 : 19144 100% = 95,5 %
j.
Gambar
Keterangan
Formalin digunakan
untuk
sanitasi.
bahan
Soccorex digunakan
untuk suntik vaksin
pada unggas.
Macam macam
jarum
suntik
soccorex
dalam
berbagai ukuran.
Gambar
Keterangan
Pemberian vaksin injek dengan
Soccorex dibagian intra muskulus
dan merupakan vaksin killed.
Pemberian
vaksin
tetes
mata
IV.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita membahas tentang keseragaman
(uniformity) pada ayam petelur di usia grower. Uniformity dikatakan
bagus jika >80%, artinya semakin sedikit ayam yang cacat, mati, dan sakit
pada satu populasi maka tingkat keseragaman ayam semakin bagus. Dan
pada satu populasi ayam juga memiliki berat badan yang sama
(Parakkasi,1999) dapat dikatakan keseragamannya bagus.
Pada penghitungan didapat hasil sebagai berikut
:
1.
Telur afkir
11,59 %
2.
Telur tetas
88,40 %
3.
Infertilitas
11,16 %
4.
Fertilitas
88,84 %
5.
1,96 %
6.
98,04 %
7.
4,5 %
8.
95,5 %
9.
95,5 %
10.
Hatchability total
93,63 %
bagian
dada
secara
diagonal/miring.
Menurut
satu mata satu tetes tiap ekor. Jika vaksin sudah masuk, ayam akan
mengedipkan mata berkali-kali. Dalam pelaksanaannya misal kita
meneteskan pada mata sebeleh kanan, untuk ayam yang lainnya
juga diteteskan pada mata sebelah kanan juga. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan identifikasi.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Parakkasi, A. 1999.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta
Anonim.2008. Tata Laksana Vaksin Harus Ccepat.
http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/pengobatan-avaksinasi/tata-laksana-harus-tepat/2-pengobatan-a-vaksinasi/71artikel-tata-laksana-vaksinasi-harus-tepat
TABBU, C.R. 1996. Dampak ekonomis dari penyakit unggas. Pros. Temu
Ilmiah Hasil-Hasil Penelitian Peternakan. Ciawi-Bogor, 9-Il
Januari 1996. Puslitbangnak. Badan Litbang Pertanian. him. 49-58.
Priyono, 2010. Mengenal Berbagai Macam Cara Vaksinasi Pada Ternak
Ayam Ras. Email: priyono.spt@gmail.com. Diakses [15 Mei 2010].