Disusun Oleh:
Kelompok 17 / Kelas A1
Nama Anggota:
II. INDIKASI
Indikasi vaksin rotavirus adalah untuk profilaksis terhadap infeksi rotavirus,
terutama pada bayi. Vaksin rotavirus tidak diindikasikan untuk orang dewasa. Bayi
yang pernah mengalami gastroenteritis akibat rotavirus tetap diberikan vaksin,
karena infeksi awal biasanya hanya memberikan imunitas parsial. Vaksin tidak
dapat diberikan sebagai profilaksis pasca pajanan.
III. KEMASAN
Formulasi vaksin rotavirus tersedia dalam bentuk pemberian peroral. Di
Indonesia, terdapat 2 jenis vaksin rotavirus, yaitu vaksin monovalen (RV1) yang
berbentuk serbuk dan vaksin pentavalen (RV5) yang berbentuk larutan.
• Vaksin rotavirus monovalen (RV1) memiliki nama dagang Rotarix®, yang
tersedia dalam serbuk yang harus dilarutkan terlebih dahulu untuk pemberian
oral.
• Vaksin rotavirus pentavalen (RV5) memiliki nama dagang RotaTeq®, yang
tersedia dalam bentuk larutan yang diberikan peroral.
IV. KOMPOSISI
• Vaksin RV1 terdiri dari jenis strain G1P yang diisolasi dari bayi yang mengalami
gastroenteritis. Vaksin RV1 mengandung 10.000.000 partikel rotavirus dalam 1
mL dosis.
• Vaksin RV5 ini terdiri dari 5 jenis virus yang diisolasi dari manusia dan sapi.
Empat virus dari sapi mengekspresikan salah satu protein VP7 (G1, G2, G3, atau
G4) dari strain yang ada di manusia dan protein VP4 dari strain yang ada di sapi.
Virus terakhir mengekspresikan protein VP4 dari strain yang ada di manusia dan
G6 dari strain yang ada di sapi. Vaksin RV5 mengandung 2–2,8 x 10.000.000
unit per jenis virus dalam 2 mL dosis.
V. CARA PEMBERIAN
Vaksin rotavirus hanya diberikan melalui per oral dengan dosis 2ml. Untuk
bayi, dosis 2ml adalah jumlah yang banyak sehingga berisiko dimuntahkan kembali
oleh bayi. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memberikan vaksin dengan cara
meneteskannya secara perlahan karena tidak dianjurkan untuk mengulang
pemberian vaksin setelah dimuntahkan. Pemberian vaksin sebaiknya dilakukan
sebelum bayi menyusu. Satu paket vaksin rotavirus terdiri dari dua dosis. Dosis
pertama dapat diberikan sejak bayi berumur 6 minggu, dosis selanjutnya berjarak
setidaknya 4 minggu setelah dosis pertama. Sebaiknya dosis vaksin diberikan
secara lengkap sebelum bayi berusia 16 minggu, atau paling lama sudah lengkap
pada saat bayi berusia 24 minggu.
VI. DOSIS
Vaksin rotavirus diberikan secara oral dengan dosis 2ml. Untuk bayi, dosis
2ml adalah jumlah yang banyak sehingga berisiko dimuntahkan kembali oleh bayi.
• RotaTeq: 3 dosis, dosis pertama ketika anak berumur 6-14 minggu; dosis kedua
4-8 minggu kemudian, dosis ketiga maksimum saat usia anak 8 bulan.
• Rotarix: 2 dosis, dosis pertama untuk anak berusia 10 minggu; dosis kedua ketika
umur anak 14 minggu, maksimal 6 bulan.
VIII. KONTRAINDIKASI
Meski vaksin ini berguna untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
rotavirus, beberapa bayi tidak boleh menggunakan vaksin ini. Beberapa kriteria
bayi tersebut adalah:
- Anak yang sangat hipersensitif terhadap komponen-komponen dalam vaksin dan
defisiensi imunitas parah termasuk severe combined immunodeficiency (SCID).
- Pernah mengalami reaksi alergi yang parah terhadap vaksin rotavirus di masa lalu.
- Anak yang alergi karet latex. Aplikator oral RV1 terbuat dari latex, sementara
wadah RV5 bebas latex.
- Vaksinasi harus ditunda pada kasus gastroenteritis akut atau demam dengan rasa
sakit sedang atau parah.
- Vaksin ini tidak disarankan pemberiannya secara rutin pada bayi yang pernah
mengalami intususepsi atau malformasi usus yang ada kecenderungan menjadi
intususepsi. Intususepsi adalah kondisi dimana sebagian usus terlipat dan masuk
ke bagian usus yang lain sehingga terjadi sumbatan.
- Anak usia >24 bulan.