PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap pendukung agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yan optimal, baik secara jasmani, rohani dan sosial sebagai
upaya kesehatan dan salah satu sarana dalam melaksanakan upaya kesehatan
adalah industri farmasi. Industri farmasi merupakan salah satu tempat dimana
pengembangan obat.
industri farmasi harus menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),
dan produktifitas.
1
Salah satu aspek CPOB adalah personalia yang memiliki pengetahuan
jawabnya di industri farmasi. Farmasi sebagai salah satu personalia yang harus
dunia kerja.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Vaksin
1. Pengertian Vaksin
oleh bakteri dan virus, sehingga dapat mencegah atau mengurangi infeksi
terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem
3
Anak tersebut tetap sehat, karena telah terkena cowpox sebelumnya.
smallpox.
2. Efektifitas vaksin
diiinginkan atau malah tidak ada sama sekali. Kurangnya tanggapan terjadi
HIV atau usia. Bagaimanapun hal ini juga terjadi karena faktor genetik,
patogen.
4
Vaksinasi ulang (Adjuvants) umumnya digunakan untuk
faktor :
jinak dan tidak mudah menyebarkan penyakit daripada pasien yang tidak
divaksin.
vaksinasi :
5
b. pemantauan terus menerus pada penyakit tersebut setelah penggunaan
vaksin baru.
baru jumlah kasus menurun hingga kurang dari 150 kasus pertahun
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah
dosis berganda.
6
b. Inactivated vaccinae (Killed vaccinae)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia
dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus toksoidnya
dan ketiga.
alamiah.
demam tifoid.
7
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri
dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekomedasi
DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antidiotipe. Contoh vaksin hepatitis
5. Vaksin Ideotipe
binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung
asam amino yang disebut sebagai ideotipe atau detreminan idiotipe yang
pre sel B.
6. Vaksin Rekombinan
pelindung dari virus lainnya, mialnya gen untuk antigen dari berbagai
virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan
8
patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan
DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri
patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir
(virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup
kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.
B. Anti Serum
9
untuk melawan mikroorganisme infeksius ketika pembentukan imun
2. Jenis-jenis Serum
tidak perlu kita kelompokkan. Contoh serum yang sudah dapat dibuat
di Indonesia adalah serum anti tetanus, serum anti difteri, serum anti
3. Pembuatan Antiserum
10
BAB III
PT Bio Farma (Persero) berdiri sejak 120 tahun yang lalu, dimana pada
produksi, pada tahun 1895 – 1901. Setelah tahun 1923 menempati gedung
oleh L. otten. Setelah tahun 1923 menempati gedung di jalan Pasteur, nomor
11
28 Bandung, lembaga ini kembali mengubah namanya menjadi Landskoepak
Negara Bio Farma. Setelah melalui penelitian dan penilaian bentuk badan
usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan Umum Bio Farma dengan
12
Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai (Perusahaan Umum),
dan antisera yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang didukung oleh
No.2 , Jakarta.
Menjadi perusahaan life Science Kelas dunia yang berdaya saing global.
2. Misi
Life Science yang berdaya saing global. Untuk mencapai tujuan tersebut, kami
13
perusahaan kelas dunia dapat tercapai melalui integrasi strategi yang akan
DIREKTUR UTAMA
Kepala Divisi Administrasi Kepala Divisi Penjualan Kepala Divisi Kepala Divisi Perencanaan
Keuangan Dalam Negeri Produksi Vaksin & Pengendalian Produksi
Virus
14
E. Vaksin dan antiserum yang pernah di produksi di Biofarma
Produksi Vaksin oleh PT. Biofarma dimulai dari tahun 1890. Adapun
vaksin dan antiserum yang pernah di produksi oleh PT. Biofarma namun tidak
5) 1913, diproduksi vaksin tetanus toksoid dan difteri toksoid Adapun Vaksin
a) PENTABIO
Deskripsi
15
komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul
melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. Vaksin dijerap pada
mcg Hib.
Komposisi
Zat aktif :
HBsAg 10 mcg
Zat Tambahan :
Thimerosal 0,025 mg
16
Indikasi
Cara pemberian
baga bokong anak dapat menyebabkan luka saraf siatik dan tidak
Jadwal imunisasi
bahaya tertentu pada bayi, vaksin ini harus dimulai secepat mungkin
dengan dosis pertama pada usia 6 minggu, dan dua dosis berikutnya
17
Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin
BCG, campak, polio (OPV atau IPV), yellow fever dan suplemen
hharus disuntikan pada lokasi yang berlainan. Vaksi ini tidak boleh
Efek Samping
Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak boleh
berbeda ecara bermakna dengan vaksin DTP, Hepatitis B dan Hib yang
diberiakn secara terpisah . Untuk DTP, reaksi lokal dan sistemik ringan
dan kemerahan pada lolasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam
18
sistem saraf kronis pada anak. Oleh karenanya, tidak ada buktiilmiah
diabetes.
nyeri pada lokasi penyuntikkan. Reaksi ini biasanya bersifat ringan dan
atau tiga hari, dan tidak memrlukan tindaka medis lebih lanjut. Reaksi
19
Kontra Indikasi
DTP; kejang atau gejala kelaina otak pada bayi baru lahiratau kelainan
terhadap pertusis. Dalam hal ini vaksin tidak bleh diberikan sebagai
vaksin Hepatitis B dan Hib diberikan secara terpisah. Vaksin tidak akan
virus hepatitis B.
menghomogenkan suspensi.
3. Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan
vaksin lain.
20
4. Sebelum vaksin digunakan, informasi pada gamvar Vaccine Vial
Penyimpanan
DIBEKUKAN.
b) FLUBIO VAKSININFLUENZA HA
Deskripsi
Komposisi
A / HINI 15 𝜇𝑔 HA
21
A / H3NI 15 𝜇𝑔 HA
B 15 𝜇𝑔 HA
Thimerasol 4 𝜇𝑔
Indikasi
yang ditimbulkan oleh virus influenza pada orang yang beresiko tinggi.
Posologi
tahun keatas.
Efek samping
pada umumnya akan hilang setelah 1-2 hari setelah pengobatan, seperti:
22
Keluhan berat dan jarang terjadi seperti :
diketahui.
Kontraindikasi
harus ditunda
Interaksi Obat
imunosupresif.
23
Penyimpanan
+2˚C - +8˚C
3. JANGAN DIBEKUKAN
Deskripsi
24
Komposisi
AI3+.
sebagai pengawet.
Indikasi
pada semua usia, untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus
1. Petugas Kesehatan
2. Pasien
3. Petugas Lembaga
25
7. Keluarga yang dekat dengan penderita Hepatitis Bakut atau kronik
Posologi
pada orang dewasa dan anak dibagian otot deltoid, sedangakan pada bayi
Efek Samping
vaksinasi. Keluhan sistemik seperti demam, sakit kepala, mual, pusing dan
Kontraindikasi
beresiko tinggi.
26
2. Vaksin hepatitis B rekombinan jangan diberikan pada daerah gluteal,
atau intra-dermal, karena tidak akan memberikan respon yang optimal dan
kekebalan.
Penyimpanan
2. JANGAN DIBEKUKAN.
Deskripsi
vaksin beku kering berwarna kekuningan pada vial gelas, yang harus
berupaserbuk injeksi.
27
Komposisi
Zat aktif:
Zat tambahan:
Pelarut mengandung:
Indikasi
Posology
28
4. Dalam keadaan wabah imunisasi dapat diberikan mulai umur 6 bulan
ml.secara subkutan.
Efek Samping
Pada 5-15% kasus terjadi demam (selama 1-2 hari), biasanya 8-10 hari
setelah vaksinasi.
setelah vaksinasi.
Kontraindikasi
malnutrisi
2. Vaksin ini sebaiknya tidak diberikan bagi; orang yang alergi terhadap
campak terhadap janin belum diketahui; orang yang alergi berat terhadap
kanamisin dan eritromisin, anak dengan infeksi akut disertai demam, anak
29
Peringatan dan perhatian
intravena.
Penyimpanan
1. Vaksin campak beku kering disimpan pada suhu antara +2°C sampai
dengan +8°C.
2. Vial vaksin dan pelarut harus dikirim bersamaan, tetapi pelarut tidak
boleh dibekukan dan disimpan pada suhu kamar.
3. Vaksin harus terlindung dari cahaya
4. Waktu kadaluarsa 2 tahun.
5. Vaksin campak yang sudah dilarutkan, sebaiknya digunakan segera,
paling lambat 6 jam setelah dilarutkan, apabila masih bersisa maka harus
dimusnahkan.
30
E) VAKSIN POLIOMYELITIS ORAL BIVALEN TIPE 1 & 3
Deskripsi
Vaksin mOPV1 adalah cairan berwarna kuning muda sampai kuning
muda dalam vial gelas yang mengandung suspensi dari tipe 1 virus Polio
Komposisi
Setiap dosis (2 tetes=0,1 ml) mengandung :
Zat berkhasiat:
• Virus Polio yang dilemahkan (Strain Sabin) tipe 1>_ 106.0 CCID50*
Zat tambahan:
• Eritromisin tidak lebih dari 2 mcg. Kanamisin tidak lebih dari 10 mcg.
• Sukrosa 35% v/v (sebagai zat penstabil).
Indikasi
Digunakan untuk merespon kejadian luar biasa (Outbreak) yang
31
Posologi
1. mOPV1 hanya digunakan secara oral
2. Diteteskan langsung kedalam mulut dari vial dosis ganda melalui
droper sebanyak 2 tetes.
3. Hati-hati jangan sampai droper terkontaminasi dengan air liur anak
yang di vaksinasi
Efek samping
Umumnya tidak terdapat efek samping. Sangat jarang terjadi,
individu yang berhubungan erat dengan anak yang telah divaksinasi jarang
Interaksi Obat
32
f) VAKSIN POLIOMYELITIS ORAL MONOVALEN TIPE 1
Deskripsi
Vaksin mOPV1 adalah cairan berwarna kuning muda sampai kuning
muda dalam vial gelas yang mengandung suspensi dari tipe 1 virus Polio
Komposisi
Zat berkhasiat:
• Virus polio yang hidup dilemahkan (Strain Sabin) tipe 1 >_ 106 CCID50*
Zat tambahan:
• Eritromisin tidak lebih dari 2 mcg. Kanamisin tidak lebih dari 10 mcg.
Indikasi
membentuk antibodi
33
Posologi
yang di vaksinasi
Efek samping
individu yang berhubungan erat dengan anak yang telah divaksinasi jarang
vaksinasi.
Kontraindikasi
akan dihitung sebagai bagian dari jadwal imunisasi, dan harus diulang
setelah sembuh.
34
Interaksi obat
tertera pada vial jika disimpan pada suhu lebih dari -20˚C
4. Dan hanya dapat disimpan selama 6 bulan pada suhu antara -2˚C s/d
-8˚C.
Deskripsi
Vaksin Polio Oral (OPV) adalah vaksin tri- valen merupakan cairan
35
suspensi dari tipe 1, 2, da 3 virus Polio hidup (starin Sabin) yang telah
Komposisi
Zat tambahan :
Indikasi
Posologi
36
2. Hati-hati jangan sampai droper terkontaminasi dengan air liur anak
yang di vaksinasi
Efek samping
Kontarindikasi
1. Apabila sdang mengalami diare, dosis OPV yang diberikan tidak akan
dihitung sebagai bagian dari jadwal iunisasi, dan harus diulang setelah
sembuh.
37
Interaksi Obat
Penyimpanan
1. Potensi vaksin akan terjaga sampai waktu daluarsa yang terdapat pada
vial jika disimpan pada suhu tidak lebih dari -20˚C. Dan hanya dapat
38
Deskripsi
Serum anti bisa ular Polivalen adalah antisera muri yang dibuat
dari plasma darah kuda yang memberikan kekbalan terhadap bisa ular
yang bersifat neurotoksik (seperi ular jenis Naja sputatrix – Ular Kobra,
Komposisi
Zat aktif :
Zat tambahan :
Fenol 2,5 mg
Indikasi
39
Cara kerja obat
Posologi
kemudian.
berkurang atau bertambah) Serum Anti bisa ular Polivalen dapat terus
4. Serum Anti Bisa Ular Polivalen yang tidak diencerkan dapat diberikan
5. Dosis Serum Anti bisa Ular Polivalen untuk anak-anak sama dengan
40
Kontraindikasi
Serum Anti Bisa Ular Polivalen ini tidak berkhasiat terhadap ggitan ular
2. Dapat diberikan pada pasien dengan riwayat penyakit asma berat jika
Penyimpanan
1. Serum anti bisa ular harus disimpan pada suhu antar +2˚C s/d +8˚C.
2. JANGAN DIBEKUKAN.
41
9. SERUM ANTI TETANUS (KUDA)
Deskripsi
Serum Anti Tetanus adalah antisera yang dibuat dari plasma kuda
Komposisi
Tiap ml mengadung :
Zat aktif :
Zat tambahan :
o Fenol 2,5 mg
Tiap ml mengandung :
Zat aktif :
42
o Antioksidan tetanus 5.000 IU
Zat tambahan
o Fenol 2,5 mg
Indikasi
terkontaminasi dengan tanah, debu jlan atau baha lain yang dapat
vaksin tetanus.
yang mampu untuk menetralisir toksin tetanus yang beredar dalam darah
penderita.
Posologi
desensitisasi.
43
Pemberian
A. Secara intramuskular :
B.Secara intravena
Kontraindikasi
Penderita yang terbukti alergi terhadap antisera kuda.
Penyimpanan
1. Serum anti tetanus harus disimpan pada suhu +2oC s/d +8oC
2. JANGAN DIBEKUKAN.
3. Masa kadaluarsa 2 tahun.
44
Deskripsi
Serum Anti Difteri (kuda) 20.000 IU adalah antisera murni yang
Komposisi
Tiap ml mengandung zat aktif :
Antitoksin difteri 2.000 IU
Zat tambahan :
Fenol 2,5 mg
Indikasi
yang mampu untuk menetralisir toksin difteri yang beredar dalam darah
penderita.
e. Posologi
Untuk pengobatan :
f. Pemberian :
A. Secara intramuskular :
45
1. Hasil uj kepekaan harus negatif
2. Penyuntikan harus dilakukan secara perlahan
3. Penderita harus diamati paling sedikit 30 menit.
B.Secara intravena
1. Lakukan penyuntikan secara intramuskular terlebih dahulu.
2. Bila tidak ada gejala alergi, lakukan penyuntikan intravena.
3. Penyuntikan harus dilakukan secara perlahan.
4. Penderita harus diamati paling sedikit selama 1 (satu) jam.
Kontraindikasi
Penderita yang terbukti alergi terhadap antisera kuda.
Penyimpanan
1. Serum anti tetanus harus disimpan pada suhu +2oC s/d +8oC
2. JANGAN DIBEKUKAN.
3. Masa kadaluarsa 2 tahun.
46
BAB IV
Biofarma, terdapat bebrapa uraian kegiatan yang telah dilakukan dan diperhatikan
yaitu :
Biofarma
47
ke dalam prakualifikasi Badan Kesehatan Dunia ( WHO ). Vaksin yang
diproduksi Pt.Biofarma terdiri dari vaksin virus (vaksin campak, vaksin polio oral,
dan vaksin hepatitis B), dan vaksin bakteri ( vaksin DTPP, vaksin TT, vaksin DT,
dan vaksin BCG). Sejak tahun 1997 hingga saat ini, Biofarma memasok vaksin ke
banyak negara melalui UNICEF, PAHO, dan pembeli lainnya. Saat ini kapasitas
Farmasi begitu pula dengan pihak dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Jurusan Farmasi yang sangat antusias mengunjungi lahan industri ini. Kemudian
dilanjutkan dengan pemutaran video atau film dokumenter profil industri farmasi
PT.Biofarma serta pemaparan materi dari pihak Pt. Bofarma tentang sejarah, visi
dan misi. Produk yang diproduksi oleh PT.Biofarma, serta materi-materi lain yang
berhubungan dengan vaksin dan antiserum dan diakhiri dengan diskusi dan sesi
tanya jawab.
seperti rungan produksi vaksin hepatitis, vaksin HIV, vaksin DTB/HB/HIB, dan
yang berbeda dan tidak boleh dicampurbaurkan ruang produksinya. Untuk produk
48
kombinasi, tiap vaksin dibuat dalam sediaan setengah jadi di tiap ruangan masing-
masing, lalu dilanjutkan di ruang fomulasi untuk dikom inasi. Adapun ruang
produksi di desain berbeda dimana tidak ada ruangan yang bersudut. Dan pihak
memiliki pakaian dan sepatu khusus dalam kegiatan produksi. Bahan baku
limbah cair diolah dalam alat yang disebut killing tank yang dapat membunuh
virus dan bakteri sehingga limbah yang telah diolah dapat digunakan kembali di
memiliki limbah yang berbeda dengan industri lainnya. Hal ini dikarenakan
vaksin dan antisera menggunakan bahan baku berupa vaksin dan bakteri dalam
proses produksinya. Limbah dan hasil produksi vaksin dan antisera ini tentunya
mengandung virus dan bakteri yang perlu penanganan berbeda dan baku mutu
limbah yang spesifik. Oleh karena itu, dalam perusahaan PT.Biofarma memiliki
instalasi pengolahan air limbah unit 1 (IPAL 1) yang berfungsi sebagai tempat
pengelolaan limbah vaksin berbasis virus seperti vaksin polio dan campak. Selain
itu, pada IPAL 1 juga digunakan sebagai tempat pengolahan limbah cair dari
bagian breeding hewan yang berupa darah hewan dan limbah domestic
perusahaan feses dari air seni. Yang menjadi fokus utama dalam pengelolaan
49
mikroorganisme seperti sisa virus dan bakteri terinaktivasi atau mati sehingga
bertujuan agar produk yang diproduksi Bofarma khususnya vaksin tetap terjaga
kualitas dan mutu produk. Kunjungan selanjutnya ke ruangan isolasi hewan uji.
Hewan uji yang terdapat di PT.Biofarma diantaranya kelinci, mencit, tikus, yang
dimana hewan uji ini juga dalam keadaan steril. Pada saat proses produksi
terjadi pada saat produk di produksi setelah itu dilanjutkan pada tahap proses
Quality Control agar produk yang dihasilkan tetap terjaga mutu dan kualitasnya
dimana dulu pernah digunakan dalam proses pembuatan vaksin cacar, vaksin
rabies, vaksin korela, vaksin tifus,vaksin bisa ular, vaksin PES (Pesteurellosis),
infusion, dan vaksin hepatitis-B vial, serta alat-alat yang digunakan dalam proses
kerjasama, serta pengabdian masyarakat sebagai salah satu peusahaan vaksin dan
50
kualitas yang tinggi dan sesuai standar WHO dan BPOM yang ditunjang aktivitas
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan bahwa :
dan menjadi distributor vaksin ke 127 negara dengan 60% dan 40%
dalam negeri.
diakui oleh WHO dimana hanya 23 dari 200 produsen vaksin yang
telah diakui.
poliomyelitis oral, serum anti bisa ular, serum anti tetanus, dan
sampai ke produsen.
52
B. Saran
tidak hanya terbatas dalam kegiatan Praktek Kerja tetapi juga dalam hal
53
DAFTAR PUSTAKA
54