Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN VAKSINASI KARYAWAN

RUMAH SAKIT ABC


JAKARTA

RUMAH SAKIT
ABC JAKARTA

RUMAH SAKIT
ABC JAKARTA
Jl. Ir. H. Juanda 03 Jakarta
i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ABC...............................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..…………ii
DEFINISI................................................................................................................4
PENGERTIAN.......................................................................................................4
RUANG LINGKUP...............................................................................................5
TATA LAKSANA..................................................................................................8
DOKUMENTASI ................................................................................................13
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmatNya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Vaksinasi
Karyawan di Rumah Sakit ABC Jakarta ini dapat selesai disusun.

Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dengan
pelaksanaan program vaksinasi karyawan di Rumah Sakit ABC Jakarta.

Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana serta alur
pelaksanaan vaksinasi karyawan, sehingga dapat mencegah dan menurunkan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan di Rumah Sakit ABC Jakarta khususnya bagi karyawan/petugas.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Vaksinasi
Karyawan di Rumah Sakit ABC Jakarta.

Jakarta, 22 Januari 2019


Penyusun
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
1. Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
2. Imun adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan
mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka serangan kuman tertentu.
3. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

B. Tujuan
1. Meningkatkan derajat imunitas, memberikan proteksi imun dengan
menginduksi respons memori terhadap patogen/toksin tertentu dengan
menggunakan preparat antigen (zat asing) non-virulen/non-toksik.
2. Mengurangi resiko tertularnya penyakit dari pasien
-5-

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Macam Vaksin
Macam vaksin yang digunakan untuk imunisasi adalah :
1. Vaksin yang dilemahkan (attenuated live vaccine): viabilitas dan daya
infeksi kuman atau virus dilemahkan namun mampu menumbuhkan
respons imun. Vaksin ini dapat berasal dari keseluruhan organisme atau
bagian dari organisme.
2. Vaksin yang telah dimatikan (bakteri, virus atau riketsia) yaitu vaksin
yang berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan. Respons imun
yang timbul lebih lemah daripada vaksin hidup sehingga biasanya
memerlukan imunisasi ulang.
3. Vaksin subunit yaitu vaksin yang berasal dari bagian organisme misalnya
komponen kapsul bakteri (streptococcus pneumoniae).
4. Vaksin toksoid dibuat dari bahan toksin bakteri:tidak toksis namun dapat
merangsang pembuatan antibodi
5. Vaksin konyugat yaitu vaksin polisakarida murni kurang imunogenik
untuk anak dibawah usia 2 tahun.

B. Vaksinasi pada Tenaga Kesehatan


Jenis vaksin yang direkomendasikan untuk tenaga kesehatan antara lain :
1. Influenza
Penyakit yang disebabkan virus dari keluarga Orthomyxoviridae ini
menimbulkan wabah berulang dengan aktivitas kuat serta kejadian
infeksi dan kematian tinggi pada semua usia. Influenza merupakan
penyakit berat bila diderita orang berusia lanjut (di atas 65 tahun) serta
penderita dengan penyakit jantung, paru-paru, dan diabetes mellitus
(kencing manis).
2. Typhoid
Lebih dikenal sebagai penyakit Typhus atau demam Tifoid. Penderita
akan mengalami panas tubuh tinggi (di atas 40°C), sakit kepala, rasa
-6-
lelah, dan hilang nafsu makan. Gejala lain, sakit pada perut, buang-buang
air, mual, dan menggigil. Penyakit ini disebabkan infeksi bakteri
Salmonella Typhi.
3. Hepatitis A
Tidak semua tenaga kesehatan direkomdasikan untuk mendapatkan
vaksin ini kecuali pada mereka yang bekerja di laboratorium dengan
virus hepatitis A. Pegawai yang bertugas menangani makanan pasien
(koki, pelayan, pengantar makanan, bagian dapur, dll) dipertimbangkan
untuk divaksinasi.
4. Hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B diperlukan untuk mencegah gangguan hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB). Gejala penyakitnya diawali
dengan timbulnya demam selama beberapa hari. Lalu timbul rasa mual,
keletihan, dan tetap terasa letih meski telah beristirahat cukup. Urine (air
seni) akan terlihat keruh seperti air teh. Bagianputih bola mata dan kuku
akan terlihat berwarna kuning. Vaksinasi diulang setelah 5-10 tahun.
5. Varisela
Vaksin ini direkomendasikan kepada setiap orang dewasa yang tidak
mempunyai bukti imunitas terhadap vaksin ini. Bukti imunitas adalah
bukti tertulis pernah mendapatkan vaksin ini sebanyak 2 dosis, riwayat
terkena varisela yang dikonfirmasi oleh dokter, riwayat varisela zoster
yang diverifikasi oleh dokter, bukti laboratorium akan adanya imunitas
atau pernah terkena.
6. MMR
Vaksin ini juga direkomendasikan kepada setiap tenaga kesehatan
kecuali memiliki bukti imunitas. Bukti imunitas diantaranya lahir
sebelum tahun 1957, pernah mendapat 1 dosis MMR terdokumentasi,
riwayat terkena campak, gondongan yang diverifikasi oleh dokter dan
bukti laboratorium.
7. Tetanus
Tetanus adalah infeksi akut karena racun yang dibuat dalam tubuh oleh
bakteri Clostridium Tetani. Penyakit ini bisa membuat kejang otot,
-5-

-7-
rahang terkancing, gangguan bernapas, dan kematian. Bakterinya
terdapat di debu, tanah, lalu masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka
terpotong, luka terbuka, dan luka terbakar. Macam vaksinnya adalah
toksoid, diberikan dalam bentuk suntikan.
-8-

BAB III
TATA LAKSANA

A. Pelaksanaan Kegiatan Vaksinasi


1. Influenza
a. Vaksinasi influenza dilakukan setiap tahun
b. Macam vaksin: Vaksin split dan sub unit
c. Efektivitas: 88-89%
d. Rute suntikan: i.m.
2. Typhoid
a. Pemberian vaksin thypi perlu diulang setiap 3 tahun.
b. Macam vaksin : antigen vi inaktif
c. Efektivitas : 50-80%
d. Rute suntikan : i.m
3. Hepatitis A
a. Vaksin hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak 6 hingga 12
bulan pada individu.
b. Macam vaksin : antigen virus inaktif
c. Efektivitas : 94-100%
d. Rute suntikan : i.m
4. Varisela
a. Vaksinasi ini terdiri dari 2 dosis yang diberikan dengan jarak 4-8
minggu.
b. Macam vaksin : virus hidup dilemahkan
c. Efektivitas : 86%
d. Rute suntikan : s.c
5. Measles, Mumps, Rubella (MMR)
a. Beberapa kelompok orang dewasa yang beresiko terpapar
mungkin memerlukan 2 dosis yang diberikan tidak kurang dari
jarak 4 minggu.
b. Macam vaksin : vaksin hidup
-5-

c. Efektivitas : 90-95% -9-


d. Rute suntikan : s.c
6. Tetanus dan Diphteria (Td)
a. Seluruh orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap 3
dosis seri primer dari difteri dan toksoid tetanus, dengan 2 dosis
diberikan paling tidak dengan jarak 4 minggu dan dosis ketiga
diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis kedua. Jika pegawai
rumah sakit belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan
difteri maka diberikan seri primer diikuti dosis penguat setiap
10 tahun.
b. Macam vaksin : toksoid
c. Efektivitas : 90%
d. Rute suntikan : i.m

7. Hepatitis B
a. Berikan 3 dosis dengan jadwal 0, 1 dan 6 bulan. Bila setelah
imunisasi terdapat respons baik, maka tidak perlu dilakukan
pemberian imunisasi penguat (booster).
b. Macam vaksin: Antigen virus inaktif
c. Efektivitas: 75-90%
d. Rute suntikan: i.m

Vaksinasi wajib yang harus dilakukan bagi pegawai Rumah Sakit ABC
Jakarta ( tenaga kesehatan dan tenaga non klinis yang kontak langsung
dengan pasien atau kontak dengan cairan tubuh pasien yang dapat
menjadi transmisi penyakit ) adalah Vaksinasi Hepatitis B. Adapun
jenis vaksinasi lainnya dilaksanakan sesuai kemampuan.
Cakupan pemberian vaksinasi hepatitis B ini dilakukan terutama
kepada perawat, bidan, cleaning service, analis laboratoriun,
radiografer, petugas laundry, Kesehatan Lingkungan, Gizi Klinik dan
petugas pantry, driver, farmasi, Security,
-10-

B.Prosedur Pemberian Vaksinasi Hepatitis B


Prosedur Pemberian
No Keterangan
Imunisasi
Diperiksa HBSAg, dan Anti Jika HBSAg positif, maka tidak perlu pemeriksaan
1
HBs Anti HBs dan tidak perlu vaksinasi Hepatitis B

Jika Anti HBs<100.000, maka perlu diberi


vaksinasi (vaksin diberikan serangkaian 3 dosis
vaksin hepatitis B pada interval 0,1, dan 6 bulan) .
-5-

Lakukan pengujian anti HBs 1 - Jika anti HBs > 10mlU/ml (positif), menandakan
2 bulan setelah dosis ke-3 untuk pasien sudah memiliki kekebalan dan tidak ada
2
mengetahui tingkat kekebalan. pengujian serologi lebih lanjut atau vaksinasi

Jika anti HBs <10 mlU/ml (negatif), menandakan


petugas tidak terlindungi dari Hepatitis B.
Dilakukan vaksinasi ulang Jika anti HBs positif berarti ada kekebalan dan
( booster) satu kali. Tes ulang tidak ada pengujian lebih lanjut atau vaksinasi.
3
anti HBs 1-2 bulan setelah
booster.
Jika anti HBs negatif setelah pemberian vaksin
ulang (booster) , maka dilakukan booster ke 2.
Setelah 1 atau 2 bulan booster ke 2, dilakukan cek
anti HBs. Jika masih negatif , dilakukan booster ke
3. Jika setelah booster ke 3 anti HBs tetap negatif
berarti petugas dianggap non responder.
Petugas kesehatan yang non responder harus
dianggap rentan terhadap HBV dan harus
dikonseling tentang tindakan Pencegahan Infeksi
HBV serta pentingnya mendapatkan Profilaksis
HBIG jika suatu saat terpapar darah pasien yang
HBSAg nya positif.
-11-

ALUR KEGIATAN
VAKSINASI
HEPATITIS B
-12-

C. Cara Penyuntikan
1. Intramuskulär (i.m) : diberikan pada orang dewasa di daerah deltoid
menggunakan jarum no 25
2. Tidak di anjurkan penyuntikan pada daerah gluteal dan intra dermal
karena tidak akan memberikan respon yang optim dan dapat merusak
syaraf gluteal maupun intradermal.
3. Tidak di anjurkan untuk pemberian intravena.
4. Tidak direkomendasikan pada wanita hamil meskipun efek antigen
terhadap janin belum diketahui, kecuali dapat dipertimbangkan pada yg
beresiko tinggi.
D. Efek Samping
1. Lokal
Reaksi lokal berupa bengkak, nyeri pada tempat suntikan. Reaksi
akan hilang dalam 48 jam dan biasanya sering terjadi pada suntikan
intradermal. Pada umumnya pemberian vaksin dapat dilanjutkan.
2. Sistemik
Reaksi sistemik dapat berupa demam, rasa lemah, nyeri otot dan nyeri
kepala. Reaksi ini akan menghilang dalam 48 jam. Reaksi alergi
(melalui IgE) dapat terjadi namun jarang. Reaksi ini berupa urtikaria,
angioudema, anafilaksis setelah suntikan. Juga dapat terjadi reaksi
imun kompleks meski jarang. Cara mengatasi reaksi sistemik sesuai
dengan cara pengatasan reaksi alergi pada umumnya.
-13-

BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses kegiatan vaksinasi karyawan yang telah dilaksanakan akan di


dokumentasikan dalam bentuk laporan oleh bagian SDM selaku penanggung
jawab program. Hasil kegiatan dan laporan akan ditembuskan ke bagian PPI,
K3RS, dan Tim Kesehatan, agar masing masing unit bisa menindak lanjuti dan
saling berkoordinasi terkait hasiln

Anda mungkin juga menyukai