Vaksinasi BCG bisa diberikan pad abayi jika uji tuberkulin bernilai hasil negatif.
Tempat penyuntikan yang dianjurkan untuk vaksin BCG yaitu pada lengan kanan
atas.
2. DTP
Vaksinasi DTP merupakan singkatan dari difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin ini
diberikan tidak hanya satu kali namun dianjurkan untuk diberikan sebanyak lima
kali. Vaksin diberikan pada rentang usia yang berbeda-beda yaitu:
3. Campak
Vaksinasi campak diberikan selama tiga kali. Caksin campak adalah jenis vaksin
dasar yang harus diberikan saat bayi berusia 9 bulan. Kemudian vaksin kembali
diberikan saat balita berusia 2 tahun. Terakhir, vaksin diberikan saat anak masuk
sekolah SD.
4. Cacar Air
Vaksin cacar air disebut juga dengan vaksin varicella. Vaksinasi diberikan untuk
mencegah virus varicella zoster yang menjadi penyebab penyakit cacar air.
Vaksinasi ini harus diberikan pada anak yang belum pernah terkena cacar air.
Umumnya, vaksin bayi ini diberikan pada saat anak berusia 12 – 15 bulan.
5. Hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B diberikan untuk mencegah infkesi hati akibat virus hepatitis
b. vaksin ini harus diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan. Vaksinasi diberikan
dalam 3 dosis:
o Dosis pertama: Diberikan saat bayi baru lahir, sebelum bayi berusia 12 jam.
o Dosis kedua: Diberikan saat usia bayi berusia 1 sampai 2 bulan.
o Dosis ketiga: Diberikan saat usia bayi berusia 6 sampai 12 bulan.
Jika bayi mendapatkan vaksin kombinas dengan kandungan hepatitis B, bayi dapat
diberikan 4 dosis.
Jika bayi lahir dari ibu yang memiliki hepatitis B maka ia perlu vaksin hepatitis B
dosis pertama sebelum 12 jam. Bayi juga memerlukan tambahan imunoglobulin
hepatitis B pada saat bersamaan di bagian paha yang berbeda. Suntikan dilakukan
setelah mendapat suntikan vitamin K1.
Dosis selanjutnya dapat diberikan sesuai dengan jadwal. Namun jika bayi lahir dari
ibu dengan hepatitis B maka saat usia 9-18 bulan, ia perlu diperiksa antiHBs dan
HbsAg.
6. Hib
Vaksin Hib dapat melindungi anak dari infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe
B (Hib). Vaksin Hib sebaiknya diberikan saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan dan 6
bulan. Kemduian diulang pada usia 12-15 bulan dengan dosis tergantung usia bayi
(3 atau 4 dosis).
7. Flu
8. MMR
Vaksin MMR merupakan kombinasi dari vaksin campak atau Measles (M) dan
Rubella (R). Vaksin MMR diberikan pada dua dosisi dengan rentang usia yang
berbeda, yaitu:
9. PVC
Vaksin PCV berfungsi untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri
pneumokokus penyebab penyakit meningitis dan pneumonia. Bayi yang berusia 2
bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 12-15 bulan, harus mendapatkan vaksinasi secara
rutin.
10. Polio
Anak perlu mendapatkan vaksin polio sebanyak 4 dosis dengan jadwal pemberian
dosis pertama saat lahir. Kemudian dilanjutkan pada saat si kecil berusia 2 bulan,
4 bulan dan 6 bulan. Setelah itu, diberikan ulang saat berusia 18 bulan dan 4–6
tahun.
11. Rotavirus
Vaksinasi rotavirus dibagi menjadi 2 jenis yang diberikan sebanyak 2 atau 3 dosis
bergantung jenis vaksin yang digunakan.
Vaksinasi dapat diberikan dengan cara diminum (bukan disuntik) pada bayi
berusia 2 bulan dan 4 bulan untuk 2 dosis. Sedangkan untuk 3 dosis diberikan
pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Vaksin ini dapat diberikan dengan vaksin
lain.
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya
virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulangulang, namun masih
mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah.
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia
(formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri
atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja.
3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit
dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat
imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang
jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang
terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu
tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan
meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus
5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari
antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang
disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai
antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai
dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
6. Vaksin Rekombinan