A. Pengeertian
1. Diare
Diare adalah frekuensi yang meningkat dan penurunan konsistensi debit tinja
sebagai dibandingkan dengan pola usus normal seseorang. Hal ini sering merupakan
gejala dari sebuah sys-penyakit menular Diare akut biasanya didefinisikan sebagai
durasi yang lebih pendek dari 14 hari,diare persisten lebih lama dari 14 hari, dan
diare kronis lebih lama dari 30 hari 'durasi Sebagian besar kasus diare akut
disebabkan oleh infeksivirus, bakteri, atau protozoa, dan umumnya terbatas pada diri
sendiri.(Pharmacotherapy Handbook 9th edition)
2. Konstipasi
Menurut the North American Society for Pediatric Gastroenterology and
Nutrition (NASPHGAN) adalah kesulitan atau keterlambatan melakukan defekasi
selama dua minggu atau lebih, dan mampu menyebabkan stres pada pasien (kadim,
2012)
Konstipasi merupakan masalah kesehatan pada anak yang masih cukup tinggi.
Kalau kita merujuk pada definisi NASPGHAN yang longgar, maka kejadian
konstipasi pada anak bisa mencapai 30% lebih. Konstipasi dapat menyebabkan 3%
kunjungan pasien ke dokter anak umum dan 15-25% kunjungan ke konsultan
gastroenterologi anak. Sebagian besar konstipasi pada anak (>90%) adalah
fungsional yang bila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut biasanya tidak ditemukan
kelainan organik, 40% diantaranya diawali sejak usia satu sampai empat tahun
(kadim, 2012).
B. Patofisiologi
1. Patofisiologi Diare
Diare adalah ketidakseimbangan penyerapan dan sekresi air dan elektrolit.
Mungkindikaitkan dengan penyakit saluran gastrointestinal (GI) tertentu atau
dengan penyakit di luar saluran pencernaan.
• Empat mekanisme patofisiologis umum mengganggu keseimbangan air dan
elektrolit,menyebabkan diare;
(1) perubahan transpor ion aktif dengan penurunan natriumpenyerapan atau
peningkatan sekresi klorida, (2) perubahan motilitas usus, (3) apeningkatan
osmolaritas luminal, dan (4) peningkatan tekanan hidrostatik jaringan.Mekanisme
ini telah dikaitkan dengan empat kelompok diare klinis yang luas: secre-tory,
osmotic, exudative, dan mengubah transit usus.
• Diare sekretorik terjadi saat zat stimulasi (misalnya vasoaktif intestinalpeptida
[VIP], obat pencahar, atau toksin bakteri) meningkatkan sekresi atau penurunan
absorpon-sejumlah besar air dan elektrolit.
• Penyakit inflamasi pada saluran pencernaan dapat menyebabkan diare eksudatif
akibat pelepasanlendir, protein, atau darah masuk ke usus. Dengan transit intestinal
yang berubah, usus motilitas diubah oleh berkurangnya waktu kontak di usus kecil,
pengosongan dinidari usus besar, atau pertumbuhan berlebih bakteri.
2. Patofisiologi mual,muntah
Tiga fase emesis mual (nuasea), muntah-muntah (retcing), dan muntah
(vomiting). Nausea berupa kebutuhan untuk segera muntah retcing : gerakan yg
diusahakan otot perut dan dada sebelum muntah vomit: pengeluaran isi lambung
yang disebabkan oleh retroperistalsis GI. Muntah di pacu oleh impuls aferen ke
pusat muntah inti sel pada medulla oblongata. Impuls diterima dari pusat muntah
di medulla berupa sinya melalui CTZ ( chemoreceptor trigger zone). Hasil
efferent impulses to the salivation center, respiratory center, and the pharyngeal, GI,
and abdominal muscles vomiting. CTZ terletak di daerah postrema ventrikel
otak, adalah organ chemosensory utama bagi emesis dan biasanya terkait dengan
muntah secara kimiawi. Karena lokasinyaracun dapat terbawa oleh darah dan
cairan cerebrospinal yang memiliki akses mudah ke CTZ merangsang muntah.
Beberapa Reseptor neurotransmiter terletak di pusat muntah, CTZ, dan saluran
pencernaan, yaitu kolinergik, histaminic, dopaminergik, opiat, serotonergik,
neurokinin, dan reseptor benzodiazepine. Agen kemoterapi dan metabolitnya, atau
senyawa penyebab muntah lain yg secara teoritis memicu proses emesis melalui
stimulasi dari satu atau lebih dari reseptor ini. Antiemetik efektif memblokir
reseptor emetogenik.
3. Patofidiologi Konstipasi
Konstipasi bisa terjadi, pertama (terjadi tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi)
atau ke (sembelit yang diakibatkan obat-obatn, faktor gaya hidup, atau kelainan
medis). Dan bukan penyakit melainkan gejala penyakit atau masalah yang
mendasarinya.
Konstipasi biasanya terjadi akibat diet rendah serat, asupan cairan yang tidak
memenuhi syarat, penurunan aktivitas fisik, atau penggunaan obat sembelit seperti
opiat. Konstipasi terkadang berasal dari psikogenik.
Penyakit atau kondisi yang menyebabkan konstipasi meliputi
a.Gangguan gastrointestinal (GI): Iritable bowel syndrome (IBS), divertikulitis,
b. penyakit saluran pencernaan bagian atas dan bawah, wasir, fisura dubur, proctitis
ulseratif,
c.tumor, hernia, volvulus usus, sifilis, tuberkulosis, limfogranuloma
d.venereum, dan penyakit HirschsprungGangguan metabolik dan endokrin: Diabetes
melitus dengan neuropati, hipotiroidisme, panhypopituitarism, pheochromocytoma,
hypercalcemia, dan enteric, Kelebihan glukagon.
a. Kehamilan.
b. Gangguan jantung (mis., Gagal jantung)
c. Konstipasi neurologis: Trauma kepala, tumor SSP, cedera tulang belakang,
serebrospinal
d. kecelakaan, dan penyakit Parkinson
e. Penyebab psikogenik
4. Patofisiologi Maag
sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup
di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.
Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat
ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau
akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.
Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur
hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui
sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya
gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan
menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding
lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti
menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan
racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan
secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari
kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis
tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan
terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
C. Laksansia
Obat-obat pencahar dapat mentimulasi proses defekasi dengan menjaga agar supaya
feces tidak mengeras, menghindari mengedan terutama lansia dan pasien penyakit jantung
dan hernia. Tujuannya adalah untuk memulihkan proses defekasi normal dengan
menghindari terjadinya ketergantungan pada obat pencahar ( OOP; 302)
D. Tujuan Pengobatan:
a. Menghilangkan gejala.
b. Membuat kebiasaan buang air besar normal
c. Meningkatkan kualitas hidup dengan meminimalkan efek samping pengobatan
(Pharmacotherapy handbook 9th; 194).
E. Obat laksansia/pencahar
1. Pembentukan massa (Bulk-forming laxatives).
Bekerja dengan Mengikat air dan ion dalam lumen kolon sehingga volume tinja akan
bertambah dan konsistensinya juga lunak. Contoh sedian yaitu: metil selulosa
2. Stimulan (Stimulant laxatives)
Bekerja dengan Merangsang mukosa, saraf intramular atau otot polos usus sehingga
meningkatkan pristalsis dan sekresi lendir usus.
Contoh sediaan yaitu: bisacodyl, phenolphthalein (laxadine)
3. Pencahar osmotik (Osmotic laxatives)
Bekerja dengan menarik air ke dalam lumen usus dan tinja menjadi lebih lembek
setelah 3-6 jam. Peristaltik usus meningkat akibat pengaruh tidak langsung karena
daya osmotiknya.
Contoh sediaan yang digunakan yaitu: magnesium sulfat, laktulosa
4. Pencahar emolien
Bekerja dengan melunakkan tinja tanpa merangsang pristaltik usus.
Contoh sediaan pencahar emolien yaitu: paraffin cair, natrium docusat.
A.OBAT ANTIDIARE
Nama Dagang:NEO
KAOLANA (Kaolin 700 mg,
pectin 66 mg/ 15 ml)
3 Loperamide Antidiare Diare Pengobatan simtomatik diare
HCl (LODIA) akut
Anak 4-7 tahun: 1 mg (3-4 kali
sehari) sampai dengan tiga hari
saja.
Anak 8–11 tahun: 2 mg (4 kali
sehari) pengobatan selama 5
hari.
Anak 12-17 tahun: Awalnya 4
mg, kemudian 2 mg sampai 5
hari, dosis yang harus diambil
setelah tinja keluar, biasanya
dosis 6-8 mg per hari; maksimal
16 mg per hari.
Untuk Dewasa
Awalnya, 4 mg kemudian 2 mg
sampai 5 hari, dosis yang harus
diambil setelah tinja keluar,
biasanya dosis 6-8 mg per hari :
maksimal 16 mg per hari.
Diare Kronik
Untuk Dewasa
Awalnya 4-8 mg, setiap hari
dalam dosis terbagi, disesuaikan
menurut respon; perawatan
sampai 16mg setiap hari dalam 2
dosis terbagi
Inkontinensia feses
Untuk Dewasa
Awalnya, 500mcg setiap hari
dalam dosis terbagi, Dosis
maksimum setiap hari diberi
dosis terbagi; maksimal 16mg
per hari
Sakit kolik usus dalam
perawatan paliatif
Untuk Dewasa
2-4 mg (4 kali sehari)
Bentuk sediaan : tablet
(BNF 73 hal. 63)
Diare akut non spesifik Dosis
awal 2 tab, dosis lazim 1-2 tab 1-
2 kali sehari. Diare kronik 2-4
tab/hari dalam dosis terbagi.
Maks. 8 tab/hari. Bila setelah 48
jam tidak ada perbaikan,
hentikan terapi.
Bentuk Sediaan : Tablet
(MIMS Hal.23)
Diare non spesifik dosis awal 2
tab; dosis lazim sehari 1-2 x 1
sampai 2 tab.
Diare kronik sehari 2-4 tab
dalam dosis terbagi, tergantung
dari beratnya diare dan respon
penderita.
Dosis maksimal sehari 8 tab.
Bentuk Sediaan : Tablet
ISO vol 48 hal. 504
4 Loperamide Antidiare Diare akut dengan Untuk Anak
dengan kolik perut 12-17 tahun : Awalnya, 1 tablet
simetikon kemudian 1 tablet setiap keluar
tinja pertama, selama 2 hari,
maksimal 4 tablet setiap hari.
Untuk Dewasa
Awalnya, 2 tablet, kemudian 1
tablet, terakhir setiap keluar tinja
pertama, selama dua hari
maksimal 4 tablet setiap hari.
Bentuk sediaan : tablet
(BNF 73 hal. 63)
5 Racecadotril Antidiare Diare akut Sediaan Kapsul
Dewasa : awalnya 100 mg,
kemudian 100 mg tiga kali
sehari setelah diare berhenti,
maksimal durasi untuk
pengobatan 7 hari.
Sediaan Granul
Anak 3 bulan-17 tahun ( bb 9
kg) : 10 mg 3 kali sehari setelah
diare berhenti maksimal durasi
pengobatan 7 hari.
Anak 3 bulan-17 tahun ( bb 9-12
kg) : 20 mg 3 kali sehari setelah
diare berhenti maksimal durasi
pengobatan 7 hari.
Anak 3 bulan-17 tahun ( bb 13-
27 kg) : 30 mg 3 kali sehari
setelah diare berhenti maksimal
durasi pengobatan 7 hari.
Anak 3 bulan-17 tahun ( bb 28
kg) : 60 mg 3 kali sehari setelah
diare berhenti maksimal durasi
pengobatan 7 hari.
(BNF 73 hal.64).
Sehari 3x1 kap, pemberian
dimulai dengan 1 kap 100 mg,
berikutnya dapat diberikan
setiap 8 jam sampai berhentinya
diare.
Bentuk Sediaan : Kaplet
ISO vol.48 hal.503
Nama Dagang : HIDRASEC
(Rececadotril 100 mg)
6 Furazolidon Antidiare Diare, enteritis yang Dws: sehari 4x100 mg selama 2-
disebabkan 5 hari; Anak >5 th: 50 mg sehari
Salmonella, 4x selama 2-5 hari; Anak <5 th:
Shigella, 6 mg/BB diminum dalam dosis
staphylococcus, E- terbagi 4 kali.
Coli, Entamoeba Jangan diberikan pada bayi <1
histolitica dan bulan
Giardia intestinalis Bentuk Sediaan : Tablet
ISO vol.48 hal. 502
Nama Dagang : DIALET
(Furazolidon 100 mg)
7 Bismut Antidiare Pengobatan gejala Dws: 2 kapl; Anak 9-12 th: 1
subsalisilat diare non spesifik kapl, dosis tersebut diulang tiap
½-1jam, jika diperlukan
maksimum 8 dosis dalam 24
jam.
Bentuk Sediaan : Tablet
(ISO 48 hal. 505)
Nama Dagang : NEO ADIAR
(Bismut subsalisilat 187,125
mg)
Mengobati gejala- Dws 1 ½ - 2 tab pada 1 kali
gejala diare yang pemberian . maks: 11 tab/hari.
disebabkan toksin Anak 9-12 th ½ - 1 tab, maks: 5
dan virus. tab/hari, 6-9 th ½ tab, maks: 4
Mengatasi gangguan tab/hari.
pencernaan, rasa Bentuk Sediaan : Tablet
panas pada ulu (MIMS hal.24)
hati,MUAL. Nama Dagang : STOBIOL
Suppositoria
Anak: 2–17 tahun: sehari sekali
5–10 mg once daily, adjusted
according to response
dewasa: 1 x sehari 10 mg,
diberikan pada pagi hari
Sediaan: suppositoria
(BNF 73; 57)
D. OBAT MAAG
Kemasanampulisi2 mL
Aluminium antasida Mengurangi Anak 5-12 tahun
Hydroxide kelebihan asam 1-2 kapsul 3-4 kali sehari,
lambung, disesuaikan
gastritis, tukak seperlunya.
lambung, tukak Anak 12-18 tahun
usus 12 jari, 1-5 kapsul 3-4 kali sehari,
mual, nyeri disesuaikan seperlunya
lambung dan
Bentuk Sediaan : Kapsul
nyeri ulu hati
(BNF for Children 2011-
2012 Hal 475)
Magnesium Antasida Anak 12-18 tahun
Hydroxide 10-20 mL 3 kali sehari,
20-60 menit setelah
makan dan menjelang
tidur, atau saat
dibutuhkan.
Bentuk sediaan
1. Kapsul : dosis 20
mg
2. InjeksiAmpul :
dosis 40 mg
3. Injeksi Vial : dosis
40 mg
(BNF for Children 2011-
2012 Hal 46)
Bentuk sediaan :
kapsul