Anda di halaman 1dari 23

Gangguan pencernaan

A. Pengeertian
1. Diare
Diare adalah frekuensi yang meningkat dan penurunan konsistensi debit tinja
sebagai dibandingkan dengan pola usus normal seseorang. Hal ini sering merupakan
gejala dari sebuah sys-penyakit menular Diare akut biasanya didefinisikan sebagai
durasi yang lebih pendek dari 14 hari,diare persisten lebih lama dari 14 hari, dan
diare kronis lebih lama dari 30 hari 'durasi Sebagian besar kasus diare akut
disebabkan oleh infeksivirus, bakteri, atau protozoa, dan umumnya terbatas pada diri
sendiri.(Pharmacotherapy Handbook 9th edition)

2. Konstipasi
Menurut the North American Society for Pediatric Gastroenterology and
Nutrition (NASPHGAN) adalah kesulitan atau keterlambatan melakukan defekasi
selama dua minggu atau lebih, dan mampu menyebabkan stres pada pasien (kadim,
2012)
Konstipasi merupakan masalah kesehatan pada anak yang masih cukup tinggi.
Kalau kita merujuk pada definisi NASPGHAN yang longgar, maka kejadian
konstipasi pada anak bisa mencapai 30% lebih. Konstipasi dapat menyebabkan 3%
kunjungan pasien ke dokter anak umum dan 15-25% kunjungan ke konsultan
gastroenterologi anak. Sebagian besar konstipasi pada anak (>90%) adalah
fungsional yang bila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut biasanya tidak ditemukan
kelainan organik, 40% diantaranya diawali sejak usia satu sampai empat tahun
(kadim, 2012).
B. Patofisiologi
1. Patofisiologi Diare
Diare adalah ketidakseimbangan penyerapan dan sekresi air dan elektrolit.
Mungkindikaitkan dengan penyakit saluran gastrointestinal (GI) tertentu atau
dengan penyakit di luar saluran pencernaan.
• Empat mekanisme patofisiologis umum mengganggu keseimbangan air dan
elektrolit,menyebabkan diare;
(1) perubahan transpor ion aktif dengan penurunan natriumpenyerapan atau
peningkatan sekresi klorida, (2) perubahan motilitas usus, (3) apeningkatan
osmolaritas luminal, dan (4) peningkatan tekanan hidrostatik jaringan.Mekanisme
ini telah dikaitkan dengan empat kelompok diare klinis yang luas: secre-tory,
osmotic, exudative, dan mengubah transit usus.
• Diare sekretorik terjadi saat zat stimulasi (misalnya vasoaktif intestinalpeptida
[VIP], obat pencahar, atau toksin bakteri) meningkatkan sekresi atau penurunan
absorpon-sejumlah besar air dan elektrolit.
• Penyakit inflamasi pada saluran pencernaan dapat menyebabkan diare eksudatif
akibat pelepasanlendir, protein, atau darah masuk ke usus. Dengan transit intestinal
yang berubah, usus motilitas diubah oleh berkurangnya waktu kontak di usus kecil,
pengosongan dinidari usus besar, atau pertumbuhan berlebih bakteri.
2. Patofisiologi mual,muntah
Tiga fase emesis mual (nuasea), muntah-muntah (retcing), dan muntah
(vomiting). Nausea berupa kebutuhan untuk segera muntah  retcing : gerakan yg
diusahakan otot perut dan dada sebelum muntah  vomit: pengeluaran isi lambung
yang disebabkan oleh retroperistalsis GI. Muntah di pacu oleh impuls aferen ke
pusat muntah  inti sel pada medulla oblongata. Impuls diterima dari pusat muntah
di medulla berupa sinya melalui CTZ ( chemoreceptor trigger zone). Hasil
efferent impulses to the salivation center, respiratory center, and the pharyngeal, GI,
and abdominal muscles  vomiting. CTZ terletak di daerah postrema ventrikel
otak, adalah organ chemosensory utama bagi emesis dan biasanya terkait dengan
muntah secara kimiawi. Karena lokasinyaracun dapat terbawa oleh darah dan
cairan cerebrospinal yang memiliki akses mudah ke CTZ  merangsang muntah.
Beberapa Reseptor neurotransmiter terletak di pusat muntah, CTZ, dan saluran
pencernaan, yaitu kolinergik, histaminic, dopaminergik, opiat, serotonergik,
neurokinin, dan reseptor benzodiazepine. Agen kemoterapi dan metabolitnya, atau
senyawa penyebab muntah lain yg secara teoritis memicu proses emesis melalui
stimulasi dari satu atau lebih dari reseptor ini. Antiemetik efektif memblokir
reseptor emetogenik.
3. Patofidiologi Konstipasi
 Konstipasi bisa terjadi, pertama (terjadi tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi)
atau ke (sembelit yang diakibatkan obat-obatn, faktor gaya hidup, atau kelainan
medis). Dan bukan penyakit melainkan gejala penyakit atau masalah yang
mendasarinya.
 Konstipasi biasanya terjadi akibat diet rendah serat, asupan cairan yang tidak
memenuhi syarat, penurunan aktivitas fisik, atau penggunaan obat sembelit seperti
opiat. Konstipasi terkadang berasal dari psikogenik.
 Penyakit atau kondisi yang menyebabkan konstipasi meliputi
a.Gangguan gastrointestinal (GI): Iritable bowel syndrome (IBS), divertikulitis,
b. penyakit saluran pencernaan bagian atas dan bawah, wasir, fisura dubur, proctitis
ulseratif,
c.tumor, hernia, volvulus usus, sifilis, tuberkulosis, limfogranuloma
d.venereum, dan penyakit HirschsprungGangguan metabolik dan endokrin: Diabetes
melitus dengan neuropati, hipotiroidisme, panhypopituitarism, pheochromocytoma,
hypercalcemia, dan enteric, Kelebihan glukagon.
a. Kehamilan.
b. Gangguan jantung (mis., Gagal jantung)
c. Konstipasi neurologis: Trauma kepala, tumor SSP, cedera tulang belakang,
serebrospinal
d. kecelakaan, dan penyakit Parkinson
e. Penyebab psikogenik
4. Patofisiologi Maag
sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup
di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.
Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat
ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau
akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.
Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur
hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui
sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya
gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan
menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding
lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti
menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan
racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan
secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari
kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis
tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan
terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
C. Laksansia
Obat-obat pencahar dapat mentimulasi proses defekasi dengan menjaga agar supaya
feces tidak mengeras, menghindari mengedan terutama lansia dan pasien penyakit jantung
dan hernia. Tujuannya adalah untuk memulihkan proses defekasi normal dengan
menghindari terjadinya ketergantungan pada obat pencahar ( OOP; 302)
D. Tujuan Pengobatan:
a. Menghilangkan gejala.
b. Membuat kebiasaan buang air besar normal
c. Meningkatkan kualitas hidup dengan meminimalkan efek samping pengobatan
(Pharmacotherapy handbook 9th; 194).
E. Obat laksansia/pencahar
1. Pembentukan massa (Bulk-forming laxatives).
Bekerja dengan Mengikat air dan ion dalam lumen kolon sehingga volume tinja akan
bertambah dan konsistensinya juga lunak. Contoh sedian yaitu: metil selulosa
2. Stimulan (Stimulant laxatives)
Bekerja dengan Merangsang mukosa, saraf intramular atau otot polos usus sehingga
meningkatkan pristalsis dan sekresi lendir usus.
Contoh sediaan yaitu: bisacodyl, phenolphthalein (laxadine)
3. Pencahar osmotik (Osmotic laxatives)
Bekerja dengan menarik air ke dalam lumen usus dan tinja menjadi lebih lembek
setelah 3-6 jam. Peristaltik usus meningkat akibat pengaruh tidak langsung karena
daya osmotiknya.
Contoh sediaan yang digunakan yaitu: magnesium sulfat, laktulosa
4. Pencahar emolien
Bekerja dengan melunakkan tinja tanpa merangsang pristaltik usus.
Contoh sediaan pencahar emolien yaitu: paraffin cair, natrium docusat.
A.OBAT ANTIDIARE

No NAMA OBAT GOLONGAN INDIKASI DOSIS


1 Co-fenotrop Antidiare Pasien dengan Pasien dengan rehidrasi pada
rehidrasi pada diare diare akut
akut. Pengendalian Untuk anak :
konsistensi feses -4-8 tahun : 1 tablet 3 kali sehari
setelah kolostomi -9-11 tahun : 1 tablet 4 kali
atau ileostomi. sehari
Pengendalian -12-15 tahun : 2 tablet 3 kali
konsistensi feses sehari
setelah kolostomi -16-17 tahun : Awalnya, 4
atau ileostomi tablet, lalu diikuti dengan 2
tablet setiap 6 jam sampai diare
berhenti/dapat dikontrol.
Untuk Dewasa
Awalnya, 4 tablet, lalu diikuti
dengan 2 tablet setiap 6 jam
sampai diare berhenti/dapat
dikontrol.
Pengendalian konsistensi feses
setelah kolostomi atau ileostomi
Untuk anak :
-4-8 tahun : 1 tablet 3 kali sehari
-9-11 tahun : 1 tablet 4 kali
sehari
-12-15 tahun : 2 tablet 3 kali
sehari
-16-17 tahun : Awalnya, 4
tablet, kemudian 2 tablet 4 kali
sehari.
Untuk Awalnya, 4 tablet,
kemudian 2 tablet 4 kali sehari.
Bentuk Sediaan : tablet.
(BNF 73 hal.62)
2 Kaolin Antidiare Pengobatan Untuk Dewasa
simtomatik pada 10-20 ml, setiap 4 jam.
diare nonspesifik Bentuk Sediaan: Injeksi)
BNF. 73 Hal.64
Dws dan anak >12 th: 2 sdm,
maksimum sehari 12 sdm, Anak
6-12 th: 1 sdm, maksimum 6
sdm per hari; pemberian setiap
kali setelah buang air besar

ISO vol.48 hal.505

Nama Dagang:NEO
KAOLANA (Kaolin 700 mg,
pectin 66 mg/ 15 ml)
3 Loperamide Antidiare Diare Pengobatan simtomatik diare
HCl (LODIA) akut
Anak 4-7 tahun: 1 mg (3-4 kali
sehari) sampai dengan tiga hari
saja.
Anak 8–11 tahun: 2 mg (4 kali
sehari) pengobatan selama 5
hari.
Anak 12-17 tahun: Awalnya 4
mg, kemudian 2 mg sampai 5
hari, dosis yang harus diambil
setelah tinja keluar, biasanya
dosis 6-8 mg per hari; maksimal
16 mg per hari.
Untuk Dewasa
Awalnya, 4 mg kemudian 2 mg
sampai 5 hari, dosis yang harus
diambil setelah tinja keluar,
biasanya dosis 6-8 mg per hari :
maksimal 16 mg per hari.
Diare Kronik
Untuk Dewasa
Awalnya 4-8 mg, setiap hari
dalam dosis terbagi, disesuaikan
menurut respon; perawatan
sampai 16mg setiap hari dalam 2
dosis terbagi
Inkontinensia feses
Untuk Dewasa
Awalnya, 500mcg setiap hari
dalam dosis terbagi, Dosis
maksimum setiap hari diberi
dosis terbagi; maksimal 16mg
per hari
Sakit kolik usus dalam
perawatan paliatif
Untuk Dewasa
2-4 mg (4 kali sehari)
Bentuk sediaan : tablet
(BNF 73 hal. 63)
Diare akut non spesifik Dosis
awal 2 tab, dosis lazim 1-2 tab 1-
2 kali sehari. Diare kronik 2-4
tab/hari dalam dosis terbagi.
Maks. 8 tab/hari. Bila setelah 48
jam tidak ada perbaikan,
hentikan terapi.
Bentuk Sediaan : Tablet
(MIMS Hal.23)
Diare non spesifik dosis awal 2
tab; dosis lazim sehari 1-2 x 1
sampai 2 tab.
Diare kronik sehari 2-4 tab
dalam dosis terbagi, tergantung
dari beratnya diare dan respon
penderita.
Dosis maksimal sehari 8 tab.
Bentuk Sediaan : Tablet
ISO vol 48 hal. 504
4 Loperamide Antidiare Diare akut dengan Untuk Anak
dengan kolik perut 12-17 tahun : Awalnya, 1 tablet
simetikon kemudian 1 tablet setiap keluar
tinja pertama, selama 2 hari,
maksimal 4 tablet setiap hari.
Untuk Dewasa
Awalnya, 2 tablet, kemudian 1
tablet, terakhir setiap keluar tinja
pertama, selama dua hari
maksimal 4 tablet setiap hari.
Bentuk sediaan : tablet
(BNF 73 hal. 63)
5 Racecadotril Antidiare Diare akut Sediaan Kapsul
Dewasa : awalnya 100 mg,
kemudian 100 mg tiga kali
sehari setelah diare berhenti,
maksimal durasi untuk
pengobatan 7 hari.
Sediaan Granul
Anak 3 bulan-17 tahun ( bb 9
kg) : 10 mg 3 kali sehari setelah
diare berhenti maksimal durasi
pengobatan 7 hari.
Anak 3 bulan-17 tahun ( bb 9-12
kg) : 20 mg 3 kali sehari setelah
diare berhenti maksimal durasi
pengobatan 7 hari.
Anak 3 bulan-17 tahun ( bb 13-
27 kg) : 30 mg 3 kali sehari
setelah diare berhenti maksimal
durasi pengobatan 7 hari.
Anak 3 bulan-17 tahun ( bb 28
kg) : 60 mg 3 kali sehari setelah
diare berhenti maksimal durasi
pengobatan 7 hari.
(BNF 73 hal.64).
Sehari 3x1 kap, pemberian
dimulai dengan 1 kap 100 mg,
berikutnya dapat diberikan
setiap 8 jam sampai berhentinya
diare.
Bentuk Sediaan : Kaplet
ISO vol.48 hal.503
Nama Dagang : HIDRASEC
(Rececadotril 100 mg)
6 Furazolidon Antidiare Diare, enteritis yang Dws: sehari 4x100 mg selama 2-
disebabkan 5 hari; Anak >5 th: 50 mg sehari
Salmonella, 4x selama 2-5 hari; Anak <5 th:
Shigella, 6 mg/BB diminum dalam dosis
staphylococcus, E- terbagi 4 kali.
Coli, Entamoeba Jangan diberikan pada bayi <1
histolitica dan bulan
Giardia intestinalis Bentuk Sediaan : Tablet
ISO vol.48 hal. 502
Nama Dagang : DIALET
(Furazolidon 100 mg)
7 Bismut Antidiare Pengobatan gejala Dws: 2 kapl; Anak 9-12 th: 1
subsalisilat diare non spesifik kapl, dosis tersebut diulang tiap
½-1jam, jika diperlukan
maksimum 8 dosis dalam 24
jam.
Bentuk Sediaan : Tablet
(ISO 48 hal. 505)
Nama Dagang : NEO ADIAR
(Bismut subsalisilat 187,125
mg)
Mengobati gejala- Dws 1 ½ - 2 tab pada 1 kali
gejala diare yang pemberian . maks: 11 tab/hari.
disebabkan toksin Anak 9-12 th ½ - 1 tab, maks: 5
dan virus. tab/hari, 6-9 th ½ tab, maks: 4
Mengatasi gangguan tab/hari.
pencernaan, rasa Bentuk Sediaan : Tablet
panas pada ulu (MIMS hal.24)
hati,MUAL. Nama Dagang : STOBIOL

8 Nifuroksasida Antidiare Diare karena E-Coli, Dws 1-2 sdt 3 x sehari


staphylococcus Anak dan bayi > 6 bulan 1 sdt 3
aureus, x sehari, <6 bulan 1 sdt 2 x
pseudomonas sehari.
aeruginosa dan (MIMS Hal.24)
kolopatis spesifik Nama Dagang : HUFAFURAL
(Nifuroksasida 250 mg/5 ml
Dws: sehari 3x 1-2 sdtk; Anak
dan bayi >6 bln: sehari 3x1 sdtk;
bayi <6 bln: sehari 2x1 sdtk.

ISO vol.48 hal.503


9 Dioctahedral Antidiare Pengobatan Dws dan Anak >12 th: sehari 3
smectite 3g simptomatik diare seachet; 6-12 th: sehari 1-2
non spesifik seachet; <6 th: petunjuk dokter.
Pada colitis atau spasme kolon
(SMECTA)
berikan sebelum makan
ISO vol.48 hal.507
10 Zinc 20 mg Antidiare Terapi pelengkap Bayi 2-5 bulan sehari 1x ½ sdtk
diare pada anak- selama 10 hari walau diare
anak sudah berhenti.
Anak 6 bulan- 5 th sehari 1x 1
sdtk diberikan sehari selama 10
hari walaupun diare sudah
berhenti.
ISO vol.48 hal.507
11 Atapulgit aktif Antidiare Pengobatan Dws dan anak >12 th: 2 tab
simptomatik pada setelah setiap kali diare,
diare non-spesifik maksimum sehari 12 tab; Anak
6-12 th: 1 tab setelah setiap kali
diare, maksimum sehari 6 tab.
Bentuk Sediaan : Tablet
ISO vol.48 hal.505
Nama Dagang :NEW ANTIDES
( Atapulgit aktif 600 mg)

Dws dan anak > 12 th 2 tab


setiap setelah buang air besar,
maks. 12 tab/hari; Anak 6-12 th
1 tab setiap setelah buang air
besar, maks 6 tab/hari.
Bentuk Sediaan : Tablet
(MIMS hal.24)
Nama Dagang : NEW
DIATABS
B. OBAT ANTIEMETIK
NO Nama Obat Golongan Dosis Indikasi Literatur
1. Dimenhidrinat antiemetik Oral Mabuk perjalanan ( ISO
Dewasa : 1 tablet Penyakit iridasi Vol 48 :
Anak sia 8 -12 tahun ½ Hiperemesis hal 433)
tablet gravidarum
Anak usia 5 – 8 tahun
¼ tablet
Hiperpremesis
Dewasa : 3x sehari 1
tab
Anak usia 2 – 6 tahun
1-2 sachet setiap 6 – 8
jam jika perlu,tidak
lebih dari sehari 150
mg diminum ½ jam
sebelum bepergian dan
lebih baik setelah
makan
2. Difenhidramin Anti Oral Dapat dipakai ( ISO
emetik Dewasa dan anak > 12 sebagai obat Vol 49 :
tahun : 1 tablet ½ - 1 pencegahan Hal 445)
jam sebelum mulai (profilaksis) mabuk
perjalanan perjalanan, baik
Anak usia 8 – 12 tahun mabuk perjalanan
½ tablet dengan kendaraan
darat,laut dan udara
C. OBAT PENCAHAR

No Nama obat Golongan Indikasi Dosis

1 Bisacodyl Laksansia, Konstipasi Per oral


stimulan Anak 4–17 tahaun : 1 x sehari
5-20 mg
Dewasa: 1 x sehari 5–10 mg jika
perlu ditingkatkan sehari
20 mg, diberikan pada malam
hari.
Sediaan : tablet

Suppositoria
Anak: 2–17 tahun: sehari sekali
5–10 mg once daily, adjusted
according to response
dewasa: 1 x sehari 10 mg,
diberikan pada pagi hari
Sediaan: suppositoria
(BNF 73; 57)

2 Metilselulosa Laksansia, Obat pencahar Per oral (tablet)


pembentuk massa dan diare (aksinya dalam 10–12 jam )
Anak 4–18 tahun: 1 x sehari 5–
20 mg.
Suppositoria:
(aksinya dalam 20–60 menit )
Anak 2–18 tahun: 1 x sehari 5–
10 mg
(BNFC, 2012; 59)
Per oral
Dewasa: 2 x sehari 3-6 tablet
Sediaan: tablet
(BNF, 73; 50)

Anak 7–12 tahun 2 x sehari 2


tablet
Anak 12–18 tahun 2 x sehari 3-
6 tablet
Sediaan: tablet (BNFC, 2012;
58)
3 Lactulosa Laksansia Konstipasi Per oral
osmotik Anak 1–11 bulan: 2 x sehari 2.5
ml
Anak 1–4 tahun : 2 x sehari 2.5–
10 ml
Anak 5–17 tahaun : 2 x sehari
5–20 ml
Dewasa: awal 2 x sehari 15 ml
Sediaan: syrup

(BNF, 73; 52)


Per oral

Anak 1 month–1 year 2 x sehari


2.5 ml
Anak 1–5 tahun 2 x sehari 2.5–
10 ml
Anak 5–18 tahun 2 x sehari 5–
20 ml
sediaan: syrup
(BNFC, 2012; 62)

4 Paraffin Laksansia Konstipasi Per oral


liquidum emolien Dewasa : sehari 10–30 mL jika
perlu, diberikan pada malam
hari.
Sediaan : liquid
(BNF, 73; 57)

D. OBAT MAAG

NO NAMA OBAT GOLONGAN INDIKASI DOSIS

1 RANITIDINE Antagonis Oesophagitis Untuk Anak :


Reseptor H2 refluks, ulserasi Anak:1-6 bulan 1 mg/kg,
gaster dan maksimal 3 mg/kg.
duodenum jinak, Anak:6 Bulan -3 tahun 2-4
profilaksis mg/kg 2 x sehari
ulserasi stres, Anak: 3-12 tahun 2-4
kondisi lain mg/kg (max. 150 mg) dua
dimana kali sehari; meningkat
pengurangan sampai 5 mg / kg
asam lambung (maksimal 300 mg)
bermanfaat. dua kali sehari pada
saluran gastroesofagus
Anak: 12-18 tahun 150 mg
2 kali sehari atau 300 mg
di malam hari; meningkat
jika perlu, 300 mg dua kali
sehari atau 150 mg 4 kali
sehari sampai 12 minggu
pada penyakit refluks
gastroesofagus sedang
sampai parah. Catatan
Pada sindrom malabsorpsi
lemak, berikan 1-2 jam
sebelum makanan untuk
meningkatkan efek
penggantian enzim
pankreas. (BNF for
Children 2011-2012 Hal
43-44)
 Bentuk sediaan
1. Tablet : dosis 75mg
dan 150 mg
2. Kaplet : dosis 300
mg
3. Sirup :dosis 75 mg
/ 5 mL.
Kemasansirup
60mL, 100 mL,
150mL).
4. InjeksiAmpul :
dosis 25 mg / mL

Kemasanampulisi2 mL
Aluminium antasida Mengurangi Anak 5-12 tahun
Hydroxide kelebihan asam 1-2 kapsul 3-4 kali sehari,
lambung, disesuaikan
gastritis, tukak seperlunya.
lambung, tukak Anak 12-18 tahun
usus 12 jari, 1-5 kapsul 3-4 kali sehari,
mual, nyeri disesuaikan seperlunya
lambung dan
Bentuk Sediaan : Kapsul
nyeri ulu hati
(BNF for Children 2011-
2012 Hal 475)
Magnesium Antasida  Anak 12-18 tahun
Hydroxide 10-20 mL 3 kali sehari,
20-60 menit setelah
makan dan menjelang
tidur, atau saat
dibutuhkan.

(BNF for Children 2011-


2012 Hal 37)
 Dewasa : 1-2 tablet 3-
4 kali sehari
 6-12 tahun : 1 ½ tablet
3-4 kali sehari

(ISO indonesia volume 49


Hal 413)
Bentuk sediaan =
 Tablet
 Sirup
 Kapsul
Nama Dagang
:ANTASIDA DOEN

FAMOTIDINE Antagonis Dewasa : sehari 1 x 40 mg


Reseptor H2 Ulkus duodenum, sebelum tidur selama
terapi pemeliharaan minggu,
ulkus duodenum,
3 (ISO Indonesia vol. 49 Hal
sindroma
zolligerellison 415)
Sediaan : tablet salut
selaput
4 METRONIDAZOLE Inhibitor -Infeksi anaerobik
pompa proton (biasanya diobati selama 7
hari
dan selama 10-14 hari di
Clostridium difficile
infeksi)
 Anak 1-2 bulan 7,5
mg / kg setiap 12 jam
Anak 2 bulan-12
tahun 7.5 mg / kg
(maks.400 mg) setiap
8 jam
Anak 12-18 tahun
400 mg setiap 8 jam
-Dengan rektum
 Anak 1 bulan-1
tahun
125 mg 3 kali
sehari selama 3
hari, lalu dua kali
sehari setelahnya
Anak 1-5 tahun
250 mg 3 kali
sehari selama 3
hari,
lalu dua kali sehari
setelahnya.
 Anak 5-10 tahun
500 mg 3 kali
sehari, selama 3
hari,
lalu dua kali sehari
setelahnya
 Anak 10-18 tahun
1 g 3 kali sehari
selama 3 hari,
lalu dua kali sehari
setelahnya.
-Dengan infus intravena
selama 20-30 menit
Neonate
7,5 mg / kg setiap 12 jam
 Anak 1-2 bulan 7,5
mg / kg setiap 12
jam
Anak 2 bulan-18
tahun
7,5 mg / kg (maks.
500 mg) setiap 8
jam.

(BNF for Children 2011-


2012 Hal 296)
Bentuk sediaan
 Tablet
 Infus
 Suppositoria

5 SIMETIDIN Antagonis Tukak lambung  Dewasa: sehari 800-


Reseptor H2 dan usus 12 jari, 1600 mg dalam dosis
refluks bagi.
gastroesofagus,  Anak-anak : 20-40
hipersekresi mg/kgBB/hari dalam
patologis dosis bagi.
(ISO Indonesia
Bentuk Sediaan : Serbuk /
vol.49 Hal 415)
Puyer.

(ISO Indonesia vol.49 Hal


415)
5 OMEPRAZOLE Inhibitor Penyakit -Anak: 1 bulan-2 tahun
Pompa Proton gastroesophageal 700 mikrogram / kg sekali
reflux, dyspepsia sehari, meningkat jika
terkait asam, perlu sampai 3 mg / kg
pengobatan tukak (maksimal 20 mg) sekali
lambung sehari.
duodenum dan -Berat badan anak 10-
jinak termasuk 20kg:10 mg sekali sehari
yang menyulitkan meningkat jika perlu
NSAID. sampai 20 mg sekali sehari
(BNF for (pada oesophagitis refluks
Children 2011- ulserasi berat, maksimal 12
2012 Hal 46) minggu dengan dosis lebih
tinggi)
-Berat badan anak di atas
20 kg 20 mg sekali sehari
meningkat jika perlu
sampai 40 mg sekali sehari
(pada oesophagitis refluks
ulserasi berat, maksimal 12
minggu dengan dosis lebih
tinggi) Dengan injeksi
intravena selama 5 menit
atau lebih.
-Anak 1 bulan-12 tahun
awalnya 500 mg / kg
(maksimal 20 mg) sekali
sehari, meningkat menjadi
2 mg / kg (maksimal 40
mg) sekali sehari jika
perlu.
-Anak 12-18 tahun
40 mg sekali sehari

Bentuk sediaan
1. Kapsul : dosis 20
mg
2. InjeksiAmpul :
dosis 40 mg
3. Injeksi Vial : dosis
40 mg
(BNF for Children 2011-
2012 Hal 46)

6 LANZOPRASOL Inhibitor Penyakit refluks -Berat badan anak di


Pompa Proton gastroesofagus, bawah 30 kg 0,5-1 mg / kg
dispepsia (maksimal 15 mg) sekali
berkepanjangan, sehari di pagi hari
pengobatan -Berat badan anak di atas
duodenum dan 30 kg 15-30 mg sekali
tukak lambung sehari di pagi hari.
jinak termasuk
Bentuk Sediaan : Tablet
terapi NSAID
yang (BNF for Children 2011-
menyulitkan, 2012 Hal 45)
mengabsorpsi
lemak
Meskipun terapi
penggantian
enzim pankreas
pada fibrosis
kistik.
(BNF for
Children 2011-
2012 Hal 45)

Ulkus duodenum, Dewasa :


benign  Ulkus duodenum dan
gastriculcer, refluks esofagitis : 30
refluks esofagitis. mg sekali sehari
(ISO indonesia selama 4 minggu.
volume 49 Hal  benign gastric ulcer :
414) 30 mg sekali sehari
selama 8 minggu.

Anak-anak : dosis tidak


boleh melebihi 30 mg
sehari.
(ISO indonesia volume 49
Hal 414)

Bentuk sediaan :
 kapsul

7 SUKRALFAT Obat Prophylaxis of  Anak 1 bulan-2 tahun


Pelindung stress ulceration 250 mg 4-6 kali sehari
 Anak 2-12 tahun 500
Mukosa in child under
mg 4-6 kali sehari
intensive care.  Anak 12-15 tahun 1 g
(BNF for 4-6 kali sehari
 Anak 15-18 tahun1 g 6
Children 2011-
kali sehari; maks. 8 g
2012 Hal 44) setiap hari
 Anak 1 bulan-2 tahun
250 mg 4-6 kali sehari
 Anak 2-12 tahun 500
mg 4-6 kali sehari
 Anak 12-15 tahun 1 g
4-6 kali sehari
 Anak 15-18 tahun 2 g
dua kali sehari (pada
saat naik dan
menjelang tidur) atau 1
g 4 kali sehari (1 jam
sebelum makan dan
menjelang tidur) yang
diambil selama 4-6
minggu, atau dalam
kasus resisten sampai
12 minggu; maks. 8 g
setiap hari
Bentuk Sediaan :Tablet
(BNF for Children 2011-
2012 Hal 44)
8 MISOPROSTOL Obat Pencegahan ulkus  Dewasa : 200 mg 2-3
Pelindung lambung yang kali sehari 1 tablet
Mukosa disebabkan
(ISO indonesia volume 49
NSAID pada
Hal 414)
pasien resiko
Bentuk sediaan:
tinggi terjadi
 tablet
komplikasi ulkus
gaster (ISO
indonesia volume
49 Hal 414)
9 PAN TOPRAZOLE Inhibitor Ulserasi lambung  Dewasa: 40 mg dua
Pompa Proton dan duodenum. kali sehari Tukak
(BNF 73 Tahun lambung jinak
2017 Hal 77)  Dewasa: 40 mg perhari
untuk 8 minggu;
meningkat jika perlu
hingga 80 mg setiap
hari, dosis meningkat
pada kasus yang parah.

(BNF 73 Tahun 2017 Hal


77)
Bentuk sediaan:
 tablet

Anda mungkin juga menyukai