Anda di halaman 1dari 5

PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK 1 BIOTEKNOLOGI

“VAKSIN”

PERTANYAAN 1 (dari Fariz Arya Mahesya kelompok 6)

Berdasarkan jenis-jenis vaksin pada jurnal 1, jenis vaksin apa yang dihasilkan pada jurnal
1 berdasarkan jenis-jenis vaksin?

Jawaban :

Dalam jurnal tersebut, jenis vaksin yang dihasilkan adalah sebuah kit forsi fimbrial E.
coli yang digunakan untuk memicu sistem kekebalan pada ikan lele Dumbo dan meningkatkan
ketangguhan ikan terhadap infeksi Aeromonas hydrophila.

Jenis vaksin yang dihasilkan dalam jurnal tersebut adalah jenis vaksinasi yang berbasis
pada kit forsi fimbrial E. coli, yang telah menunjukkan keefektifan dalam meningkatkan
ketangguhan ikan terhadap infeksi Aeromonas hydrophila.

PERTANYAAN (dari Fransisca Novita Dewi kelompok 2)

Pada jurnal kedua, kenapa dilakukannya vaksin ke-2 dan kenapa orang sakit tidak boleh
divaksin? Dan kenapa vaksin harus dilakukan 2 kali?

Jawaban :

Orang yang sedang sakit memang tidak boleh mendapatkan vaksinasi apa pun. Ada dua
kemungkinan yang mendasarinya. Pertama, vaksinasi akan membuat proses penyembuhan
penyakit cenderung lebih lama. Kedua, tubuh bisa jadi tidak memberikan “respons yang
semestinya” terhadap vaksin tersebut.

Baik vaksin flu, vaksin difteri, maupun vaksin lainnya, sebaiknya tidak diberikan pada
orang yang sedang mengalami demam diatas 38℃ atau memilikinriwayat kejang setelah
imunisasi. Mengapa begitu? Perlu diketahui dulu bahwa jenis vaksinasi yang dimasukkan ke
dalam tubuh ada dua, yaitu vaksin yang berisi imunitas tubuh dan vaksin yang berisi virus atau
bakteri yang sudah dilemahkan.

Karena vaksin tersebut dimasukkan pada tubuh seseorang yang sedang sakit, kemampuan
vaksin menjaga kekebalan tubuh dari penyakit yang disasar justru tidak bisa berkembangdengan
baik. Tak cuma itu, respons tubuh pun akan menjadi berlebihan. apalagi ada beberapa jenis
vaksin yang memang dapat memicu demam. Bayangkan, orang yang sedang demam diberikan
vaksin yang memicu demam pula, semakin parah kan sakit yang dideritanya.

Dan kenapa vaksin harus dilakukan 2 kali?

Sebab, sistem imun perlu waktu lewat paparan yang lebih lama untuk mengetahui
bagaimana cara efektif meawan virus. Vaksin membantu sistem imun lebih dulu memicu
produksi antibodi spesifik agar lebih siap ketika virus asli masuk.

Pemberian vaksin dua kali memberikan kesempatan sostem imun tubuh untuk
memproduksi lebih banyak antibodi. Mereka juga memberi tubuh pasokan sel memori yang kuat
terhadap suatu virus. Agar tubuh memiliki ingatan yang cukup kuat dan lama terhadap virus
tertentu setelah terpapar.

Sebab, sel memori tidak bertahan selamanya. Ia akan mati seiring waktu. Dengan
pemberian vaksin dua kali, tubuh terpapar lebih banyak antigen. Sehingga, sistem imun membuat
lebih banyak sel memori. Hal ini memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di
masa mendatang.

PERTANYAAN 3 (dari Santri Aliya Putri kelompok 4)

Apakah vaksin dan imunisasi itu sama? Dan kenapa setiap setelah imunisasi itu
malamnya anak akan menjadi demam?

Jawaban :

PERTANYAAN 4 (dari Lailatul Hadist kelompok 3)

Coba kelompok 1 jelaskan tentang cara pengontrolan kualitas dari vaksin!

Jawaban :

 Fase 1

Vaksin diberikan kepada sejumlah kecil sukarelawan untuk menilai keamananya,


memastikan bahwa vaksin tersebut menghasilkan suatu respons imun, dan menentukan dosis
yang tepat. Umumnya, dalam fase ini vaksin dites pada sukarelawan dewasa yang masih muda
dan sehat.

 Fase 2

Vaksin kemudian diberikan kepada beberapa ratus sukarelawan untuk menilai keamanannya
lebih jauh dan kemampuannya menghasilkan sesuatu respons imun. Para peserta dalam fase ini
memiliki karakteristik yang sama (misalnya usia dan jenis kelamin) dengan orang-orang yang
disasar oleh vaksin ini. Biasanya beberapa uji coba dilakukan di dalam fase ini untuk
mengevaluasi berbagai kelompok usia dan berbagai formulasi vaksin. Dalam fase ini biasanya
ada juga kelompok yang tidak mendapatkan vaksin, yang menjadi kelompok pembanding untuk
menentukan apakah perubahan yang terjadi pada kelompok yang divaksinasi terkait dengan
vaksin atau terjadi secar kebetulan.

 Fase 3

Kemudian, vaksin diberikan kepada ribuan sukarelawan dan dibandingkan dengan kelompok
orang yang tidak mendapatkan produk pembanding untuk menentukan apakah vaksin tersebut
efeksif memberikan perlindungan terhadap penyakit yang disasar dan untuk mempelajari
keamanannya pada orang dalam jumlah yang lebih besar. Sering kali fase ketiga uji klinis
dilakukan di beberapa negara dan di beberapa tempat didalam suatu negara untuk memastikan
bahwa temuan tentang kinerja vaksin tersebut juga berlaku untuk berbagai populasi.

Selama fase dua dan fase tiga diuji klinis, para sukarelawan dan ilmuan yang menjalankan
penelitian dihalangi agar tidak mengetahui sukarelawan mana yang mendapatkan vaksin yang
sedang di uji atau yang mendapatkan produk pembanding. Langkah ini disebut “pembutaan” dan
merupakan langkah yang penting untuk memastikan bahwa baik penilaian keamanan atau
efektivitas sukarelawan maupun ilmuan tidak terpengaruh akibat mengetahui siapa yang
mendapatkan produk mana. Setelah uji klinis selesai dan semua hasilnya difinalisasi, para
sukarelawan dan ilmuan uji klinis diberitahu siapa yang menerima vaksin dan siapa yang
menerima produk pembanding.

PERTANYAAN 5 (dari Amalia Putri Hanini kelompok 5)

Apakah seluruh mikroorganisme bisa diubah menjadi vaksin?

Jawaban :

Tidak semua mikroorganisme dapat diubah menjadi vaksin. proses pengembangan


vaksin melibatkan pemahaman mendalam tentang mikroorganisme tersebut, termasuk bagaimana
mereka berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh. beberapa mikroorganisme dapat diolah
menjadi vaksin efektif karena kompleksitas struktur atau kemampuannya untuk menghindari
respons kekebalan. seleksi mikroorganisme untuk pengembangan vaksin melibatkan
pertimbangan keamanan, efikasi, dan kemampuan untuk memicu respons imun yang melindungi.

PERTANYAAN 6 (dari Sri Vidiani Putri kelompok 4)


Apa perbedaan vaksin berbasis virus dengan vaksin berbasis protein?

Jawaban :

 Vaksin Berbasis Virus

Contoh: Vaksin jenis ini menggunakan virus yang dilemahkan atau dimatikan sebagai basis.
Contohnya adalah vaksin MMR (campak, gondongan, rubela).

Cara Kerja: Virus tersebut dimodifikasi sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit, tetapi
masih dapat merangsang respons kekebalan. Tubuh akan mengenali virus tersebut sebagai
ancaman dan memproduksi respons imun untuk melawan virus tersebut.

Keuntungan: Mampu memicu respons imun yang kuat karena tubuh mengenali virus dalam
bentuk aslinya.

 Vaksin Berbasis Protein

Contoh: Vaksin jenis ini menggunakan fragmen protein dari mikroorganisme penyebab penyakit.
Contohnya adalah vaksin hepatitis B.

Cara Kerja: Protein yang dipilih dari mikroorganisme disuntikkan ke dalam tubuh. Tubuh
kemudian mengenali protein tersebut sebagai benda asing dan membangun respons kekebalan
terhadap protein tersebut.

Keuntungan: Tidak mengandung virus hidup atau mati sehingga biasanya dianggap lebih
aman. Cocok untuk individu dengan risiko tinggi terhadap efek samping vaksin berbasis virus.

Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pemilihan jenis
vaksin tergantung pada karakteristik mikroorganisme penyebab penyakit dan faktor-faktor
keamanan serta efektivitas.

PERTANYAAN 7 (dari Laras Karmila Zaida kelompok 2)

Kenapa menggunakan formalin? Apa saja yang bisa melemahkan virus sehingga bisa
menjadi vaksin?

Jawaban :

Alasan digunakan Formalin untuk melemahkan virus :Formalin adalah zat kimia yang dapat digunakan
sebagai disinfektan untuk membunuh mikroorganisme, termasuk virus. Formalin bekerja dengan
merusak struktur protein pada virus, sehingga melemahkan atau membunuhnya. Sifat formalin yang
berpotensi merusak protein merupakan salah satu alasan mengapa digunakan sebagai bahan untuk
membunuh atau melemahkan virus. Namun, penggunaan formalin perlu dilakukan dengan hati-hati
karena bisa berbahaya bagi manusia jika terpapar secara langsung dalam konsentrasi yang tinggi.

Bagaimana cara melemahkan virus:

Ada beberapa cara untuk melemahkan atau menghancurkan virus, termasuk:

1. **Vaksinasi:** Vaksin adalah salah satu cara paling efektif untuk melemahkan virus. Vaksin
membantu tubuh mengembangkan kekebalan terhadap virus tertentu, sehingga jika terpapar virus
tersebut, tubuh lebih siap melawannya.

2. **Disinfektan:** Zat kimia seperti alkohol, pemutih, atau formalin dapat digunakan sebagai
disinfektan untuk membersihkan permukaan dan membunuh virus.

3. **Perawatan medis:** Beberapa virus dapat diatasi dengan pengobatan medis yang ditujukan untuk
meredakan gejala, memperlambat penyebaran virus, atau menghambat replikasi virus dalam tubuh.

4. **Teknologi RNA/DNA:** Penggunaan teknologi RNAi (interferensi RNA) atau CRISPR dapat
membantu dalam mengubah atau menonaktifkan gen-gen virus tertentu, sehingga membatasi
kemampuan virus untuk menyebabkan infeksi.

5. **Penggunaan antivirus:** Beberapa obat antivirus telah dikembangkan untuk melawan infeksi virus
tertentu dengan cara mengganggu siklus hidup virus atau merusak komponen vital dalam virus.

Anda mungkin juga menyukai