Anda di halaman 1dari 8

IMUNOLOGI DALAM FARMASI

1. Dibidang Farmasi klinis


2. Produksi Antibodi
3. Produksi Kit reagen
(Penetapan Antigen + Antibodi dan
Produk respon imun yang lain)
4. Imunoterapi
5. Produksi Vaksin
Imunoterapi adalah stimulasi artifisial terhadap sistem
kekebalan tubuh untuk mengobati atau melawan penyakit.
Salah satu bentuk imunoterapi adalah penyuntikkan obatobatan (yang disebut interferon) untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh untuk memperlambat pertumbuhan kanker.
Imunoterapi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
sistem imunitas tubuh untuk mengalahkan sel-sel kanker
dengan cara meningkatkan reaksi kekebalan tubuh terhadap
sel kanker.
Proses Pembentukan Antibodi
Pembentukan Antigen dan Antibodi : Mekanisme / Proses - Di
dalam tubuh manusia, antibodi dihasilkan oleh organ limfoid
sentral yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar timus,
terutama oleh sel-sel limfosit. Ada dua macam sel limfosit,
yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T. Kedua sel ini bekerja
sama untuk menghasilkan antibodi dalam tubuh. Baik antibodi
maupun antigen keduanya mempunyai hubungan spesifi k
yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk
ke dalam tubuh. Saat itu, dengan seketika sel limfosit T
mendeteksi karakteristik dan jenis antigen. Kemudian sel
limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat antigen
tersebut melalui permukaan reseptornya. Setelah itu, sel
limfosit T membelah dan membentuk klon. Sementara pada
permukaan membrannya menghasilkan immunoglobulin
monomerik.
Berikutnya, molekul antigen dan molekul antibodi saling
berikat an dan ikatan kedua molekul ini ditempatkan pada
makrofaga. Secara berurutan, makrofaga menghadirkan
antigen pada sel limfosit B. Lantas, sel limfosit B berpoliferasi
dan menjadi dewasa, sehingga mampu membentuk antibodi
untuk masing-masing antigen

Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada


organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis
luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta
sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh
biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari
infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka
dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi
patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi
organisme.
Pembagian sistem imun
Sistem Imun Non-Spesifik (Innate Immunity)
Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh
terdepan dalam menghadapi serangan berbagai
mikroorganisme, karena dapat memberikan respon langsung
terhadap antigen. Sistem tersebut disebut non-spesifik karena
tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
(Bratawidjaja dan Rengganis, 2009). Sebagai elemen pertama
dari sistem imun untuk menemukan agen penyerang, respon
imun non-spesifik diaktifkan lebih cepat daripada respon imun
spesifik namun dengan durasi yang lebih singkat
Sistem Imun Spesifik (Aquired Immunity)
Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk
mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda
asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera
dikenal oleh sistem imun spesifik. Pajanan tersebut
menimbulkan sensitifitatasi, sehingga antigen yang sama
dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih
cepat dan kemudian dihancurkan. Oleh karena itu, sistem
tersebut disebut spesifik. Untuk menghancurkan benda
asing yang berbahaya bagi tubuh, sistem imun spesifik dapat
bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Namun
pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara
sistem imun nonspesifik dan spesifik seperti antara
komplemen-fagosit-antibodi dan antara makrofag dengan sel
T
Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang
ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan
pengaruh kekebalan, bahan antigenik yang digunakan untuk

menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit


sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi
organisme alami vaksin iga merupakan sediaan yang
mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan
kekebalan aktif dan khas pada manusia.
macam-macam vaksin dan juga kegunaannya :
1. Vaksin Hepatitis A Vaksin ini berguna untuk melindungi dari
penyakit hepatitis A.
2. Vaksin Hepatitis B Vaksin ini berguna untuk mrncegah
penyakit Hepatitis B.
3. Vaksin Polio Vaksin ini berguna untuk melindungi dari
penyakit polio yang menyebabkan kelumpuhan.
4. Vaksin Campak Vaksin ini berguna untuk mencegah
penyakit campak.
5. Vaksin PCV ( Pneumococcal Conjugate Vaccine ) Vaksin ini
berguna untuk melindungi dari penyakit Invasive
Pneumococcal Disease ( IPD )
6. Vaksin Hibvaksin Vaksin ini berguna untuk melindungi dari
serangan meningitis,pneumonia, dan epiglotitis.
7. Vaksin MMR ( Mumps, Measles, Rubella ) Vaksin ini berguna
untuk melindungi dari campak, gondongan, dan rubella
( campak Jerman).
8. Vaksin Influenza Vaksin ini berguna untuk melindungi dari
kemungkinan flu berat ( Virus Influenza ).
9. Vaksin Varicella Vaksin ini berguna untuk melindungi dari
penyakit cacar air.
mekanisme kerja sistem imun tubuh kita adalah sebagai
berikut; saat ada antigen (benda asing yang masuk ke dalam
tubuh) terdeteksi, maka beberapa tipe sel bekerjasama untuk
mencari tahu siapa mereka dan memberikan respons. Sel-sel
ini memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi, suatu
protein khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen
spesifik.
Contohnya bila seseorang pernah terkena cacar maka
biasanya individu tersebut tidak terkena penyakit yang sama
lagi atau seandainya terjangkit tidak akan memberikan
komplikasi yang fatal serta cepat pulih. Hal ini juga merupakan
mekanisme bagaimana imunisasi mencegah penyakit tertentu.
Sebuah imunisasi mengenalkan tubuh terhadap antigen

dengan cara yang tidak membuat sakit, tapi cukup untuk


membuat tubuh memproduksi antibodi yang akan melindungi
seseorang dari serangan penyakit tersebut di masa depan.
5 macam immunoglobulin, yaitu:
1. Immunoglobulin G (IgG)
Immunoglobulin G akan terbawa aliran darah dan
langsung menuju tempat antigen berada dan
menghamatnya begiu terdeteksi.
Senyawa ini memiliki efek kuat antibakteri maupun virus,
dan menetralkan racun.
IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat
dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke janin
dalam kandungannya
2. Immunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A (IgA) ditemukan pada bagian-bagian
tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir.
IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh
lainnya, seperti air liur, ASI, getah lambung.
IgA terdapat dalam ASI akan melindungi sistem
pencernaan bayi dari mikroba.
3. Immunoglobulin M (IgM)
Immunoglobulin M merupakan antibodi pertama yang
dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut.
Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur
kehamilan enam bulan.
4. Immunoglobulin D
Immunoglobulin D atau IgD terdapat dalam darah, getah
bening, dan pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam
jumlah sedikit.
Mereka tidak mampu bertindak sendiri-sendiri. Dengan
menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel , mereka
membantu sel-sel T menangkap antigen.
5. Immunglobulin E (IgE)
Antibodi ini kadang menimbulkan reaksi alergi akut pada
tubuh. Oleh karena itu, tubuh seseorang yang sedang
mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi.
IgE penting dalam melawan infeksi parasit.
Perbedaan virus dan bakteri yang paling prinsip ada
empat, dimana yang pertama adalah bakteri merupakan

organisme yang hidup dan dapat kita temukan dimana-mana


sedangkan virus merupakan mikro organisme parasit yang
hidupnya menumpang di sel induk tempat dia menetap dan
tumbuh berkembang biak.
Perbedaan virus dan bakteri yang kedua adalah dimana
bakteri memiliki kemampuan untuk dapat
mengembangbiakkan dirinya sendiri.
Hal ini dapat dilakukan oleh bakteri karena mereka merupakan
bagian dari sel yang cukup kompleks sehingga bisa melakukan
proses berkembang biak secara mandiri. Berbeda denga virus
yang harus membutuhkan bantuan dari sel induk tempat dia
tinggal dan juga membutuhkan kita untuk dapat
menularkannya melalui kontak tangan, kontak mulut, maupun
melalui kontak lainnya.
Perbedaan virus dan bakteri ketiga adalah dimana bakteri
tidak hanya merugikan tetapi juga dibutuhkan kita sebagai
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bakteri dibutuhkan
manusia untuk membantu dalam proses pencernaan makanan
dan bahkan dapat menambahkan nutrisi-nutrisi yang kita
perlukan ke dalam makanan kita. Dalam kasus-kasus tertentu
bakteri baik juga dapat menyingkirkan bakteri jahat yang ada
didalam makanan sebelum kita memakan makanan tersebut.
JENIS-JENIS VAKSIN
1.
Live attenuated vaccine
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah
dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan
perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu
menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi
alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :

Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai


menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk
dosis kecil antigen

Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi


alamiah, tidak perlu dosis berganda

Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek


netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.

Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk


patogenik

Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi


alamiah

Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan


keefektifan mencapai 95%

Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam


tubuh, meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai
imunisasi ulangan
Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin
demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air
(varisela).
2.
Inactivated vaccine (Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan
zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat
berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari
bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin
inactivated vaccine, yaitu :

Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen


dapat dimasukkan dalam bentuk antigen

Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral


dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler

Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu


sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak
menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan
menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru
barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga

Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody

Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik

Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan


infeksi alamiah
Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk),
vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin
pertusis, dan vaksin demam tifoid.
3.
Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang
menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun
dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik
yang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan
toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain
toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi
antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun.
Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan
antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh :

Vaksin Difteri dan Tetanus


4.
Vaksin Acellular dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau
bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri
melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin
antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus
influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.
5.
Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment
antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon
sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe
atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai
antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus
melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel
B.
6.
Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus
dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan
dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot
meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan
teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein
juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor
untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus
lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus
disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi
hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon
antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B)
memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari
antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode
gen epitop bagi sel penerima vaksin.
7.
Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang
memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam
vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu
plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi
gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah
disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus
sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel
(kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya.
Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida
yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas
seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang

mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang


dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian
pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA
(virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular
yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia
saat ini sedang dilakukan.
Tifoid diberikan obat Tifoid Dewasa : 50 mg dan Anak : 50-75
mg

Anda mungkin juga menyukai