2. Produksi Antibodi 3. Produksi Kit reagen (Penetapan Antigen + Antibodi dan Produk respon imun yang lain) 4. Imunoterapi 5. Produksi Vaksin Imunoterapi adalah stimulasi artifisial terhadap sistem kekebalan tubuh untuk mengobati atau melawan penyakit. Salah satu bentuk imunoterapi adalah penyuntikkan obatobatan (yang disebut interferon) untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk memperlambat pertumbuhan kanker. Imunoterapi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh untuk mengalahkan sel-sel kanker dengan cara meningkatkan reaksi kekebalan tubuh terhadap sel kanker. Proses Pembentukan Antibodi Pembentukan Antigen dan Antibodi : Mekanisme / Proses - Di dalam tubuh manusia, antibodi dihasilkan oleh organ limfoid sentral yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar timus, terutama oleh sel-sel limfosit. Ada dua macam sel limfosit, yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T. Kedua sel ini bekerja sama untuk menghasilkan antibodi dalam tubuh. Baik antibodi maupun antigen keduanya mempunyai hubungan spesifi k yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk ke dalam tubuh. Saat itu, dengan seketika sel limfosit T mendeteksi karakteristik dan jenis antigen. Kemudian sel limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat antigen tersebut melalui permukaan reseptornya. Setelah itu, sel limfosit T membelah dan membentuk klon. Sementara pada permukaan membrannya menghasilkan immunoglobulin monomerik. Berikutnya, molekul antigen dan molekul antibodi saling berikat an dan ikatan kedua molekul ini ditempatkan pada makrofaga. Secara berurutan, makrofaga menghadirkan antigen pada sel limfosit B. Lantas, sel limfosit B berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga mampu membentuk antibodi untuk masing-masing antigen
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada
organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. Pembagian sistem imun Sistem Imun Non-Spesifik (Innate Immunity) Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, karena dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Sistem tersebut disebut non-spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. (Bratawidjaja dan Rengganis, 2009). Sebagai elemen pertama dari sistem imun untuk menemukan agen penyerang, respon imun non-spesifik diaktifkan lebih cepat daripada respon imun spesifik namun dengan durasi yang lebih singkat Sistem Imun Spesifik (Aquired Immunity) Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan sensitifitatasi, sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan. Oleh karena itu, sistem tersebut disebut spesifik. Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, sistem imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Namun pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara sistem imun nonspesifik dan spesifik seperti antara komplemen-fagosit-antibodi dan antara makrofag dengan sel T Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan, bahan antigenik yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit
sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi organisme alami vaksin iga merupakan sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. macam-macam vaksin dan juga kegunaannya : 1. Vaksin Hepatitis A Vaksin ini berguna untuk melindungi dari penyakit hepatitis A. 2. Vaksin Hepatitis B Vaksin ini berguna untuk mrncegah penyakit Hepatitis B. 3. Vaksin Polio Vaksin ini berguna untuk melindungi dari penyakit polio yang menyebabkan kelumpuhan. 4. Vaksin Campak Vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit campak. 5. Vaksin PCV ( Pneumococcal Conjugate Vaccine ) Vaksin ini berguna untuk melindungi dari penyakit Invasive Pneumococcal Disease ( IPD ) 6. Vaksin Hibvaksin Vaksin ini berguna untuk melindungi dari serangan meningitis,pneumonia, dan epiglotitis. 7. Vaksin MMR ( Mumps, Measles, Rubella ) Vaksin ini berguna untuk melindungi dari campak, gondongan, dan rubella ( campak Jerman). 8. Vaksin Influenza Vaksin ini berguna untuk melindungi dari kemungkinan flu berat ( Virus Influenza ). 9. Vaksin Varicella Vaksin ini berguna untuk melindungi dari penyakit cacar air. mekanisme kerja sistem imun tubuh kita adalah sebagai berikut; saat ada antigen (benda asing yang masuk ke dalam tubuh) terdeteksi, maka beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka dan memberikan respons. Sel-sel ini memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi, suatu protein khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik. Contohnya bila seseorang pernah terkena cacar maka biasanya individu tersebut tidak terkena penyakit yang sama lagi atau seandainya terjangkit tidak akan memberikan komplikasi yang fatal serta cepat pulih. Hal ini juga merupakan mekanisme bagaimana imunisasi mencegah penyakit tertentu. Sebuah imunisasi mengenalkan tubuh terhadap antigen
dengan cara yang tidak membuat sakit, tapi cukup untuk
membuat tubuh memproduksi antibodi yang akan melindungi seseorang dari serangan penyakit tersebut di masa depan. 5 macam immunoglobulin, yaitu: 1. Immunoglobulin G (IgG) Immunoglobulin G akan terbawa aliran darah dan langsung menuju tempat antigen berada dan menghamatnya begiu terdeteksi. Senyawa ini memiliki efek kuat antibakteri maupun virus, dan menetralkan racun. IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke janin dalam kandungannya 2. Immunoglobulin A (IgA) Immunoglobulin A (IgA) ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air liur, ASI, getah lambung. IgA terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi dari mikroba. 3. Immunoglobulin M (IgM) Immunoglobulin M merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. 4. Immunoglobulin D Immunoglobulin D atau IgD terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah sedikit. Mereka tidak mampu bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel , mereka membantu sel-sel T menangkap antigen. 5. Immunglobulin E (IgE) Antibodi ini kadang menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena itu, tubuh seseorang yang sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE penting dalam melawan infeksi parasit. Perbedaan virus dan bakteri yang paling prinsip ada empat, dimana yang pertama adalah bakteri merupakan
organisme yang hidup dan dapat kita temukan dimana-mana
sedangkan virus merupakan mikro organisme parasit yang hidupnya menumpang di sel induk tempat dia menetap dan tumbuh berkembang biak. Perbedaan virus dan bakteri yang kedua adalah dimana bakteri memiliki kemampuan untuk dapat mengembangbiakkan dirinya sendiri. Hal ini dapat dilakukan oleh bakteri karena mereka merupakan bagian dari sel yang cukup kompleks sehingga bisa melakukan proses berkembang biak secara mandiri. Berbeda denga virus yang harus membutuhkan bantuan dari sel induk tempat dia tinggal dan juga membutuhkan kita untuk dapat menularkannya melalui kontak tangan, kontak mulut, maupun melalui kontak lainnya. Perbedaan virus dan bakteri ketiga adalah dimana bakteri tidak hanya merugikan tetapi juga dibutuhkan kita sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bakteri dibutuhkan manusia untuk membantu dalam proses pencernaan makanan dan bahkan dapat menambahkan nutrisi-nutrisi yang kita perlukan ke dalam makanan kita. Dalam kasus-kasus tertentu bakteri baik juga dapat menyingkirkan bakteri jahat yang ada didalam makanan sebelum kita memakan makanan tersebut. JENIS-JENIS VAKSIN 1. Live attenuated vaccine Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :
Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai
menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen
Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi
alamiah, tidak perlu dosis berganda
Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek
netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.
Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk
patogenik
Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi
alamiah
Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan
keefektifan mencapai 95%
Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam
tubuh, meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela). 2. Inactivated vaccine (Killed vaccine) Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :
Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen
dapat dimasukkan dalam bentuk antigen
Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral
dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler
Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu
sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga
Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody
Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan
infeksi alamiah Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid. 3. Vaksin Toksoid Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh :
Vaksin Difteri dan Tetanus
4. Vaksin Acellular dan Subunit Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza. 5. Vaksin Idiotipe Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B. 6. Vaksin Rekombinan Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin. 7. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines) Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang
mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang
dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan. Tifoid diberikan obat Tifoid Dewasa : 50 mg dan Anak : 50-75 mg