Anda di halaman 1dari 19

Imunoprofilaksis

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes


Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 1
Imunoprofilaksis
O Imunoprofilaksis berfungsi untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh
terhadap penyakit, kekebalan terhadap
penyakit dapat dipacu dengan pemberian
imunostimulan.
O Jadi vektor imunoprofilaksis merupakan
pencegahan kekebalan atau daya tahan
tubuh terhadap foktor-faktor pembawa virus.

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 2


Definisi
O Imunisasi = imunoprofilaksis adalah
memberikan perlindungan spesifik terhadap
patogen-patogen tertentu.
O Imunitas = kekebalan sebagai produk akibat
respon imun yang dibentuk tubuh. Imunitas
spesifik bisa didapat dari imunisasi aktif
atau pasif dan dapat terjadi secara alamiah
atau buatan.

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 3


Imunoprofilaksis = imunisasi
Pemberian, Ada 2 cara pemberian imunisasi yaitu:
1) Cara aktif bila respon imun terjadi setelah
terpajan Ag
2) Cara pasif terjadi bila seseorang menerima
Ab/produk sel lainnya dari orang yang telah
mendapat imunisasi aktif
Tujuan
Imunisasi diberikan untuk meningkatkan derajat
imunitas seseorang terhadap pathogen tertentu atau
toksin.
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 4
Jenis
1) Imunisasi aktif
a) Biasanya diberikan jauh sebelum pajanan
sebagai pencegahan
b) Dengan pemberian Ag yang tak patogenik
c) Mengaktifkan sistem pengenalan imun dan
sistem efektor yang diperlukan
Ada 2 jenis imunisasi aktif yaitu:
a) Imunisasi aktif alamiah, contoh: infeksi
virus, bakteri
b) Imunisasi buatan, contoh: toksoid, vaksinasi

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 5


2) Imunisasi Pasif Tranfer Ab/sel imun dari orang
yang imun ke orang lain yang non imun.
Ada 2 jenis imunisasi pasif yaitu:
a) Imunitas pasif alamiah
O Imunitas maternal melalui plasenta, contoh:Ig G
O Imunitas maternal melalui kolostrum, contoh:
laktoferin.
b) Imunitas pasif artifisial Pemberian antitoksin,
antibodi sel

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 6


Kekebalan (imunitas)
Kekebalan alamiah bersifat herediter, tidak
bergantung pada kontak dengan antigen sebelumnya,
bersifat tidak khas karena memiliki kekebalan yang
sama terhadap semua jenis infeksi. Ada beberapa jenis
kekebalan alamiah yaitu:
1. Kekebalan ras (racial immunity)
Orang kulit berwarna lebih peka terhadap tuberculosis
daripada orang kulit putih.
2. Kekebalan species (species immunity)
Penyakit Leprae dan Gonorrhoe secara alami hanya
terdapat pada manusia, tidak ditemukan pada hewan.
Penyakit antrax ditemukan pada ternak, tidak terdapat
pada anjing.
3. Kekebalan individu (personal immunity) Adanya perbedaan
kepekaan terhadap satu jenis penyakit pada beberapa
orang di dalam satu species atau ras.
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 7
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kekebalan
alamiah setiap individu adalah:
a. Umur, misalnya infeksi rubela pada anak lebih
berat daripada orang dewasa
b. Hormon, misalnya kortikosteroid mampu
menekan pembentukan antibodi
c. Gizi, misalnya gizi buruk mampu menekan jenis
respon imun

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 8


Mekanisme kekebalan alamiah
meliputi:
a. Permukaan epitel Fungsi mekanisme ini adalah untuk
mencegah invasi mikroba patogen ke dalam tubuh.
Contoh: kulit, selaput lendir (membran mukosa) cilia
pada saluran nafas.
b. Pertahanan jaringan, terbagi 2 faktor yaitu:
O Faktor humoral Merupakan bahan terlarut dalam sirkulasi
darah. Contoh: lisozim, properdin, betalisin, CRP (C-
Reactive Protein), komplemen.
O Faktor seluler, terdiri dari 2 macam komponen seluler
yaitu:
O Fagosit (makrofag) berfungsi dalam proses fagositosis.
O Sel NK (natural killer cell= cell null) berfungsi
menghambat replikasi virus dan sel neoplasma
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 9
Kekebalan didapat adalah imunitas yang diperoleh
selama kehidupan berlangsung. Bersifat khas
terhadap satu jenis mikrob. Ada 2 kelompok yaitu:
1. Kekebalan didapat aktif
a. Kekebalan didapat aktif alamiah.
Kekebalan ini diperoleh sesudah infeksi atau
sembuh dari penyakit atau infeksi sub klinik
setelah pemaparan berulang. Antigen masuk ke
dalam tubuh secara alami, tubuh membentuk
antibodi dan limfosit khusus. Kekebalan ini
terjadi ketika paparan patogen menyebabkan
infeksi sub klinik atau klinik yang mengakibatkan
respon imun terhadap patogen lainnya.
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 10
b. Kekebalan didapat aktif buatan.
Kekebalan ini diperoleh dengan pemberian patogen
hidup atau mati atau komponen-komponennya yaitu:
O Organisme hidup setelah dilemahkan, misal: vaksin
cacar, BCG.
O Organisme mati dengan pemanasan atau fenol tanpa
mengubah struktur antigen, misal: vaksin tifoid, vaksin
kolera.
O Autovaksin
O Terapi protein non spesifik
O Toksoid. Pada kekebalan ini, antigen diinduksi di dalam
vaksin, tubuh membentuk antibodi dan limfosit khusus.
Disebut juga vaksinasi atau imunisasi, merupakan proses
introduksi antigen (vaksin) ke dalam tubuh.
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 11
2. Kekebalan didapat pasif
a. Kekebalan didapat pasif buatan
Kekebalan ini meliputi introduksi antibodi ke dalam
tubuh yang diperoleh melalui imunisasi secara pasif
dengan cara menyuntikkan serum binatang yang telah
diimunisasi secara aktif, contoh saat gamma globulin
dari orang atau binatang diinjeksikan ke akseptor.
Antibodi bersifat sementara. Antibodi yang dibentuk
dimasukkan ke individu yang non protektif. Karena
antibodi ditemukan dalam serum, maka produk ini
sering disebut antisera. Kekebalan ini diterapkan pada
infeksi akut (difteri, tetanus, measles, rabies dan lain-
lain), keadaan keracunan (serangga, reptil, batulisme)
dan sebagai profilaksis (hipogammaglobulinemia).
Contoh bentuk preparat seperti gammaglobulin, serum
hiperimun atau antioksidan yang mengandung antibodi
siap dibuat.
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 12
O Komponen serum yang kaya akan antibodi
disebut imune serum globulin atau gamma
globolin. Contoh: serum antitoksin
(antidifiteri, antitetanus), serum antibakteri
(serum anti antraks, pneumokokus,
meningokokus), serum konvalescen
(diperoleh dari penderita masa
penyembuhan, misal pada pengobatan
campak, poliomielitis, hepatitis).

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 13


b. Kekebalan didapat pasif alamiah
Kekebalan ini dapat dipindahkan melalui
transplasenta atau melalui ASI yaitu saat
IgG ditransfer dari ibu ke fetus melalui
plasenta atau transfer IgA melalui
kolustrum. Antibodi bersifat sementara.

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 14


Vaksinasi
Vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin untuk memperoleh imunitas.
Pemberian preparasi dapat
berupa:
a. Preparasi dengan kandungan bahan antigenik berupa organisme hidup utuh,
mikroorganisme yang dimatikan, mikroorganisme yang dilemahkan/attenuated
(harmless) microorganism, toxoid (toksin yang dilemahkan).
b. Preparat tidak mengandung materi bahan berbahaya/toksin Cara pemberian
bisa dilakukan dengan injeksi melalui vena atau otot maupun oral.
Vaksinasi tidak selalu efektif dikarenakan beberapa faktor yaitu:
a. Infeksi alami yang menetap dalam tubuh untuk jangka waktu yang lama
sehingga sistem imun menimbulkan respon efektif.
b. Vaksin kurang efektif membutuhkan injeksi booster untuk menstimulir respon
sekunder.
c. Beberapa orang tidak mampu merespon dengan baik pada semua vaksinasi.
d. Sistem imun yang defective.
e. Malnutrisi protein tertentu.

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 15


f. Variasi antigenic karena mutasi.
g. Perubahan kecil pada antigenic drift (meski dikenali
memory cells)
h. Perubahan besar antigenic shift (tidak dikenali memory
cells)
i. HIV tidak hidup dalam sel T-helper cells
j. Tidak adanya vaksin terhadap protista (malaria dan
penyakit tidur).
O Banyak tahap dalam siklus hidup plasmodium dengan
banyak antigen sehingga vaksinasi tidak efektif terhadap
semua tahap (bisa efektif terhadap tahap infektif dan
diberi waktu yang sangat singkat)
O Penyakit tidur karena Trypanosoma mempunyai berbagai
jenis antigen dan selalu variable/berubah setiap 4-5
hari.
O Parasit plasmodium mempunyai antigenic tersembunyi
dalam sel tubuh.
O Cacing parasit menutupi dalam protein host.
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 16
Vaksin
a. Vaksin untuk imunisasi aktif mengandung
organisme hidup, organisme mati utuh, komponen
mikrobial atau toksin yang disekresikan (telah
didetoksifikasi).
b. Imunisasi aktif dapat menyebabkan demam,
malaise dan ketidaknyamanan.
c. Beberapa vaksin menyebabkan nyeri sendi atau
arthritis (rubella), kejang, kadang-kadang fatal
(pertusis) atau gangguan neurologis (influenza).
d. Alergi telur dapat berkembang sebagai konsekuensi
dari vaksin viral yang dihasilkan dalam telur
(measles, mumps, influenza, yellow fever).
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 17
Jenis vaksin:
a. Vaksin hidup, berupa:
1) Generasi awal: virus cowpox (oleh Edward Jenner) untuk
imunisasi smallpox
2) Virus hidup: virus polio (vaksin sabin), measles, mumps,
rubella, chicken pox, hepatitis A, yellow fever dan lain-lain.
3) Bakteri hidup: mycobacterium bovis (BCG).
b. Vaksin mati, berupa:
1) Vaksin virus mati (oleh panas, kimiawi dan ultraviolet): polio
(vaksin Salk), influenza, rabies dan lain-lain.
2) Vaksin bakteri mati: tifoid, kolera, pertusis dan lain-lain.
3) Komponen bakteri: dinding sel misalnya hemofilus, pertusis,
meningkokus, pneumokokus dan lain-lain.
4) Komponen virus: protein antigenik, misalnya hepatitis B,
rabies dan lain-lain.
5) Modifikasi toksin patogenik agen (dinamakan toksoid),
difteri, tetanus, kolera.
Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 18
Jenis vaksin imunisasi untuk melawan 7 penyakit
yang sering direkomendasikan yaitu:
a. DTaP vaccine: mengandung iphteria toxoid,
acellular pertusis (whooping cough) dan tetanus
toksoid.
b. Poliomyelitis vaccine.
c. MMR vaccine mengandung virus hidup rubella,
rubeola dan mumps.

Dr.Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes 2020 19

Anda mungkin juga menyukai