Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MARYAM FAHILLAH

NIM : PO713203181020
PRODI : D.III/Tk.II

1. Buatlah bagan pembagian dari imunisasi.


2. Jelaskan perbedaan imunisasi aktif dan pasif
3. Tuliskan perbedaan ciri-ciri vaksin hidup dan vaksin mati
4. Jelaskan perbedaan respon imun di berbagai badan
5. Tuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
6. Jelaskan berbagai hal yang harus dipenuhi sebagai vaksin yang baik
7. Tuliskan beberapa jenis vaksin dan serum yang digunakan pada manusia.

JAWAB
1. Bagan pembagian dari imunisasi

IMUNISASI

ALAMIAH BUATAN

Pasif : Pasif:
Aktif: Aktif:
Antibodi melalui Pemberian
Infeksi bakteri, Toksoid,
plasenta, antibodi,
virus vaksinasi
kolustrum antitoksin

2. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif


 Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun yang sudah dimatikan atau
dilemahkan dengan tujuan merangsang tubuh memproduksi antibody. Contohnya
imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah
antibodi, sehingga kadar antobodi dalam tubuh meningkat. Contohnya penyuntikan ATS
( Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka atau kecelakaan.
 Imunisasi Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun),
sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1-2 bulan.
3. Perbedaan ciri-ciri vaksin hidup dan vaksin mati

Ciri Vaksin Hidup Vaksin Mati


Ambang imunitas yang Tinggi: replikasi mikroba Rendah: mikroba tidak
diinduksi ( menyerupai infeksi alamiah) menunjukkan replikasi,
imunitas pendek.
Respons imun humoral Baik Baik

Respons imun seluler Baik: antigen diproses dan Buruk


dipresentasikan dengan
molekul MHC
Dosis Satu kali cukup Diperlukan beberapa dosis
Ajuvan Tidak perlu Biasanya diperlukan
Rute pemberian Sub kutan, oral, intranasal Sub kutan atau intra muskuler
Lama imunitas Potensial seumur hidup Biasanya diperlukan dosis
booster
Penggunaan pada pejamu Dapat menimbulkan penyakit Tidak dapat menimbulkan
imunokompromais penyakit

Penggunaan pada kehamilan Teoritis kerusakan janin dapat Teoritis kerusakan janin tidak
terjadi terjadi

Penyimpanan Perlu khusus untuk Perlu khusus untuk


mempertahankan vaksin hidup mempertahankan stabilitas
sifat kimiawi dan fisis
Stabilisitas Tidak tahan panas Tahan panas
Keuntungan Tunggal, dosis kecil Aman
Diberikan dengan rute Stabil
alamiah
Memacu imunitas local
Menyerupai infeksi alamiah
Kerugian Kontaminasi virus onkogenik Diperlukan dosis multiple dan
(?) booster
Menjadi virulen Diberikan dengan suntikan-
Inaktivasi oleh perubahan rute tidak alamiah
cuaca Diperlukan kadar antigen
Penyakit pada pejamu tinggi.
imunokompromais
4. Perbedaan respon imun di berbagai badan

Dalam pemberian patogen terjadi perbedaan antara intra dan ekstra vascular. IgA
sekretori diproduksi setempat di lamina propria di bawah patogen mukosa saluran nafas dan
cerna yang merupakan tempat kuman masuk. IgA merupakan Ig utama dalam sekresi hidung,
bronkus, intestinal, saluran kemih, saliva, kolustrum, dan empedu.

Pemberian oral vaksin polio (Sabin) menimbulkan pembentukan antipolio (IgA) dan
ditemukan di dalam sekresi nasal dan duodenum, sedang pemberian vaksin mati parenteral
(Salk) tidak. Hal ini menjelaskan bahwa IgA memberikan keuntungan dan dapat mencegah virus
di tempat virus masuk ke dalam badan.

IgM dan IgG dapat pula ditemukan dalam sekresi setempat. Hal ini berarti bahwa Ig
serum dapat pula berperanan pada imunitas ekstravaskuler. IgM dan IgG telah ditemukan pula
dalam eksudat. IgG berperan pada respons imun antitoksin . IgA dapat menetralisir eksotoksin
seperti enterotoksin V. cholera. Toksin berikatan kuat dengan jaringan alat sasaran dan
biasanya tidak dapat dilepaskan lagi dengan pemberian antitoksin. Sehingga penyakit-penyakit
yang mekanismenya terjadi melalui eksotoksin, pemberian segera antitoksin sangat diperlukan
agar kerusakan yang ditimbulkannya (lebih banyak toksin berikatan dengan jaringan) dapat
dicegah.

Enzim eksotoksin dari bakteri C. perfringens dan 123ath ular dapat dinetralisir patogen.
Adanya aktivitas antitoksik IgG menunjukkan bahwa ibu yang cukup diimunisasi, dapat
memindahkan antitoksin kepada fetus dan dapat memberikan proteksi pada hari-hari pertama
sesudah lahir. Hal ini diperlukan dalam pencegahan tetnus neonatorum.

Respons antivirus adalah kompleks, karena ada beberapa faktor yang berperanan seperti
tempat masuk virus dalam tubuh, tempat virus melekat pada sel, aspek pathogenesis infeksi
virus, induksi interferon, respons antibody dan Celluler Mediated Immunity (CMI). Infeksi virus
seperti campak dan polio, mulai di epitel mukosa saluran nafas atau cerna dan patogeniknya
yang utama terjadi setelah disebarkan melalui darah ke alat lainnya.

Interferon adalah protein atau glukoprotein antivirus yang dibentuk berbagai sel dalam
tubuh sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon ditemukan sebelum makrofag diaktifkan
atau antibodi dibentuk. Oleh karena itu interferon berfungsi dalam pencegahan dini. Virus
merangsang sel-sel tubuh untuk memproduksi protein antivirus yang berbeda dari antibodi.

Respon imun antibakteriil meliputi lisis melalui patogen dan komplemen, opnosisasi,
fagositosis yang diaktifkan dengan eliminasi bakteri di hati, limpa dan sel-sel dari pathogen
fagosit makrofag. Peran pada proses opsonisasi dan fagositosis bakteri gram patogen adalah IgG
dan IgM saja atau dengan bantuan C3b (opsonin).

Aktivasi komplemen melalui patogen dapat dirangsang secara non spesifik oleh
endotoksin lipopolisakarida (merupakan dinding bakteri gram patogen) atau oleh polisakarida
dari kapsul bakteri gram patogen dan bakteri gram positif, yang mengaktifkan C3. Jalur patogen
akan menimbulkan penglepasan molekul kemotaktik C3a dan C5a, dan opsonin C3b. Pada jalur
klasik IgM berperanan dalam lisis bakteri gram patogen. CMI juga berperanan pada bakteri
yang hidup intraseluer seperti M. tuberculosis.

Respon imun terhadap fungus, protozoa dan cacing meliputi imunitas humoral dan atau
seluler, seperti halnya imunitas pada virus dan bakteri. Keunikan respons imun pada parasit
yaitu oleh karena hal tersebut tergantung pada siklus hidupnya.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam vaksinasi

1. Tempat pemberian vaksin


Rute parenteral (ID,SC,IM) biasa dilakukan pada lengan daerah deltoid. Vaksin Hepatitis
yang diberikan pada lengan terbukti memberikan respons imun yang lebih baik.
Pemberian vaksin polio parenteral (virus dimatikan) akan memberikan respons antibody
serum yang lebih tinggi dibanding dengan vaksin hidup oral. Vaksin oral menimbulkan
produksi IgA sekretori yang dapat memberikan proteksi local.
2. Imunitas mukosa
Merupakan proteksi terhadap infeksi epitel mukosa yang sebagian besar tergantung dari
produksi dan sekresi IgA. Imunitas mukosa akan timbul apabila tubuh terpajan dengan
imunitas mukosa. Oleh karena itu, vasin yang diberikan oral atau intranasal, biasanya
lebih efektif dalam memacu imunitas setempat dan relevan dibandingkan dengan
pemebrian parenteral.
3. Imunitas humoral
Imunitas ini ditentukan oleh adanya antibody dalam darah dan cairan jaringan., terutama
IgG. Imunoglobulin G juga penting pada proteksi toksin dan bisa.
4. Sistem efektor
Sistem efektor adalah respons imun yang dapat membatasi penyebaran infeksi atau
mengeliminasi pathogen di tempat patogen, intraseluler atau ekstraseluler. Vaksin yang
dibutuhkan harus dapat merangsang imunitas seluler/ makrofag. Antibodi IgG dan IgA
dan lainnya , kadang-kadang efektif dalam mengontrol pathogen yang disebarkan oleh
infeksi ulang.
5. Lama proteksi
Lama proteksi sesudah vaksinasi, bervariasi tergantung pada pathogen dan jenis vaksin.
Imunitas terhadap toksin tetanus yang terutama tergantung dari IgG dan sel B yang
memproduksinya, dapat berlangsung 10 tahun lebih. Imunitas juga tergantung tempat
infeksi dan jenis respons imun yang efektif terhadapnya.

6. Hal yang harus dipenuhi sebaaivaksin yang baik

Vaksinasi bertujuan untuk memberikan imunitas yang efektif dengan menciptakan ambang
mekanisme efektor imun yang adekuat dan sesuai, beserta populasi sel memori yang dapat
berkembang cepat pada kontak baru dengan antigen dan memberikan proteksi terhadap infeksi.
Pada vaksinasi polio diperlukan titer lebih tinggi dalam darah dan pada infeksi mikobakteria
seperti tuberculosis imunitas seluler yang mengaktifkan makrofag adalah yang paling efektif.
Sejumlah kondisi harus dipenuhi untuk memperoleh vaksin yang berhasil. Antigen harus dengan
cepat dapat dibaca, preparat harus stabil dalam penyimpanan, harga murah, mudah
pemberiannya dan aman.

Faktor yang harus dipenuhi oleh vaksin yang baik

Faktor Persyaratan
Efektivitas Harus memacu ambang protektif 125athog
imun - Di tempat yang sesuai - Relevan ( Ab,
Tc, Th1, Th2) - Durasi adekuat
Ketersediaan Mudah dipersiapkan dalam jumlah besar
Stabilitas Stabil pada cuaca ekstrim sekalipun,
diutamakan tidak memerlukan alat pendingin
Harga Terjangkau,
Keamanan Tidak ada kontaminasi

7. Jenis vaksin dan serum yang digunakan pada manusia

Sasaran penyakit Jenis vaksin dan serum


Difteri, tetanus, pertussis, Hib,polio ‘5 in 1’
Measles, mumps, rubella (MMR) Hidup dilemahkan
Tuberkulosis ( BCG) Hidup heterolog dilemahkan
Polio Dilemahkan (sabin) dan Mati (salk)
Haemophilus influenza (Hib) (meningitis) Konjugat polisakarida
Meningokokus A/C Konjugat polisakarida
Hepatitis A dan B Subunit (rekombinan)
Human papillomavirus Subunit (rekombinan)
Botulisme ISG asal manusia atau kuda
Difteri Serum asal kuda
Hepatitis A ISG
Hepatitis B HBIG atau ISG
Hipogamaglobulinemia ISG
Campak ISG
Rabies ISG, RIG, serum imun asal kuda
Rho (D) ISG vs Rho (D)
Tetanus TIG

Anda mungkin juga menyukai