Anda di halaman 1dari 40

IMMUNOPROFILKASIS

..................……………………………..herlisa anggraini
TUJUAN
• Pencegahan terhadap penyakit secara indvidu
• Pemberantasan penyakit (populasi/masyarakat)
• Imunisasi aktif yang dikenal dengan vaksinasi dan istilah
“vaksin” diperkenalkan oleh Pasteur untuk mengingat
kembali hasil penelitian klasik Jenner dengan cowpox
(vaccinia), yang selanjutnya diperluas hingga seluruh agen
digunakan untuk menginduksi imunitas spesifik dan
menghilangkan efek infeksi selanjutnya.
• Vaksin diberikan sedini mungkin, memperhitungkan
kenyataan bahwa sistem imun belum berkembang di
bulan-bulan pertama kehidupan, dan bahwa antibodi
secara pasif yang didapat dari ibu melalui plasenta dan
atau air susu akan mencegah bayi secara spesifik
membentuk responnya secara sendi
• Keuntungan dari pemberian vaksin hidup/dilemahkan
adalah terjadinya replikasi mikroba sehingga
menimbulkan pajanan dengan dosis yang lebih besar dan
respons imun di tempat infeksi alamiah. Vaksin yang
dilemahkan diproduksi dengan mengubah kondisi biakan
mikroorganisme. Risiko vaksin yang dilemahkan ialah oleh
karena dapat emnjadi virulen kembali dan merupakan hal
yang berbahaya untuk subyek imunokompromais.
• Kontak pertama dengan antigen eksogen menimbulkan
respons humoral primer yang ditandai dengan sel plasma
yang memproduksi antibody dan sel B memori.
• Respons primer ditandai dengan lag phase yang
diperlukan sel naif untuk menjalani seleksi klon, ekspansi
klon dan diferensiasi menjadi sel memori dan el plasma.
• Kemampuan untuk memberikan respons humoral
sekunder tergantung adanya sel B dan sel T memori.
• Aktivasi kedua sel memori menimbulkan respons
antibodi sekunder yang dapat dibedakan dari respons
primer.
• Imunisasi pasif dilakukan melalui transfer patogen atau sel
imun dari orang yang imun ke orang lain yang non-imun.
 dapat terjadi secara alamiah dan buatan.
1. Imunitas pasif alamiah (maternal melalui plasenta) ;
antibodi dalam darah ibu = proteksi pasif terhadap
fetus. IgG dapat berfungsi sebagai antitoksik, antivirus, dan
antibacterial terhadap H. influenza B atau S. agalactica B.
Ibu yang mendapat vaksinasi aktif akan memberikan proteksi
pasif.
2. Imunitas pasif alamiah (maternal melalui kolustrum);
Air Susu Ibu ( ASI) mengandung berbagai patogen imun.
Beberapa diantaranya berupa enhancement growth
factor untuk bakteri yang diperlukan dalam usus atau factor
yang justru dapat menghambat tumbuhnya bakteri tertentu
(lisozim, laktoferin, interferon, makrofag, sel T, sel B,
granulosit).
Antibodi ditemukan dalam ASI dan kadarnya yang lebih
tinggi pada kolostrum.
3. Imunitas pasif buatan  umumnya digunakan globulin
manusia yang spesifik yang dapat diperoleh sbb:

• Antibodi (Rhogam) terhadap antigen RhD, diberikan kepada


ibu 72 jam perinatal dalam usaha mencegah imunisasi oleh
eritrosit fetal yang Rh + .
• Tetanus immune globulin (TIG) adalah antitoksin yang
diberikan sebagai proteksi pasif setelah menderita luka.
• Rabies immune globulin (RIG) dapat diberikan bersamaan
dengan imunisasi aktif.
• Hepatitis B immune globulin (HBIG) diberikan pada masa
perinatal kepada anak yang dilahirkan oleh ibu dengan
infeksi Hepatitis B, para tenaga medis yang tertusuk jarum
terinfeksi atau pada mereka setelah kontak dengan
seseorang hepatitis B yang HBsAg positif.
Kadar dan isotipe antibodi dalam serum setelah imunisasi
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA VAKSINASI

1.Tempat pemberian vaksin = Rute parenteral (ID,SC,IM) biasa


dilakukan pada lengan daerah deltoid.
Vaksin Hepatitis yang diberikan pada lengan terbukti
memberikan respons imun yang lebih baik.
Vaksin polio parenteral (virus dimatikan) akan
memberikan respons antibody serum yang lebih tinggi
dibanding dengan vaksin hidup oral.
Vaksin oral menimbulkan produksi IgA sekretori
yang dapat memberikan proteksi local.
2. Imunitas mukosa = proteksi terhadap infeksi epitel mukosa
yang sebagian besar tergantung dari produksi dan
sekresi IgA.
Imunitas mukosa akan timbul apabila tubuh terpajan
dengan imunitas mukosa  vaksin yang diberikan oral
atau intranasal  lebih efektif dalam memacu imunitas
setempat dan relevan dibandingkan dengan pemberian
parenteral.

3. Imunitas humoral = ditentukan oleh adanya antibodi


dalam darah dan cairan jaringan., terutama IgG
(= penting pada proteksi toksin dan bisa)
4. Sistem efektor = adalah respons imun yang dapat
membatasi penyebaran infeksi atau mengeliminasi
pathogen di tempat patogen, intraseluler atau
ekstraseluler.
Vaksin yang dibutuhkan harus dapat merangsang
imunitas seluler/ makrofag.

5. Lama proteksi = bervariasi tergantung pada pathogen dan


jenis vaksin.
Imunitas terhadap toksin tetanus yang terutama
tergantung dari IgG dan sel B yang memproduksinya,
dapat berlangsung lebih 10 tahun
KONTRA INDIKASI IMUNISASI

merupakan keadaan yang meningkatkan kemungkinan


terjadinya efek berbahaya yang tidak diinginkan;
bila ditemukan:
• vaksin hendaknya tidak diberikan.
• Kontraindikasi yang permanen untuk semua vaksin adalah
reaksi alergi berat/ anafilaksis terhadap vaksin atau
komponennya (buffer, adjuvant dan bahan lain yang
ditambahkan dalam produksi vaksin)
Kontraindikasi vaksin dapat berupa:
• - Reaksi alergi (IgE) berat, biasanya terjadi cepat dan
membutuhkan pertolongan medis.
• - Vaksinasi pada penderita dengan gangguan respon imun
memerlukan pertimbangan khusus.
FAKTOR DALAM IMUNISASI AKTIF
1. Masa kerja imunisasi (onset of action) yang primer lebih lama
daripada masa inkubasi penyakit infeksi (booster lebih
cepat)
2. Keadaan lingkungan atau infeksi sebelumnya
3.Cara pemberian (route immunization): imunisasi
intranasal/aerosol dapat menstimulasi imunitas mukosa
daripada injeksi parenteral untuk infeksi saluran nafas
4. Route of administration; Vaksin yang mengandung adjuvan
harus diberikan secara intramuskuler, tidak boleh secara
subcutan
5. Waktu pemberian imunisasi primer/booster & interval
pemberian:
Misal : measles harus diberikan pada usia 12-15 bulan
Cara pemberian Vaksin ;
- Tidak boleh masuk pembuluh darah
- Bila mengandung adjuvan harus intramuscular;  bila
subcutan akan menyebabkan terjadi nekrosis jaringan
- Bila intramuscular; di anterolateral paha atas atau deltoid
- Bila dianjurkan intradermal, tujuannya supaya mendapat
respon imun yang lebih cepat dan besar dengan jumlah
antigen yang sama

Kontraindikasi
- Wanita hamil
- Immunological incompetent host
(terapi kortikosteorid jangka panjang, radiasi, orang-
orang dengan defek CMI yang kongenital dan acquired)
IMUNISASI PASIF

Terbut dari serum yang sudah mengandung antibodi sel-sel yang


imunoreaktif.
Antibodi yang diberikan dapat melindungi dengan segera/ cepat
(pada imunisasi aktif perlu waktu 7-10 hari)
Target imunisasi pasif:
1.Orang dengan defisiensi antibodi
2. Orang yang tidak dapat membentuk antibodi
3. Immunocompromise host
Efek imunisasi pasif:
1.Serum sickness  anafilaksis akut
2.Demyelinating encephalopathy
semoga memberi manfaat dan semangat belajar

Anda mungkin juga menyukai