DISUSUN OLEH:
Putu Rian Widianto
4521112028
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Bogie Putra Palinggi, Sp.JP, FIHA
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 4521112028
Supervisor Pembimbing,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI Iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Definisi 1
B. Epidemiologi 2
C. Etiologi 2
D. Patofisiologi 2
E. Faktor Risiko 3
F Gambaran Klinis 3
G. Diagnosis 4
BAB V. PENUTUP 14
DAFTAR PUSTAKA 15
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
B. Epidemiologi
C. Etiologi
D. Patofisiologi
B1) telah dikaitkan dengan cacat dalam pembentukan saluran ion atrium.
Ini telah terbukti mengubah generasi dan konduksi potensial aksi, yang
mempengaruhi atrium untuk remodeling, fibrosis, dan akhirnya fibrilasi
atrium. Studi serupa juga meneliti pembentukan sitoskeleton, sarkomer,
desmosom, dan saluran ion lainnya untuk peran mereka dalam
otomatisitas.4
E. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk premature atrial contraction :
a. Usia bertambah.
b. Riwayat penyakit kardiovaskular penyakit jantung coroner, penyakit
jantung bawaan, hipertensi, disfungsi ventrikel kiri, iskemia miokard,
dan penyakit jantung rematik.
c. Kondisi medis : hipertiroid, gangguan keseimbangan elektrolit,
obstructive apnea.kolestrol tinggi.
d. Gaya hidup : Kebiasaan minum kopi, merokok , alkohol.
e. Kondisi medis : hipertiroid, gangguan keseimbangan elektrolit,
obstructive apnea.
f. Stres emosional.
g. Tinggi badan tidak normal.
h. Level ANP abnormal.5,6
F. Manifestasi Klinis
c. Palpitasi dapat ditandai oleh heart rate yang irregular dan cepat,
umumnya disebabkan oleh adanya ektopik beats ( denyut ektopik ),
seperti pada PAC dan PVC.6
G. Diagnosis
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaaan tekanan vena jugularis mungkin juga berperan dalam
evaluasi PAC. Meskipun sensitivitas tes ini mungkin kurang optimal,
temuan positif berguna untuk korelasi klinis. Selain itu, sebagai temuan
pemeriksaan fisik sederhana untuk memperkirakan tekanan vena sentral,
tidak ada metode tambahan yang mahal atau invasif. Temuan positif pada
manuver ini adalah visualisasi gelombang 'a' meriam yang khas, yang
merupakan denyut nadi vena yang cukup besar, yang menyebabkan
tonjolan vena jugularis yang menonjol.1
3) Pemeriksaan EKG
• Kontraksi atrium premature terjadi ketika fokus ektopik diatrium
dilepaskan sebelum impuls sinus berikutnya, Impuls premature dapat
mendepolarisasi atrium dan selanjutnya ventrikel, asalkan miokardium
dan system konduksi telah berepolarisasi. Ini muncul sebagai
5
gelombang P dan kompleks QRS yang terjadi lebih awal dari yang
diharapkan (pada gambar 1), gelombang P prematur terjadi lebih awal
dari gelombang P sinus yang diperkirakan. 9
sepenuhnya refrakter impuls akan diblokir dan tidak ada kompleks QRS
yang muncul.9
Kompleks QRS muncul jika impuls atrium dilakukan ke ventrikel.
Karena impuls masuk ke ventrikel melalui berkas his (berarti kedua
cabang berkas akan menghantarkan impuls masing masing), kompleks
QRS normal ( durasi QRS < 0,12 detik) namun kompleks QRS dapat
melebar ( durasi QRS 0,12 detik ) jika terdapat blok cabang berkas kiri
atau kanan, biasanya impuls atrium prematur tiba sebelum salah satu
cabang berkas mengalami repolarisasi yang mengarah ke blok berkas,
jenis blok cabang berkas ini disebut aberasi (atau konduksi ventrikel
menyimpang).9
4) Holter Monitor
Dalam kedokteran, monitor Holter (seringkali hanya Holter) adalah
jenis perangkat elektrokardiografi rawat jalan, perangkat portabel untuk
pemantauan jantung (pemantauan aktivitas listrik sistem kardiovaskular)
selama setidaknya 24 hingga 72 jam (sering selama dua minggu di
sebuah waktu.Saat digunakan untuk mempelajari jantung, seperti
elektrokardiografi standar, monitor Holter merekam sinyal listrik dari
jantung melalui serangkaian elektroda yang dipasang ke dada. Elektroda
ditempatkan di atas tulang untuk meminimalkan artefak dari aktivitas otot.
Jumlah dan posisi elektroda bervariasi menurut model, tetapi kebanyakan
monitor Holter menggunakan antara tiga dan delapan. Elektroda ini
disambungkan ke peralatan kecil yang dipasang di sabuk pasien atau
digantung di leher, menyimpan catatan aktivitas listrik jantung selama
7
5) Echokardiografi
Setelah identifikasi PAC, ekokardiografi berguna dalam menentukan
status fungsional jantung dan mengidentifikasi potensi kelainan struktural
yang mendasari. Evaluasi untuk penyakit jantung struktural harus selalu
dilakukan pada pasien dengan PAC yang sering karena prognostiknya
yang penting dan kebutuhan pengobatan. 3
BAB II
TATALAKSANA
8
1. Beta Bloker
irama jantung bisa teratur kembali/ Dosis: 200 mg, 3 kali sehari, selama
1 minggu. Dosis selanjutnya dapat dikurangi menjadi 200 mg, 2 kali
sehari. Dosis pemeliharaan ≤200 mg per hari, tergantung respons
tubuh pasien.11
b. bretilium Efek: Repolarisasi dan peningkatan kecepatan konduksi pd
daerah yang terdepolarisasi dengan cara melepaskan katekolamin.
Mencegah pelepasan NE. Dosisnya 5-10 mg/kgBB per infuse selama
10-30 menit. Berikutnya dosis diberikan 1-2 jam bila aritmia blm teratasi
/ 6 jam sekali untuk pemeliharaan.11
c. sotalol Efek: Menurunkan automatisasi, karena obat ini merupakan β-
bloker, Penghambatan adrenoreseptor-β menurunkan fungsi jantung
pada pasien yang curah jantungnya dipertahankan oleh aktivitas
simpatis. Dosis awal 2 x 80mg/hari,bila perlu dosis ditambah tipa 3-4
hari.11
BAB III
A. Komplikasi
B. Prognosis
BAB IV
PENCEGAHAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
10. Lip GY, Fauchier L, Freedman SB, Van Gelder I, Natale A, Gianni C,
et al. Atrial brillation. Nat Rev Dis Primers. 2016;2:16016
11. Bagliani G, Della Rocca DG, De Ponti R, Capucci A, Padeletti M,
Natale A. Ectopic Beats: Insights from Timing and Morphology. Card
Electrophysiol Clin. 2018 Diakses online (Available)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559204/
12. Inohara T, Kohsaka S, Okamura T, Watanabe M, Nakamura Y,
Higashiyama A, Kadota A, Okuda N, Ohkubo T, Miura K, Okayama A,
Ueshima H; NIPPON DATA 80/90 Research Group. Long-term
outcome of healthy participants with atrial premature complex: a 15-
year follow-up of the NIPPON DATA 90 cohort. PLoS One
2013;8:e80853.
13. Halim R A, Felani M R. Frequent Ventricular Extrasystole. Kardiologi
RSUP dr. Mohammad Husein. Palembang Vol.45 o. 10 tahun 2018.