Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

Dosen Pengampu :
Ns. Lina Ema Purwanti, M.Kep

KELOMPOK 5 :
Irfani yahya ardinata 206319

Erma puspa mardalina 206319

Unika ayudia

Nur azizah 20631958

Eneng setiawan 20631937

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022
BAB I
KONSEP PENYAKIT JANUNG BAWAAN
A. Pengertian
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah abnormalitas struktur makroskopis
jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau
potensial yang berarti. Kelainan ini merupakan kelainan kongenital yang paling
sering terjadi pada bayi baru lahir. Prevalensi penyakit jantung bawaan yang
diterima secara internasional adalah 0.8%, walaupun terdapat banyak variasi data
yang terkumpul, secara umum, prevalensi penyakit jantung bawaan masih
diperdebatkan. (Moons,2015).
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan
malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yangtelah ada sejak lahir.
Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutamaditemukan pada bayi dan anak.
Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila
penyakit jantung bawaan ditemukan padaorang dewasa, hal ini menunjukkan
bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami
tindakan operasi dini pada usia muda.(Rahwamati. 2015)
1. Jenis Penyakit Jantung Bawaan Adapun jenis penyakit jantung bawaan terdiri
dari 2 tipe yaitu : (Kasron. 2012 ):
a. Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik PJB adalah kelainan struktur dan
fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis;
misalnya lubang di dekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan,
kelainan salah satu katup jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau
pembuluh darah besar tanpa adanya lubang di dekat jantung. Masing-masing
mempunyai spektrum presentasi klinis yang bervariasi dari ringan sampai
berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta tahanan vaskuler
paru.
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik Pada PJB sianotik di dapatkan kelainan
struktur dan fungsi jantung sedemikian rupa sehingga sebagian atau seluruh
darah balik vena sistemik yang mengandung darah rendah oksigen kembali
beredar ke sirkulasi sistemik. Terdapat aliran pirau dari kanan ke kiri atau
terdapat percampuran darah balik vena sistemik dan vena pulmonalis.
Sianosis pada mukosa bibir dan mulut serta kuku jari tangan dan kaki adalah
penampilan utama pada golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce
haemoglobin yang beredar dalam darah lebih dari 5 gram %. Bila dilihat dari
penampilan klinisnya, secara garis besar terdapat 2 golongan PJB sianotik,
yaitu: 1) dengan gejala aliran darah ke paru yang berkurang,misalnya
Tetralogi of Fallot (T0F) dan Pulmonal Atresia (PA) denganVSD. 2) dengan
gejala aliran darah ke paru yang bertambah. Misalnya Transposition of the
Great Arteries (TGA) dan Common Mixing

B. Etiologi
Penyebab PJB belum pasti, meskipun beberapa faktor dianggap berpotensi
sebagai penyebab. Faktor-faktor yang berpotensi antara lain : infeksi virus pada
ibu hamil ( misalnya campak jerman atau rubella ), obat-obatan atau jamu
jamuan,alcohol. faktor keturunan atau kelainan genetic dapat juga menjadi
penyebab meskipun jarang, dan belum banyak diketahui.misalnya Sindroma
Down(Mongolism) yang sering disertai dengan berbagai macam kelainan,dimana
salah satunya PJB (Wajan J. 2015 ) Menurut (Rilantono, 2016).
Etiologi penyakit jantung bawaan bisa ditimbulkan beberapa faktor, salah
satunya disebabkan oleh genetic dan maternal dimana saat ini sebagai faktor
yang paling berperan. Selain itu infeksi virus, paparan radisasi,alcohol dan obat-
obatan yang diminum pada ibu hamil juga diduga sebagai penyebab penyakit
jantung bawaan.

C. Tanda Dan Gejala


Aspiani(2015) menyebutkan bahwa tanda dan gejala PJB yaitu anak mengalami
sianosis, dyspnea jika melakukan aktivitas fisik, hipertrofi dan pembesaran
jantung, tekanan nadi besar, takikardi, retraksi dada, dan hipoksemia. Selain
tanda dan gejala tersebut, terdapat beberapa tanda dan gejala pertumbuhan dan
perkembangan seperti keterlambatan berbicara, berjalan, mengalami kesulitan
makan, meningkatnya resistensi vascular paru, adanya tanda gejala jantung
kongestik seperti gagal jantung, mur-mur persisten, dan ujung jari hiperemik.

D. Penatalaksanaan
1) Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik dengan vaskularisasi paru .
a) Ventricular Septal Defect (VSD). Pasien dengan VSD besar perlu ditolong
dengan obat-obatan untuk mengatasi gagal jantung. Biasanya diberikan digoksin
dan diuretic,misalnya lasix. Bila obat dapat memperbaiki keadaan, yang dilihat
dengan membaiknya pernafasan dan bertambahnya berat badan, rnakaoperasi
dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun. Tindakan bedah sangatmenolong karena
tanpa tindakan tersebut harapan hidup berkurang.

gambar radiologi VSD


b) Atrial Septal Defect (ASD) Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit
atau dipasang suatu graft pembedahan jantung terbuka, dengan prognosis baik.
c) Patent Ductus Arteriosus (PDA) Karena neonatus tidak toleransi terhadap
pembedahan, kelainan biasanya diobati dengan aspirin atau idomethacin yang
menyebabkan kontraksi otot lunak pada duktus arteriosus. Ketika anak berusia 1-
5 tahun, cukup kuat untuk dilakukan operasi.
2) Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru normal
a) Stenosis Aorta (SA) Stenosis dihilangkan dengan insisi pada katup yang
dilakukan pada saat anak mampu dilakukan pembedahan toraks.

b) Stenosis Pulmonal (SP) Stenosis dikoreksi dengan pembedahan pada katup


yang dilakukan pada saat anak berusia 2-3 tahun.
c) Koarktasio Aorta Kelainan dapat dikoreksi dengan Balloon
Angioplasty,pengangkatan bagian aorta yang berkontriksi atau anastomi
bagianakhir , atau dengan cara memasukkan suatu graf
3)Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang.
a) Tetralogi Of Fallot (TOF)
Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anak-anak, untuk mernenuhi
peningkatan kebutuhan oksigen dalam masa pertumbuhan.Pembedahan berikutnya pada
masa usia sekolah, bertujuan untuk koreksi secara permanent. Dua pendekatan paliatif
adalah dengan caraBlalock-Tausing, dilakukan pada ananostomi ujung ke sisi
subciavikula kanan atau arteri karotis menuju arteri pulmonalis kanan.Secara Waterson
dikerjakan pada sisi ke sisi anastonosis dari aortaassenden, menuju arteri pulmonalis
kanan, tindakan ini meningkatkan darah yang teroksigenasi dan membebaskan gejala-
gejala penyakit jantung sianosis.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

A. Pengkajian (data fokus)


a. Identifikasi
b. Riwayat Penyakit

DAFTAR PUSTAKA
Alfyana Nadya Rahwamati. 2015. Jurnal Hubungan Penyakit Jantung Bawaan dengan
Perkembangan Anak usia 0-5 tahun di Unit Perawatan Jantung RS Dr. Kariadi Semarang
diunduh. http://jurnal.stikeskusumahu sada.ac.id/index.php/JK/article/view/12padatanggal
08/11/2019.
Aspiani, Reny Yuli 2015. Buku ajar keperawatan klien gangguan kardiovaskular, Jakarta:EGC

Kasron. 2016. Buku ajaran keperawatan kardiovaskuler, Jakarta; CV. Trans Info Media. 2012.
Buku ajaran gangguan system kardiovaskuler, Yogyakarta;
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/8175899384fc04fcf21ddc2fa8dc6fdb.pdf

Anda mungkin juga menyukai