Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Metode Simulasi

2.1.1. Pengertian Simulasi Simulasi yakni suatu cara peniruan karakteristik maupun tingkah laku
dari realita sehingga peserta latiha bisa berinteraksi dengan kondisi yang sebenarnya. Ketika
peserta menemui kondisi seperti yang disimulasikan, maka dapat melaksanakan penanganan
dengan tepat. Tekni ini ialah skema permainan peran dan diskusi (Astuti et al, 2019).

2.1.2. Cakupan Metode Simulasi Metode simulasi menurut (Maulana, 2009) mencangkup hal-hal
berikut:

1. Simulasi alat (menggunanakan alat suntik dalam praktek kedokteran, dan lainnya) (Maulana,
2009).

2. Melalui studi kasus yakni pemberian kasus yang kemudian dikaji guna meningkatkan critical
thinking siswa (Maulana, 2009).

3. Permainan peran (role playing) (Maulana, 2009).

4. Metode dalam keranjang (in basket technique) yakni memberikan wadah berisi permasalahan
untuk diselesaikan peserta menggunakan teori yang sudah dipelajari mulai dari perencanaan
hingga evaluasi (Maulana, 2009 11

2.1.3. Kelebihan Metode Simulasi Metode simulasi memiliki beberapa kelebihan menurut
(Mufida, 2016) adalah

1. Dapat dijadikan pengalaman ketika dalam kondisi realita.

2. Meningkatkan kreatifitas, dan percaya diri.

3. Meningkatkan wawasan, sikap, kemampuan yang diperlukan.

4. Mengembangkan kemauan dalam berproses penyerapan ilmu.

2.1.4. Kekurangan Metode Simulasi Kekurangan menggunakan metode simulasi menurut


(Mufidah, 2016) yaitu:

1. Realita tidak selalu sama dengan praktek yang diberikan.


2. Tujuan tidak tercapai ketika manajemen kurang memadai.

3. Tidak percaya diri yang memberikan pengaruh dalam berproses.

2.2 Konsep Teori Pengetahuan

2.2.1. Pengertian Pengetahuan Knowledge adalah hasil tahu mengenai sesuatu maupun melalui
panca indra individu. Hasil tersebut akan memberikan pengaruh terhadap persepsi dan perhatian
seseorang menegnai sesuatu. Sehingga, terjadi perbedaan tingkat pengetahuan manusia terhadap
sebuah objek (Notoatmodjo, 2005). Terdapat 6

1. Tahu (Know) Mengetahui objek yang telah dikaji sebelumnya dikenal dengan tahu. level ini
mnjsdi tingkat paling rendah. Pengukurannya dilaksanakan dengan menyebutkan, 12
menguraikan, mengartikan, menyatakan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

2. Memahami (Comprehention) Menguraikan dan menginterpretasikan sesuatu yang diketahui


dengan tepat dikenal dengan memahami. Indivu yang memiliki pemahaman mengenai sesuatu
bisa menyebutkan, menarik kesimpulan, memprediksi mengenai perihal yang sudah dipelajari
(Notoatmodjo, 2005).

3. Aplikasi (Application) Pengetahuan yang di implementasikan perihal yang sudah dipelajari


kedalam realitas disebut dengan aplikasi. Aplikasi menerapkan azas hukum–hukum, rumus,
metode, prinsip dalam lingkup yang lainya (Notoatmodjo, 2005).

4. Analisis (Analysis) Kemampuan dalam menyatakan permasalahan kedalam elemen namun


masih dalam runtutan yang memiliki keterkaitan satu sama lain disebut dengan analisa
(Notoatmodjo, 2005).

5. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan kemampuan dalam menjalankan atau


mengkorelasikan komponen ke komponen lainnya (Notoatmodjo, 2005). 13

6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi diartikan sebagai proses justifikasi mengenai perihal tertentu.
Penilaian ini berdasar pada sebuah kriteria yang ditetapkan sendiri (Notoatmodjo, 2005). Metode
yang dipakai dalam memvalidasi pengetahuan adalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010).
1. Cara kuno ilmiah (tanpa melalui penelitian) Metode ini dipakai memperoleh keabsahan ilmu
pengtahuan. Metode ini dipakai sebelim ditemukan teknik ilmiah yang sistematik dan logis
(Notoatmodjo, 2010). Berikut teknik penemuan meliputi :

a. Cara Coba Salah (Trial and Error) Teknik ini dilaksanakan melalui probalitas ketika
mengidentifikasi permasalahan, jika proses tersebut gagal, maka akan dicoba dengan cara yang
lain, dan jika gagal lagi akan diulangi dengan cara yang sama hingga masalah tersbut
terpecahkan. Sehingga, metode ini dikenal dengan trial error (Notoatmodjo, 2010).

b. Secara Kebetulan Melalui teknik kebetulan pengetahuan dapat ditemukan karena ketidak
senagajaan oleh pihak terkait (Notoatmodjo,2010). 14

c. Cara Kekuasaan atau Otoritas Pakar ilmu juga tergolong dalam pemegang otoritas memiliki
sistematika yang tidak berbeda dalam bidang inovasi pengetahuan. Dengan demikian, individu
lain bisa menerima pendapat tersebut tanpa dilakukan pengujian validitasnya, baik berdasar fakta
empiris maupun penalaran (Notoatmodjo, 2010). d. Berdasarkan pengalaman pribadi Sumber
pengetahuan salah satunya ialah pengalaman yang berarti sebuah teknik guna mendapatkan
kebenaran pengetahuan. Sehingga, pengalaman individu menjadi usaha seseorang memperoleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

e. Melalui jalan pikiran Kemampuan berpikir manusia akan berkembang seiring dengan
perkembangan sosial budaya. Dalam hal ini, manusia bisa memakai penalarannya guna
mendapatkan pengetahuan baik melalui induksi (khusus-umum) dan deduksi (umum-khusus)
(Notoatmodjo, 2010). 2. Cara ilmiah (modern) Teknik modern dalam pemerolehan ilmu ditandai
dengan logis dan sistematis serta ilmiah. Teknik ini dikenal dengan riset ilmiah atau metodologi
penelitian (research methodology). Beberapa faktor yang memberikan pengaruh 15 pada
pengethuan yakni (Notoatmodjo, 2010) :

a. Faktor Pendidikan Tingginya level pendidikan individu akan berpengaruh pada kemudahan
penerimaan informasi mengenai berbagai hal. Informasi ini bisa disampaikan dari orang tua,
guru maupun media masa. Dalam hal ini, pendidikan menjadi keperluan primer guna
mengembangkan diri (Notoatmodjo, 2010).

b. Pekerjaan Faktor ini dapat berpengaruh terhadap kemudahan individu dalam memperoleh
informasi mengenai sebuah objek (Notoatmodjo, 2010).
c. Pengalaman Semakin tinggi penglaman yang dimiliki individu, maka tinggi pula pengetahuan
yang dimiliki mengenai suatu perihal. Pengetahuan ini diukur melalui interview dan kuisioner
mengenai perihal yang ingin diukur terhadap responden (Notoatmodjo, 2010).

d. Keyakinan Keyakinan ini biasanya didapatkan secara turun temurun dan tidak ada
pembuktian. Keyakinan positif ataupun negatif bisa berpengaruh pada pengetahuan individu
(Notoatmodjo, 2010). 16

e. Sosial dan Budaya Kebiasaan didalam keluarga bisa berpengaruh pada pengetahuan, persepsi,
dan sikap seseoang terhadap suatu hal (Notoatmodjo, 2010).

2.3 Konsep Pertolongan Pertama Cedera

2.3.1. Cedera Cedera senantiasa mengancam kesehatan anaak diantaranya sakit, cacat, hingga
kematian. Sebab, anak sangat beresiko mengalami luka. Konvensi PBB memfokuskan hakyang
harus diterima anak yakni mengenai kesehatan, keamanan dan kekerasan. Lebih dari 1500 anak
berusia 0-19 tahun mengalami mortalitas akibat jatuh dan meningkat setiap tahunnya yang
menjadi penyebab utama kematian anak

Anda mungkin juga menyukai