Askep Keskom Populasi Rentan - Penyakit Mental, Kecacatan
Askep Keskom Populasi Rentan - Penyakit Mental, Kecacatan
Kelompok 1:
1. Ananda Dwiki Saputa 20641954
2. Dede Suheni 20631945
3. Erma Puspa Mardalina 20631925
4. Shinta Vega Vernanda 20631942
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya dari
mata kuliah Keperawatan Komunitas II. kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari,
sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT selalu
meridhoi segala urusan kita.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan :....................................................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN TEORI......................................................................................................6
A. Definisi......................................................................................................................... 6
1. Populasi Rentan.......................................................................................................... 6
2. Penyandang Cacat / Disabilitas........................................................................................7
B. Pencegahan.................................................................................................................. 10
a. Primer..................................................................................................................... 10
b. Sekunder.................................................................................................................10
c. Tersier..................................................................................................................... 11
C. Karekteristik Populasi Rentan....................................................................................11
D. Populasi Rentan Di Indonesia........................................................................................13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 15
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan?
2. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan penyakit mental ?
3. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan kecacatan ?
4. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Populasi Rentan :
Kesehatan mental , Kecacatan?
5. Apa karakteristik populasi rentan?
C. Tujuan :
1. Untuk mengetahui keperawatan komunitas dengan populasi rentan
2. Untuk mengetahui populasi rentan penyakit mental
3. Untuk mengetahui populasi rentan kecacatan
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada populasi rentan
5. Untuk mengetahui karakteristik populasi rentan
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A. Definisi
1. Populasi Rentan
B. Pencegahan
a. Primer
Pencegahan primer merupakan upaya pencegahan yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang masih sehat dalam upaya
mempertahankan status kesehatannya. Bentuk tindakan keperawatan dapat
dilakukan berupa pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan tentang
perilaku hidup sehat serta perlindungan spesifik agar terhindar dari
perlindungan spesifik agar terhindar dari masalah ke masalah kesehatan.
sehatan.
Missal : memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang, perilaku
hidup berperilaku hidup bersih, memberikan vaksin, imunisasi pada anak-
anak. anak-anak
b. Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang sudah memiliki tanda
dan gejala atau berisiko mengalami masalah kesehatan/ penyakit. Bentuk
tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah identifikasi risiko masalah
kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala, melakukan rujukan untuk
individu/ keluarga/ kelompok/ masyarakat yang memerlukan penatalaksanaan
yang lebih lanjut, serta upaya penemuan masalah kesehatan dini (Skrining
Kesehatan).
Missal: lakukan skrining kesehatan pada populasi rentan.
c. Tersier
Pencegahan tersier merupakan upaya pencegahan yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang berada pada masalah
pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan serta mencegah supaya
tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari masalah yang dialami. Bentuk
tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah upaya rehabilitasi pasca
perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mencegah
ketidakmampuan, ketidakberdayaan atau kecacatan lebih lanjut,
mengurangi ketidakmampuan pada populasi rentan.
Missal: memberikan terapi pada individu yang menderita gangguan mental/
penyakit menular/ penyakit kronis, kegiatan pemulihan kesehatan pasca
bencana.
Upaya pencegahan terhadap kerentanan atau meningkatnya populasi rentan
antara lain:
Berfokus pada upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah
kesehatan Berkoordinasi dan membangun jejaring dengan sektor lain
Memperluas jaringan akses pelayanan kesehatan
Tidak membuat asumsi atau stigma pada populasi
Tidak membuat asumsi atau stigma pada populasi rentan
Memberikan dukungan atau support kepada populasi rentan
Membentuk suatu jaringan yang dapat mendukung populasi rentan
Advokasi kepada pemerintah untuk membuat kebijakan yang
melindungi populasi rentan
Advokasi dalam upaya penyediaan lapangan penyediaan bagi populasi
rentan
C. Karekteristik Populasi Rentan
Karakteristik Populasi Rentan Di Indonesia mencakup status sosioekonomi usia,
kesehatan, dan pengalaman hidup.
1. Status Sosioekonomi
Kurangnya sumber daya sosial. Pendidikan, dan ekonomi yang memadai
merupakan faktor seseorang menjadi rentan. Kondisi status sosio ekonomi
yang rendah meningkatkan kerentanan. Kemiskinan atau keterbatasan
penghasilan atau dana berdampak pada ketidakmampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini juga akan berdampak pada
pemenuhan upaya meningkatkan kesehatannya serta akan mengalami
keterbatasan dalam menjangkau pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
perawatan kesehatan yang optimal. Selain hal tersebut, kurangnya dukungan
dari orang sekitar juga dapat meningkatkan kerentanan pada seseorang.
Dukungan dukungan dapat diperoleh dari dukungan keluarga dan dukungan
sosial yaitu dari teman, tetangga sekitar, dan kelompok/komunitas yang berada
disekitarnya.
2. Usia
Karakteristik berdasarkan usia bisa juga disebut dengan rentan secara
fisiologis. Kerentanan seseorang semakin meningkat sesuai dengan
meningkatnya usia kronologi (Miller, 2012). Kesehatan Perubahan status
kesehatan mempengaruhi individu untuk menjadi rentan akibat dari proses
penyakit seperti individu yang memiliki penyakit kronis. Populasi rentan tidak
hanya mengalami beberapa risiko kumulatif, tetapi populasi tersebut, juga
sangat sensitive terhadap efek dari risiko lingkungan (paparan zat adiktif) atau
bahaya social (kejahatan, kekerasan, dan penyalahgunaan), dalam perilaku
pribadi (diet dan kebiasaan olahraga) atau susunan biologis dan dan genetic
(bawaaan atau status kesehatan). Populasi rentan sering memiliki penyakit
multiple dengan masing-masing saling mempengaruhi satu sama lain (Pender,
Murdaugh dan Parsons 2001)
3. Pengalaman Hidup
Seseorang ya Seseorang yang memiliki pengalam memiliki pengalaman hidup
yang kurang baik akan meningkatkan meningkatkan risiko kerentanan
terutama pengalaman terhadap kesehatan (missal kecacatan akibat kecelakaan
dimasa yang lalu). Peristiwa kehidupan yang terjadi di masa lalu dapat
berdampak pada berkurangnya pendapatan, perubahan peran, gangguan
kesehatan akibat penyakit kronik yang diderita, maupun persepsi negatif dari
lingkungan sekitar. Peristiwa atau pengalaman masa lalu dapat menimbulkan
reaksi tubuh pada fungsi psikologis yang berhubungan dengan stress dan
koping seseorang.