Anda di halaman 1dari 19

NAMA : Erma Puspa Mardalina

NIM : 20631925
KELAS/PRODI : 4A/S1 keperawatan
TUGAS : Resume nebulizer, suction,
AGD/BGA
MATKUL : Medikal bedah

 Resume Perawatan Nebulizer


A. Pengertian
Nebulizer adalah alat medis yang digunakan untuk mengubah obat cair
menjadi uap yang bisa dihirup sehingga obat tersebut bisa langsung masuk ke paru-
paru. Saat menggunakan alat ini, pasien akan menghirup uap tersebut melalui corong
mulut atau masker yang terhubung ke alat nebulizer, sehingga obat dapat langsung
diserap melalui saluran napas dan mencapai paru-paru.
Nebulizer merupakan suatu alat pengobatan dengan cara pemberian obat-
obatan dengan dihirup, selah obat-obatan tersebut terlebih dahulu di pecahkan
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil melalui cara aerosol atau humidifikasi.
Nebulizer mengubah cairan menjadi droplet aerosol sehingga dapat dihirup oleh
pasien. Obat yang digunakan untuk nebulizer dapat berupa solusio atau supensi
(Tanto, 2014).
B. Tujuan
Tujuan teknik ini adalah untuk mendapatkan pengaturan nafas yang lebih baik
dari yang awalnya sesak yaitu pernafasan yang cepat dan dangkal agar menjadi
ekspirasi yang memanjang dengan pernafasan yang lebih lambat dan dalam. Selain itu
tujuannya untuk mengeluarkan sekresi yan tertahan, serta berguna juga untuk melatih
ekspektorasi dan memperkuat otot ekstrimiti (Persatuan Dokter Paru Indonesia,
2003).
a) Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas.
b) Menghilangkan sesak karena selaput lendir saluran nafas bagian atas
sehingga lendir menjadi encer dan mudah keluar.
c) Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab.
d) Melegakan pernafasan.
e) Mengurangi pembekakan selaput lendir.
f) Mencegah pengeringan selaput lendir.
g) Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk.
h) Menghilangkan gatal pada kerongkongan.
C. Klasifikasi
a) Disposable Nebulizer
Sangat ideal apabila digunakan dalam situaasi kegawatdaruratan di rumah sakit
dengan perawatan jangka pendek. Apabila nebulizer ditempatkan dirumah dapat
digunakan beberapa kali, lebih dari satu kali, apabila dibersihkan setelah
digunakan. Dan dapat terus dipakai sampai 2 minggu apabila dibersihkan secara
teratur.
b) Re-usable Nebulizer
Dapat digunakan lebih lama sampa kurang lebih 6 bulan. Keuntungan lebih dari
nebulizer jenis ini adalah desainnya yang lebih kompleks sehingga menignkatkan
efektivitas dari dosis pengobatan. Keuntungan kedua adalah dapat direbus untuk
proses disenfeksi. Digunakan untuk terapi setiap hari.
Setelah mengetahui jenis-jenis nebulizer yang ada, sebelum melakukan tindakan
sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui alat apa yang harus
Anda gunakan. Meski demikian, Anda mungkin masih perlu menentukan pilihan dalam segi
merek, ukuran, serta aspek-aspek lainnya. Pertimbangkan dengan matang beberapa kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing alat. Pasalnya, alat ini akan menjadi investasi jangka
panjang untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Berikut hal-hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mendaratkan pilihan Anda
pada alat nebulizer yang mungkin bagus untuk kondisi Anda:
a) Cari jenis model yang cocok dengan kondisi kesehatan Pasien.
b) Pertimbangkan siapa yang akan menggunakannya.
c) Efisiensi alat.
d) Apakah alatnya mudah dibawa.
e) Frekuensi, lokasi, dan waktu terapi menggunakan alat.
f) Seberapa banyak nebulizer bisa menampung dosis obat.
g) Daya tahan nebulizer.

D. Jenis-jenis Nebulizer
a) Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer copressors)
Memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup (cup) yang berisi obat cair yang
akan memecah ciran ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat
dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.
b) Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer), menggunakan gelombanh ultrasond
untuk secara pelahan mengubah dari bentuk obat cair ke bentuk uap atau aerosol
basah.

c) Nebulizer generasi baru (a new generation of nebulizer),


Digunakan tanpa menggunakan tekanan udara maupun ultrasond. Lat ini sangat
kecil dioperasikan dengan menggunakan baterai, dan tidak berisik.
E. Indikasi
Indikasi penggungaan nebulizer menurut (Aryanai et al, 2009) efektif
dilakukan pada klien dengan :
a) Bronchospasme akut
b) Produksi mukus yang berlebihan
c) Batuk dan sesak nafas
d) Epiglotis
F. Kontraindikasi
a) Pasien yang tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini
membutuhkan pemakaian mask/sungkup; tetapi mask efektivitasnya berkurang
secara signifikan.
b) Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana sura nafas tidak ada atau
berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endoctracheal tube
yang menggunakan tekanan positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga
tidak dapat menggerakan/memasukkan medikasi secara adekuat ke dalam saluran
nafas.
c) Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac irritability harus dengan
perhatian. Ketika diinhalasi, katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan
dapat menimbulkan disritmia.
d) Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent
positive-pressure breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan
bronchospasme.

G. Obat Terapi Nebulizer


a) Pulmicort
Kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran nafas.
b) Nacl
Mengencerkan dahak
c) Bisolvon cair
Mengencerkan dahak
d) Atroven
melonggarkan saluran napas
e) Berotex
melonggarkan saluran napas
f) Inflamid
untuk anti radang
g) Combiven
kombinasi untuk melonggarkan saluran napas
h) Meptin
melonggarkan saluran napas.

Kombinasi yang dianjurkan


a) Bisolvon-Berotec-Nacl
b) Pulmicort-Nacl
c) Combivent-Nacl
d) Atroven-Bisolvon-Nacl
H. Dosis Nebulizer
DOSIS Sol. Berotec 0,1% Bisolvon NaCL 0,9%
NEBULIZER BB Drops
10 Kg 0,2 ml (4 tts) 1 ml 1,8 ml
15 Kg 0,3 ml (6 tts) 1 ml 1,7 ml
20 Kg 0,4 ml (8 tts) 1 ml 1,6 ml
25 Kg 0,5 ml (10 tts) 1,5 ml 1,5 ml
Dewasa 0,5 – 0,8 ml (10 – 16 tts) 1,5 ml 2,3 ml

I. Komplikasi Terapi Nebulizer


Umumnya, efek samping dari pemakaian nebulizer tergantung pada cairan
obat sesak napas yang digunakan.Penggunaan obat bronkodilator, misalnya, mungkin
akan menyebabkan efek samping tertentu. Menurut NHS, berikut adalah beberapa
efek dari pemakaian bronkodilator :
a) Tangan gemetar
b) Sakit kepala
c) Detak jantung tidak beraturan
d) Kram otot
e) Mual
f) Mulut kering
g) Batuk
h) Diare

Lain lagi dengan saline atau larutan garam steril, jenis obat lain yang biasa
dipakai dengan alat ini. Beberapa efek samping yang biasanya muncul akibat
pemakaian saline dengan nebulizer adalah :
a) Batuk bertambah parah
b) Sakit tenggorokan
c) Rasa sesak dibagian dada
J. Hal yang Perlu diperhatikan dalam Terapi Nebulizer
a) Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing
pasien(single use).
b) Lindungi mata dari uap.
c) Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
d) Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
e) Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam
melaluihidung dan tiup melalui mulut.
f) Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk
berkepanjangan,gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.
g) Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi
inhalasi.
h) Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.
K. Sop Nebulizer

INHALASI NEBULIZER

Pengertian Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan


nebulator
Tujuan 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
Kebijakan 1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
Petugas Perawat
Peralatan 1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
7. Tissue
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
Pelaksanaan 1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set
nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas
dalam sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
 Resume Perawatan Suction
A. Pengertian
Suatu cara untuk mengeluarkan secret dari saluran nafas dengan menggunakan
suction kateter yang dimasukkan melalui hidung atau rongga mulut kedalam pharyng
atau trachea. Penghisapan lendir digunakan bila klien mampu batuk secara efektif
teapi tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan.
Tindakan penghisapan lendir juga tepat pada klien yang kurang responsif atau, yang
memerlukan pembuangan sekret oral.
B. Tujuan
a) Untuk memelihara saluran nafas tetap bersih.
b) Untuk mengeluarkan sekret dari pasien yang tidak mampu mengeluarkan
sendiri.
c) Diharapkan suplai oksigen terpenuhi dengan jalan nafas yang adekuat
C. Indikasi
a) Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup.
b) Pasien yang koma.
c) Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.
d) Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun.
e) Pasien yang secretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit untuk
mengeluarkannya.
D. Kontraindikasi
a) Pasien dengan stridor.
b) Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal.
c) Pulmonary oedem.
d) Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru.
E. Komplikasi
a) Hipoksemia
b) Dispnea
c) Kecemasan
d) Aritmia jantung
e) Trauma trachea
f) Trauma bronkus
g) Hipertensi
h) Hipotensi
i) Perdarahan
j) Peningkatan intra cranial
F. Sop Suction

PEMBERIAN SUCTION

Pengertian Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk


mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya
proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sendiri
(Timby, 2009).
Tujuan Tindakan ini bertujuan membersihkan jalan nafas dan memenuhi
kebutuhan oksigenasi agar jalan nafas terbebas dari secret dan
kepatenan jalan napas terjaga.
Persiapan 1. Alat suction dengan botol berisi cairan desinfektan
Alat/Bahan 2. Kateter penghisap
3. Pinset
4. Handscoon
5. 2 buah kom (berisi aquades atau NaCl 0,9% dan larutan
desinfektan
6. Kassa
7. Tissue
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi yang nyaman (terlentang dengan kepala
miring kearah perawat)
3. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga
4. Pakai masker, skort, dan handscoon
5. Hubungkan selang kateter penghisap dengan selang
penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengsn memasukkan kateter
penghisap ke dalam kom berisi aquades/NaCl 0,9%
8. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan membuka
9. Tarik kateter penghisap kurang dari 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl
11. Ulang hingga lendir bersih

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang
telah dilakukan
4. Dokumentasi
 Resume Pengambilan Darah Arteri (AGD/BGA)
A. Pengertian
Analisa Gas darah / Blood Gas Analisys adalah prosedur pemeriksaan medis
yang bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
AGD juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah. Gas
darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam
basa), oksigenasi, kadar karbndioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan
kelebihan atau kekurangan basa.
Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai
pegangan dalam pentalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan
menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai
tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan sutu
diagnosa

Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tegantung pada konsentrasi ion H+¿
dan dapat dipertahankan dalam bats normal melalui 3 faktor yaitu :
1) Mekanisme dapar kimia
Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu :
a) Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat
b) Sistem dapar fosfat
c) Sistem dapar protein
d) Sistem dapar hemoglobin
2) Mekanisme pernafasan
3) Mekanisme ginjal
Mekanisme ginjal terdiri dari :
a) Reabsorpsi ion HCO3
b) Asidifikasi dari garam-garam dapur
c) Sekresi ammonia

Pemeriksaan analisa gas darah penting untuk menilai keadaan funsi paru-paru.
Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis, brakhialis,
atau femoralis. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dlam pengambilan darah ini
meliputi :
a) Gunkan teknik steril
b) Hinari penusukan yang sering pada tempat yang sma untuk mencegah aneurisma
c) Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5cm
d) Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
e) Lakukan palpasi sebelum dilakukan penusukan
f) Bila pelru pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang
“arteri line”

B. Tujuan Analisa Gas Darah


a) Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
b) Mengetahui kondisi fungsi penafasan dan kardiovaskuler
c) Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

C. Indikasi Analisa Gas Darah


a) Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
b) Pasien dengan edema pulmo
c) Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
d) Infark miokard
e) Pneumonia
f) Klien syok
g) Post pembedahan coronary arteri baypass
h) Resusitasi cardiac arrest
i) Klien dengan perubahan staus respitatori
j) Anestesi yang terlalu lama

D. Kontra idikasi Analisa Gas Darah


a) Denyut arteri tidak teraba, pada psien yang mengalami koma
b) Modifikasi Allen tes negatif, apabila test Allen negative tetapi tetap dipaksa untuk
dilakukan pengambilan darah arteri lewat arteri radials, maka akan terjadi
trombosiosis dan beresiko menganggu viabilitas tangan.
c) Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyait pembuluh darah perifer pada
tempat yang akan diperiksa
d) Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan dengan antikoagulan
dosis sedang dan tinggi merupakan kotraindikasi relatif
E. Lokasi Fungsi Arteri untuk Tindakan Analisa Gas Darah
a) Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)
b) Arteri brakhialis
c) Arteri femoralis
Arteri femoralis atau brakhialis sebaiknya tidak digunakan juka masih ada alternatif lain,
karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi
spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak
digunakan karena adanya resiko emboli otak.

F. Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Analisa Gas Darah


a) Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158mmHg. Jika terdapat udara dalam smpel darah
maka ida cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel drah
kurang dari 158mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
b) Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemeriksaan
heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH
tidakberpengaruh karena efek penurunan CO2 tehadap pH dihambat oleh keasaman
heparin.
c) Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup, sebagai jaringan hidup darah
membuthkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa,
dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
d) Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2
dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2. Nilai pH darah yang abnormal
disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilaiPCO2 yang abnormal terjadi pada
keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen
merupakan faktr yang penting pada nilai oksigenasi darah.

G. Komplikasi
a) Apabila jarum sampai menembus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
b) Perdarahan
c) Cidera saraf
d) Spasme arteri

H. Nilai Normal Analisa Gas Darah


Komponen nilai normal :
a) pH : 7,35 – 7,45
b) PaCO2 : 35 – 45 mmHg
c) HCO3−¿ : 22 – 26 mEq/l
d) PaCO2 : 80 – 100 mmHg
e) SaO2 : 95% atau 100%
f) Base Excess : -2,0 s/d 2,0 mEq/l
g) CaO2 : 16 – 22ml O2/dL

I. Intrerprestasi Hasil
a) Asidosis Respiratorik
Disebabkan oleh retensi CO2 akibat hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 meningkat
dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
b) Asidosis Metabolik
Asidosi yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru, diare akut, diabetes
melitus, olahraga dan telalu berat dan asidosis uremia akibat gagal ginjal yang akan
menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.
c) Alkalosis Respiratori
Disebabkan kehilangan CO2 yang berlebih akibat hiperventilasi, pembentuka
H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.
d) Alkalosis Metabolik
Terjadi penurunan kada ion H dalam plasma karena defiensi asam non-karbonat,
akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi kehilangan ion H oleh
karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis. Hilangnya ion H akan
menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga
kadar bikarbonat plasma meningkat.
J. Sop AGD
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGAMBILAN DARAH ARTERI

DEFINISI Pengambilan darah arteri adalah pengambilan melalui pembuluh


darah arteri. Lokasi pengambilan darah yang umum dilakukan yaitu
arteri
radialis, arteri bactualis, arteri dorsalis, dan arteri femuralis.
TUJUAN Untuk mendapatkan nilai tekanan parsial oksigen dan karbondioksida,
asam basa darah, serta saturasi oksigen
PERSIAPAN 1. Sarung tangan bersih
ALAT/BAHAN 2. Spuit sesuai dengan ukuran yang berisi heparin 0,1 cc atau spuit AGD
3. Kapas alkohol dalam tempatnya
4. Penutup jarum (dalam karet)
5. Perlak atau pengalas
6. Plester
7. Bantalan
8. Label nama pasien, No register, tgl, ruangan, jenis pemeriksaan
9. Bengkok
10. Blanko permintaan pemeriksaan gas arteri
PROSEDUR Persiapan Pasien:
TINDAKAN 1. Lakukan tindakan dengan 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun).
2. Lakukan perkenalan diri identifikasi pasien
3. Jelaskan tujuan yang akan dilakukan
4. Jelaskan prosedur pelaksanaan
5. Buat imform consent
Persiapan lingkungan
1. Jaga privasi pasien dengan memasang sketsel/sampiran
2. Ciptakan lingkungan nyaman dan aman
Tahap Kerja
1. Atur posisi klien
2. Dekatkan alat-alat
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan bersih
5. Lakukan modified Allen’s test sebelum menusuk arteri untuk melihat
adanya kolateral arteri yang baik
a. Bendung aliran darah arteri radialis dan ulnaris dengan dua jari
b. Minta klien untuk mengepalkan tangan beberapa kali sampai kulit
telapak tangan pucat
c. Lepaskan bendungan arteri ulnaris, arteri radialis tetap terbendung,
catat waktu yang diperlukan sampai telapak tangan pulih
d. Ganti lepaskan bendungan arteri radialis, arteri ulnaris, tetap
terbendung, catat waktu pulih telapak tangan. Normal 3-15 detik
6. Ambil spuit sesuai dengan ukuran (5 ml) kemudian isi dengan
heparin
0,1 cc. Basahi bagian dalam spuit dengan heparin dengan
mengguncangkannya.
7. Tentukan area penusukan dengan merasakan denyut nadi
8. Pasang alas dibawah tempat yang akan ditusuk.
9. Pasang penopang/bantalan bila mengambil darah arteri pada
pergelangan tangan
10. Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan diambil darah dengan
kapas alkohol
11. Stabilisasi arteri dengan meregangkan kulit
12. Tusukkan jarum dengan sudut 45-90° dengan jarum menghadap ke
Atas
13. Aspirasi sampel darah 1-3cc atau sesuai permintaan
14. Cabut jarum dari arteri secara perlahan
15. Setelah darah diambil, tutup spuit dengan penutup kedap udara
(penutup karet)
16. Berikan tekanan pada daerah yang ditusuk selama 5-15 menit
17. Pasang plester pada area penusukan jika darah sudah berhenti
18. Berikan label pada sampel darah dan isi formulir pemeriksaan lalu
kirim segera ke laboratorium
19. Buang jarum pada safety box
20. Rapikan pasien dan bereskan alat
21. Lepas sarung tangan
22. Cuci tangan
Evaluasi
1. Dokumentasi
2. Evaluasi hasil dan respon pasien

Anda mungkin juga menyukai