NIM : 20631925
KELAS/PRODI : 4A/S1 keperawatan
TUGAS : Resume nebulizer, suction,
AGD/BGA
MATKUL : Medikal bedah
D. Jenis-jenis Nebulizer
a) Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer copressors)
Memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup (cup) yang berisi obat cair yang
akan memecah ciran ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat
dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.
b) Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer), menggunakan gelombanh ultrasond
untuk secara pelahan mengubah dari bentuk obat cair ke bentuk uap atau aerosol
basah.
Lain lagi dengan saline atau larutan garam steril, jenis obat lain yang biasa
dipakai dengan alat ini. Beberapa efek samping yang biasanya muncul akibat
pemakaian saline dengan nebulizer adalah :
a) Batuk bertambah parah
b) Sakit tenggorokan
c) Rasa sesak dibagian dada
J. Hal yang Perlu diperhatikan dalam Terapi Nebulizer
a) Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing
pasien(single use).
b) Lindungi mata dari uap.
c) Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
d) Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
e) Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam
melaluihidung dan tiup melalui mulut.
f) Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk
berkepanjangan,gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.
g) Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi
inhalasi.
h) Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.
K. Sop Nebulizer
INHALASI NEBULIZER
PEMBERIAN SUCTION
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi yang nyaman (terlentang dengan kepala
miring kearah perawat)
3. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga
4. Pakai masker, skort, dan handscoon
5. Hubungkan selang kateter penghisap dengan selang
penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengsn memasukkan kateter
penghisap ke dalam kom berisi aquades/NaCl 0,9%
8. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan membuka
9. Tarik kateter penghisap kurang dari 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl
11. Ulang hingga lendir bersih
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang
telah dilakukan
4. Dokumentasi
Resume Pengambilan Darah Arteri (AGD/BGA)
A. Pengertian
Analisa Gas darah / Blood Gas Analisys adalah prosedur pemeriksaan medis
yang bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
AGD juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah. Gas
darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam
basa), oksigenasi, kadar karbndioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan
kelebihan atau kekurangan basa.
Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai
pegangan dalam pentalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan
menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai
tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan sutu
diagnosa
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tegantung pada konsentrasi ion H+¿
dan dapat dipertahankan dalam bats normal melalui 3 faktor yaitu :
1) Mekanisme dapar kimia
Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu :
a) Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat
b) Sistem dapar fosfat
c) Sistem dapar protein
d) Sistem dapar hemoglobin
2) Mekanisme pernafasan
3) Mekanisme ginjal
Mekanisme ginjal terdiri dari :
a) Reabsorpsi ion HCO3
b) Asidifikasi dari garam-garam dapur
c) Sekresi ammonia
Pemeriksaan analisa gas darah penting untuk menilai keadaan funsi paru-paru.
Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis, brakhialis,
atau femoralis. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dlam pengambilan darah ini
meliputi :
a) Gunkan teknik steril
b) Hinari penusukan yang sering pada tempat yang sma untuk mencegah aneurisma
c) Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5cm
d) Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
e) Lakukan palpasi sebelum dilakukan penusukan
f) Bila pelru pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang
“arteri line”
G. Komplikasi
a) Apabila jarum sampai menembus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
b) Perdarahan
c) Cidera saraf
d) Spasme arteri
I. Intrerprestasi Hasil
a) Asidosis Respiratorik
Disebabkan oleh retensi CO2 akibat hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 meningkat
dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
b) Asidosis Metabolik
Asidosi yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru, diare akut, diabetes
melitus, olahraga dan telalu berat dan asidosis uremia akibat gagal ginjal yang akan
menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.
c) Alkalosis Respiratori
Disebabkan kehilangan CO2 yang berlebih akibat hiperventilasi, pembentuka
H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.
d) Alkalosis Metabolik
Terjadi penurunan kada ion H dalam plasma karena defiensi asam non-karbonat,
akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi kehilangan ion H oleh
karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis. Hilangnya ion H akan
menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga
kadar bikarbonat plasma meningkat.
J. Sop AGD
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGAMBILAN DARAH ARTERI