Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBERIAN NEBULIZER

Dosen Pengampu : Ns. Andri Yulianto, S.Kep, M.Kes


Nama Kelompok :
1. Bunga Indria nada 2020205201009
2. Dini Apriyanti 2020205201013
3. Ela desi astuti 202020521014
4. Elsa fabela 2020205201016
5. Intan merlinda ulfa 2020205201026
6. Gusti tama aji setia 2020205201023

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Kuasa karena atas limpahan-Nyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Allah SWT. kami menyadari bahwa dengan selesainya tugas ini tidak
terlepas dari berbagai belah pihak terutama Dosen Pembimbing dan teman seperjuangan.
Olehnya itu terimakasih kami ucapkan yang setinggi-tinggi kepada beliau.

Sebagai manusia biasa tentulah dalam penyusunan tugas ini terdapat berbagai kekurangan,
baik yang disadari maupun yang tidak disadari untuk itu penyusun dengan lapang dada siap
menerima kritikan dan saran dari berbagai belah pihak yang telah membaca tugas ini, demi
penyempurnaan dalam tulisan ini.

Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penyusun.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian nebulizer
B. Tujuan nebulizer
C. Indikasi dan Kontra indikasi pemasangan nebulizer
D. Alat yang digunakan pada terapi nebulizer
E. Obat dan dosis yang digunakan dalam terapi nebulizer
F. Prosedur yang digunakan nebulizer

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nebulizer adalah salah satu alat elektromedik yang digunakan untuk memberikan terapi
pengobatan bagi pasien yang diserang penyakit gangguan atau kelainan pada saluran
pernapasan dengan memanfaatkan cairan uap yang sudah tercampur dengan obat. Dimana
cairan uap melalui proses pemecahan cairan obat menjadi kabut yang sangat halus, sehingga
ketika dihirup melalui mulut dan hidung obat akan langsung menuju ke paru-paru untuk
meredakan keluhan batuk dan gejala asma lainnya. Penyakit asma adalah suatu penyakit
kronik (menahun) yang menyerang saluran pernapasan (bronchiale) pada paru dimana
terdapat peradangan dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran
napas yang akhirnya seseorang mengalami sesak napas.
Nebulizer menggunakan oksigen, udara terkompresi atau ultrasonik kekuatan untuk memecah
solusi medis dan suspensi menjadi kecil aerosol tetesan yang dapat langsung dihirup dari
corong perangkat. Definisi aerosol adalah “campuran gas dan partikel cair” dan contoh
terbaik dari aerosol alami adalah kabut, terbentuk ketika partikel air kecil menguap dicampur
dengan udara ambien panas didinginkan dan berkondensasi menjadi awan denda terlihat
udara tetesan air. Bila menggunakan nebulizer untuk terapi inhalasi dengan obat-obatan yang
akan diberikan langsung ke paru-paru, penting untuk dicatat bahwa tetesan aerosol dihirup
hanya dapat menembus ke dalam cabang sempit saluran udara lebih rendah jika mereka
memiliki diameter kecil 1-5 mikrometer. Jika tidak, mereka hanya diserap oleh rongga mulut,
dimana efeknya rendah.
Pada makalah ini, prinsip kerja yang akan dibahas akan difokuskan pada ultrasonic nebulizer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Nebulizer?
2. Apa tujuan dari dilakukan Nebulizer?
3. Apa indikasi dan kontr indikasi dalam pemasangan nebulizer?
4. Apa saja alat yang digunakan dalam terapi nebulizer?
5. Apa saja obat dan dosis yang digunakan dalam terapi nebulizer?
6. Bagimana prosedur yang digunakan dalam nebulizer?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian nebulizer
2. Mengetahui dan memahami tujuan dari penggunaan nebulizer
3. Mengetahui dan memahami indikasi dan kontra indikasi dalam nebulizer
4. Mengetahui dan memahami alat yang digunakan untuk nebulizer
5. Mengetahui dan memahami obat dan dosis yang digunakan untuk nebulizer
6. Mengetahui dan memahami prosedur pemakaian alat nebulizer
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nebulizer
Nebulizer merupakan alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke bentuk
partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan
dalam organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme
bronkus.
Pengertian Inhalasi Nebulizer :
1. Inhalasi adalah menghirup udara atau uap ke dalam paru-paru
2. Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulizer
3. Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat melalui saluran pernapasan bagian atas.

B. Tujuan Nebulizer
1. Mengobati peradangan saluran pernapasan bagian atas
2. Menghilangkan sesak napas selaput lendir saluran napas bagian atas sehingga lendir
menjadi encer dan mudah keluar
3. Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab
4. Melegakan pernapasan
5. Mengurangi pembekakan selaput lendir
6. Mencegah pengeringan selaput lendir
7. Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk
8. Menghilangkan gatal pada kerongkongan

C. Jenis-jenis Nebulizer
1. Disposible nebulizer, sangat ideal apabila digunakan dalam situasi kegawat daruratan di
rumah sakit dengan perawatan jangka pendek. Apabila nebulizer di tempatkan di rumah
dapat digunakan beberapa kali, lebih dari satu kali, apabila dibersihkan setelah digunakan.
Dan dapat terus dipakai sampai dengan 2 minggu apabila dibersihkan secara teratur.
2. Re-usable nebulizer, dapat digunakan lebih lama kurang lebih 6 bulan.
Keuntungan lebih dari nebulizer jenis ini adalah desainnya yang lebih komplek sehingga
meningkatkan efektivitas dari dosis pengobatan. Keuntungan kedua adalah dapat direbus
untuk proses desinfeksi. Digunakan untuk terapi setiap hari.
D. Mode-model Nebulizer
1. Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer compressors) , memberikan tekanan udara
dari pipa ke tutup (cup) yang berisi obat cair yang akan memecah cairan ke dalam bentuk
partikel-partikel uap kecil yang dapat dihirup secara dalam ke saluran pernapasan.

2. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer) , menggunakan gelombang ultrasound, untuk


secara perlahan mengubah dari bentuk obat cair ke bentuk uap atau aerosol basah.

3. Nebulizer generasi baru ( a new generation of nebulizer) , digunakan tanpa menggunakan


tekanan udara maupun ultrasound. Alat ini sangat kecil, dioperasikan dengan
menggunakan baterai, dan tidak berisik.

E. Obat Nebulizer
1. Pulmicort
Pulmicort sendiri merupakan jenis obat kombinasi antara anti radang dan juga obat yang
mampu melonggarkan bagian saluran pernapasan. Pulmicort sendiri memiliki kandungan
atau terbuat dari bahan-bahan aktif budesonide.
2. Ventolin
Ventolin sendiri memiliki komposisi salbutamol sulfate, yang mana mampu proses
penanganan serta pencegahan terjadinya serangan asam,. Cara penangannya yang rutin
terhadap bronkospasme kronik yang mana tidak mampu memberikan respon terhadap
terapi konvesional, yaitu asma berat akut.
Cara penggunaan
1. Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun : dosis awal 3-4 kali sehari 2-4 mg. Dosis
dapat dinaikkan secara bertahap sampai maksimum 4 kali sehari 8 mg. Dosis
maksimal harian : 32 mg/hari (dalam dosis bagi).
2. Anak 6-12 tahun : 3 kali sehari 2 mg. Dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai
dosis maksimak harian : 24 mg/hari (dalam dosis bagi)
3. Anak 2-6 tahun : 3 kali sehari 1 mg
4. Pasien usia lanjut atau pasien yang sensitif terhadap stimulan beta adrenergik : dosis
awal 3-4 kali sehari 2 mg. Dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai maksimum
4 kali sehari 8 mg
5. Ventolin Nebulizer : sediaan dimasukkan ke dalam alat ( nebulizer) untuk dihisap
oleh pasien
6. Ventolin Nebules (untuk nebulizer) : setiap 1 ampul ventolin nebules mengandung
salbutamol sulfat 2,5 mg

3. Flexotida
Flexotida ini memiliki kandungan komposisi seperti flexotida, yang mana dlexotida ini
adalah fluticasone propionate. Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan sejumlah
gejala serta eksaserbasi penyakit asma pada penderita yang mana sebelumnya menerima
terapi dengan bronkodilator saja atau bahkan mereka yang sebelumnya menjalankan
bentuk terapi profilaksis lainnya.

4. Nacl
Obat ini bertujuan untuk mengencerkan dahak. Pada kasus penderita yang mengalami
asma berat, setelah memperoleh terapi inhalasi dengan menggunakan bronodilator bisa di
lanjutkan dengan pemberian cairan Nacl sebanyak 0,9% dengan menggunakan nebulizer
selama 20-30 menit saja, dengan penggunaan sebanyak 3-4 kali dalam 1 hari.

5. Bisolvon cair
Obat jenis ini umumnya, memiliki fungsi guna mengencerkan dahak, sama seperti Nacl.
Namun dosis yang di berikan jelas berbeda, untuk orang dewasa dosis yang diberikan
sekitar 10 tetes/1 cc, sedangkan untuk anak-anak atau balita dosis yang diberikannya
sekitar 2 tetes/5kg berat badan anak.

6. Atroven
Antroven sendiri memiliki fungsi untuk melonggarkan bagian saluran pernapasan, yang
mana memiliki komposisi dari ipratropium bromide. Antroven sendiri merupakan
antikolinergik yang mana umumnya diberikan dalam bentuk aerosol serta memiliki sifat
sebagai bronkodilator.
F. Dosis Nebulizer

BB Sol. Berotec 0,1% Bisolvon Drops NaCL 0,9%


10 kg 0,2 ml (4 tts) 1 ml 1,8 ml
15 kg 0,3 ml (6 tts) 1 ml 1,7 ml
20 kg 0.4 ml (8 tts) 1 ml 1,6 ml
25 kg 0,5 ml (10 tts ) 1,5 ml 1,5 ml
Dewasa 0,5-0,8 ml (10-16 tts) 1,5 ml 2,3 ml
G. Indikasi Terapi Nebulizer
Untuk memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas untuk mengobati, berikut
ini;
1. Bronchospasme akut
2. Produksi mukus yang berlebihan
3. Batuk dan sesak napas
4. Epiglotitis

H. Kontraindikasi Terapi Nebulizer


1. Pasien yang tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini,
membutuhkan pemakaian mask/sungkup: tetapi mask efektivitasnya berkurang secara
signifikan.
2. Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak ada atau
berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang
menggunakan tekanan positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakkan/memasukkan medikasi secara adekuat ke dalam saluran napas.
3. Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus dengan perhatian.
Ketika diinhalasi, katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan dapat menimbulkan
disritmia.
4. Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent positive
pressure breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.

I. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan kemudian
menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk meningkatkan tekanan
intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps, dengan demikian meningkatkan
kapasitas residual fungsional. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa
baik terapi bekerja. Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik.

J. Persiapan Lingkungan
Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
1. Dirumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan
2. Dirumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar
K. Alat yang dibutuhkan dalam terapi nebulizer
1. Set nebulizer
2. Tissue
3. Selang/kanula udara
4. Sarung tangan
5. Obat inhalasi
6. Masker,nasal canule,mouthpiece
7. Neibeken/bengkok
8. Kasa lembab

L. Prosedur Terapi Nebulizer


1. Alat didekatkan, pakai sarung tangan
2. Atur posisi fowler
3. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yang kotor
buang ke neirbeken
4. Obat dimasukkan dalam tempat penampungan obat
5. Hubungkan masker/nasal canule/mounthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak
keluar
6. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur
7. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien istirahat\
8. Setelah obat sudah abis, matikan mesin nebulizer
9. Perhatikan keadaan umum
10. Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas
11. Cuci tangan

M. Hal yang perlu diperhatikan dalam terapi nebulizer


1. Gunakan tubing, nebulizer cup. Mounthpiece/masker untuk masing-masing pasien (single
use)
2. Lindungi mata dari uap
3. Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter
4. Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter
5. Jika memungkinkan, selama terapi, atur napas dengan menarik nafas dalam melalui
hidung dan tiup melalui mulut
6. Perhatikan perubahan yang terjadi. Seperti kebiruan ( sianosis), batuk berkepanjangan,
gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain
7. Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi
8. Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nebulizer merupakan alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke bentuk
partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan
dalam organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme
bronkus.

B. Saran
Diharapkan pembaca dapat memaklumi bila terdapat kekurangan atau ketidakjelasan pada
penulisan makalah, karena kami masih dalam tahap belajat. Semoga bermanfaat, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com

proehl.(1999). Emergency nursing procedures, (2n ed). philadelphia: W.B.Saunder Co.

anderson.(1989). The pharmacology of intervention for respiratory emergencies. Emergency care


quarterly

jhonson. (1990). Principles of nebulizer-delivered drug therapy for asthma. American journal of
hospital pharmacy.

Anda mungkin juga menyukai