Anda di halaman 1dari 7

RESUME

NEBULIZER

Oleh:

Vrima Ayu F

NIM. 19631831

PRAKTIKUM SKILL LABORATORIUM 1

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Nama :Vrima Ayu Febriani

Judul :Resume Nebulizer

Tanggal :15 Desember 2021

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum Skill Laboratorium 1 di Laboratorium Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Pembimbing Penyusun

Sri Andayani, S.Kep.,Ns.,M.Kep Vrima Ayu Febriani


NIDN. 0711128601 NIM.19631831
NEBULIZER

A. PENGERTIAN
Nebulizer adalah alat medis yang digunakan untuk mengubah obat cair menjadi
uap yang bisa dihirup sehingga obat tersebut bisa langsung masuk ke paru-paru. Saat
menggunakan alat ini, pasien akan menghirup uap tersebut melalui corong mulut atau
masker yang terhubung ke alat nebulizer, sehingga obat dapat langsung diserap melalui
saluran napas dan mencapai paru-paru.
B. TUJUAN
 Untuk mengurangi sesak pada penderita asma
 untuk mengencerkan dahak
 bronkospasme berkurang/ menghilang.
 Melebarkan saluran pernapasan (karena efek obat bronkodilator)
 Menekan proses peradangan

C. KLASIFIKASI

1. Disposable nebulizer, sangat ideal apabila digunakan dalam situasi kegawatdaruratan di


rumah sakit dengan perawatan jangka pendek. Apabila nebulizer di tempatkan dirumah dapat
digunakan beberapa kali, lebih dari satu kali, apabila dibersihkan setelah digunakan. Dan dapat
terus dipakai sampai dengan 2 minggu apabila dibersihkan secara teratur.

2. Re-usable, dapat digunakan lebih lama sampai kurang lebih 6 bulan. Keuntungan lebih dari
nebulizer jenis ini adalah desainnya yang lebih komplek sehingga meningkatkan efektivitas dari
dosis pengobatan. Keuntungan kedua adalah dapat direbus untuk proses desinfeksi. Digunakan
untuk terapi setiap hari.

D. INDIKASI

Indikasi penggunaan nebulizer menurut menurut (Aryani et al., 2009) efektif dilakukan pada
klien dengan :
1. Bronchospasme akut
2. Produksi sekret yang berlebih
3. Batuk dan sesak napas

4. Radang pada epiglotis


E. KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi pada terapi nebulizer (Aryani et al., 2009) adalah :
1. Pasien yang tidak sadar atau confusion umumnya tidak kooperatif dengan prosedur ini,
sehingga membutuhkan pemakaian mask/ssungkup, tetapu efektifitasnya akan berkurang secara
signifikan

2. Pada klien dimana suara napas tidak ada atau berkurang maka pemberian medikasi nebulizer
diberikan melalui endotracheal tube yang menggunakan tekanan positif.

3.Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus dengan perhatian. Ketika
diinhalasi, katekolamin dapat meningkat cardiac rate dan dapat menimbulkan disritmia.

4. Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent positivepressure
breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.
F. MODEL NEBULIZER
1. Nebulizer dengan penekan udara ( Nebulizer compressors )
Memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup (cup) yangberisi obat cair yang akan memecah
cairan ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat dihirup secara dalam ke saluran
pernafasan.

2. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer )

Menggunakan gelombang ultrasound, untuk secara perlahan mengubah dari bentuk obat cair ke
bentuk uap atau aerosol basah.
3. Nebulizer generasi baru (a new generation of nebulizer )

Digunakan tanpa menggunakan tekanan udara maupunultrasound. Alat ini sangat kecil,
dioperasikan denganmenggunakan baterai, dan tidak berisik.

G. DOSIS NEBULIZER

DOSIS Sol. Berotec 0,1% Bisolvon NaCL 0,9%


NEBULIZER BB Drops
10 Kg 0,2 ml (4 tts) 1 ml 1,8 ml
15 Kg 0,3 ml (6 tts) 1 ml 1,7 ml
20 Kg 0,4 ml (8 tts) 1 ml 1,6 ml
25 Kg 0,5 ml (10 tts) 1,5 ml 1,5 ml
Dewasa 0,5 – 0,8 ml (10 – 16 tts) 1,5 ml 2,3 ml

H. PENYAKIT YANG BISA DIATASI DENGAN MEBULIZER


1. Asma

2. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

3. Pneumonia

4. Bronkiektasis
5. Bronkiolitis

6. ibrosis kistik

7. Sinusitis

I. EFEK SAMPING MENGGUNAKAN NEBULIZER


1. Tangan gemetar

2. Sakit kepala

3. Detak jantung tidak beraturan

4. Kram otot

5. Mual

6. Mulut keing

7. Batuk

8. Diare

J. KOMPLIKASI
1. Henti napas

2. Spasme bronkus atau iritasi saluran napas

3. Akibat efek obat yang digunakan seperti salbutamol (short acting beta-2 agonist) dosis
tinggi akan menyebabkan gangguan pada sistim sekunder penyerapan obat. Hipokalemi
dan disritmia dapat ditemukan pada paslien dengan kelebihan dosis.
SOP PRAKTIKUM LABORATORIUM
SKILL LABORATORIUM

Anda mungkin juga menyukai