Anda di halaman 1dari 16

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GONORE

OLEH
KELOMPOK II
1. MARIA ROSITA KESE 11. PUTRY YAHBROB
2. YARLIN NDOLU 12. YUFRIT TANEBETH
3. PUTRI K. N. YAHBROB 13. LAHENDRA ULY HIA
4. NESLY M.E TANAEM 14. BURHAN KAWALI
5. NILDA LIUFETO 15. ANDRIAS KAMBOMBU
6. JOY SANTI TIIP 16. FASCO DA GAMA SUAT
7. INDRO NOMLENI 17. MARIA LAMAN
8. DEAWATA SUKI 18. TRIS BANUNAEK
9. RIANG GORO 19. ANGGI SELAN
10. PATRIS KAMEO 20. HOSIANA LAUMALAY

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2022
2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit menular seksual Gonore

Sub Topik :Pengertian, Tanda & Gejala, Pencegahan, Komplikasi


dan Pengobatan penyakit Gonore
Sasaran :Mahasiswa perawat semester
1B Tempat Ruang kelas
Hari/Tanggal : Senin, 13 Januari 2022
Waktu : 30 menit

I. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan ini Mahasiswa mampu memahami tentang
bahaya penyakit Gonore.

II. TUJUAN KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan ini Mahasiswa mampu :

1. Mengetahu pengertian Penyakit gonore.

2. Mengetahui penyebabPenyakit gonore dengan benar.

3. Mengetahui tanda dan gejala Penyakit Gonore.


4. Mengetahui pencegahan dari Penyakit Gonore.

5. Mengetahui komplikasi dari Penyakit gonore.


6. Mengetahui pengobatan untuk Penyakit Gonore dengan benar.
3

III. MATERI PENYULUHAN (terlampir)

1. Pengertian Penyakit Gonore


2. Penyebab Penyakit Gonore
3. Tanda dan Gejala Penyakit Gonore
4. Pencegahan dari Penyakit Gonore
5. Komplikasi dari Penyakit Gonore.
6. Pengobatan dari penyakit Gonore

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. MEDIA
1. LCD
2. Leaflet Penyakit Gonore
VI. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Langkah Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan Mengucapkan salam.  Menjawab
Memperkenalkan diri. salam.

Menyampaikan tujuan.  Memperhati


kan
 Mendengark
an
2 15 menit Penyampaian  Menjelaskan  Mendengark
pengertian Penyakit an dan
Gonore memperhatikan
 Bertanya.
 Menjelaskan
tanda
dan gejala Penyakit
Gonore

 Menjelaskan
pencegahan dari
Penyakit Gonore
.
 Menyebutkan
komplikasi dari Penyakit
Gonore.
 Menjelaskan
macam
pengobatan
penyakit Gonore.
 Memberikan
kesempatan bertanya.

3 10 menit Penutup  Menyimpulkan  Membuat


besama. kesimpulan
 Memberikan tentang materi
umpan
yang telah
balik.
 Mengucapkan disampaikan.
terima kasih  Mendengark
kepada audien an
atas
partisipasinya.
 Mengucapkan  Memperhati

Salam penutup. kan


 Menjawab
pertanyaan dari
penyuluh.
 Membalas
ucapan salam
dan berterima
kasih

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan Media: LCD, leaflet
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Penyelenggaran penyuluhan dilaksanakan di Ruang kelas kampus
maranatha.
f. Pengorganisasian penyelenggaran penyuluhan dilakukan
sebelumnya.

2. Evaluasi Proses
a.Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peseta antusias terhadap materi penyuluhan.
c.Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e.Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang

3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan (Mahasiswa) dapat:
a. Menjelaskan pengertian Penyakit Gonore?
b. Menyebutkan penyebab penyakit Gonore?
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Gonore?
d. Menyebutkan pencegahan dari Penyakit Gonore?
e. Menyebutkan komplikasi dari Penyakit Gonore?
f. Menjelaskan pengobatan yang diberikan bila terkena penyakit
Gonore?
VIII. PENGORGANISASIAN
Leader : Patris kameo
Co Leader : Anggi selan
Fasilitator :
1. Novra blegur
2. Nilda liufeto
3. Burhan kawali
4. Lahendra uly Hia
5. Tris Banunaek
6. Riang Goro
7. Deawata suki
8. Fasco da gama suat
9. Hoaiana Laumalay
Observer :
1. Putry Yahbrob
2. Maria Laman
3. Nesly tanaem
4. Joy santi Tiip
5. Yarlin Ndolu
6. Indro Nomleni
7. Andre Kambombu
8. Maria kese
 job description

1. leader

Menyampaikan materi penyuluhan dari pengertian hingga pencegahan

2. co-leader

a. bertanggung jawab atas kelancaran acara

b. membuka dan menutup acara

c. mengatur waktu kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan

3. fasilitator

a. membantu kelancaran acara agar dapat berjalan dengan baik

b. mempertahnkan dan meningkatkan motivasi peserta

c. mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar


maupun dari dalam kelompok

4. observer

a. Mengobservasi performa leader, co-leader, fasilitator dan keantusiasan


peserta

b. Mengevaluasi serangkaian acara kegiatan mulai dari awal hingga akhir


 setting tempat

Keterangan :
: media poster

: leader

: co-leader

: observer

: vasilitator

: peserta
PENYAKIT GONORE

ATAU KENCING NANAH

A. Defenisi Gonore
Gonore adalah penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri tersebut menginfeksi membran mukus dari


saluran reproduksi, termasuk serviks, uterus, serta tuba falopi pada wanita, dan ure tra
pada wanita dan pria. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui kontak atau
aktivitas seksual yang melibatkan mukosa (vaginal, oral, dan anal).

Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea)


adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian
putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh
lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran
kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan
gangguan reproduksi.

B. Etiologi
1. Kuman : Neisseria gonorrhoea
2. Perantara : manusia
3. tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
4. cara penularan : kontak seksua langsung
5. tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
6. yang bisa terkena : orang yang berhubungan seks tak aman

Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini adalah bakteri
Gram negatif berbentuk diplokokus (berpasangan) dan merupakan patogen yang
eksklusif pada manusia. Gonokokus, seperti semua spesies Neisseria lainnya,
merupakan oksidase positif. Mereka dibedakan dari Neisseriae lain oleh kemampuan
mereka untuk tumbuh pada media selektif dan untuk memanfaatkan glukosa tetapi tidak
maltosa, sukrosa, atau laktosa.
Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri intrasel, tidak bisa bertahan hidup
dengan baik di luar tubuh (ekstrasel). Tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada

keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39°C dan zat desinfektan. Bakteri ini dapat
dibiakkan di media Thayer-Martin (TM) dan tumbuh optimal dengan suhu 35-37°C,
pH sekitar 6,5-7,5, dengan kadar CO2 5%.
Terdapat 4 tipe gonokokus secara morfologik, yaitu tipe I dan II yang memiliki
pili yang bersifat virulen, serta tipe III dan IV dengan pili yang bersifat nonvirulen.
Hanya tipe I dan II yang merupakan patogen terhadap manusia. Pili akan membantu
perlekatan gonokokus pada permukaan mukosa epitel dan menimbulkan reaksi radang.
Hal ini juga dapat menyebabkan resistensi terhadap pengobatan gonore
Bakteri ini memiliki tiga lapisan selubung sel dari luar ke dalam, yaitu membran
luar, peptidoglikan, dan membran sitoplasma. Struktur permukaan dari Neisseria
gonorrhoeae mencakup pili, protein seperti porin, Opacity-associated protein (Opa),
Reduction-modifiable protein (Rmp), dan protein lain. Struktur ini dapat berubah karena
sifatnya yang heterogen secara antigenik, sehingga menjadi salah satu faktor dalam
resistensi gonore.
C. Manifestasi Klinis

Infeksi pertama yang paling sering dijumpai pada pria adalah uretritis anterior
akuta dan dapat meluas ke proksimal, selanjutnya mengakibatkan komplikasi lokal,
asendend dan diseminata. Keluhan subyektif berupa rasa gatal dan panas di bagian distal
uretra di sekitar orifisium uretra eksternum kemudian disusul disuria, polakisuria, keluar
duh tubuh mukopurulen pada orifisium uretra eksternum yang kadang-kadang disertai
darah, dan disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi (Daili & Nilasari, 2016). Pada
pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum hiperemis, edema dan ektropion. Pada
beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal media
unilateral atau bilateral (Daili & Nilasari, 2016).
Padakebanyakan kasus, laki-laki akan segera berobat karena gejala yang
mengganggu sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut, namun tidak cukup
untuk mencegah terjadinya penularan (WHO, 2014).
Gejala yang terjadi pada wanita dengan gonore sering mengenai serviks sehingga
terjadi servisitis dengan gejala keputihan. Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi
tampak rapuh dan mengalami edema dengan keluarnya cairan mukopurulen pada ostium.
Perempuan yang sedikit atau tidak memperlihatkan gejala menjadi sumber utama
penyebaran infeksi dan beresiko mengalami komplikasi
D. Komplikasi

Komplikasi terjadi bila pengobatan tidak segera dilakukan atau

pengobatan sebelumnya tidak adekuat. Infeksi dapat menjalar ke uretra bagian belakang

secara ascendent. Pada pria, komplikasi yang dapat ditemukan yaitu epididimitis,

prostatitis, cowperitis, dan sistitis.

Pada wanita, komplikasi yang paling sering terjadi adalah Pelvic

Inflammatory Disease (PID). PID dapat menyebabkan perlukaan/scarring pada tuba

falopi yang dapat mengakibatkan meningkatnya risiko infertilitas dan kehamilan ektopik

sehingga membutuhkan hospitalisasi.Komplikasi sistemik juga dapat terjadi, yang

umumnya disebut sebagai infeksi gonokokal diseminata. Penyebaran infeksi sistemik

terjadi melalui aliran darah. Terjadi lebih sering pada wanita dan berasosiasi erat

dengan menstruasi Gejala yang timbul dapat berupa demam, poliarthralgia yang

berpindah, dan timbulnya pustula pada kulit. Sebanyak 1-3% dari penderita dengan

infeksi gonokokal diseminata dapat mengalami meningitis dan endokarditis.


E. Pencegahan Gonore

Untuk mencegah penularan pada orang lain atau terinfeksi kembali anda dan

pasangan anda sebaiknya tidak berhubungan seks sehingga perawatan benar-benar tuntas

dan pemeriksaan ulang telah terbukti negatif. Anda bisa terkena penyakit gonore kembali

jika tidak melakukan hubungan seks yang tidak sehat dan aman dikemudian hari. Cara

terbaik untuk mencegah infeksi menulae seksual adalah tidak bergonta-ganti pasangan,

tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah, dan gunakan kondom jika melakukan

hubungan seks.

F. Penatalaksanaan

Manajemen terhadap infeksi gonokokal telah banyak berubah pada dekade

terakhir. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti resistensi terhadap antibiotik,

ko-infeksi dengan Chlamydia, serta lokasi anatomis dari infeksi.

CDC merekomendasikan pengobatan ganda menggunakan dua


antimikroba dengan mekanisme kerja yang berbeda untuk menghindari resistensi. Untuk
infeksi gonore tanpa komplikasi yang terjadi di serviks, uretra, dan rektum, rejimen yang
direkomendasikan adalah seftriakson dosis tunggal 250 mg (intramuskular) ditambah
azitromisin dosis tunggal 1 gram (per oral) yang diberikan pada hari yang sama. Jika
tidak tersedia seftriakson, dapat diberikan rejimen alternatif yaitu sefiksim dosis tunggal
400 mg (per oral) ditambah azitromisin dosis tunggal 1 gram (per oral).
DAFTAR PUSTAKA

Daili, S.F. 2014. Infeksi Menular Seksual. Edisi Keempat. Jakarta : Badan penerbit
FKUI,
Bignell C. & Unemo M. European guideline on the diagnosis and treatment of
gonorrhoea in adults.
Dwi Harningtyas,Citra.2017. Pemberian Terapi Oral Untuk Pasien Uretritis Gonore
Dengan Komplikasi Lokal Pada Pria: Laporan Kasus. Vol. 3 No. 3 Journal of
Agromedicine and Medical Sciences. Malang:Unerversitas Brawijaya
Nurul Fitriany,Nasifa DKK.2019. Pengetahuan tentang Dampak Infeksi Gonore pada
Pasien Pria dengan Gonor. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) Vol. 1

Anda mungkin juga menyukai