Anda di halaman 1dari 8

KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KASUS ULKUS DIKUBITUS

Disusun Oleh:
Zahrotul Ilmi (19631861)
Vrima Ayu F (19631831)
Laura Indriani S (19631872)
A. Definisi Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat
dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh
dengan urutan dan waktu biasa (Revis, 2016). Dekubitus adalah kerusakan atau kematian
kulit sampai jaringan bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat
adanya penekanan pada sirkulasi darah setempat. Walaupun semua bagian tubuh dapat
mengalami dekubitus bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan
membutuhkan perhatian khusus (Kris, 2015).

B.Klasifikasi
1. Stadium I
Adanya tanda yang muncul adalah perubahan temperature kulit telah dingin atau hangat,
perubahan konsisten jaringan lebih keras atau lunak, luka mungkin kelihatan sebagai
kemerahan yang menetap.
2. Stadium II
Hilangnya sebagai lapisan kulit meliputi epidermis dan dermis atau keduanya, cirinya
adalah lukanya melepuh atau membentuk luka yang dangkal.
3. Stadium III
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap meliputi kerusakan dari jaringan subkutan atau lebih
dalam.
4. Stadium IV
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, kerusakan pada otot, tulang
dan tendon, adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium iv dari
dekubitus.
C.ETIOLOGI
1. Tekanan
Tekanan imobilisasi yang lama mengakibatkan terjadinya dekubitus, kalau
salah satu bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan antara 2
tekanan). jaringan yang lebih dalam dekat tulang, terutama jaringa dengan
suplai darah yang baik akan bergeser ke arah gradient yang lebih rendah.
2. Gesekan
Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan dengan alas tempat tidur sehingga
seakan – akan kulit tertinggal dari area tubuh lainnya. Pergerakan dari tubuh di
atas alat tempatnya berbaring dengan fiksasi kulit terutama terjadi iritasi
menyebabkan terjadi lipatan – lipatan kulit terutama terjadi iritasi dapat
menarik dan menutup pembuluh – pembuluh darah sehingga menyebabkan
dekrosisi. Jaringan akibat lebih terganggunya pembuluh darah kapiler.
D.PATOFISIOLOGI
Tekanan imobilisasi yang lama akan mengakibatkan terjadinya dekubitus, kalau salah satu
bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan antara 2 tekanan) jaringan yang
lebih dalam dekat tulang terutama jaringan otot dengan suplai darah yang baik akan bergeser
ke daerah yang baik akan bergeser kearah gradient yang lebih rendah sementara kulit
dipertahankan pada permukaan kontak oleh frikti yang semakin meningkat dengan
terdapatnya kelembaban ini menyebabkan peregangan dan anggulasi pembuluh darah daerah
yang dalam serta mengalami gaya geser jaringan yang dalam ini akan menjadi iskemia dan
dapat mengalami nekrosis sebelum berlanjut ke kulit
F.MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda cidera awal adalah kemerahan (hiperemis) yang tidak hilang apabila ditekan
ibu jari
2. Pada cidera yang lebih berat dijumpai ulkus dikulit
3. Timbul rasa nyeri
4. Demam
5. Peningkatan leukosit
6. Edema

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kultur dan analisis urin Kultur ini dibutuhakan pada keadaan inkontinensia untuk
melihat apakah ada masalah pada ginjal atau infeksi saluran kencing, terutama pada
trauma medula spinalis.
2. Kultur Tinja Pemeriksaan ini perlu pada keadaan inkontinesia alvi untuk melihat
leukosit dan toksin Clostridium difficile ketika terjadi pseudomembranous colitis.
3. Biopsi Biopsi penting pada keadaan luka yang tidak mengalami perbaikan dengan
pengobatan yang intensif atau pada ulkus dekubitus kronik untuk melihat apakah terjadi
proses yang mengarah pada keganasan. Selain itu, biopsi bertujuan untuk melihat jenis
bakteri yang menginfeksi ulkus dekubitus. Biopsi tulang perlu dilakukan bila terjadi
osteomyelitis.
4. Pemeriksaan Darah Untuk melihat reaksi inflamasi yang terjadi perlu diperiksa sel darah putih dan laju
endap darah. Kultur darah dibutuhkan jika terjadi bakteremia dan sepsis.
5. Keadaan Nutrisi Pemeriksaan keadaan nutrisi pada penderita penting untuk proses penyembuhan ulkus
dekubitus. Hal yang perlu diperiksa adalah albumin level, prealbumin level, transferrin level, dan serum protein
level.
6. Radiologis: Pemeriksaan radiologi untuk melihat adanya kerusakan tulang akibat osteomyelitis. Pemeriksaan
dapat dilakukan dengan sinar-X,scan tulang atau MRI

I.PENATALAKSANAAN
1. Observasi keadaan kulit
Pemeriksaan dengan cara inspeksi, visual, dan taktil pada kulit. Observasi dilakukanuntuk menentukan
karakteristik kulit normal pasien dan setiap area yang potensialatau aktual mengalami kerusakan. Tanda
peringatan dini yang menunjukkankerusakkan jaringan akibat tekanan adalah lecet atau bintil-bintil pada area
yangmenanggung beban berat tubuh mungkin disertai hyperemia.
2. Mobilisasi
Pasien harus memiliki rentang gerak yang adekuat untuk bergerak secara mandiri ke bentuk posisi yang lebih
terlindungi. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam untukmenghilangkan tekanan yang dialami sehingga luka
dekubitus tidak bertambah luas.
3. Status nutrisi
Untuk mempercepat penyembuhan luka dekubitius lakukan diet TKTP.
4. Nyeri
Manajemen nyeri dalam perawatan pasien luka dekubitus
5. Infeksi
Dapat diberikan antipiretik dan antibiotik spektrum luas untuk mengatasi infeksinya.Bila dapat dikultur, maka
antibiotik diberikan sesuai hasil kultur.
J.KOMPLIKASI
Menurut subandar (2008) komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
1. Infeksi, umumnya bersifat multibakterial baik aerobik maupun anaerobik.
2. Keterlibatan jaringan tulang dan sendi seperti periostitis, osteotitis, osteomielitis, dan
arthritis septik.
3. Septikimia
4. Animea
5. Hipoalbuminea
6. Kematian

Anda mungkin juga menyukai