Anda di halaman 1dari 3

Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi negrosif jaringan kulit seorang

yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dekabitus selama dapat mengganti
posisi beberapa kali per jamnya.

Selain faktor tekanan pada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan terjadinya
dekubitus titik faktor terganggunya kulit akibat daya lunuer antara tubuh dengan alat tempatnya
berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat.

Keadaan ini terjadi bila penderita immobilitas imobilitas, tidak dibaringkan terlentang mendatar, tetapi
pada posisi setengah duduk ada kecenderungan dan tubuh untuk meluncur ke bawah. Seringkali hal ini
dicegah dengan memberikan penghalang misalnya bantal kecil atau balok kayu pada Kedua telapak kaki.
Upaya ini hanya akan mencegah pergerakan dari kulit, yang sekarang terfiksasi dan alas, tetapi rangka
tulang tetap cenderung maju ke depan akibatnya terjadi garis-garis penekanan atau peregangan pada
jaringan sup kacang yang seakan akan tergantung pada tempat-tempat tertentu dan akan terjadi
penutupan arterioli dan Arteri arteri kecil akibat terlalu teregang bahkan sampai robek. Tenaga
menggantung ini disebut Sherin fores.

D. Manifestasi klinik

1. Perajat I : reaksi peradangan masih terbatas pada epderinse, tampak sebagai daerah kemerahan atau
evtema indurasi atau lecet

2. Perajat II : reaksi yang lebih tinggi dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemah
subkutan, tempat sebagai Ultras yang dangkal, dengan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen
kulit.

3. Perajat III : ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung berbatasan
dengan fadcia dan otot-otot, sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.

4. Perawat IV : perluasan ulkus menembus otot hingga nampak tulang di dasar ulkus yang dapat
mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.

Manifestasi klinik

1. Tanda cedera awal adalah kemerahan (Hiperemis) yang tidak hilang apabila ditekan ibu jari.

2. Pada Cedera yang lebih berat dijumpai ulkus di kulit

3. Timbul rasa nyeri

4. Demam

5. Peningkatan leukosit

6. Edema

7. Edema
e. Penatalaksanaan medik

1. Observasi keadaan kulit.

Pemeriksaan dengan cara inspeksi, visual dan taktil pada kulit, observasi dilakukan untuk menentukan
karakteristik kulit normal pasien dan setiap area yang potensial atau aktual mengalami kerusakan. Tanda
peningkatan dini yang menunjukkan kerusakan jaringan akibat tekanan adalah lecet atau bintik-bintik
pada area yang menanggung beban berat tubuh mungkin disertai hiperemia.

2. Mobilisasi

Pasien harus memiliki rentang gerak yang ada kuat untuk bergerak secara mandiri ke bentuk posisi yang
lebih terlindungi. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam untuk menghilangkan tekanan yang dialami
sehingga luka dekubitus tidak bertambah luas.

3. Status nutrisi

Untuk mempercepat penyembuhan luka dekubitus lakukan diet tktp

4. Nyeri

Manajemen nyeri dalam perawatan pasien luka dekubitus

5. Inspeksi

Dapat diberikan antipiretik dan antibiotik spektrum luas untuk mengatasi infeksinya bila dapat dikultur.
Maka antibiotik diberikan sesuai hasil kultur.

F. Prognosa

Prognosa pada pasien kompresi umumnya baik pada tahap awal jika diberikan yang memadai dilakukan
titik penyebab utama kematian akibat ulkus dekubitus termasuk gagal ginjal amiloidosis, dan sepsis yang
berhubungan dengan infeksi sekunder.

Kemampuan klinis untuk mendiagnosis ulkus dekubitus, menilai potensi komplikasi dan menggunakan
antibiotik sesuai spektrum dapat mencegah perburukan ulkus dekubitus. Keterlambatan dalam
pemberian dan terapi yang tidak adekuat akan mengakibatkan komplikasi yang dapat berakibat fatal.

Infeksi merupakan komplikasi utama pada pasien kompresi, dengan bakteri penyebab menjadi bakteri
anaerobik dan aerobik. organisme anaerobik lebih sering ditemukan pada luka besar sebesar 65% pada
luka tekan derajat 3 ke atas.

Komplikasi sekunder pada pasien dengan cedera tekan adalah bakteria terkait luka yang dapat
meningkatkan risiko kematian hingga 99%.

Konsep dasar keperawatan


a. Riwayat kecepatan

1. Identitas klien

- nama

Anda mungkin juga menyukai