Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LAPORAN HASIL DISKUSI

Nama Ruang : Kemuning


Tanggal Pelaksanaan : 12 Agustus 2021
Topik Diskusi : terjadinya decubitus karena tidak dilakukan alih baring

A. MASALAH ISU YANG MUNCUL


1. Munculnya kasus decubitus pada pasien bedrest total.
2. Kurangnya alih baring
3. Paparan kelembaban jangka panjang

B. PEMBAHASAN
Decubitus adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan
iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol , dimana kulit tersebut mendapatkan
tekanan dari tempat tidur,kursi roda, gips atau benda lainnya dalam jangka panjang .
Biasanya bagian tubuh yang mengalami decubitus adalah bagian dimana terdapat
penonjolan tulang yaitu sikut,tumit, pinggul, pergelangan kaki ,bahu, punggung dan kepala
bagian belakang.
Kulit kaya akan pembuluh darah yang mengangkut oksigen ke seluruh lapisannya,
jika aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam maka kulit akan mati yang dimulai pada lapisan
kulit paling atas ( epidermis ). Penyebab dari berkurangnya aliran darah ke kulit adalah
tekanan . Jika tekanan menyebabkan terputusnya aliran darah maka kulit yang mengalami
kekurangan oksigen pada mulanya akan tampak merah dan meradang lalu terbentuk luka
terbuka ( ulkus ).
Gerakan yang normal akan mengurangi tekanan sehingga darah akan terus mengalir,
kulit juga memiliki lapisan lemak yang berfungsi sebagai bantalan pelindung terhadap
tekanan dari luar.
Orang yang mengalami kekurangan gizi ( malnutrisi ) tidak memiliki lapisan lemak
sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan sempurna karena kekurangn zat
– zat gizi yang penting.
Paparan kelembaban dalam jangka panjang ( karena berkeringat,air kemih atau tinja )
bisa merusak permukaan kulit dan memungkinkan terbentuknya decubitus.
Di Ruang kemuning terjadi kasus decubitus pada ps tn .S dengan diagnosa fraktur
vertebra,kondisi lemah, bedrest total, selama seminggu pasien tidak dilakukan tindakan alih
baring kejadian tersebut menjadi masalah yang serius, karena mengakibatkan meningkatnya
biaya perawatan dan memperlambat program rehabilitasi bagi penderita

C. RENCANA TINDAK LANJUT

No ISU KEGIATAN INDIKATOR


1 Munculnya kasus 1. Memantau 1. Perawat melakukan
decubitus pada pasien pelaksanaan alih alih baring tiap 2 jam
bedrest total baring. 2. Angka debucitus
2. Alih baring tiap 2 tidak ada.
jam.
2 Kurangnya alih baring Melakukan alih baring tiap 2 Alih baring dilakukan tiap 2
jam. jam.
3 Paparan kelembapan Mengganti pakaian atau Kulit pasien kering.
dalam jangka panjang pampers secara rutin.

Jepara 12 Mei 2021


Kepala Ruang

( Siti Norjanah Skep,Ns )


TINJAUAN TEORI DECUBITUS

Decubitus adalah luka pada kulit dan jaringan dibawahnya yang biasanya   terjadi pada
tonjolan tulang sebagai akibat dari adanya gaya gesek, peregangan kulit dan tekanan.
Tempat-tempat yang beresiko adalah kulit yang melapisi bokong, tulang ekor, tumit
ataupun pinggang. Tempat lain seperti siku, lutut , sendi pergelangan kaki dan bagian
belakang bahu juga rentan terkena.

Bagaimana bisa terjadi?

Luka tekanan terjadi karena adanya penekanan jaringan lunak yang mengakibatkan
terjadinya sumbatan pembuluh darah dibawah kulit, bisa total tersumbat atau sebagian
saja.  Gaya gesek dan peregangan kulit juga bisa membuat luka dengan menarik pembuluh
darah yang mendarahi kulit, sehingga kulit tak mendapat nutrisi cukup. Luka tekanan
terjadi pada orang yang cenderung tiduran atau tak bergerak dalam waktu lama.

Siapa yang beresiko ?

1. Orang yang kekurangan energi dan protein, keadaan yang lembab, penyakit yang
membuat aliran darah ke kulit berkurang.
2. Pasien yang tak cukup minum sehingga kulit kering
3. Kondis medis seperti diabetes yang menyebabkan gangguan aliran darah ke kulit.
Tahap-tahap luka akibat tekanan ?

Tahap 1 : hanya meliputi lapisan kulit terluar saja. Kulit masih utuh. Luka tampak
kemerahan dengan warna kulit putih atau berwarna lebih gelap pada orang dengan kulit
gelap. Kulit yang terkena dapat terasa lebih nyeri, lunak, panas atau terasa lebih dingin
dibandingkan dengan kulit sekitarnya.

Tahap 2 : adalah luka terbuka. Lapisan terluar kulit (epidermis) dan lapisan di bawah nya (
dermis) mengalami kerusakan.dapat berbentuk luka terbuka seperti kawah dangkal dengan
ada cairan di dalamnya.

Tahap 3 : luka ini berbentuk luka yang dalam hilangnya kulit biasanya sampai lapisan
lemak. Luka dapat berbentuk seperti kawah.Dasar luka dari luka bisa didapatkan jaringan
mati yang bewarna kekuningan.

Tahap 4 : luka dapat sampai kelihatan otot, tulang dan tendon. Dasar luka adalah cairan
kotor keruh dengan jaringan mati.

Komplikasi yang dapat terjadi?


1. Radang kulit /selulitis , adalah infeksi dari kulit dan jaringan lunak. Tandanya yaitu
area yang terkena bewarna kemerahan dan bengkak. Orang dengan gangguan saraf perasa tak
merasakan nyeri pada area yang terkena.
2. Infeksi tulang dan persendian : infeksi dari luka tekanan dapat merembet  ke tulang
lunak dan jaringan. Infeksi tulang dapat mengurangi fungsi dari sendi dan anggota gerak.
3. Kanker : kanker dapat tercetus dari luka yang tak sembuh dalam waktu lama
4. Fistula urethra( terjadi lubang pada luka di kulit dengan saluran kemih)
5. Anemia karena peradangan kulit yang terjadi terus menerus.

Pencegahan

Pada pasien yang rentan terkena luka tekanan perlu diperiksa ada tidaknya luka tiap hari.
Perawat pasien perlu memeriksa dari ujung kepala sampai dengan kaki, memperhatikan
kulit di daerah tonjolan tulang.

1. Mengganti posisi pasien tiap 2 jam jika pasien tak bisa bergerak sama sekali di tempat
tidur. Jangan memposisikan bed naik lebih dari 30 derajat ketika menaikkan kepala pasien.
2. Menggunakan alat bantu seperti bantal busa lunak untuk mengurangi tekanan pada
kulit
3. Menjaga kulit tetap bersih dan kering. Bisa digunakan bedak untuk kulit yang rentan
terkena gesekan
4. Kulit yang terlalu kering dapat diberi lotion pelembab.
5. Menjaga asupan makanan bergizi dan cukup minum
6. Membantu pasien untuk berlatih menggerakkan tubuhnya, misalnya dengan
mengganti posisi bokong yang terkena tekanan (kanan-kiri) saat duduk lama di kursi roda
7. Membersihkan seksama setelah pasien kencing atau buang air besar.

Untuk mencegah decubitus salah satunya dengan melakukan alih baring yang benar.

Alih baring adalah langkah langkah kegiatan membantu merubah posisi klien dari satu
posisi ke posisi yang lain.
Tujuan:

- Mencegah terjadinya decubitus terutama pada daerah penonjolan tulang dan daerah
yang tertekan.
- Mempertahankan kelancaran sirkulasi darah

- Mempertahankan posisi tubuh yang tepat

- Mempertahankan kenyamanan klien

- Memeberikan stimulasi sensori dan motorik

SPO ALIH BARING

Standar pelaksanaan prosedur alih baring adalah:


1. Beri penjelasan pada klien tentang prosedur yang akan dilakukan.
2. Memasang jadwal alih baring.
3. Melibatkan keluarga dalam alih baring
4. Cuci tangan
5. Atur posisi tempat tidur daam posisi datar
6. Baringkan klien dalam posisi telentang ditempat tidur
7. Posisikan klien pada posisi yang diinginkan

a. Fowler

1) Tinggikan kepala tempat tidur 45-60 derajat


2) Letakkaan bantal dibawah kepala, leher dan bahu
3) Letakkan bantal dibawah lutut klien
4) Pertahankan posisi kaki tegak lurus pada ujung tempat tidur

b. Supinasi / Telentang

1) Letakkan bantal dibawah kepala ,leher dan bahu


2) Letakkan bantal dibawah siku / lengan klien
3) Pertahakan posisi kaki tegak lurus pada ujung tempat tidur

c. Lateral / Miring:

1) Gulingkan klien hingga posisi miring


2) Letakkan bantal dibawah kepala dan leher
3) Arahkan bila bahu ke depan
4) Posisikan kedua lengan pada posisi sedikit fleksi, lengan atas disangga dengan
bantal setinggi bahu
5) Letakkkan bantal sejajar pada punggung klien
6) Letakkan satu atau dua buah bantal dibawah tungkai atas, bantal harus
menyangga tungkai dengan baik dari lipat paha ke kaki

8. Ubah posisi klien secara bergabtian setiap 2 jam


9. Gulingkan klien hingga posisi miring
10. Gosok bagian punggung sampai pantatdengan minyak kelapa/ olium coccus terutama
daerah daerah tertekan
11. Letakkkan bantal dibawah kepala dan leher klien
12. Arahkan bila bahu kedepan
13. Posisikan kedua lengan pada posisi sedikit fleksi, kedua lengan atas didukung dengan
bantal setinggi bahu
14. Letakkan bantal sejajar pada punggung klien
15. Letakkan satu dua bantal dibawah tungkai atas klien, bantal harus menyangga tungkai
dengan baik dari lipat paha ke kaki
16. Mengedukasi kepeda keluarga untuk melakukan alih baring sesuai jadwal dan perawat
akan datang untuk mengevaluasi alih baring
17. Mendokumentasikan ke RM 5a
18. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai