Anda di halaman 1dari 14

LUKA DECUBITUS

DEFINISI
• Dekubitus adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena
adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony
prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama.
Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan suplai darah pada daerah yang
tertekan. Apabila berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan insufisiensi aliran
darah, anoksia atau iskemia jaringan dan akhirnya dapat menyebabkan kematian
sel.

• Ulkus Dekubitus atau istilah lain Bedsores  kerusakan/kematian kulit yang


terjadi akibat gangguan aliran darah setempat dan iritasi pada kulit yang menutupi
tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat
tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka waktu
yang lama.
FAKTOR RESIKO
Orang resiko tinggi : Faktor Resiko :
• Orang-orang yang tidak dapat bergerak (misalnya • Mobilitas dan aktivitas
lumpuh, sangat lemah). • Penurunan sensori persepsi
• Orang-orang yang tidak mampu merasakan nyeri, • Kelembaban
karena nyeri merupakan suatu tanda yang secara • Tenaga yang merobek (ketika pasien diposisikan
normal mendorong seseorang untuk bergerak. dalam posisi semi fowler yang melebihi 30
Kerusakan saraf (misalnya akibat cedera, stroke,
derajat)
diabetes) dan koma bisa menyebabkan
• Pergesekan ( friction)
berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri.
• Nutrisi
• Orang-orang yang mengalami kekurangan gizi
• Usia
(malnutrisi) tidak memiliki lapisan lemak sebagai
pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan
• Tekanan arteriolar yang rendah
sempurna karena kekurangan zat-zat gizi. • Stress emosional
• Merokok
• Temperatur kulit
AREA TERSERING
STADIUM ULKUS DEKUBITUS
Penilaian ulkus dekubitus tidak hanya derajat ulkusnya tetapi
juga ukuran, letak ulkus, derajat infeksi, dengan nyeri atau
tidak.

1. Stadium I
perubahan temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat)
perubahan konsistensi jaringan (lebih keras ataulunak)
perubahan sensasi (gatal atau nyeri)
Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak
sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
2. Stadium II
mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak
subkutan
tampak sebagai ulkus yang dangkal,
tepi yang jelas
perubahan warna pigmen kulit
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis
atau dermis, atau keduanya.
lukanya superficial, abrasi, melepuh, atau
membentuk lubang yang dangkal.
Jika kulit terluka atau robek maka akan timbul
masalah baru, yaitu infeksi.
3. Stadium III
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi
kerusakan atau nekrosis dari jaringan subkutan atau
lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia.
Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak
subkutan dan menggaung,
berbatasan dengan fascia dari otot-otot.
Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan
nekrotik.
4. Stadium IV
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap
dengan kerusakan yang luas, nekrosis
jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau
tendon.
Adanya lubang yang dalam serta saluran atau
sinus.
Perluasan ulkus menembus otot, hingga
tampak tulang di dasar ulkus yang dapat
mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi
PENATALAKSANAAN
Mengurangi tekanan lebih lanjut pada daerah ulkus
Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya
Mengangkat jaringan nekrotik
Mengatasi infeksi  dengan antibiotik
Merangsang dan membantu pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi.
Mengkaji status nutrisi
Mengkaji dan memonitor luka tekan pada setiap penggantian balutan luka
Mengkaji faktor yang menunda status penyembuhan
Mengevaluasi penyembuhan luka
Mengkaji komplikasi yang potensial terjadi karena luka tekan seperti abses, osteomielitis,
bakteriemia, fistula.
Mengatasi dan meminimalisir faktor resiko intrinsik dan ekstrinsik ulkus dekubitus
TATACARA PERAWATAN LUKA
DEKUBITUS
PERALATAN 5. Alkohol 70 %
1. Set steril terdiri atas : 6. Larutan NaCl 0.9 %
• Kapas alcohol 7. Handscoon bersih
• Kasa steril 8. Handscoon steril
• Baki untuk larutan NaCl 0,9%
9. Penggaris millimeter disposabl
• Pinset anatomi
• Pinset chirurgic 10. Pencahayaan yang adekuat
• Lidi kapas yang steril
2. Derian tule atau cutimed sorbad
3. Gunting plester
4. Plester/perekat atau hipafix
PERSIAPAN PASIEN
Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
Jelaskan prosedur kepada pasien
Atur posisi klien miring kiri atau kanan (sesuai dengan letak luka dekubitus)

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Pakai handscoon bersih
3. Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol dan buang pada tempat sampah atau kantong
plastic yang telah disediakan
4. Observasi luka, ukur panjang, lebar dan kedalaman luka dengan menggunakan Penggaris
millimeter disposable. Kemudian lihat juga keadaan luka, warna luka, warna sekitar tepi luka,
derajat luka dan ada cairan atau tidak. Catat semua hasil observasi
5. Buka set steril
6. Kasa digulungkan keujung pinset chirurgi kemudian tangan yang satu memegang pinset anatomi
7. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang telah diberi NaCl 0,9 % dengan cara dari
dari dalam keluar (pergerakan melingkar) sambil memencet luka untuk mengeluarkan eksudat
8. Kasa hanya dipakai satu kali dan diganti lagi
9. Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan cairan eksudat keluar
10. Buang handscoon bersih
11. Pakai handscoon steril
12. Pakai cutimed sorbad untuk luka yang banyak mengandung eksudat
13. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka masih basah atau banyak
mengeluarkan cairan maka balut luka dengan kasa sampai 7 lapisan. Dan jiaka luka
sudah mulai kering maka 3 lapis kasa saja.
14. Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix
15. Buang handscoon dan kasa ditepat yang telah disediakan
16. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman
17. Angkat peralatan dan kantong plastic yang berisi balutan dan handscoon kotor.
Bersihkan alat dan buang sampah dengan baik
18. Cuci tangan
19. Laporkan adanya perubahan pada luka kepada perawat yang bertanggung jawab. Catat
penggantian balutan, kaji keadaan luka dan respon pasien
DAFTAR PUSTAKA
• British Geriatrics Society (BGS). 2012. Pressure Ulcer in Best Practise
Guideline. JAMA
• National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP). 2009. Prevention
and Treatment of Pressure
• Ulcers: Clinical Practice Guideline. NPUAP. Washington DC
Nigel, J.L and Chow, A. 2013. Infected pressure ulcers in elderly
individual in Aging and Infectious Diseases

Anda mungkin juga menyukai