0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
1K tayangan21 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dekubitus atau luka tekan, yang merupakan kerusakan kulit akibat tekanan berkepanjangan. Dokumen ini menjelaskan definisi, gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, lokasi yang sering terkena, penanganan fisioterapi, dan pencegahan dekubitus.
Dokumen tersebut membahas tentang dekubitus atau luka tekan, yang merupakan kerusakan kulit akibat tekanan berkepanjangan. Dokumen ini menjelaskan definisi, gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, lokasi yang sering terkena, penanganan fisioterapi, dan pencegahan dekubitus.
Dokumen tersebut membahas tentang dekubitus atau luka tekan, yang merupakan kerusakan kulit akibat tekanan berkepanjangan. Dokumen ini menjelaskan definisi, gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, lokasi yang sering terkena, penanganan fisioterapi, dan pencegahan dekubitus.
RIRIN ASTIKA SARI JULINDA FATIMA MAGRIB DEFENISI Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus- menerus sehingga mengakibtakan ganguan sirkulasi darah setempat (Hidayat,2009). GEJALA Gejala-gejala dekubitus umumnya memiliki karakteristik yang hampir sama, meskipun tingkat keparahannya berbeda. Gejala yang umumnya didapati pada penderita ulkus dekubitus adalah sebagai berikut: Perubahan warna dan tekstur kulit yang tidak biasa. Bengkak. Muncul cairan seperti nanah. Perubahan suhu kulit dibandingkan bagian normal di sekitarnya, dapat terasa lebih dingin atau lebih hangat. Muncul infeksi pada daerah dekubitus. Luka terbuka pada kulit. Kulit yang menjadi lebih lunak atau lebih keras dibandingkan jaringan sekitarnya. ETIOLOGI Terbentuknya ulkus dekubitus dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi tekanan yang menyebabkan iskemik adalah penyebab utama. Setiap jaringan mempunyai kemampuan untuk mengatasi terjadinya iskemik akibat tekanan, tetapi tekanan yang lama dan melewati batas pengisian kapiler akan menyebakan kerusakan jaringan yang menetap. Penyebab ulkus dekubitus lainnya adalah kurangnya mobilitas, kontraktur, spastisitas, berkurangnya fungsi sensorik, paralisis, insensibilitas, malnutrisi, anemia, hipoproteinemia, dan infeksi bakteri. Selain itu, usia yang tua, perawatan di rumah sakit yang lama, orang yang kurus, inkontinesia urin dan alvi, dan merokok. PATOFISIOLOGI Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg- 33 mmHg. Kulit akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg. Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjammnya. PATOGENESIS Tiga elemen yang menjadi dasar terjadinya dekubitus yaitu:
1. Intensitas tekanan dan tekanan yang
menutup kapiler. 2. Durasi dan besarnya tekanan. 3. Toleransi jaringan. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN LUKA DEKUBITUS 1. Mobilisasi dan aktivitas 2. Penurunan persepsi sensori 3. Kelembaban 4. Pergesekan 5. Nutrisi 6. Usia KLASIFIKASI LUKA DEKUBITUS Menurut NPUAP (1995 dalam Potter & Perry, 2005) ada perbandingan luka dekubitus derajat I sampai derajat IV yaitu: Derajat I: Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi luka kulit yang diperbesar. Kulit tidak berwarna, hangat, atau keras juga dapat menjadi indikator Derajat II: Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan dermis. Luka superficial dan secara klinis terlihat seperti abrasi, lecet, atau lubang yang dangkal. Derajat III: Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah tapi tidak melampaui fascia yang berada di bawahnya. Luka secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. Derajat IV: Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai destruksi ekstensif, nekrosis jaringan; atau kerusakan otot, tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan jaringan epidermis, dermis, subkutaneus, otot dan kapsul sendi. AREA TERJADINYA DEKUBITUS Menurut Bouwhuizen (1986) dan menyebutkan daerah tubuh yang sering terkena luka dekubitus adalah:
1. Pada penderita pada posisi terlentang: pada
daerah belakang kepala, daerah tulang belikat, daerah bokong dan tumit. 2. Pada penderita dengan posisi miring: daerah pinggir kepala (terutama daun telinga), bahu, siku, daerah pangkal paha, kulit pergelangan kaki dan bagian atas jari-jari kaki. 3. Pada penderita dengan posisi tengkurap: dahi, lengan atas, tulang iga, dan lutut. Berikut ini menunjukkan dengan lebih jelas lokasi luka tekan yang biasa dialami oleh pasien dalam posisi tidur terlentang, duduk dan miring. PENANGANAN FISIOTERAPI Massage Tujuan Untuk merileksasikan otot-otot sekitar decubitus Melancarkan sirkulasi darah sekitar decubitus Prosedur : Berikan massage effrulent yang ringan di area sekitar decubitus. Lakukan 1 sampai 3 menit. Static Contraction Tujuan : Meningkatkan sirkulasi darah ke area decubitus sehingga iskhemik jaringan bisa berkurang dan mempercepat proses penyembuhan decubitus . Prosedur : Posisi pasien tidur terlentang. Letakkan gulungan kain atau tangan anda di bawah Hip joint pasien, sedikit di bawah bokong. Kemudian instruksikan pasien untuk menekan kuat ke bawah kemudian di tahan 8 kali hitungan setelah itu rileks kembali. Ulangi 5 sampai 8 kali repetisi. Positioning Tujuan : Mencegah terjadinya peningkatan derajat decubitus Mencegah terjadinya decubitus di area lain. Prosedur Untuk Posisi Terlentang(Skeletal Traksi masih terpasang) posisi pasien tidur terlentang Berikan posisi mantap di mana posis pasien harus lurus, tidak boleh bengkok, bahu harus sejajar dengan SIAS Berikan sanggahan atau gulungan handuk kecil di daerah yang menonjol seperti di bawah bahu, siku,SIPS,di bawah lutut, dan sanggah daerah telapak kaki agar tetap posisi ankle 90 derajat. PENCEGAHAN Langkah-langkah pencegahan ulkus dekubitus yang dapat dilakukan sehari-hari adalah sebagai berikut: Mengganti posisi tubuh secara rutin. Metode ini merupakan cara paling efektif dalam mencegah munculnya ulkus dekubitus. Jika dekubitus sudah muncul, mengganti posisi tubuh secara rutin dapat mengurangi tekanan tubuh pada bagian tersebut, serta memberikan kesempatan penyembuhan yang lebih baik pada bagian dekubitus. Untuk pengguna kursi roda, dianjurkan mengganti posisi tubuh setiap 15-30 menit sekali. Pada penderita yang sulit beranjak dari tempat tidur, disarankan untuk mengganti posisi tubuh setiap 1-2 jam sekali. Menjaga nutrisi dan pola makan. Untuk mempercepat proses penyembuhan ulkus dekubitus, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral. Jika penderita mengalami kehilangan nafsu makan akibat kondisi kesehatan sebelumnya, tips berikut dapat dilakukan untuk tetap menjaga asupan nutrisi: Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering, dibandingkan makan dengan porsi besar namun frekuensinya sedikit. Pola makan tersebut dapat diterapkan dengan membuat jadwal makan. Menghindari minum dalam jumlah banyak sebelum makan. Jika mengalami kesulitan menelan, dapat mengonsumsi makanan dalam bentuk sup atau tim. Menjaga sumber protein nabati bagi penderita yang vegetarian. Melakukan pemeriksaan kulit secara rutin. Jika seseorang memiliki risiko menderita ulkus dekubitus, diharuskan melakukan pengecekan kulit secara rutin untuk mengamati adanya perubahan. Pengecekan rutin ini penting, terutama bagi penderita diabetes dan kerusakan saraf yang menyebabkan bagian tubuh tidak peka terhadap nyeri. Berhenti merokok.