Merupakan suatu bentuk latihan gerak untuk perbaikan koordinasi dengan
menggunakan indra yang lain (visual, pendengaran, reseptor). Program ini terdiri seri latihan yang sudah terencana yang didesain untuk membantu mengkompensasi ketidak mampuan dari lengan dan tungkai untuk melakukan gerakan yang terkoordinasi, yaitu ketidak mampuan untuk meletakkan posisi dan mengatakan dimana posisi lengan dan tungkai jika bergerak tanpa pasien melihat gerakan. TUJUAN Tujuan dari metode ini adalah untuk memantapkan control terhadap voluntary movement dengan menggunakan seluruh mekanisme sensor secara utuh, khususnya penglihatan, pendengaran dan peraba, sebagai kompensasi terhadap hilangnya sensasi kinestetik. Proses pembelajaran terhadap metode pengontrolan ini sama dengan latihan-latihan baru yang memerlukan hal-hal penting: a. Konsentrasi dan penglihatan b. Ketelitian c. Pengulangan PRINSIP LATIHAN 1. Pasien dalam posisi nyaman dan pakaian yang sesuai sehingga dapat melihat gerakan yang dilakukan 2. Penjelasan dan demonstrasi latihan diberikan sebelum dilakukan oleh pasien
3. Pasien harus perhatian terhadap pelaksanaan latihan untuk mendapatkan
gerakan yang lancer dan benar. 4. Kecepatan gerakan ditentukan ditentukan oleh Fisioterapis 5. ROM diinsikasikan dengan dibuat tanda-tanda atau titik untuk kaki dan tangan 6. Latihan harus diulang beberapa kali untuk mendapatkan gerakan yang sempurna dan mudah untuk dilakukan 7. Bila pada latihan pertama pasien mengalami kelelahan harus diiistirahatkan. SYARAT-SYARAT FRENKLE’S EXERCISE 1. Aba-aba : harus jelas, singkat dengan hitungan tirmis menggunakan irama nada dengan menggerakkan tangan atau musik, latihan dibagi dalam beberapa hitungan. 2. Setiap jenis latihan harus dapat dikuasai pasien dengan tepat dan halus sebelum diganti dengan gerakan yang lain. Yang diutamakan adalah ketepatan gerakan. 3. Latihan yang membutuhkan kerja otot yang berat harus dihindarkan. Peningkatan latihan tidak dengan menambah tahapan tetapi dengan menambah kompleknya gerakan. 4. Gerakan harus dimulai dari full ROM ditingkatkan ke gerakan yang tidak full ROM, tetapi harus diusahakan agar gerakannya tidak berlebihan sebab bias menyebabkab dislokasi. 5. Gerakan mula-mula diberikan secara cepat, kemudian ditingkatkan ke gerakan yang lambat. 6. Mula-mula gerakan dilakukan dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup. 7. Tiap penderita harus diberikan perhatian khusus, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Mis: Penderita jatuh dan dapat mengakibatkan fraktur sehingga membuat penderita menjadi takut dan ini mengganggu terapi selanjutnya. 8. Diberikan istirahat diantara tahapan latihan. 9. Jenis latihan disesuaikan dengan keadaan umum, sikap mental dan atau ada tisaknya komplikasi yang terjadi pada pasien. CONTOH TEHNIK-TEHNIK FRENKLE’S EXERCISE Posisi Duduk 1. Pertahankan posisi duduk yang benar selama 2 menit dengan support di armchair dan sandaran, kaki di lantai Ulangi tanpa support tangan Ulangi tanpa support punggung 2. Hitunglah waktu mengankat kaki dengan tumit di lantai. 3. Kaki digeser ke depan, belakang, kanan dan kiri 4. Membungkukkan badan dan kembali tegak Posisi Berdiri 1. Berjalan ke samping 2. Berjalan diantara 2 garis yang sejajar 3. Berjalan ke depan dan kedua kaki ditempatkan pada foot print di lantai 4. Rotasi kaki pada posisi berdiri ke posisi internall dan eksternal Kemudian angkat kaki dan rotasi dilakukan dengan sumbu pada jari Angkat kaki kiri ke samping kanan atau sebaliknya TERIMA KASIH