Anda di halaman 1dari 4

LATIHAN MOBILITAS SENDI KLIEN

STROKE

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP

NO DOKUMEN: NO REVISI:
TANGGAL TERBIT:

PENGERTIAN

TUJUAN

3
4

INDIKASI
KONTRAINDIKASI

PERSIAPAN PASIEN

HALAMAN:

DITETAPKAN OLEH:

Latihan mobilitas sendi merupakan penggunaan gerakan


tubuh pasif dan aktif untuk memelihara atau memulihkan
fleksibilitas sendi.
a. Meningkatkan kekuatan otot
b. Meningkatkan toleransi
c. Mengembangkan koordinasi khususnya pada klien
yang mengalami gangguan serebral
d. Mempertahankan rentang gerak sendi
e. Mempercepat program rehabilitasi pada kasus
neuromuskuler
Klien stroke
Klien stroke yang belum boleh memasuki fase
rehabilitasi.
a. Tentukan keterbatasan hubungan gerakan dan efek
fungsi pergerakan.
b. Bekerjasama
dengan
fisioterapi
didalam
mengembangkan dan melaksanakan satu program
latihan.
c. Tentukan motivasi klien untuk memelihara atau
memulihkan pergerakan
d. Jelaskan kepada klien atau keluarga tentang tujuan
dan rencana untuk latihan yang dilakukan.
e. Monitor lokasi dan sifat dari ketidaknyamanan atau
nyeri selama pergerakan atau aktivitas latihan.
f. Lakukan pengukuran nyeri sebelum latihan dimulai.
g. Pastikan pakaian yang digunakan klien tidak bersifat
membatasi gerakan.
h. Lindungi klien dari trauma selama latihan.
i. Bantu klien pada posisi tubuh optimal untuk gerakan
pasif/aktif.
j. Anjurkan latihan rentang gerak aktif menurut jadwal
dan lakukan secara regular.
k. Laksanakan latihan pasif (ROM) atau latihan dengan
bantuan (AROM) sesuai indikasi.
l. Instruksikan pada klien atau keluarga bagaimana
caranya secara sistematis melaksanakan latihan

rentang gerak pasif atau rentang gerak aktif.


m. Sediakan instruksi tertulis untuk latihan.
n. Bantu klien untuk mengembangkan atau membuat
jadwal latihan ROM aktif.
o. Anjurkan klien untuk menggambarkan gerakan tubuh
sebelum melalui gerakan.
p. Bantu dengan gerakan berirama secara regular
tanpa melewati batas dari nyeri, daya tahan, dan joint
mobility.
q. Anjurkan klien untuk duduk ditempat tidur, disisi dari
tempat tidur atau didalam kursi, sesuaikan dengan
kemampuan.
r. Anjurkan ambulation, jika memungkinkan.
s. Tentukan kemajuan terhadap pencapaian sasaran.
t. Berikan penguatan positif terhadap latihan-latihan
yang dilakukan.
6

PERSIAPAN ALAT

CARA KERJA

Sesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan yang


mendukung program latihan yang dilakukan pada klien
sesuai dengan kondisinya.
1. latihan aktif anggota gerak atas.
a. Latihan 1
1. Angkat tangan yang lemah menggunakan

tangan yang sehat keatas


2. Letakkan kedua tangan diatas kepala
3. Kembalikan tangan keposisi semula
b. Latihan 2
1. Angkat tangan yang lemah melewati dada

c.

d.

e.

f.

kearah yang sehat


2. Kembalikan ke posisi semula
Latihan 3
1. Angkat tangan yang lemah menggunakan
tangan yang sehat keatas
2. Kembalikan seperti semula
Latihan 4
1. Tekuk siku yang lemah dengan
menggunakan tangan yang sehat
2. Luruskan siku kemudian angkat ke atas
3. Letakkan kembali tangan yang lemah
ditempat tidur
Latihan 5
1. Pegang pergelangan tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat, angkat
keatas dada.
2. Putar pergelangan tangan kearah dalam
dan kearah luar.
Latihan 6
1. Tekuk jari-jari yang lemah dengan tangan

yang sehat, kemudian luruskan


2. Putar ibu jari yang lemah dengan

menggunakan tangan yang sehat.


2. Latihan aktif anggota gerak bawah
a. latihan 1
1. letakkan kaki yang sehat dibawah lutut
kaki yang lemah
2. turunkan kaki yang sehat, sehingga
punggung kaki yang sehat berada
dibawah pergelangan kaki yang lemah
3. angkat kaki yang lemah keatas dengan
bantuan kaki yang sehat, keudian
turunkan pelan-pelan
b. latihan 2
1. angkat kaki yang lemah menggunakan kaki
yang sehat keatas kurang lebih 3 cm
2. ayunkan kedua kaki sejauh mungkin
kearah satu sisi, kemudian ke sisi
sebelahnya
3. kembalikan ke posisi semula dan ulangi
lagi.
B. Periode Stimulus
Periode stimulus merupakan inti yang sebenarnya
dalam pelaksanaan latihan, inilah saatnya organorgan tubuh lansia (misalnya jantung, paru, dan otot)
dikondisikan. Periode stimulus berlangsung 20 menit,
apapun system energy yang kita pakai (aerobic atau
anaerobic). Setelah delapan minggu latihan, lansia
mungkin dapat memperpanjang lamanya masa
pelaksanaan latihan
C. Periode pendinginan
Tujuan dilakukannya adalah untuk menurunkan
tanda-tanda dan gejala respon stress: frekuansi
jantung, tekanan darah, frekuensi pernafasan dan
sebagainya. Pada fase pendinginan yang berlangsung
sekitar 5-10 menit, intensitas kegiatan harus
dikurangi (missal dari lari menjadi lari-lari kecil
kemudian berjalan) kemudian dilakukan peregangan
otot yang telah digunakan dalam latihan selama
beberapa menit.
8

HASIL

a. Evaluasi verbal
Setelah berolahraga didapatkan perasaan segar dan
bugar, tubuh lansia akan terasa lebih ringan daripada

sebelum melakukan olahraga.


b. Evaluasi Nonverbal
Lakukan pengukuran frekuensi denyut jantung,
didapatkan denyut jantung sama antara sebelum dan
sesudah latihan setelah 20 menit melakukan olahraga.
Tekanan darah akan stabil fisiologis dan frekuensi
pernafasan akan berada pada batas fisiologis.

Anda mungkin juga menyukai