Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SPO)


RANGE OF MOTION (ROM)

Dosen Pengampu:
Ismar Agustin., S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh:
1. Bustanul Ulum (PO7120123057)
2. Juniarti Margaresta (PO7120123059)
3. Alika Dwi Ramadani (PO7120123084)
4. Sisca Widiya Ningsih (PO7120123086)

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG


PRODI D – III KEPERAWATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023 - 2024
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN LATIHAN RENTANG
GERAK

A. Definisi
Range Of Motion (ROM) adalah latihan menggerakkan bagian tubuh untuk memelihara
fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang
dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot (Potter & Perry, 2005).
Range Of Motion (ROM) memiliki banyak tujuan diantaranya yaitu memelihara
fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi, mengurangi rasa nyeri, mengembalikan kemampuan
klien menggerakkan otot melancarkan peredaran darah.
Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk
melakukan pergerakan dimana pergerakan tersebut dilakukan secara bebas. latihan aktif dan
pasif
/ ROM dapat dilakukan kapan saja dimana keadaan fisik tidak aktif dan disesuaikan dengan
keadaan pasien. Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk
menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik.Gerakan
dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gayaeksternal lain dalam
ruang gerakannya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat
pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia,
pembuluh darah dan saraf.
Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion (ROM). Untuk
mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang
dimilikinya secara periodik. Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-
penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau pembedahan;
inaktivitas atau imobilitas. Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan
mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan kehilangan kelentukan jaringan
dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan yang ditujukan untuk
memperluas ruang gerak sendi

B. Tujuan
1. Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran.
2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan dari persendian.
3. Untuk merangsang sirkulasi darah.
4. Untuk mencegah kelainan bentuk.
5. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.

C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik
2. Gangguan integritas kulit/jaringan
3. Risiko disfungsi neurovaskuler
4. Perifer
5. Perlambatan pemulihan pascabedah
6. Gangguan rasa nyaman
D. Luaran keperawatan
1. Mobilitas fisik meningkat
2. Integritas kulit/jaringan meningkat
3. Neurovaskuler Perifer meningkat
4. Pemulihan pascabedah meningkat
5. Rasa nyaman meningkat

E. Indikasi
1. Stroke atau penurunan tingkat
2. kesadaran
3. Kelemahan otot
4. Fase rehabilitasi fisik
5. Klien dengan tirah baring lama
6. Penting untuk mempertahankan normal sendi dan jaringan lunak.

F. Kontra Indikasi
1. Klien dengan gangguan pada sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan
2. Pembengkakan dan peradangan pada sendi
3. Cedera di sekitar sendi.

G. Waktu pelaksanaan
1. Idealnya sekali dalam sehari.
2. Latihan masing-masing dilakukan lebih kurang 10 hitungan.
3. Mulai latihan pelan dan bertahap.
4. Usahakan sampai gerakan penuh, tapi jangan memaksakan gerakan klien, tetap
sesuaikan dengan batas toleransi gerakan pasien.
5. Perhatikan respon pasien, Hentikan bila terasa respon nyeri dan segera konsultasikan
ke tenaga kesehatan.

H. Jenis-jenis ROM
1. Latihan ROM aktif
Latihan dengan meminta klien menggunakan otot untuk melakukan gerak mandiri.
2. Latihan ROM aktif dengan pendampingan (active-assisted)
Latihan gerak mandiri dengan dibantu atau didampingi oleh perawat atau tenaga kesehatan
lain.
3. Latihan ROM pasif
Latihan ROM yang dilakukan oleh perawat atau tenaga kesehatan lain kepada klien yang
tidak mampu atau memiliki keterbatasan pergerakan
I. Standar Prosedur Operasional Pemberian Latihan Rentang Gerak

Definisi Memberikan latihan berupa gerakan aktif dan pasif pada


persendian untuk mempertahankan dan mengembalikan
kelenturan sendi dan meningkatkan sirkulasi.
Tujuan 1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan
pada otot yang dapat dilakukan secara aktif maupun
pasif tergantung dengan keadaan pasien.
2. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas
dan kekuatan otot.
Persiapan pasen 1. Pastikan identitas pasien benar
2. Kaji kondisi pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Atur posisi pasien
Prosedur 1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas
(nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam
medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4. Jaga privasi dengan memasang tirai atau menutup
pintu kamar pasien
5. Atur tinggi tempat tidur yang sesuai dan nyaman
6. Berdiri di sisi tempat tidur di posisi ekstremitas
pasien yang akan dilatih
7. Lakukan latihan dengan:
a. melakukan gerakan perlahan dan lembut
b. menyokong dengan memegang area proksimal
dan distal sendi mengulangi setiap gerakan 5-10
kali setiap sendi
c. menghentikan gerakan jika kesakitan atau
ada tahanan
8. Latihan pada leher.
a. Fleksi-ekstensi: tekuk leher ke depan sampai
dagu menempel di dada kembali ke posisi tegak
b. Fleksi lateral: tekuk leher ke samping kanan
dan kiri
c. Rotasi lateral: palingkan wajah ke kiri dan kanan
9. Latihan pada bahu:
a. Elevasi-depresi: Angkat dan turunkan bahu
b. Fleksi-okstensi: Angkat lengan dari samping
tubuh ke atas, lalu kemba seperti semula
c. Abduksi-Adduksi: Angkat lengan ke samping
tubuh hingga sejajar bahu, lalu kembalikan
seperti semula
d. Sakumduksi bahu putar lengan pada poros bahu
10. Latihan pada siku
a. Fleksi-ekstensi Gerakkan tangan hingga jari-jan
menyentuh bahu, talu kembali seperti semula
b. Supinasi pronasi Putar lengan bawah ke arah
luar sehingga telapak tangan menghadap ke atas,
lalu putar ke arah dalam sehingga telapak tangan
menghadap ke bawah
11. Latihan pada pergelangan Jangan:
a. Fleksi-ekstensi-hiperekstensi: tekuk telapak
tangan ke bawah, luruskan, lalu tekuk ke
atas
b. Fleksi radial-fleksi ulnar: Tekuk telapak
tangan ke samping ke arah ibu jari dan ke arah
kelingking
c. Sirkumduksi. Putar tangan pada
poros pergelangan tangan
12. Latihan pada jari-jari tangan:
a. Fleksi-ekstensi. Kepalkan jari dan
luruskan seperti semula
b. Abduksi-adduksi: Renggangkan jari-jari dan
rapat kembali
13. Latihan pada pelviks dan lutut:
a. Fleksi-ekstensi: Angkat kaki lurus lalu tekuk
lutut Gerakkan lutut ke arah dada, turunkan kaki,
luruskan, lalu ke posisi semula
b. Abduksi-adduksi: gerakkan kaki ke samping
menjauhi sumbuh tubuh lalu gerakkan ke
arah sebaliknya sehingga melewati sumbu
tubuh menyilang ke kaki lainnya
c. Rotasi intemal-rotasi eksternal: putar kaki ke
arah dalam lalu ke samping tubuh
14. Latihan pada pergelangan kaki:
a. Dorso fleksi-plantar fleksi: dorong telapak
kaki ke atas, ke posisi semula, lalu dorong ke
atas
b. Eversi-inversi: putar telapak kaki keluar, lalu
ke dalam
c. Sirkumduksi: putar telapak kaki pada poros
pergelangan kaki

15. Latihan pada jari-jari kaki:


a. Fleksi-ekstensi: dorong jari-jari ke arah atas
dan ke bawah
b. Abduksi-adduksi: renggangkan jari-jari kaki, lalu
rapatkan seperti semula
16. Lakukan kebersihan tangarı 6 langkah
17. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan
respons pasien
Sikap 1. sikap sopan
2. bekerja dengan teliti

Evaluasi 1. Respon
2. Respon verbal: klien mengatakan tidak kaku lagi
a. Respon non verbal: klien tidak terlihat sulit untuk
b. menggerakkan sisi tubuhnya yang kaku
3. Beri reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Mengakhiri kegiatan dengan baik
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan
2. Catat respon pasien
Sumber Bacaan Buku Standar Prosedur Operasional PPNI
https://sg.docworkspace.com/d/sIEDUu-PNAbv1t7AG
https://www.bhaktirahayu.com/artikel-kesehatan/rom-range-of-
motion-untuk-pasien-pasca-stroke
ISTILAH

Abduksi : Gerak otot yang mengarah ke titik tengah tubuh

Adduksi : Gerakan menjauh dari titik tengah tubuh

Distal : Istilah anatomi/morfologi yang berarti jauh, maksudnya jauh dari poros.
Lawannya adalah proksimal.

Dorsi fleksi : Gerakan yang terjadi ketika bagian atas dari sebuah anggota tubuh ditarik ke
arah belakang.

Ekstremitas : Perpanjangan dari anggota tubuh utama (misalnya kaki-kaki serangga yang
merupakan perpanjangan dari abdomen), atau juga merupakan anggota tubuh
prehensilitas atau anggota tubuh.

Ekstensi : Gerakan untuk meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan
gerak jalan. Gerakan ayunan ke depan merupakan (ante)fleksi dan ayunan ke
belakang disebut (retro)fleksi/ekstensi.

Eversi : Gerakan pergelangan kaki di mana bagian bawah kaki diputar keluar,
menjauhi garis tengah tubuh. Gerakan ini melibatkan pemindahan bagian luar
tumit ke arah luar, sementara bagian dalam kaki naik sedikit.

Fleksi : Gerak menekuk atau membengkokkan.

Fleksibilitas : Kemampuan sendi untuk bergerak dengan full ROM (Range of Motion),
mudah, tanpa adanya hambatan dan rasa sakit

Fleksi lateral : Pembengkokan leher atau badan ke arah samping kanan atau kiri

Fleksi radial : Umumnya merujuk pada gerakan fleksi atau pembengkokan yang terjadi di
sepanjang radius, seperti dalam pergerakan pergelangan tangan atau sendi
lain yang melibatkan gerakan memutar atau membengkok sepanjang sumbu
radial.
Fleksi ulnar :
Dikenal sebagai deviasi ulnar, adalah gerakan pergelangan tangan di mana
pergelangan tangan dibengkokkan atau digerakkan ke arah ulna, yaitu tulang
yang berada di sisi pinki tangan. Gerakan ini berlawanan dengan fleksi radial,
yang merupakan gerakan pergelangan tangan ke arah radial atau menuju ibu
jari.
Hiperekstensi :
Cedera yang terjadi ketika sendi dipaksa melampaui rentang gerak normal
dan sehat. Hal ini dapat membuat sendi menjadi tidak stabil dan
meningkatkan risiko serta kemungkinan terjadinya dislokasi atau potensi
Inversi : cedera sendi lainnya.

Gerakan pergelangan kaki di mana bagian bawah kaki diputar ke dalam,


Plantar fleksi : menuju garis tengah tubuh.

Gerakan di mana punggung kaki didorong ke bawah, menjauhi tulang kering,


Proksimal : dan menunjuk jari-jari kaki ke bawah.

Lebih dekat ke pusat (batang tubuh) atau ke titik perlekatan pada tubuh. Jika
diberikan titik rujukan lain, seperti jantung, maka titik proksimal organ atau
ekstremitas lain adalah titik yang paling dekat dengan jantung, lebih sentral
Rotasi lateral : daripada perifer

Sirkumduksi : Gerakan memutar menjauhi garis tengah

Gerakan anggota badan, tangan, atau jari dalam pola melingkar,


menggunakan kombinasi gerakan fleksi, adduksi, ekstensi, dan abduksi yang
berurutan. Adduksi/penculikan dan sirkumduksi terjadi pada sendi bahu,
pinggul, pergelangan tangan, metacarpophalangeal, dan metatarsophalangeal

Anda mungkin juga menyukai