DI SUSUN
Nama:Rahmadoni Saputra
Kelas:3A
A. ROM
1. Definisi
ROM adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi
dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif.
2. Tujuan
Meningkatkan dan mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.
Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan.
Mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi.
3. Jenis ROM
Ada 2 jenis ROM yaitu:
1) ROM Pasif
Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang
gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50%.
2) ROM Aktif
Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam
melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang
gerak sendi normal (klien aktif). Kekuatan otot 75 %
I. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
- Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya
memengang lengan.
- Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus
b. Gerakan menekuk dan meluruskan siku :
- Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk
dan meluruskan siku
c. Gerakan memutar pergelangan tangan :
- Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya
menggenggam telapak tangan pasien
- Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke
arah dalam (telungkup)
d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:
- Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya
memegang pergelangan tangan pasien
- Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah
e. Gerakan memutar ibu jari:
- Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu,
tangan lainnya memutar ibu jari tangan
f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
- Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang
lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari tangan.
B. Pengaturan Posisi
1. Pengertian
Pengaturan posisi pasien melibatkan pemeliharaan dengan benar keselarasan
tubuh netral pasien dengan mencegah hiperekstensi dan rotasi lateral yang
ekstrim untuk mencegah komplikasi imobilitas dan cedera. Dalam
pembedahan, pengumpulan spesimen, atau perawatan lain, pemosisian pasien
yang tepat dapat memberikan eksposur yang optimal dari tempat
pembedahan / perawatan dan pemeliharaan martabat pasien dengan
mengendalikan eksposur yang tidak perlu. Di sebagian besar pengaturan
posisi, pasien yang diposisikan dengan optimal dapat memberikan pengaruh
pada peningkatan manajemen jalan nafas dan ventilasi, menjaga keselarasan
tubuh, serta memberikan keamanan fisiologis.
2. Tujuan
Tujuan akhir dari pemosisian pasien yang tepat adalah untuk melindungi
pasien dari cedera dan komplikasi fisiologis imobilitas. Secara khusus, sasaran
pemosisian pasien meliputi:
Memberikan kenyamanan dan keamanan pasien.
Memberikan jalan napas adekuat dan mempertahankan sirkulasi
sepanjang prosedur (mis., Dalam pembedahan, dalam pemeriksaan,
pengumpulan spesimen, dan perawatan).
Menjaga martabat dan privasi pasien. Dalam operasi, penentuan posisi
yang tepat adalah cara untuk menghormati martabat pasien dengan
meminimalkan eksposur pasien yang sering merasa rentan secara
perioperatif.
Memberikan visibilitas dan akses maksimum. Posisi yang tepat
memungkinkan kemudahan akses bedah serta kemudahan untuk
pemberian anestesi selama fase perioperatif.
b) Posisi Fowler
Posisi fowler atau biasa dikenal dengan posisi semi duduk, adalah
posisi di mana kepala temapat tidur dinaikan 45 hingga 60 derajat.
Variasi posisi fowler meliputi: Fowler rendah (15-30 derajat), semi
Fowler (30-45 derajat) dan Fowler tinggi (hampir vertikel atau kurang
lebih 90 derajat).
c) Posisi Orthopneic atau Tripod
Posisi orthopneik atau tripod adalah posisi dimana pasien di
tempatkan dalam posisi duduk atau di sisi tempat tidur dengan meja di
atas untuk bersandar dan beberapa bantal diatas meja untuk
beristirahat.
f) Posisi Sims
Posisi sims atau semi prone adalah posisi ketika pasien mengambil
posisi setengah jalan antara posisi lateral dan posisi tengkurap.
g) Posisi Lithotomy
Posisi lithotomy adalah posisi pasien dimana pasien berada di
punggung mereka dengan pinggul dan lutut tertekuk dan paha terpisah.
h) Posisi Trendelenburg
Posisi tredenlenburg di lakukan dengan menurunkan kepala tempat
tidur dan mengangkat kaki tempat tidur pasien. Lengan pasien di
posisikan lurus ke samping tubuh.
k) Posisi Jacknife
Posisi jacknife juga dikenal sebagai kraske, adalah tempat perut
pasien terbaring rata di tempat tidur. Tempat tidur di potong sehingga
pinggul terangkat dan kaki dan kepala rendah.
l) Posisi Kidney
Dalam posisi kidney pasien mengasumsikan posisi lateral yang di
modifikasi dimana perut di letakkan di atas lift di meja operasi yang
menekuk tubuh. Pasien di posisikan di sisi kontralateral dengan
punggung diletakkan di tepi meja. Ginjal kontralateral diletakkan
diatas meja atau diatas kidney body elevator. Lengan paling atas
ditempatkan menekuk fleksi tidak lebih dari 90 derajat.
Referensi
- https://id.scribd.com/doc/293476404/ROM-Aktif-Dan-Pasif
- https://www.nerslicious.com/posisi-pasien/
- https://id.scribd.com/document/406712923/Pengaturan-Posisi
- https://www.idjurnal.com/2015/04/macam-macam-posisi-pasien.html
Link video
https://drive.google.com/drive/folders/1hD7G5kdL43UeHhO7a36jib6jFOPohjcy?
usp=sharing