Anda di halaman 1dari 7

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PELATIHAN ROM ( RANGE OF MOTION )

DAN PEMERIKSAN REFLEKS


MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Dosen Pengampu : Joni Siswanto S.Kp.,M.Kes

Disusun Oleh :
Dewi Puji Kusumawati (P1337420422144)

TINGKAT 2B
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLORA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
1. Standar Operational Prosedur (SOP) Pelatihan ROM (Range Of Motion)
Latihan Range Of Motion adalah kegiatan latihan yang bertujuan untuk memelihara
fleksibilitas dan mobilitas sendi (Tseng,et all,2017). Pelatihan ini dapat menggerakkan
pesendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai kemampuan seseorang dan tidak
menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang digerakkan.
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan untuk melakukan latihan ROM, sebagai
berikut :
a. Untuk ROM aktif, klien dianjurkan untuk melakukan gerakan sesuai yang sudah
diajarkan, hindari perasaan ketidaknyamanan saat latihan dilakukan, Gerakan
dilakukan secara sistematis sebanyak 3 kali dengan frekuensi dua kali sehari.
b. Yakinkan bahwa klien mengetahui alasan latihan ini dilakukan.
c. Sendi tidak boleh digerakkan melebihi rentang gerak bebasnya.
d. Pilih waktu saat pasien nyaman dan bebas dari rasa nyeri untuk meningkatkan
kolaborasi pasien.
e. Posisikan pasien dala posisi tubuh lurus yang normal.
f. Gerakan latihan harus dilakukan secara lembut, perlahan, dan berirama.
g. Posisi yang diberikan memungkinkan gerakan sendi secara leluasa.
h. Tekankan bahwa gerakan sendi yang adekuar adalah gerakan sampai dengan
mengalami tahanan bukan nyeri.
i. Tidak melakukan latihan pada sendi yang nyeri.
j. Amati respon non verbal peserta latihan.
k. Latihan harus segera dihentikan dan berikan kesempatan kepada klien untuk
istirahat.
Prosedur
a. Kaji klien dan rencanakan program latihan yang sesuai untuk klien.
b. Memberitahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan, area yang akan
digerakkan dan peran klien dalam latihan.
c. Jaga privasi klien.
d. Jaga/atur pakaian yang menyebabkan hambatan pergerakan.
e. Angkat selimut sebagaimana diperlukan.
f. Anjurkan klien berbaring dalam posisi yang nyaman.
g. Lakukan latihan dengan cara seperti berikut :
- Latiham sendi bahu
 Pasien dalam posisi telentang
 Satu tangan perawat menopang dan memegang siku, tangan yang
lainnya memegang pergelangan tangan
 Luruskan siku pasien, gerakan lengan pasien menjauhi dari tubuhnya
kearah perawat (abduksi)
 Kemudian gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (adduksi)
 Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke bawah (rotasi internal)
 Turunkan dan kembalikan ke posisi semula dengan siku tetap lurus
 Hindari penguluran yang berlebihan pada bahu
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali atau sesuai toleransi
- Latihan sendi siku
 Pasien dalam posisi telentang
 Perawat memegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan
lainnya menahan lengan bagian atas
 Posisi tangan pasien supinasi, kemudian lakukan gerakan menekuk
(fleski) dan meluruskan (ekstensi) siku
 Intruksikan agar pasien tetap rileks
 Pastikan gerakan yang diberikan berada pada midline yang benar
 Perhatikan rentang gerak sendi yang dibentuk, apakah berada dalam
jarak yang normal atau terbatas.
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali
- Latihan Lengan
 Pasien dalam posisi telentang
 Perawat memegang area siku pasien dengan satu tangan, tangan yang
lain mengenggam tangan pasien kea rah luar dan ke arah dalam
 Intruksikan agar pasien tetap rileks
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali
- Latihan Sendi Pergelangan Tangan
 Pasien dalam posisi telentang
 Perawat memegang lengan bawah pasien dengan satu tangan, tangan
lainnya memegang pergelangan tangan pasien, serta tekuk pergelangan
tangan pasien ke atas dan ke bawah
 Intruksikan agar pasien tetap rileks
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali
- Latihan Sendi Jari-jari Tangan
 Pasien dalam posisi telentang
 Perawat memegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan,
tangan lainnya membantu pasien membuat gerakan mengepal/menekuk
jari-jari tangan dan kemudian meluruskan jari-jari tangan pasien
 Perawat memegang telapak tangan dan keempat jari pasien dengan
satu tangan, tangan lainnya memutar ibu jari tangan
 Tangan perawat membantu melebarkan jari-jari pasien kemudian
merapatkan kembali
 Intruksikan agar pasien tetap rileks
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali
- Latihan Sendi Pangkal Paha
 Posisi pasien telentang
 Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan
pada tumit
 Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari
tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien
 Gerakkan kaki mendekati badan pasien
 Kembali ke posisi semula
 Kemudian letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan
satu tangan yang lain di atas lutut
 Putar kaki menjauhi perawat
 Putar kaki ke arah perawat
 Kembali ke posisi semula
 Hindari pengangkatan yang berlebihan pada kaki
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali atau sesuai toleransi
- Latihan Sendi Lutut
 Pasien dalam posisi telentang
 Satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain
 Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha
 Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin
 Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas
 Instruksikan agar pasien tetap rileks
 Pastikan gerakan yang diberikan berada pada midline yang benar
 Perhatikan tentang gerak sendi yang dibentuk, apakah berada dalam
jarak yang normal atau terbatas
 Lakukan pergelangan sebanyak 10 kali
- Latihan Sendi Pergelangan Kaki
 Pasien dalam posisi telentang
 Perawat memegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari
dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya
 Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
(infersi)
 Kembalikan ke posisi semula
 Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain
(efersi)
 Kembalikan ke posisi semula
 Kemudian letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan
satu tangan yang lain diatas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan
rileks
 Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien
(dorso fleksi)
 Kembalikan ke posisi semula
 Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien (plantar fleksi)
 Kembalikan ke posisi semula
 Instruksikan agar pasien tetap rileks
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali
- Latihan Sendi Jari-jari Kaki
 Pasien dalam posisi telentang
 Perawat memegang pergelangan kaki pasien dengan satu tangan,
tangan lainnya membantu pasien membuat gerakan menekuk jari-jari
kaki kemudian meluruskan jari-jari kaki pasien
 Tangan perawat membantu melebarkan jari-jari kaki pasien kemudian
merapatkan kembali
 Intruksikan agar pasien tetap rileks
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali
h. Kaji pengaruh/refleks latihan pada klien terutama hemodinamik klien.
i. Atur klien pada posisi yang nyaman.
j. Benahi selimut dan linen.

2. Standar Operational Prosedur (SOP) Pemeriksaan Refleks


A. Pemeriksaan Refleks Fisiologis
Alat : Palu Refleks
Teknik pemeriksaan :
- Persiapkan alat yang dibutuhkan (palu refleks)
- Menilai refleks tendon (bisep, trisep, pergelangan, patella, rumit) :
a. Tendon Bisceps (posisi pasien duduk)
 Apabila pemeriksa tidak kidal, pegang siku pasien dengan tangan
kiri
 Lengan bawah pasien harus rileks berada diatas lengan bawah
pemeriksa
 Jempol kiri pemeriksa harus berada diatas tendon biscep dilipat
siku pasien
 Ketuk jempol anda dengan palu refleks
 Nilai adanya kontraksi pada otot bisceps dan pergerakan lengan
bawah, bandingkn kanan dan kiri
b. Tendon bisceps (posisi badan berbaring)
 Fleksikan lengan dan letakkan lengan bawah diatas abdomen
 Pastikan otot bisceps dalam keadaan rileks dengan menggerakkan
siku secara pasif
 Tempatkan jempol atau telunjuk kiri pemeriksa pada tendon
bisceps di lipat siku pasien sebagai pemandu lokasi tendon otot
biceps
 Ketuk jari pemandu dengan palu refleks
 Nilai adanya fleksi lengan bawah dan kontraksi pada otot bisceps,
bandingkan kanan dan kiri
c. Tendon triceps (posisi pasien berbaring)
 Lengan bawah pasien diposisikan diatas dadanya dalam posisi
rileks, dengan siku fleksi 90 derajat
 Dengan menggunakan satu tangan, pemeriksa memegang tangan
atau pergelangan tangan pasien memfleksikan sedikit lebih dari 90
derajat, dengan terlebih dahulu menggerakkan siku pasien fleksi-
ekstensi secara pasif
 Letakkan jari telunjuk pada tendon triceps sebagai pemandu
 Ketuk jari telunjuk dengan palu refleks, sekitar 3 cm diatas
olecranon
 Ketuk tendon triceps dengan palu refleks sekitar 3 cm diatas
olecranon
 Nilai adanya ekstensi lengan bawah dan kontraksi pada otot triceps,
bandingkan kanan dan kiri
d. Tendon Triceps (posisi pasien duduk)
 Fleksikan lengan bawah pasien secara pasif sehingga sikunya
membentuk 90 derajat
 Pegang pergelangan tangan pasien sehingga otot pasien dalam
keadaan rileks
 Letakkan jari telunjuk pada tendon triceps sebagai pemandu
 Ketuk jari telunjuk dengan palu refleks, sekitar 3 cm diatas
olecranon
 Nilai adanya ekstensi lengan bawah dan kontraksi pada otot triceps,
bandingkan kanan dan kiri
e. Brachioradialis/ Pergelangan Tangan (posisi pasien duduk)
 Posisi awal memegang lengan pasien seperti saat melakukan
pemeriksaan refleks bisceps
 Kemudian ketuk di daerah 1 cm diatas prosesus radiostyloid
dengan palu refleks
 Nilai adanya fleksi lengan bawah dan kontraksi otot brachioradialis
bandingkan kanan dan kiri
f. Brachioradalis (posisi pasien berbaring)
 Posisi awal memegang lengan pasien seperti saat melakukan
pemeriksaan refleks bisceps
 Pegang jari telunjuk pasien dengan satu tangan dan gerakkan
dengan bawah dan pergelangan tangan pasien hingga otot rileks
 Kemudian ketuk di daerah 1 cm diatas prosesus radiostyradialis
dengan palu refleks
 Nilai adanya fleksi lengan bawah dan kontraksi otot brachioradialis
bandingkan kanan dan kiri
g. KPR Patella (pasien posisi duduk)
 Tungkai bawah pasien harus dalam keadaan menggantung dan
rileks
 Yakinkan otot quadriceps pasien dalam keadaan rileks
 Ketuk tendon quadriceps dengan palu refleks diantara patella dan
tuberositas tibial
 Nilai adanya ekstensi tungkai bawah dan kontraksi otot quadriceps
bandingkan kanan kiri
h. Patella (posisi pasien berbaring)
 Pemeriksa menempatkan tangannya pada salah sati lutut pasien
melewati bawah lutut yang akan diperiksa
 Yakinkan tangan pemeriksa yang bebas mengecek bahwa otot
quadriceps pasien dalam keadaan rileks
 Ketuk tendon quadriceps dengan palu refleks, diantara patella dan
tuberositas tibial
 Nilai adanya ekstensi tungkai bawah dan kontraksi quadriceps
bandingkan kanan dan kiri
i. Tendon Achilles (pasien posisi berbaring)
 Letakkan kaki pasien dalam posisi menyilang satu kaki diatas kaki
lainnya
 Pemeriksa memegang ujung kaki pasien dan menggerakkan
pergelangan kakinya fleksi-ekstensi hingga otot rileks
 Pemeriksa menekan kaki pasien sehingga kaki pasien sedikit dorso
fleksi
 Ketuk tendon achilles dengan palu refleks
 Nilai adanya fleksi dorsum atau ekstensi plantar pedis bandingkan
kanan kiri
j. Refleks Abdominal
 Pasien berbaring dalam keadaan rileks
 Goreskan ujung lancip palu refleks dengan arah dari tepi ke
umbilicus di enam regio abdomen (epigestrik, mesogastrik,
hipogastrik, kanan kiri)
 Nilai adanya pergerakan umbilicus yang disebabkan oleh adanya
kontraksi otot abdomen
k. Refleks Kremaster
 Pasien berbaring diatas meja periksa
 Goreskan ujung lancip palu refleks didaerah paha dalam dengan
arah dari distal ke proksimal
 Nilai bila terlihat testis terangkat, bandingkan kanan kiri
l. Refleks Anal
 Pasien berbaring dengan posisi litotomi
 Dengan perlahan goreskan ujung lancip palu refleks di sekitar anus
dengan gerakkan melingkar
 Nilai adanya kontraksi dari muskulus spingter ani eskternal
m. Snout Refleks (refleksi regresi)
 Dengan perlahan ketukkan jari pemeriksa diantara hidung dan
mulut pasien
 Nilai respon mulut pasien berupa gerakan mencucu

Anda mungkin juga menyukai