Anda di halaman 1dari 9

AKPER YPIB MAJALENGKA No.

Dokumen :

STANDARD OPERASIONAL No. Revisi :


PROSEDUR
Tanggal Terbit :
MELATIH ROM PASIF DAN
AKTIF Halaman :

Unit : Laboratorium Keperawatan Petugas / pelaksana:


Perawat, dosen, CI, Mhs.
Pengertian Melakukan latihan pergerakan rentang gerak sendi (ROM) sesuai
dengan rentang gerak sendi penuh tanpa menyebabkan
ketidaknyamanan. Latihan ROM dilakukan secara aktif, pasif atau
aktif dengan bantuan.
Indikasi Klien immobilisasi
Tujuan 1. Mencegah atropy otot dan kontraktur sendi
2. Klien mampu mendemonstrasikan latihan ROM secara mandiri
Persiapan tempat Latihan ROM dilakukan di atas tempat tidur pasien
dan alat
Persiapan pasien Posisi senyaman mungkin
Persiapan 1. Lingkungan tenang
Lingkungan 2. Pasang sketsel
Pelaksanaan 1. Jelaskan prosedur dan waktu  tiap gerakan diulangi maksimal 5
x atau tiap ekstrimitas 5 – 7 menit (sesuai kondisi klien) dan
latihan dilakukan 2 kali sehari.
2. Lindungi privasi klien, perlihatkan hanya ekstrimitas yang dilatih.
3. Atur tinggi tempat tidur senyaman mungkin.
4. Rendahkan pelindung tempat tidur sisi kita bekerja.
5. Mulai latihan ROM dari kepala hingga seluruh bagian tubuh.
6. Lakukan gerakan secara perlahan maksimum 5 x, sokong penuh
gerakan dengan perlahan tetapi jangan sampai menimbulkan
nyeri, lelah atau tertahan.
7. Kepala,
Bila memungkinkan posisikan duduk, dengan gerakan :
 Rotasi : palingkan kepala ke kanan dan kiri
 Flexi dan ekstensi: gerakkan kepala (dagu) menyentuh dada
kemudian kepala sedikit didengakkan.
 Flexi lateral: gerakkan kepala kesamping kanan dan kiri
hingga telinga dan bahu hampir bersentuhan.
8. Leher  posisi duduk
Rotasi: putar leher ½ lingkaran, kemudian berhenti dan lakukan
pada arah yang berlawanan.
9. Tubuh  posisi duduk
 Flexi dan ekstensi: tundukkan tubuh ke depan, luruskan
tubuh dan sedikit rentangkan ke belakang.
 Fleksi lateral: rebahkan tubuh kesamping kiri – luruskan –
rebahkan ke samping kanan.
10. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
 Atur posisi lengan pasien menjauhi sisi tubuh dengan siku
menekuk dengan lengan.
 Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan satu tangan yang
lain memegang pergelangan tangan klien
 Tekuk tangan pasien kedepan sejauh yang memungkinkan.
11. Fleksi dan ekstensi siku
 Atur lengan pasien menjauhi sisi tubuh klien dengan telapak
tangan mengarah ketubuh klien.
 Letakkan tangan diatas siku klien dan pegang tangan klien
dengan tangan lain.
 Tekuk siku klien sehingga tangan klien mendekat ke bahu
 Luruskan lengan ke posisi semula.
12. Pronasi dan Supinasi lengan bawah
 Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuhnya dengan siku
menekuk.
 Letakkan satu tangan pada pergelangan dan pegang tangan
klien dengan tangan lainnya.
 Putar lengan bawah klien sehingga telapak klien menjauhi
klien (pronasi).
 Putar lengan bawah klien sehingga telapak tangan klien
menghadap kearah klien (supinasi).
13. Fleksi bahu
 Atur posisi tangan klien disisi tubuhnya.
 Letakkan satu tangan di atas siku klien dan pegang
pergelangan tangan klien dengan tangan lainnya.
 Angkat lengan klien ke arah proksimal.
 Kembalikan lengan klien pada posisi awal.
14. Abduksi dan aduksi bahu
 Atur posisi lengan klien di samping badannya.
 Letakkan satu tangan diatas siku pegang tangan klien dengan
tangan lainnya
 Gerakkan tangan klien menjauhi dari tubuhnya kearah perawat.
 Kembalikan ke posisi awal.
15. Rotasi bahu
 Atur posisi lengan klien menjauhi dari tubuh dengan siku
menekuk.
 Letakkan satu tangan atas klien dekat siku dan pegang tangan
klien dengan tangan yang lain.
 Gerakkan lengan bawah sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke bawah.
 Kembalikan lengan ke posisi awal.
 Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh
tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas.
 Kembalikan ke posisi semula.
16. Fleksi dan ekstensi jari-jari tangan.
 Pegang jari-jari klien dengan satu tangan sementara tangan lain
memegang kaki erat-erat.
 Bengkokkan jari-jari kaki ke bawah.
 Luruskan jari-jari kaki kemudian dorong ke belakang.
 Kembalikan ke posisi awal.
17. Infersi dan efersi kaki
 Pegang seluruh bagian atas kaki klien satu tangan dan pegang
pergelangan kaki dengan satu tangan lainnya.
 Putar kaki kedalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki
yang lain.
 Kembalikan ke posisi semula.
 Putar kaki ke luar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki
lainnya.
 Kembalikan ke posisi semula.
18. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki.
 Letakkan satu tangan pada telapak kaki klien dan satu tangan
lainnya diatas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rilek.
 Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari kaki kearah dada klien.
 Kembalikan ke posisi semula.
 Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada klien.
19. Fleksi dan ekstensi lutut.
 Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan pegang tumit
klien dengan tangan lain.
 Angkat kaki, tekuk lutut dan pangkal paha.
 Lanjutkan menekuk lutut kearah dada sejauh mungkin.
 Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki
ke atas.
 Kembalikan ke posisi semula.
20. Rotasi pangkal paha
 Letakkan satu tangan pada pergelangan kaki dan satu tangan
yang lain di atas lutut.
 Putar kaki menjauhi dari dada.
 Putar kaki mengarah ke perawat.
 Kembalikan ke posisi semula.
21. Abduksi dan aduksi pangkal paha.
 Letakan satu tangan ke bawah lutut klien dan satu tangan pada
tumit.
 Jaga posisi kaki klien lurus, angkat kaki 8 cm dari tempat tidur
gerakkan kaki menjauhi badan klien.
 Gerakkan kaki mendekati badan klien.
 Kembalikan ke posisi awal.
22. Observasi sendi-sendi klien dan wajah untuk tanda-tanda
kepayahan, nyeri selama gerakan.
23. Kembalikan klien pada posisi yang nyaman dan selimuti
24. Kembalikan pelindung tempat tidur.
25. Mencuci tangan.
26. Dokumentasikan respon dan toleransi klien
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin Privacy pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatikan body mekanism
Evaluasi 1. Respon klien selama latihan ROM (Kesakitan, kelelahan)
2. Keterlibatan klien dalam latihan ROM secara mandiri
3. Observasi rentang gerak sendi dan bandingkan dengan rentang
gerak sendi normal.
AKPER YPIB MAJALENGKA No. Dokumen :

STANDARD OPERASIONAL No. Revisi :


PROSEDUR
Tanggal Terbit :
MEMBERIKAN OBAT SECARA
INTRA CUTAN (IC) Halaman :

Unit : Laboratorium Keperawatan Petugas / pelaksana:


Perawat, dosen, CI, Mhs.
Pengertian Prosedur invasive yang melibatkan deposisi obat melalui jarum steril
yang diinsersikan ke dalam jaringan kulit.
Indikasi Skin test
Tujuan Mengetahui reaksi hipersensitif pada klien terhadap obat.
Persiapan tempat Alat-alat :
dan alat 1. Baki atau meja suntikan beroda
2. Spuit dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
3. Korentang steril dalam tempatnya
4. Sarung Tangan
5. Kapas alkohol dalam tempatnya dan gergaji ampul
6. Cairan pelarut dan obat
7. Bak steril yang tertutup yang di dalamnya sudah diberi alas untuk
tempat spuit
8. Bengkok berisi disinfektan, untuk tempat spuit dan jarum yang
sudah dipakai
9. Bengkok
10. Perlak dan alasnya
11. Buku catatan pemberian obat
Persiapan pasien 1. Memberi tahu dan menjelaskan tujuan tindakan
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
PersiapanLingkunga Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
n
Pelaksanaan 1. Membawa alat-alat ke dekat pasien sesuai dengan kebutuhan
2. Mencuci tangan
3. Membaca daftar obat pasien, mengenai obat yang diberikan dan cara
pemberiannya
4. Mengambil spuit dan jarum pada tempatnya
5. Melarutkan obat yang yang diperlukan
6. Membaca kembali daftar obat tersebut sesuai takaran kemudian
udara dalam spuit dikeluarkan
7. Spuit dan kapas alkohol dimasukkan ke dalam bak spuit yang
tersedia dan langsung dibawa ke pasien
8. Membaca kembali daftar pemberian obat dan mencocokkan dengan
papan nama pasien/tanya pasien
9. Memakai Sarung Tangan
10. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
11. Mendisinfeksi kulit dan meregangkan dengan tangan kiri
12. Menusukkan jarum dengan lubang menghadap ke atas dan membuat
sudut antara 15-20 derajat dengan permukaan kulit
13. Obat diseprotkan sampai terjadi gelembung pada tempat tersebut
14. Menarik jarum dengan cepat, daerah suntikan tidak dihapus dengan
alkohol dan tidak dilakukan masage
15. Melihat reaksi setelah jangka waktu tertentu, pasien dirapikan dan
alat-alat dibereskan
16. Melepas Sarung tangan
17. Mencuci tangan
18. Mencatat hasil pada buku catatan pemberian obat
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin Privacy pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatikan body mekanism
Evaluasi 1. Observasi reaksi alergi yang mungkin muncul (kemerahan, indurasi
membesar berdiameter 10 mm atau lebih, gatal).
AKPER YPIB MAJALENGKA No. Dokumen :

STANDARD OPERASIONAL No. Revisi :


PROSEDUR
Tanggal Terbit :
MERAWAT LUKA DAN
MENGGANTI BALUTAN Halaman :

Unit : Laboratorium Keperawatan Petugas / pelaksana:


Perawat, dosen, CI, Mhs.
Pengertian Suatu kegiatan penanganan luka yang terdiri atas membersihkan
luka, menutup, dan membalut luka sehingga dapat membantu proses
penyembuhan luka.
Indikasi 1. Balutan kotor dan basah akibat faktor eksternal
2. Ada rembesan eksudat
3. Mengkaji keadaan luka
4. Untuk debridemen jaringan nekrotik
Tujuan 1. Mencegah kontaminasi oleh kuman
2. Menjaga luka dari trauma
3. Imobilisasi daerah luka
4. Mencegah perdarahan
5. Mengabsorbsi eksudat/drainase
6. Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis
Persiapan alat Alat Steril:
1. Pinset anatomis 2 buah
2. Pinset chirurgis 1 buah
3. Gunting lurus satu buah
4. Arteri klem/penjepit arteri 1 buah
5. Kasa steril
6. Kapas lidi/cotton bud
7. Mangkok kecil
8. Korentang
9. Sarung tangan sesuai ukuran
Alat tidak steril:
1. Gunting verban
2. Plester
3. Bengkok
4. Waskom berisi larutan chlorine 0,5%
5. Kapas Alkohol 70 % dalam tempatnya
6. Cairan Normal Salin (NaCl 0,9%) dalam tempatnya
7. Betadin/obat luka yang diperlukan
8. Kain pembalut / perban secukupnya
9. Sketsel/sampiran
Persiapan pasien Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan dan klien diletakan
pada posisi yang nyaman untuk mempermudah tindakan.
Persiapan Pasang sketsel / sampiran
Lingkungan Troley/alat-alat didekatkan
Pelaksanaan 1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan steril
3. Basahi plester yang menempel di kulit dengan alkohol 70%
4. Balutan lama dibuka menggunakan pinset anatomis dan dibuang
pada bengkok, pinset diletakkan pada waskom yang berisi
larutan chlorine
5. Luka dibersihkan dengan kasa steril yang telah dibasahi dengan
cairan NaCl 0,9% menggunakan pinset dengan satu arah (dari
dalam keluar) sampai bersih
6. Kasa kotor dibuang ke bengkok
7. Observasi keadaan luka, bila perlu lakukan necrotomy
8. Luka diberikan obat luka yang sudah ditentukan (jika berupa
cairan/salep dioleskan dan diratakan menggunakan kapas lidi).
9. Luka ditutup dengan kain kassa steril secukupnya dengan
menggunakan pinset steril dan lipatan kasa menghadap ke atas,
kemudian difiksasi dengan plester.
10. Pasien dirapikan dan alat – alat dibereskan
11. Melepas sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Catat hasil observasi luka dan respon pasien.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
Teliti, hati – hati, menjaga privacy klien, komunikasi dengan pasien
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
2. Observasi luka.

Anda mungkin juga menyukai