Anda di halaman 1dari 23

TUGAS SOP

PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DISUSUN OLEH :

1. SHERLIANA PRAMAISELA (2020081024155)


2. EKLEND OGETAI (2020081024180)
3. IMARINA YAHULI KOBAK (2020081024180)
4. ANDENI MADAI

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

TAHUN 2023
SOP PENGUKURAN

TONUS OTOT, KEKUATAN, DAN MASSA OTOT

A. Pengertian
Otot adalah jaringan dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang
menggerakkan tulang. Otot menyebabkan adanya pergerakan suatu organisme maupun
pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.

B. Tujuan
Untuk mengukur kenormalan fungsi otot

C. Alat dan Bahan


1. Kertas pengkajian klien
2. Alat tulis
3. Handscoon
4. Midline

D. Langkah-langkah
A. Penilaian Klien
1. Menyapa klien dengan sopan dan ramah.
2. Menanyakan identitas klien.
3. Memastikan bahwa klien sudah memahami mengapa harus menjalani pengukuran
tonus, kekuatan, dan massa otot.
4. Memastikan bahwa klien sudah memahami kemungkinan temuan seperti apa yang
dihasilkan dan tindak lanjut atau pengobatan apa yang mungkin perlu dilakukan.

B. Persiapan
1. Memeriksa apakah peralatan dan bahan sudah tersedia.
2. Menyiapkan posisi nyaman klien dan meminta klien melemaskan ekstremitas yang
akan diperiksa.
3. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon.
C. Pengukuran Tonus Otot
1. Pemeriksa menggunakan kedua tangan untuk menggerakkan secara pasif lengan
bawah sendi siku secara berulang kali secara perlahan kemudian secara cepat.
2. Pemeriksa menggunakan kedua tangan untuk menggerakkan secara pasif tungkai
bawah sendi lutut secara berulang kali secara perlahan kemudian secara cepat.
Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk dan meluruskan bagian
anggota tubuh harus dinilai.
Skala penilaian tonus otot:
0 = Negatif
+1 = Lemah
+2 =Normal
+3 = Meningkat
+4 = Hiperaktif

D. Pengukuran Kekuatan Otot


Ada dua cara untuk mengukur kekuatan otot :
1. Pemeriksa meminta klien untuk menggerakkan bagian ekstremitas dan
pemeriksa menahan gerakan tersebut
2. Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas dan minta klien untuk
menahannya
Skala kekuatan otot:
5 = normal, ROM bebas, bisa menahan gravitasi, bisa mengangkat beban
berat, bisa mengikuti perintah
4 = bisa menahan gravitasi, bisa mengangkat beban ringan, ada tahanan
ringan, bisa mengikuti perintah
3 = bisa menahan gravitasi, tanpa tahanan
2 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan sendi dan otot
(gerakan meremas), lemas
1 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan otot saja (gerakan jari)
0 = tidak ada gerakan

E. Pengukuran Massa Otot


1. Mengukur lingkar paha kiri dan kanan klien lalu membandingkan keduanya.
2. Mengukur lingkar betis kanan dan kiri klien lalu membandingkan keduanya
3. Mengukur lingkar lengan atas kanan dan kiri klien lalu membandingkan keduanya
Dari ketiga langkah diatas, pemeriksa harus memperhitungkan atrofi dan
hipertrofi dengan penilaian:
Menghitung selisih lingkar kanan dan kiri. Apabila selisihnya < 1, maka
normal. Begitu juga sebaliknya, apabila selisihnya > 1, maka dinyatakan
hipertrofi.

F. Dokumentasi dan Terminasi


1. Mencatat hasil pengukuran di lembar pengkajian.
2. Menginformasikan kepada klien mengenai hasil pengukuran.
3. Memposisikan klien dengan posisi nyaman.
4. Memberikan salam kepada klien.
SOP TEKNIK AMBULASI

Definisi : Memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas berpindah

Diagnosis Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik, Intoleransi Aktivitas, Risiko Jatuh

Luaran Keperawatan : Mobilitas Fisik Meningkat, Toleransi Aktivitas Meningkat,


Tingkat Jatuh Menurun

Memberi Posisi Duduk di Tempat Tidur

Pengertian Tindakan keperawatan berkaitan dengan ambulasi untuk


membantu duduk

Tujuan Melatih agar pasien dapat mobilisasi bertahap

Prosedur A. Tahap Pra Interaksi


1. Lakukan verifikasi program pengobatan pada klien
2. Cuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/ keluarga
3. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan
dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Jaga privasi klien
2. Tempatkan klien pada posisi terlentang dan tinggikan bed
pasien setara tinggi pusar perawat
3. Pindahkan semua bantal
4. Posisi menghadap kepala tempat tidur
5. Regangkan kedua kaki perawat dengan kaki paling dekat
kepala tempat tidur di belakang kaki yang lain
6. Tempatkan tangan yang lebih jauh dari klien di bawa klien
di bawah bahu klien, sokong kepalanya dan vertebra
servikal
7. Tempatkan tangan perawat yang lain pada permukaan
tempat tidur
8. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat
depan kaki ke belakang ke badan perawat dari depan kaki
ke belakang kaki
9. Dorong melawan tempat tidur dengan tangan di dorong
melawan tempat tidur dengan tangan dipermukaan tempat
tidur

D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Pamitan dengan klien
3. Informasikan tindakan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Catat tindakan keperawatan dalam CPPT

Duduk di Tepi Tempat Tidur

Pengertian Tindakan keperawatan berkaitan dengan ambulasi untuk


membantu duduk di tepi tempat tidur

Tujuan Melatih agar pasien dapat mobilisasi bertahap

Prosedur A. Tahap Pra Interaksi


1. Lakukan verifikasi program pengobatan pada klien
2. Cuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan
dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Jaga privasi klien
2. Tempatkan pasien pada posisi miring, menghadap perawat
di sisi tempat tidur tempat ia akan duduk
3. Pasang pagar tempat tidur pada sisi 2, yang berlawanan
4. Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian yang dapat
ditoleransi pasien
5. Berdiri pada sisi panggul klien yang berlawanan
6. Balikkan secara diagonal sehingga perawat berhadapan
dengan pasien dan menjauh dari sudut tempat tidur
7. Regangkan kaki perawat dengan kaki paling dekat ke
kepala tempat tidur di depan kaki yang lain
8. Tempatkan lengan yang lebih dekat ke kepala tempat tidur
di bawah bahu pasien, sokong kepala dan lehernya
9. Tempat tangan perawat yang lain di atas paha pasien
10. Pindahkan tungkai bawah klien dan kaki ke tepi tempat
tidur
11. Tempatkan poros kearah belakang kaki, yang
memungkinkan tungkai atas pasien memutar ke bawah
12. Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan perawat ke
belakang tungkai dan angkat pasien
13. Tetap di depan pasien sampai mencapai keseimbangan
14. Turunkan tinggi tempat tidur sampai menyentuh lantai

D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Pamitan dengan klien
3. Informasikan tindakan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Catat tindakan keperawatan dalam CPPT

Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda

Pengertian Tindakan keperawatan berkaitan dengan ambulasi untuk


memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda
Tujuan A. Melatih agar pasien dapat mobilisasi bertahap
B. Pasien diperlukan untuk advise program tertentu

Prosedur A. Tahap Pra Interaksi


1. Lakukan verifikasi program pengobatan pada klien
2. Cuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/ keluarga
3. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan
dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Jaga privasi klien
2. Bantu pasien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat
posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur.
Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kusi roda
dalam posisi terkunci.
3. Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan
lembaga.
4. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang stabil dan
antislip.
5. Regangkan kedua kaki perawat
6. Fleksikan panggul dan lutut perawat, sejarkan lutut perawat
dengan pasien
7. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui
aksila pasien dan tempatkan tangan pada scapula pasien
8. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil
meluruskan panggul dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
9. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan
dengan lutut perwat
10. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan
pasien secara langsung ke depan kursi
11. Instruksikan pasien untuk menggunakan Penyangga
tangan pada kursi untuk menyokong.
12. Fleksikan panggul perawat dan lutut saat menurunkan
pasien ke kursi.
13. Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat.
14. Stabilkan tungkai dengan selimut mandi

D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Pamitan dengan klien
3. Informasikan tindakan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Catat tindakan keperawatan dalam CPPT

Membantu Berjalan

Pengertian Tindakan keperawatan berkaitan dengan ambulasi untuk


membantu berjalan
Tujuan Melatih agar pasien dapat mobilisasi bertahap
Prosedur A.Tahap Pra Interaksi
1. Lakukan verifikasi program pengobatan pada klien
2. Cuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan
dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Jaga privasi klien
2. Anjuurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping
badan atau memegang telapak tangan perawat
3. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan
bahu pasien
4. Bantu pasien berjalan

D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Pamitan dengan klien
3. Informasikan tindakan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Catat tindakan keperawatan dalam CPPT

Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Branchard


Pengertian Tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang
tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke
branchard

Tujuan A. Melatih agar pasien dapat mobilisasi bertahap


B. Pasien diperlukan untuk advise program tertentu

Prosedur A.Tahap Pra Interaksi


1. Lakukan verifikasi program pengobatan pada klien
2. Cuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan
dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Jaga privasi klien
2. Atur posisi branchard dalma posisi terkunci
3. Bantu pasien dengan 2-3 perawat
4. Berdiri menghadap pasien
5. Silangkan tangan di depan dada
6. Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan ke bawah
tubuh pasien
7. Perawat pertama meletakkan tangan di bawah leher/ bahu
dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di
bawah pinggang dan pinggul pasien, sedangkan perawat
ketika meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki
8. Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Pamitan dengan klien
3. Informasikan tindakan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Catat tindakan keperawatan dalam CPPT

Membantu Berjalan dengan Menggunakan Alat Bantu Jalan

Pengertian Tindakan keperawatan meningkatkan mobilitas pasien dengan


melatih berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan
Tujuan Melatih agar pasien dapat mobilisasi bertahap
Prosedur A.Tahap Pra Interaksi
1. Lakukan verifikasi program pengobatan pada klien
2. Cuci tangan
3. Tempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan
dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Kruk
a. Ukur panjang kruk 3 sampai 4 jari lebar dari aksila ea
rah lateral tumit klien
b. Posisikan pegangan kruk dengan siku fleksi pada
Posisikan pegangan kruk dengan siku fleksi pada sudut
200-250˚ harus dipastikan dengan goniometer
c. Pastikan bahwa jarak antara bantalan kruk dan aksila
adalah selebar 3-4 jari
d. Pastikan klien dalam keadaan seimbang sebelum
melakukan mobilisasi
e. Instruksikan klien melakukan langkah tiga poros
dibentuk dengan cara kruk diletakkan 15 disamping
kaki klien
f. Gunakan kaki terkuat sebagai tumpuan
g. Ayunkan kruk kedepan sejauh 15 cm sejajar dengan
kaki terkuat baru diikuti dengan kaki yang lemah
h. Lakukan berulang secara bertahap
i. Observasi TTV setelah latihan pergerakan
2. Walker
a. Pastikan klien dalam keadaan seimbang
b. Sebelum melakukan mobilisasi
c. Gunakan kaki terkuat sebagai tumpuan
d. Ayunkan walker kedepan sejauh 15 cm sejajar dengan
kaki terkuat dan baru diikuti dengan kaki yang lemah
e. Lakukan berulang secara bertahap
f. Observasi TTV setelah latihan

3. Parallel Bar
a. Sesuaikan parallel bar dengan pegangan tangan klien
b. Pastikan klien dalam keadaan seimbang sebelum
melakukan mobilisasi
c. Gunakan kaki terkuat sebagai tumpuan
d. Kedua tangan berpegangan pada parallel bar
e. Majukan pegangan tangan secara bergantian dan diikuti
kaki maju ke depan
f. Observasi TTV setelah melakukan tindakan

D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Pamitan dengan klien
3. Informasikan tindakan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Catat tindakan keperawatan dalam CPPT
SOP ROM AKTIF DAN PASIF

Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas pasien seperti gangguan saraf, fungsi system
muscular, hambatan mobilitas, kelemahan dan keletihan oleh penyakit tertentu dan lain-lain.
Perawat harus dengan tempat membantu latihan aktvitas baik aktif maupun pasif dan melatih
berjalan dengan aman sebelum pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri.

Sebelum melakukan semua tindakan latihan range of movement (ROM) dan latihan jalan,
perawat harus melakukan persiapann termasuk mengkaji kekuatan otot, sendi, adanya paralis,
tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi.

Perawat harus juga menyiapkan alat sesuai kondisi pasien pada waktu latihan jalan seperti
tongkat atau kruk dan lain-lain. Karena banyak klien dipulangkan ke rumah masih belum mampu
melakukan aktivitas dan masih perlu asuhan berkelanjutan, maka perlu bagi perawat
mengajarkan kepada anggota keluarga klien bagaimana melatih ROM dan berjalan pada pasien
dengan aman dan tepat sehingga tidak menimbulkan cidera pada pasien.
 ROM Aktif jika pasien dapat melakukan secara mandiri, atau aktif dengan bantuan jika
pasien melakukan sendiri, tetapi perlu bantuan orang lain
 ROM Pasif jika latihan dijalankan oleh seseorang

Pasien dengan bed rest lama akna beresiko terjadi penurunan pergerakan sendi dan massa
otot, latihan ROM memperbaiki mobilitas ekstremitas, mecegah kontraktur/atropi dan
memberikan kenyamanan.

A. Pengertian ROM
ROM merupakan latihan gerak sendi yang dilakukan oleh perawat kepada pasien
B. Indikasi ROM
Pasien yang bed rest lama dan beresiko untuk terjadi kontraktur persendian

C. Tujuan ROM
1. Memiliki tingkat mobilitas fungsional ekstremitas klien
2. Mencegah kontraktur dan pengecilan otot dan tendon
3. Meningkatkan sirkulasi darah pada ekstemitas
4. Menurunkan komplikasi vaskuler imobilisasi dan meningkatkan kenyamanan klien

D. Persiapan Tempat dan Alat


1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Balok drop food
4. Handscoon

E. Persiapan Pasien
1. Menjelaskan tujuan pelaksanaan
2. Mengatur posisi lateral lurus (terlentang biasa)

F. Persiapan Lingkungan
1. Menutup pintu dan jendela
2. Memasang tabir dan tirai

G. Pelaksanaan ROM Aktif & Pasif


1. Leher
o Letakan lengan kiri perawat dibawah kepala pasien dan tanggan kanan pada
pipih/wajah pasien
o Lakukan gerakan
 Rotasi: tundukan kepala putar ke kiri dan kanan
 Fleksi dan ekstensi gerakan kepala menyentuh dada kemudiaan kepada
sedikit di tengadahkan
 Fleksi lateral: gerakan kepala ke samping kanan kiri hingga telinga dan
bahu hampir bersentuhan
o Observasi perubahan yang terjadi

2. Bahu
o Fleksi/Ekstensi
 Letakan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lain
 Angkat lengan pasien pada posisi awal
 Lakukan gerakan mendekati tubuh
 Lakukan observasi perubahan yang terjadi. Misalnya rentang gerak bahu
dan kekakuan
o Abduksi dan adduksi
 Letakan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
 Gerakan lengan pasien menjauh dari tubunya kearah perawat ( kearah
samping )
 Kembalikan ke posisi semula.
 Catat perubahan yang terjadi. Misal rentang gerak bahu, adanya kekakuan
dan adanya nyeri.
o Rotasi bahu
 Atur posisi lengan pasien menjahui dari tubuh (ke samping) dengan siku
menekuk.
 Letakan satu tangan perawat di lengan atas dekat siku pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya.
 Lakukan rotasi bahu dengan lengan ke bawah samping menyentuh tempat
tidur.
 Kembalikan lengan ke posisi awal.
 Gerakan lengan bahwa ke bellakang sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tanggan menghadap keatas
 Kembalikan ke posisi awal
 Catat perubahan yang terjadi. Misal rentang gerak bahu, adanya
kekakuan,dan adanya nyeri
3. Siku
o Fleksi dan ekstensi
 Atur posisi lengan pasien dengan menjahui sisi tubuh dan telapak
mengarah ke tubuh pasien.
 Letakkan tangan psawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
 Tekuk siku pasien sehingga tangan pasien mendekat k ebahu.
 Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnnya
 Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya, rentang
gerak pada siku, kekakuan sendi dan adanya nyeri.

4. Lengan Bawah
o Pronasi dan supinasi
 Atur posisi lengan pasien dengan siku menekuk/lurus.
 Letakan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tanggan
pasien dengan tangan lainya.
 Putar lengan bawah pasien kearah kanan atau kiri.
 Kembalikan ke posisi awal sebelum dilakukan pronasi dan supinasi.
 Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya, rentang
gerak lengan bawah dan kekakuan

5. Pergelangan Tangan
o Fleksi dan ekstensi
 Atur posisi lengan pasien dengan menjahui sisi tubuh dan siku menekuk
 Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan lain memegang
pergelagan tangan pasien
 Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin
 Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya, rentang
gerak pergelagan dan kekakuan sendi .

6. Jari-jari Tangan
o Fleksi dan ekstensi
 Pegang jari jari tangan pasien dengan satu tangan sementara tangan lain
memegang pergelangan
 Bengkokkan (tekuk/fleksikan) jari jari ke bawah
 Luruskan jari jari (ekstensikan) kemudian dorong kebelakang
(hiperenstensikan).
 Gerakan ke samping kiri kanan (abduksi -adduksikan)
 Kembalikan ke posisi awal
 Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan adanya kekakuan
sendi

7. Paha
o Rotasi
 Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan satu
tangan lain di atas lutut pasien.
 Putar kaki kearah pasien.
 Putar kaki kearah pelaksan
 Kembalikan ke posisi semula
 Observasi perubahan yang terjadi.
o Abduksi dan adduksi
 Letakkan satu tangan perawat dibawah lutut pasien dan satu tangan pada
tumit
 Anggkat kaki pasien kurang lebih 8 cm dari tempat tidur dan pertahankan
posisi tetap lurus. Gerakan kaki menjahui badan pasien atau ke samping ke
arah perawat
 Gerakan kaki mendekati dan menjahui badan pasien
 Kembalikan ke posisi semula.
 Cuci tanggan setelah prosedur dilakukan
 Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak dan adanya
kekakuan sendi.
8. Lutut
o Fleksi dan ekstensi
 Letakkan satu tangan dibawah lutut pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain
 Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha
 Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada pasien sejauh mungkin dan
semampu pasien
 Turunkan dan luruskan lutut dengan tetap mengangkat kaki ke atas
 Kembalikan ke posisi semuala.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
 Observasi perubahan yang terjadi misal, rentang dan adanya kekakuan
sendi

9. Pergelangan Kaki
o Fleksi dan ekstensi
 Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain
diatas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks.
 Tekuk pergelagan kaki, arahkan jari jari kaki ke arah dada atau ke bagian
atas tubuh pasien.
 Tekuk pergelangan kaki menjahui dada pasien jari dan telapak kaki di
arakan kebawah.
 Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak dan kekakuan.
o Infersi dan efersi
 Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan kita(pelaksana) dan
pegang pergelangan kaki pasien dengan tanggan satunya.
 Putar kaki dengan arah ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke
kaki lainnya
 Kembalikan ke posisi semula.
 Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjahui kaki yang lain
 Kembalikan keposisi awal
 Observasi perubahan yang terjadi. Misal rentang gerak, dan adanya
kekakuan sendi.

10. Jari-jari Kaki


o Fleksi dan ekstensi jari-jari
 Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain
memegang kaki
 Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
 Luruskan jari-jari kemudian dorong kebelakang.
 Gerakan ke samping kiri kanan (abduksi- adduksikan)
 Kembalikan keposisi awal
 Observasi perubahan yanng terjadi.misal,rentang gerak adanya kekakuan
sendi.
 Cuci tangan setelah prosedur di lakukan
 Catat perubahan yang terjadi misal, rentang gerak, dan adanya kekakuan
sendi

H. Sikap Selama Pelaksanaan ROM


1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin privasi pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatikan body mechanism

I. Evaluasi ROM
1. Tidak terjadi cedera
2. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan
3. Peningkatan rentang gerak sendi

Anda mungkin juga menyukai