Anda di halaman 1dari 10

Nama : Putri Ananda Regina Nusi

Nim : 2201086

Kelas : Keperawatan 2 C

MK : Keperawatan Dasar

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SOP AMBULASI KLIEN

PENGERTIAN

Memindahkan klien dari satu tempat ke tempat lainnya berdasarkan kebutuhannya, misalnya dari
tempat tidur ke kursi roda ataupun sebaliknya

Definisi

Membantu pasien untuk berjalan atau turun dari tempat tidur agar menggerak-gerakan anggota tubuh
sejak dini.

TUJUAN

1. Mobilisasi/ Ambulasi klien

2. Memindahkan ke ruangan tertentu

3. Memberi rasa nyaman pada klien.

INDIKASI

1. Pasien paralisis

2. Pasien baru yang akan dipindahkan ke ruangan tertentu.

PETUGAS

Perawat

PERALATAN

1. Tempat tidur

2. Kursi roda
PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Tahap PraInteraksi

1. Melakukan verifikasi Program terapi/ pengobatan klien

2. Mencuci tangan

3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada Pasien/keluarga.

3. Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan.

C. Tahap Kerja

Dari tempat tidur ke kursi roda :

1. Membantu klien duduk di sisi tempat tidur

2. Meletakkan kursi roda pada posisi sudut 450 pada tempat tidur, mengunci rodanya dan membuka
tatakan kakinya.

3. Memastikan klien stabil

4. Melebarkan kakinya (membuka jarak antara kedua kaki)

5. Memfleksikan pinggul dan kedua lutut (lutut perawat dan klien sejajar).

6. Meletakkan tangan perawat di skapula klien.

7. Menegakkan klien untuk bediri pada hitungan ketiga dengan meluruskan pinggul dan tungkai.

8. Memutar kaki yang terjauh dari kursi roda.

9. Meminta klien menggunakan lengan bersandar pada kursi untuk topangan.

10. Memfleksikan pinggul dan lutut selama menurunkan klien ke kursi.

11. Mengkaji kesejajaran klien yang sesuai untuk duduk.

12. Menurunkan tatakan kaki kursi roda dan meletakkan kedua kaki klien diatasnya.
Dari kursi roda ke tempat tidur :

1. Mengatur posisi tempat tidur setinggi lutut atau pertengahan paha klien.

2. Meletakkan kursi roda pada posisi sudut 450 pada tempat tidur lalu mengunci kursi roda.

3. Meletakkan kaki klien di atas lantai kemudian melipat tatakan kursi roda.

4. Berdiri di depan klien dengan posisi kaki terjauh dari tempat tidur berada di depan.

5. Memfleksikan pinggul dan lutut, meletakkan kedua tangan di skapula klien, dan meminta klien
meletakkan kedua tangannya di bahu perawat.

6. Membantu klien berdiri dari kursi roda dengan meluruskan pinggul dan lutut.

7. Membantu klien berjalan keluar dari kursi roda dengan melahkahkan kaki terdepan ke belakang.

8. Membantu memutar badan klien membelakangi tempat tidur dengan memutar kaki terjauh dari
tempat tidur mendekati tempat tidur.

9. Membantu klien mendekati tempat tidur dengan meminta klien berjalan mundur ke arah pinggir
tempat tidur hingga belakang lutut atau pertengahan paha klien berada dekat dengan tempat tidur.

10. Memfleksikan lutut dan pinggang sambil meminta klien duduk di pinggir tempat tidur.

11. Menahan punggung klien dengan tangan terdekat dari arah kepala tempat tidur dan tangan yang
lain membantu mengangkat kedua kaki klien.

12. Memutar ke arah kepala tempat tidur sambil membantu membaringkan klien.

13. Merapikan klien

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan klien

3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula

4. Mencuci tangan

5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SOP MELATIH BERJALAN TANPA ALAT BANTU


Pengertian

Suatu kegiatan dilakukan untuk melatih berjalan

Indikasi

Pasien dengan gangguan ekstrimitas bawah

Tujuan

Melatih berjalan pada pasien dengan gangguan gerak pasa ekstrimitas bawah seperti fraktur

Persiapan Pasien

Kaji kemampuan klien untuk berjalan

Persiapan lingkungan

Mempersiapkan lingkungan yang aman dan nyaman

Pelaksanaan : 1.Jelaskan Prosedur

2.Mencuci Tangan

3.Klien dibantu turun dari tempat tidur dan berdiri secara seimbang.

Dengan 1 perawat :

4.Perawat berdiri di samping klien dan kedua tangan perawat memegang pinggang
klien dan membantu klien dalam posisi tegak.

5.Klien di anjurkan untuk berjalan sesuai toleransi dan perawat menyesuaikan dengan
langkah klien.Latihan dilakukan secara bertahap.

Catatan :

Apabila salah satu anggota gerak terjadi kelemahan maka perawat berdiri disisi yang
lemah.Satu tangan perawat melingkar di pinggang klien dan tangan satunya
memegangi lengan atau tangan klien yang lemah.

Dengan 2 perawat :

6.Perawat berdiri di samping klien (kanan dan kiri).

7.Masing-masing tangan perawat yang dekat dengan klien memegangi lengan atas dan
tangan yang terjauh memegang lengan bawah atau tangan.Atau masing-masing tangan
perawat yang dekat dengan klien diselipkan dibawah lengan klien hingga pinggang dan
masing-masing tangan perawat saling berpegangan hingga menopang pinggang
klien.Kedua lengan klien direntangkan melingkar pada bahu perawat dan perawat
memegangi tangan klien.

8.Klien dianjurkan berjalan sesuai toleransi dan langkah perawat seirama dengan
klien.Latihan dilakukan secara bertahap.

Catatan :

Agar nyaman diusahakan agar tinggi perawat dan klien hampir sama.

9.Setelah selesai klien didudukan atau dibantu ke tempat tidur hingga posisi nyaman.

10.Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan dikeringkan dengan
handuk/lap kering.

Sikap : 1.Menunjukkan sikap sopan dan ramah

2.Menjamin privasi pasien

3.Bekerja dengan teliti

4.Memperhatikan body mekanisme

Evaluasi :

Tanyakan keadaan pasien setelah melakukan tindakan.

SOP MELATIH PENGGUNAAN ALAT BANTU BERJALAN

Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah
tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan.

Kursi roda : adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan
menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat.

Kruk : adalah alat bantu yang terbuat dari logam ataupun kayu dengan panjang yang cukup untuk diraih
dari axilla sampai ke tanah atau lantai.Digunakan secara berpasangan yang diciptakan untuk mengatur
keseimbangan pada saat akan berjalan.

Tripod / quadripod (tongkat kaki 4 dan kaki 3) : adalah alat bantu berjalan berupa tongkat dengan kaki-
kaki berjumlah 4. Cocokdigunakan oleh lansia dan untuk rehabilitasi setelah kecelakaan atau operasi.

Tujuan :

1.Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi.

2.Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi.

3.Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain.

4.Meningkatkan rasa percaya diri klien.

5.Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.

6.Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.

7.Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.

8.Mencegah komplikasi seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

Indikasi

Kursi Roda :

1.Paraplegia

2.Tidak dapat berjalan atau tirah baring.

3.Pada pelaksanaan prosedur tindakan, misal klien akan fotorontgen.

4.Pasca amputasi kedua kaki.

Kruk :

1.Pasca amputasi kaki.

2.Hemiparese.
3.Paraparese.

4.Fraktur pada ekstremitas bawah.

5.Terpasang gibs.

6.Pasca pemasangan gibsa.

A.Tahap Prainteraksi

1.Mempersiapkan diri perawat.

2.Melakukan pengecekan program terapi.

3.Mencuci tangan.

4.Menyiapkan alat .

B.Tahap Orientasi

1.Memberikan salam dan menyapa pasien.

2.Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

3.Memberi tahu kontrak waktu dan persetujuan serta kesiapan pasien.

C.Tahap Interaksi/Kerja

Kursi Roda :

1. Rendahkan posisi tempat tidur pada posisi terendah sehingga kaki klien dapat menyentuh
lantai. Kunci semua roda tempat tidur.

2.Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat tidur. Kunci semua roda dari
kursi roda. Bantu klien pada posisi duduk di tepi tempat tidur.

3.Kaji adanya hipotensi sebelum memindahkan klien dari tempat tidur.

4.Ketika klien turun dari tempat tidur, perawat harus berdiri tepat dihadapannya dan klien
meletakkan tangannya dipundak perawat. Selanjutnya, perawat meletakkan tangannya
dipinggang klien.
5.Sementara klien mendorong badannya ke posisi berdiri, perawat membantu mengangkat
bagian atas tubuh klien.

6.Klien dibiarkan berdiri selama beberapa detik untuk memastikan tidak adanya pusing.

7.Perawat tetap berdiri menghadap klien lalu memutar tubuh klien sehingga membelakangi
kursi roda. Setelah itu, perawat memajukan salah satu kakinya dan memegang kedua lutut untuk
menjaga keseimbangan, kemudian membantu klien untuk duduk dikursi roda.

Kruk :

1.Pastikan panjang kruk sudah tepat.

2.Bantu klien mengambil posisi segitiga, posisi dasar berdiri menggunakan kruk sebelum mulai
berjalan.

3.Ajarkan klien tentang salah satu dari empat cara berjalan dengan kruk.

4.Perubahan empat titik atau cara berjalan empat titik memberi kestabilan pada klien, tetapi
memerlukan penahanan berat badan pada kedua tungkai.Masing-Masing kruk,sehingga
sepanjang waktu terdapat tiga titik dukungan pada lantai.

5.Perubahan tiga titik atau cara berjalan tiga titik mengharuskan klien menahan semua berat
badan pada satu kaki. Berat badan dibebankan pada kaki yang sehat, kemudian pada kedua kruk
dan selanjutnya urutan tersebut di ulang. Kaki yang sakit tidak menyentuh lantai selama fase dini
berjalan tiga titik. Secara bertahap klien menyentuh lantai dan semua beban berat badan
bertumpu.

6.Cara berjalan dua titik memerlukan sedikitnya pembebanan berat badan sebagian pada
masing-masing kaki. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama. Kruk sebelah kanan
dan kaki kiri maju bersama-sama.

7.Cara jalan mengayun ke kruk (swing to gait), klien yang mengalami paralisi tungkai dan
pingggul dapat menggunakan cara jalan mengayun ini. Penggunaan cara ini dalam jangka waktu
yang lama dapat mengakibatkan atrofi otot yang tidak terpakai. Minta klien untuk menggerakkan
kedua kruk kedepan secara bersamaan. Pindahkan berat badan ke lengan dan mengayun
melewati kruk.

8.Cara jalan mengayun melewati kruk (swing throughgait).

9.Cara jalan ini sangat memerlukan keterampilan, kekuatan dan koordinasi klien. Minta klien
untuk menggerakkan kedua kruk ke depan secara bersamaan. Pindahkan berat badan ke lengan
dan mengayun melewati kruk.

10.Ajarkan klien menaiki dan menuruni tangga.


Tripod :

1.Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat.

2.Jelaskan pada klien untuk memegang tongkat dengan tangan yang sehat.

3.Klien mulai melangkah dengan kaki yang terlemah, bergerak maju dengan tongkat, sehingga
berat badan klien terbagi antar tongkat dan kaki yang terkuat.

4.Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat, sehingga kaki terlemah dan berat badan
klien disokong oleh tongkat dan kaki terkuat.

5.Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang lemah. Klien kemungkinan jatuh ke arah bagian
tungkai yang lemah tersebut.

6.Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan dalam rencana
keperawatan.

7.Jika klien kehilangan keseimbangan atau kekuatannya dan tidak segera pulih, masukkan tangan
anda ke ketiak klien, dan ambil jarak berdiri yang luas untuk mendapatkan dasar tumpuan yang
baik. Sandarkan klien pada pinggul anda sampai tiba bantuan,atau rendahkan badan anda dan
turunkan klien secara perlahan ke lantai.

D.Tahap Terminasi :

1.Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan.

2.Berpamitan dengan klien.

3.Mencuci tangan.

4.Mencatat dokumentasi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai