Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Farmakodinamik

Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek-efek biokimiawi dan fisiologi obat serta
mekanisme kerja obat tersebut didalam tubuh.farmakodinamik adalah ilmu pengetahuan dan
studi tentang efek biologis yang dihasilkan oleh bahan kimia, lebih khusus lagi, ilmu
pengetahuan dan studi tentang bagaimana bahan kimia menghasilkan efek-efek biologis.

Contoh obat farmakodinamik

Contoh obat farmakodimanik di urutkan berdasarkan efeknya, sebagai berikut :

- Efek Primer : efek yang diinginkan.


- Efek Sekunder : efek yang mungkin diinginkan atau tidak inginkan.

Contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah Difenhidramin ( Benadryl), suatu
antihistamin.

Beberapa obat menghasilkan efek dalam beberapa menit,tetapi yang lain dapat memakan
waktu beberapa jam atau hari. Obat-obat pengganti seperti insulin menggantikan senyawa-
senyawa tubuh yang esensial. obat-obat yang mencegah atau membunuh organisme dapat
menghambat pertumbuhan sek bakteria. Penisilin mengadakan efek bakterisidialnya dengan
menghambat sintesis dinding sel bakteri. Obat-obat dengan waktu paruh pendek, seperti
Penisilin G ( t1/2:2 jam) diberikan beberapa kali sehari, obat-obat dengan waktu paruh
panjang seperti Digoksin ( 36 jam ) diberikan sekali sehari.

Obat-obat dengan indeks terapeutik rendah mempunyai batas keamanan yang sempit. dosis
obat mungkin perlu penyesuaian dan kadar obat dalam plasma (serum) perlu dipantau karena
sempitnya jarak keamanan antara dosis efektif dan dosis letal. Contohnya Digoksin 0,5-2
ng/mL (nano-gram per milimeter).

Kadar puncak dan terendah diperlukan bagi obat-obat yang memiliki indeks terapeutik yang
sempit dan dianggap toxic seperti Aminoglikosida ( antibiotik).

2. Pengertian Farmakoterapi

Farmakoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk pengobatan penyakit atau kondisi


medis. Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau mengurangi gejala penyakit atau kondisi
medis yang dihadapi pasien. Farmakoterapi melibatkan pemberian obat dengan dosis yang
tepat, durasi yang sesuai, dan rute pemberian yang benar, sesuai dengan karakteristik individu
pasien.
Contoh Obat Farmakoterapi

1. Obat Antihipertensi dan Kardiovaskuler

Dalam hal farmakoterapi, dokter Anda mungkin meresepkan berbagai jenis obat untuk
mengontrol tekanan darah atau kondisi jantung Anda. Ada banyak jenis obat farmakoterapi,
tetapi dua yang paling umum adalah antihipertensi dan obat kardiovaskular.

Alprazolam: Kegunaan, dosis dan Efek Samping

Antihipertensi digunakan untuk menurunkan tekanan darah dengan cara merelaksasi otot-otot
di arteri dan vena. Hal ini mengurangi jumlah darah yang mengalir melaluinya, yang
menurunkan tekanan darah. Di sisi lain, obat kardiovaskular, membantu meningkatkan fungsi
jantung dengan mencegah atau membalikkan kerusakan pada otot jantung. Obat-obatan ini
juga dapat membantu mengendalikan detak jantung yang tidak teratur, atau aritmia. Kedua
jenis obat ini sangat penting untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan kondisi jantung.
Jika Anda mengalami kesulitan mengendalikan tekanan darah atau kondisi jantung dengan
diet dan olahraga, dokter mungkin meresepkan satu atau lebih obat ini untuk mengembalikan
kondisi anda.

2. Obat Antibakteri dan Antijamur

Obat farmakoterapi berikutnya adalah antibakteri dan antijamur. Obat antibakteri dirancang
untuk membunuh bakteri, sedangkan obat antijamur khusus untuk jamur. Kedua jenis obat ini
dapat berbentuk tablet, kapsul, sirup atau krim. Penting untuk diingat bahwa ada berbagai
jenis dari masing-masing obat ini, dan dokter akan meresepkan obat yang paling tepat untuk
kondisi pasiennya. Anda mungkin diberikan obat antibakteri untuk mengobati infeksi bakteri
misalnya, atau obat antijamur untuk mengobati infeksi jamur.

3. Obat Anti-Inflamasi, Analgesik dan Antipiretik

Anda mungkin pernah mendengar tentang obat anti-inflamasi, analgesik dan antipiretik
sebelumnya, tetapi tidak tahu persis apa arti istilah-istilah ini. Mari kita uraikan terlebih
dahulu. Obat anti-inflamasi adalah obat yang mengurangi peradangan, yang merupakan
respons tubuh terhadap cedera atau penyakit. Analgesik adalah pereda nyeri, sedangkan
antipiretik digunakan untuk mengurangi demam. Obat-obat ini dapat diberikan secara oral
atau topikal, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejalanya.

Obat anti-inflamasi yang umum termasuk ibuprofen dan naproxen, tetapi ada juga pilihan
resep seperti kortikosteroid atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Sedangkan untuk
analgesik, pilihan yang umum termasuk acetaminophen dan morfin. Terakhir, obat antipiretik
yang umum termasuk aspirin dan ibuprofen.

4. Diuretik, Obat Pencahar dan Obat Anti Maag

Diuretik, obat pencahar, dan obat anti maag adalah jenis farmakoterapi yang berbeda.
Diuretik membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan masalah pembengkakan dengan
mempercepat pengeluaran cairan tubuh. Obat pencahar membantu menyuburkan usus untuk
membersihkan tubuh dari zat-zat berbahaya. Obat psikotropika atau psikofarmaka, biasanya
diresepkan untuk mengobati kondisi kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan
skizofrenia. Psikotropika yang umum digunakan adalah antidepresan, ansiolitik dan
antipsikotik. Narkotika berinteraksi dengan reseptor opioid tubuh untuk mengurangi rasa
sakit dan bertindak sebagai obat penenang atau hipnotis. Contoh obat narkotika termasuk
morfin, kodein dan oksikodon.

3. Toksikologi

Terbagi menjadi 2 macam, yaitu toksikologi lingkungan dan toksikologi klinik.

1. Toksikologi Lingkungan

Merupakan bagian toksikologi yang membahas tentang efek-efek racun lingkungan terhadap
kesehatan makhluk hidup dan lingkungan. Ruang lingkup yang dipelajari dalam toksikologi
lingkungan menyangkut beberapa masalah, berikut ini:

Sumber racun, termasuk jenis, jumlah, dan sifatnya.

Distribusi di dalam media udara, tanah, dan air.

Efek toksisitasnya terhadap flora, fauna, dan manusia.

Selanjutnya, toksikologi lingkungan dapat dibagi menjadi dua sub kategori, yaitu toksikologi
kesehatan lingkungan dan ekotoksikologi. Apa beda dari kedua cabang ilmu itu? Toksikologi
lingkungan dapat didefinisikan sebagai studi tentang efek-efek merugikan dari bahan-bahan
kimia lingkungan terhadap kesehatan manusia. Sementara itu, ekotoksikologi adalah studi
yang membahas efek-efek kontaminan lingkungan terhadap ekosistem dan unsur-unsur
pokok yang ada di dalam ekosistem.

2. Toksikologi Klinik

Toksikologi klinik adalah salah satu cabang toksikologi yang mempelajari aspek keracunan
akut, disengaja dan tidak sengaja, serta kronis dalam tubuh manusia. Juga mencakup
identifikasi racun, diagnosis keracunan serta terapi keracunan yang tepat pada keracunan
obat, pestisida, makanan dan minuman, logam berat, narkotika.

Anda mungkin juga menyukai