Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analgesik narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem


saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang moderat
ataupun berat seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan
jantung akut sesudah operasi, kolik usus atau ginjal. Aktivitas analgesik narkotik
jauh lebih besar dibanding golongan analgesik non narkotik, sehingga disebut
analgesik kuat. Pemberian obat inisecara terus menerus menimbulkan
ketergantungan fisik dan mental atau kecanduan (Siswandono&Sukardjo, 2000).

Obat anti inflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs)/AINS adalah
suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), anti piretik
(penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang). Istilah "non steroid" digunakan
untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki
khasiat serupa. AINS bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika. Inflamasi
adalah salah satu respon utama dari system kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
iritasi.

Antipiretik adalah jenis obat yang dapat menurukan demam dan mengatasi
gejalanya. Biasanya, penggunaan obat antipiretik dilakukan bersamaan dengan
analgesik sehingga sering dikatakan obat analgetik antipiretik. Obat-obatan
antipiretik dapat menurunkan demam dengan cara menghambat sintesa dan
pelepasan prostaglandin E2. Hambatan sintesa dan pelepasan ini distimulasi oleh
pirogen endogen pada hipotalamus.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan


antipiretik ?

2. Apa Saja Contoh Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan


antipiretik ?

3. Bagaimana Efek Samping Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan


antipiretik ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan


antipiretik

2. Mengetahui Contoh Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan


antipiretik

3. Mengetahui Efek Samping Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan


antipiretik

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analgesik Narkotik

1. Pengertian

Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau


menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak
sadar kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi,
salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau
pereda nyeri.

Analgesik opioid/narkotik merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-


sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan
atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fraktura dan kanker.

Analgesik opioid merupakan golongan obat analgesik yang memiliki sifat-


sifat seperti opium atau narkotik. Opioid disebut juga analgesik sentral karena
kerjanya yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Golongan obat ini umumnya
digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri yang sifatnya sedang
hingga berat seperti pada kedaan fractur atau patah tulang dan kanker.

2. Contoh obat

a. Metadon

Metadon adalah sejenis obat opioid sintetik, digunakan sebagai analgesik dan
untuk merawat kecanduan dari pengguna golongan opioid, seperti heroin, morfin
dan kodein. Biasanya dikonsumsi sekali sehari. Mampu bertahan 24 jam,
pengembangan turunan metadon dapat bertahan hingga 72 jam.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 3
Penggunaan metadon tidak dapat diberikan kepada pasien dengan gangguan liver
berat dan anak-anak di bawah 18 tahun.

b. Fentanil

Obat Fentanyl adalah opioid yang dapat meredakan rasa sakit yang sangat hebat.
Obat Fentanyl ini hanya tersedia dalam bentuk injeksi 0,05 mg/ml saja. Maka dari
itu, sebelum menggunakan obat Fentanyl, konsultasikan terlebih dahulu kepada
dokter agar keadaan tubuh dapat terkontrol dan mempercepat penyembuhan pasca
operasi.

c. Kodein

Obat ini bekerja secara langsung pada sistem saraf pusat untuk mengurangi rasa
sakit yang dialami. Dalam kasus tertentu, codeine juga dapat digunakan untuk
meringankan gejala batuk dan mengobati kondisi diare akut.

d. Tramadol

Tramadol adalah salah satu obat pereda rasa sakit kuat yang digunakan untuk
menangani nyeri sedang hingga berat (misalnya nyeri setelah operasi). Tramadol
bekerja dengan cara memengaruhi reaksi kimia di dalam otak dan sistem saraf
yang pada akhirnya mengurangi sensasi rasa sakit.

e. Morfin

Morfin sering digunakan untuk meredakan nyeri yang timbul pada infark
miokard, neoplasma, kolik renal atau kolik empedu,oklusi akut pembuluh darah
perifer, pulmonal atau koroner, perikarditisakut, pleuritis dan pneumotorak
spontan, nyeri akibat trauma misalnyaluka bakar, fraktur dan nyeri pasca bedah.

f. Petidin

Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia. &ada


beberapakeadaan klinis, meperidin diindikasikan atas dasar masa kerjanya

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 4
yanglebih pendek daripada morfin. eperidin digunakan juga untuk menimbulkan
analgesia obstetrik dan sebagai obat preanestetik.

g. Remifentanil

Remifentanil adalah obat analgesik opioid sintetik aksial yang kuat. Ini diberikan
kepada pasien selama operasi untuk menghilangkan rasa sakit dan sebagai
tambahan untuk anestesi. Remifentanil digunakan untuk sedasi serta
dikombinasikan dengan obat lain untuk digunakan dalam anestesi umum

h. Sufentanil

Sufentanil adalah obat untuk anastesi sebelum menjalani operasi. Obat ini juga
digunakan dengan obat lain sebagai bagian dari anastesi epidural selama proses
kelahiran untuk mengurangi rasa sakit.

i. Hidrokodon

Hydrocodone adalah obat yang digunakan untuk melegakan rasa nyeri yang parah.
Minum obat ini secara teratur seperti yang diarahkan oleh dokter, bukan
digunakan untuk nyeri yang datang tiba-tiba.

j. Heroin

Heroin biasanya digunakan sebagai obat bius yang cukup ampuh dalam prosedur
operasi. Saat heroin memasuki otak dan berikatan dengan reseptor opioid pada
sel-sel di berbagai area, biasanya Anda tidak akan merasakan sakit sama sekali
meski sedang dalam proses pembedahan. Di sisi lain, heroin juga bisa
memberikan kesenangan dan memengaruhi detak jantung, proses tidur, serta
pernapasan Anda.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 5
3. Efek Samping

Beberapa efek samping yang umum dari opioid


adalah mual, muntah, konstipasi, mengantuk, pusing, penurunan konsentrasi,
kebingungan, dan penurunan pada kemampuan bernafas.

Opioid dapat menimbulkan efek samping yang lebih banyak dibandingkan


analgesik non opioid bahkan dapat menyebabkan ketergantungan dan kecanduan
sehingga obat - obat golongan ini tidak dijual bebas, hanya tersedia melalui
peresepan dan dalam pengawasan yang ketat oleh dokter.

B. Anti Inflamasi

1. Pengerian

Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) atau nonsteroidal anti-


inflammatory drugs (NSAIDs) adalah kelompok obat yang digunakan untuk
meredakan nyeri, serta mengurangi peradangan yang ditandai dengan kulit
kemerahan, terasa hangat, dan bengkak. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan
untuk menurunkan demam. NSAIDs sering dikonsumsi untuk mengatasi sakit
kepala, nyeri menstuasi, flu, radang sendi, cedera sendi, atau keseleo.

NSAIDs bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX 1


dan 2) untuk menghentikan stimulasi hormon prostalglandin, karena hormon
tersebut yang memicu peradangan dan menguatkan impuls listrik yang terkirim
dari saraf ke otak sehingga meningkatkan rasa nyeri. Dengan menggunakan obat
ini, peradangan, nyeri, atau demam yang sedang terjadi dapat berkurang.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 6
2. Contoh Obat

a. Ibuprofen

Merek dagang: Arfen, Arthrifen, Brufen, Bufect/Bufect Forte, Farsife, Iprox,


Proris/Proris Forte, Prosic, Prosinal, Rhelafen/Rhelafen Forte, Spedifen, Yariven

 Demam
Dewasa: 200-400 mg tiap 4-6 jam.
Anak usia 6 bulan hingga 12 tahun: 10 mg/kg/hari tiap 6-8 jam.

 Nyeri
Dewasa: 200-400 mg tiap 4-6 jam.
Anak: 4-10 mg/kg/hari tiap 6-8 jam.

 Nyeri menstruasi
Dewasa: 200-400 mg tiap 4-6 jam.

 Osteoarthritis dan arthritis rheumatoid


Dewasa: 400-800 mg sebanyak 3-4 kali tiap hari. Dosis maksimal adalah
3,2 g/hari.

 Arthritis rheumatoid pada anak-anak


Dewasa: 30-40 mg/kg/hari dibagi ke dalam 3-4 dosis.

b. Aspirin

Merek dagang: Aspilets, Farmasal, Miniaspi 80, Thrombo, Aspilets

 Demam
Dosis: 325-650 mg tiap 4-6 jam sekali tergantung kondisi. Dosis maksimal
adalah 4 g/hari.

 Serangan jantung
Dosis: 75-325 mg/hari.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 7
 Rheumatoid arthritis
Dosis: 80-100 mg/hari dibagi ke dalam 5-6 dosis. Untuk kondisi akut, bisa
dikonsumsi sampai 130 mg/hari.

 Gangguan persendian
Dosis: Dosis awal adalah 2,4-3,6 g/hari. Dosis lanjutan adalah 3,6-5,4
g/hari.

 Pemasangan stent
Dosis: 325 mg dua jam sebelum prosedur, diikuti dengan 160-325 mg/hari
setelah prosedur dilakukan.

c. Naproxen

Merek dagang: Xenifar

 Nyeri menstruasi dan gangguan muskuloskeletal


Dosis: Dosis awal adalah 500 mg. Dosis lanjutan adalah 250 mg tiap 6-8
jam.

 Gangguan rematik
Dewasa: 0.5-1 g/hari dibagi ke dalam 1-2 dosis.
Lansia: dosis disesuaikan dengan kebutuhan.

 Arthritis
Anak <5 tahun: 10 mg/kg per hari.

 Gout akut
Dewasa: Dosis awal adalah 750 mg. Dosis lanjutan adalah 250 tiap 8 jam.

d. Diclofenac

Merek dagang: Anuva, Araclof, Bufaflam, Emulgel, Cataflam/Cataflam D,


Deflamat-75 CR/ Deflamat-100 CR, Eflagen, Elithris 50, Flamar, Flamar Eye
Drops, Flazen 50, Galtaren, Gratheos, Kaditic, Laflanac, Megatic Emulgel,

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 8
Merflam, Nacoflar, Nadifen Eye Drops, Raost, Readinac, Tirmaclo, Troflam,
Voltaren, Voltaren Emulgel, Volten, Yariflam, Zegren

 Radang dan nyeri terkait sendi dan tulang


Dewasa: 75-150 mg/hari dibagi ke dalam beberapa dosis.

 Migrain
Dewasa: Dosis awal adalah 50 mg. Dosis tambahan sebesar 50 mg bisa
diberikan setelah 2 jam. Dosis maksimal adalah 200 mg/hari.

e. Celecoxib

Merek dagang: Celebrex

 Nyeri menstruasi
Dosis: 400 mg dan dapat ditambah 200 mg jika diperlukan pada hari
pertama. Dosis Lanjutan adalah 200 mg.

 Osteoarthritis pada orang dewasa


Dewasa: 200 mg/hari dibagi ke dalam 1-2 dosis.

 Arthritis rheumatoid pada orang dewasa


Dewasa: 100-200 mg/hari.

 Ankylosing spondylitis
Dewasa: 200 mg dibagi ke dalam 1-2 dosis.

 Arthritis
Anak >2 tahun (berat bada 10-25 kg): 50 mg/hari.

f. Etoricoxib

Merek dagang: Arcoxia

 Osteoarthritis
Dewasa: 30 mg/hari.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 9
 Ankylosing spondylitis dan arthritis rheumatoid
Dewasa: 90 mg/hari.

 Gout akut
Dewasa: 120 mg/hari.

g. Indomethacin

Merek dagang: Dialon

 Nyeri dan inflamasi


Dewasa: 25 mg/hari

 Nyeri menstruasi
Dosis: 75 mg/hari.

 Gout akut
Dewasa: 150-200 mg/hari dibagi ke dalam beberapa dosis.

h. Asam Mefenamat

Merek dagang: Asimat, Datan/Datan Forte, Dolgesic, Femisic, Lapistan, Maxstan,


Mefast, Mefinal, Poncofen, Ponstan, Solasic, Teamic 500, Tropistan.

 Nyeri, artritis rheumatoid, sakit gigi, osteoarthritis, menorrhagia


Dewasa: 500 mg.
Anak di atas 6 bulan: 25 mg/kg per hari dan dibagi ke dalam beberapa
dosis.

i. Flurbiprofen

Flurbiprofen merupakan salah satu jenis obat yang digunakan untuk mengurangi
rasa sakit dan pembengkakan yang disebabkan peradangan pada
daerah sendi yang disebut arthritis.

 Pada gangguan persendian seperti arthritis rematik dan osteoarthritis dapat


diberikan 200- 300 mg per hari yang dibagi 2 hingga 4 dosis.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 10
 Pada intraoperative miosis inhibitoan, oabt diberikan 4 tetes pada mata
yang terkena. Obat diberikan 2 jam sebelum prosedur operasi. Hanya
dokter atau petugas kesehatan yang dapat melakukan prosedur tetes mata
karena terkait persiapan sebelum dilakukan operasi.
 Pada penderita ankylosing spondylitis, obat diberikan sebanyak 50 mg
atau 100 mg dibagi dosis. Dosis maksimal dapat diberikan sebanyak 300
mg per hari.

j. Indometasin

Indometacin atau indomethacin adalah obat yang digunakan untuk meredakan


nyeri ringan hingga sedang. Biasanya, indomethacin digunakan untuk mengatasi
gejala-gejala bengkak dan nyeri sendi pada osteoarthritis atau rheumatoid
arthritis.

Berikut ini adalah dosis indomethacin yang biasanya disarankan oleh


dokter:

Kondisi Dosis

Peradangan otot dan sendi. 25 – 200 mg per hari, 2-3 kali sehari.

Nyeri haid. 75 mg per hari.

Radang sendi akibat penyakit asam 150-200 mg per hari, dibagi menjadi
urat. beberapa jadwal konsumsi.
Dosis untuk anak-anak 2 tahun ke atas akan disesuaikan dengan berat badan.

3. Efek Samping

 Mual
 Muntah
 Diare
 Konstipasi
 Nyeri perut seperti maag

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 11
 Penurunan nafsu makan
 Kemerahan pada kulit
 Pusing atau sakit kepala
 Rasa kantuk
 Reaksi alergi

C. Anti Piretik

1. Pengertian

Antipiretik adalah obat penurun panas. Obat-obat antipiretik juga


menekan gejala-gejala yang biasanya menyertai demam seperti mialgia,
kedinginan, nyeri kepala, dan lain-lain. Namun, pada kenaikan suhu yang rendah
atau sedang, tidak terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa demam
merupakan keadaan yang berbahaya atau bahwa terapi antipiretik bermanfaat.
Perintah pemberian antipiretik yang rutin, dapat mengaburkan informasi
klinis penting yang perlu dicari dengan mengikuti perjalanan suhu tubuh apakah
naik ataukah turun. Antipiretik menyebabkan hipotalamus untuk
mengesampingkan peningkatan interleukin yang kerjanya menginduksi suhu
tubuh. Tubuh kemudian akan bekerja untuk menurunkan suhu tubuh dan hasilnya
adalah pengurangan demam. Obat-obat antipiretik tidak menghambat
pembentukan panas. Hilangnya panas terjadi dengan meningkatnya aliran darah
ke perifer dan pembentukan keringat. Efeknya ini bersifat sentral, tetapi tidak
langsung pada neuron hipotalamus. Cara menurunkan demam tinggi diduga
dengan menghambat pembentukan prostaglandin E1.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 12
2. Contoh Obat

Obat-obat yang memiliki efek antipiretik adalah:

A. Analgetik-antipiretik jenis salisilat

1. Aspirin

Merek dagang Aspirin: Aspilets, Astika, Farmasal, Miniaspi, Thrombo aspilets

 Kondisi: Pemasangan ring


Dewasa: 325 mg, 2 jam sebelum tindakan dilakukan, dilanjutkan dengan
160-325 mg per hari pasca pemasangan.

 Kondisi: Demam dan nyeri ringan hingga sedang


Dewasa: 325-650 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 4000 mg per
hari.

 Kondisi: Pemulihan pasca serangan jantung


Dewasa: 75-325 mg sekali sehari.

 Kondisi: Juvenile rheumatoid arthritis


Anak-anak: 80-100 mg/kgBB/hari, 5-6 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 130 mg/kgBB/hari pada kondisi akut.

 Kondisi: Nyeri atau peradangan pada sendi dan otot


Dewasa: Dosis awal adalah 2400-3600 mg per hari, dengan dosis yang
dapat dibagi. Dosis jangka panjang adalah 3600-5400 mg per hari.

B. Analgetik-antipiretik jenis paracetamol

1. Paracetamol

Merek dagang Paracetamol: Biogesic, Eterfix, Fevrin, Kamolas, Naprex,


Ottopan, Panadol, Pehamol, Pyrexin, Sanmol, Tamoliv, Cetapain, Farmadol,
Ikacetamol, Moretic, Nofebril, Pamol, Praxion, Pyridol, Sumagesic, Tempra.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 13
 Kondisi: Demam dan nyeri ringan hingga sedang
Dewasa: 500-1000 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 4000 mg
per hari.
Anak-anak (dosis maksimal adalah 4 kali sehari)
3-<6 bulan: 60 mg.
6 bulan-<2 tahun: 120 mg.
2-<4 tahun: 180 mg.
4-<6 tahun: 240 mg.
6-<8 tahun: 240-250 mg.
8-<10 tahun: 360-375 mg.
10-<12 tahun: 480-500 mg.
12-16 tahun: 480-750 mg.

 Kondisi: Demam dan nyeri ringan hingga sedang (Obat rektal)


Anak-anak (Diberikan setiap 4-6 jam sekali, atau 4 kali sehari sesuai
kondisi)
3 bulan - <1 tahun: 60-125 mg.
1-<5 tahun: 125-250 mg.
5-12 tahun: 250-500 mg

 Kondisi: Demam pasca imunisasi (obat oral atau rektal)


Anak-anak (2-3 bulan): 60 mg sekali sehari. Jika diperlukan, dosis kedua
dapat diberikan setelah 4-6 jam berikutnya

C. Analgetik-antipiretik jenis Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS)

1. Ibuprofen

Merek dagang Ibuprofen: Arfen, Brufen, Farsifen, Iprox, Proris, Prosinal,


Spedifen, Arthrifen, Bufect, Farsifen, Ostarin, Prosic, Rhelafen, Yariven

 Kondisi: Demam
Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per
hari, atau 2400 mg per hari dalam pengawasan dokter.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 14
Anak-anak (6 bulan-12 tahun): 10 mg/kgBB per kali pemberian, 2-3 kali
sehari. Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB per hari.

 Kondisi: Nyeri ringan hingga sedang


Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per
hari, atau 2400 mg per hari dalam pengawasan dokter.
Anak-anak: 4-10 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2-3 kali sehari.

 Kondisi: Juvenile rheumatoid arthritis


Anak-anak: 30-40 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3-4 kali sehari.
Dosis maksimal adalah 2400 mg per hari.

 Kondisi: Osteoarthritis dan rheumatoid arthritis


Dewasa: 400-800 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 3200 mg per
hari.

 Kondisi: Nyeri haid


Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per
hari, atau 2400 mg dalam pengawasan dokter

2. Naproxen

Merek dagang Naproxen: Xenifar

 Kondisi: Nyeri haid, nyeri sendi dan otot


Dewasa: diawali 500 mg, kemudian 250 mg tiap 6-8 jam. Dosis maksimal
adalah 1100 mg per hari.

 Kondisi: Nyeri sendi akibat penyakit asam urat


Dewasa: Dosis awal adalah 750 mg, dan dilanjutkan dengan 250 mg per 8
jam.

 Kondisi: Juvenile idiopathic arthritis


Anak-anak >5 tahun: 10 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 2 kali jadwal
konsumsi

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 15
3. Ketoprofen

Merek dagang Ketoprofen: Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam,


Kaltrofen, Nasaflam, Profika, Remapro, Profenid

 Kondisi: Nyeri dan peradangan


Dewasa: 25-50 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 300 mg per
hari.

 Kondisi: Nyeri dan peradangan (Obat rektal)


Dewasa: 100 mg setiap malam, atau 2 kali sehari. Dosis maksimal
bersamaan dengan obat oral adalah 200 mg per hari.

 Kondisi: Pereda nyeri (Obat topikal)


Dewasa: Oleskan gel kandungan 2,5% ke bagian yang nyeri, 2-4 kali
sehari selama 10 hari.

4. Etodolac

Merek dagang Etodolac: Lonene

 Kondisi: Pereda nyeri


Dewasa: 200-400mg, 2-3 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1000 mg per
hari.

 Kondisi: Osteoarthritis dan rheumatoid arthritis


Dewasa: 600-1000 mg per hari dengan pembagian dosis sesuai respon
tubuh

5. Diclofenac

Merek dagang Diclofenac: Diclofenac potassium, X-flam, Neo rheumacyl anti


inflamation, Erphafalm, Exaflam, Diklovit, Cataflam, Mezac 50, Aclonac,
Gratheos, Klotaren, Potaflam 50, Flamar, Voltadex, Kadiflam, Raost, Dicloflam,
Flazen, Neuralgin rhema, Neurofenac, Nichoflam, Zelona, Laflanac, Voltados 50,
Volten, Galtaren, Fenavel, Fenaren, Kaflam, Voren, Renadinac, Voltaren,

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 16
Genflam 50, Divoltar, Miracloven, Imoren, Megatic, Scanaflam, Scantaren 50,
Flamigra, Samcofenac 50, Natrium diklofenak, Aclonac, Xepathritis, Eflagen,
Potazen, Matsunaflam 50, Kemoren 50, Nilaren, Difelin, Scantaren gel Prostanac
50, Nadifen, Merflam, Inflam 50, Voltaflam, Anuva, Atranac, Bufaflam, Proklaf,
Deflamat, Flamenac, Kaditic 50, Valto forte, Elithris 50, Catanac, Yariflam,
Voltasic, Zegren 50, Voren

 Kondisi: Migrain
Dewasa: 50 mg saat terjadi serangan, dan 50 mg setelah 2 jam. Jika
diperlukan, dosis dapat diulang setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 200
mg per hari.

 Kondisi: Nyeri sendi dan nyeri haid


Dewasa: 75-150 mg per hari, dengan dosis yang dibagi sesuai kondisi
pasien. Dosis maksimal adalah 150 mg per hari.

 Kondisi: Nyeri sendi dan nyeri haid (Obat Rektal)


Dewasa: 100 mg sekali sehari.

 Kondisi: Actinic keratosis (Obat topikal)


Dewasa: Oleskan gel kandungan 3% pada kulit, 2-3 kali sehari selama 60-
90 hari.

 Kondisi: Osteoarthritis (Obat topikal)


Dewasa: Oleskan gel kandungan 1% pada daerah yang nyeri, 4 kali sehari.
Dosis maksimal adalah 32 g per hari.

 Kondisi: Nyeri dan peradangan (Obat topikal)


Dewasa: Oleskan gel kandungan 1% di daerah yang nyeri, 3-4 kali
sehari.

 Kondisi: Peradangan pasca operasi mata (Obat tetes mata)


Dewasa: Teteskan 1 tetes obat kandungan 0,1%, 4 kali sehari, setelah 24
jam pasca operasi, selama 28 hari.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 17
 Kondisi: Nyeri dan peradangan pasca operasi mata juling (Obat tetes mata)
Dewasa: Teteskan 1 tetes obat kandungan 0,1%, 1-4 kali sehari pada
minggu pertama, 3 kali sehari pada minggu kedua, 2 kali sehari pada
minggu ketiga, dan bila masih diperlukan pada minggu keempat.

 Kondisi: Nyeri dan peradangan pasca operasi kornea radial


keratotomy (Obat tetes mata)
Dewasa: Teteskan obat kandungan 0,1%, 1 tetes sebelum operasi dan 1
tetes langsung setelah operasi. Lanjutkan dengan penggunaan 1 tetes, 4
kali sehari, selama 2 hari.

 Kondisi: Nyeri pasca trauma (Obat tetes mata)


Dewasa: Teteskan obat kandungan 0,1%, 1 tetes 4 kali sehari, selama 2
hari.

 Kondisi: Pengobatan peradangan pasca argon laser trabeculoplasty (Obat


tetes mata)
Dewasa: Teteskan obat kandungan 0,1%, 4 kali 1 tetes selama 2 jam
sebelum prosedur, dan 1 tetes empat kali sehari selama 7 hari setelahnya.

 Kondisi: Persiapan intra-operative miosis (Obat tetes mata)


Dewasa: Teteskan obat kandungan 0,1%, 4 kali 1 tetes selama 2 jam
sebelum operasi.

 Kondisi: Nyeri pasca tindakan photorefractive keratectomy (Obat tetes


mata)
Dewasa: Teteskan obat kandungan 0,1%, 2 kali 1 tetes selama 1 jam
sebelum tindakan dan 2 kali 1 tetes setiap 5 menit setelah tindakan.
Lanjutkan dengan meneteskan setiap 2-5 jam selama 24 jam pasca
tindakan

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 18
6. Piroxicam

Merek dagang Piroxicam: Ovtelis, Novaxicam, Piroxicam, Feldene, Selmatic,


Fleroxi, Xicalom, Faxiden, Artimatic 20, Rheficam, Denicam, Scandene,
Tropidene, Roxidene 20, Licofel, Lexicam, Counterpain PXM, Lanareuma,
Wiros, Kifadene, Pirofel, Omeretik, Triadene 20, Maxicam, Miradene, Infeld,
Rosic, Benoxicam 20, Feldco, Grazeo 10, Grazeo 20, Samrox 20, Rexil, Yasiden,
Campain, Rodene 20

 Kondisi: Ankylosing spondylitis, Osteoarthritis, Rheumatoid arthritis


Dewasa: 20 mg sekali sehari, atau dibagi jika diperlukan.

 Kondisi: Nyeri dan peradangan (Obat topikal)


Dewasa: Oleskan gel 0,5% pada area yang terasa nyeri, 3-4 kali sehari.

7. Nabumetone

Merek dagang Nabumetone: Goflex

 Kondisi: Nyeri dan peradangan


Dewasa: 1000 mg setiap malam, dengan dosis tambahan 500-1000 mg
yang dapat diberikan pada pagi hari jika diperlukan. Dosis maksimal
adalah 2000 mg per hari, dibagi dalam 1-2 kali konsumsi. Pasien dengan
berat badan dibawah 50 kg dan lansia disarankan mengonsumsi maksimal
1000 mg per hari

8. Meloxicam

Merek dagang Meloxicam: Meloxicam, Cameloc, Flamoxi, Genxicam, Melogra,


Artrilox, Hufaxicam, Nulox forte, Oxcam, Melet, Relox, Flasicox 15, Melocid,
Ostelox, Loxil, Melicam, Hexcam, Nucoxi 7.5, Loximei, Denilox, Arimed,
Futamel, Mecox, Mexpharm, Movi-cox, Moxam, X-cam, Rhemacox, Mixlocon,
Mobiflex, Mevilox, Meloxin, Moxam, Artocox, Movix

 Kondisi: Osteoarthritis
Dewasa: 7,5 mg sekali sehari, dengan dosis maksimal 15 mg per hari.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 19
 Kondisi: Rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis
Dewasa: 15 mg sekali sehari.
Lansia: 7,5 mg sehari, untuk jangka panjang.

 Kondisi: Juvenile rheumatoid arthritis


Anak (2 tahun ke atas): 0,125 mg/kgBB sekali sehari, dengan dosis
maksimal 7,5 mg per hari

9. Ketorolac

Merek dagang Ketorolac: Ketorolac, Torasic, Redupain, Metopain, Toramine,


Trolac, Ketoflam, Rindopain, Erphapain, Scelto, Ketosic, Etofion, Lactopain,
Lactor, Quapain, Ketopain, Ketrobat 30, K-pain, Matolac, Xevolac, Dolac,
Rativol, Teranol, Latorec, Lactorec 30, Ropain, Farpain, Rolac, Erphain, Acular,
Remopain, Lantipain, Latrol, Ketrobat, Torgesic, Quapain, Rindopain, Topidol

 Kondisi: Nyeri pasca operasi


Dewasa: 20 mg pada konsumsi awal, dilanjutkan dengan 10mg setiap 4-6
jam. Dosis maksimal adalah 40 mg per hari, selama 5 hari.
Lansia: 10 mg pada konsumsi awal, dilanjutkan dengan 10 mg setiap 4-6
jam. Dosis maksimal adalah 40 mg per hari.

 Kondisi: Gatal akibat konjungtivitis alergi (Obat tetes mata)


Dewasa: Teteskan 1 tetes obat 0.5% pada mata yang mengalami
peradangan, 4 kali sehari.

 Kondisi: Pasca operasi katarak (Obat tetes mata)


Dewasa: Teteskan 1 tetes obat 0.5%, 4 kali sehari selama 24 jam pasca
operasi, dapat diteruskan hingga 1-2 minggu setelahnya.

10. Asam mefenamat

Merek dagang Asam menefamat: Allogon, Datan, Femisic, Maxstan, Pehastan,


Ponstan, Tropistan, Asimat, Dogesic, Lapistan, Mefinal, Poncofen, Solasic

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 20
 Kondisi: Nyeri sedang hingga berat, sakit gigi, nyeri pasca
operasi, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan nyeri haid.
Dewasa: 500 mg, 3 kali sehari.
Anak-anak usia > 6: 25 mg/kgBB per hari

Bagi yang membutuhkan penanganan dengan menggunakan obat-obatan


analgetik-antipiretik dalam bentuk suntik, dosis akan disesuaikan oleh dokter di
klinik atau rumah sakit sesuai kondisi pasien.

3. Efek Samping Antipiretik

Penggunaan obat-obatan antipiretik tak luput dari beberapa efek samping.


Efek samping antipiretik yang sering terjadi adalah tekanan darah rendah dan
adanya gangguan pada fungsi hati dan ginjal.

Efek samping antipiretik yang juga sering terjadi adalah oliguria


dan retensi garam dan air. Di samping itu, penggunaan obat antipiretik juga bisa
menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran cerna.

Fungsi hati dan ginjal bisa terganggu pada beberapa kasus pengguna obat
antipiretik. Inilah salah satu alasan mengapa orang yang memiliki gangguan
fungsi hati dan ginjal tidak bisa menggunakan obat antipiretik.

Orang-orang yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan bahan aktif


dari obat-obatan antipiretik bisa mengalami reaksi alergi. Adapun beberapa tanda
reaksi alergi yang bisa muncul seperti gatal-gatal, ruam, pusing, mual muntah,
sesak napas, dan nyeri ulu hati.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah ini membahas tentang :

1. Pengertian Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan antipiretik

2. Contoh Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan antipiretik

3. Efek Samping Obat Analgesik opioid/narkotik, anti-inflamasi , dan antipiretik

B. Saran

Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 22

Anda mungkin juga menyukai