PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat anti inflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs)/AINS adalah
suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), anti piretik
(penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang). Istilah "non steroid" digunakan
untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki
khasiat serupa. AINS bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika. Inflamasi
adalah salah satu respon utama dari system kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
iritasi.
Antipiretik adalah jenis obat yang dapat menurukan demam dan mengatasi
gejalanya. Biasanya, penggunaan obat antipiretik dilakukan bersamaan dengan
analgesik sehingga sering dikatakan obat analgetik antipiretik. Obat-obatan
antipiretik dapat menurunkan demam dengan cara menghambat sintesa dan
pelepasan prostaglandin E2. Hambatan sintesa dan pelepasan ini distimulasi oleh
pirogen endogen pada hipotalamus.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analgesik Narkotik
1. Pengertian
2. Contoh obat
a. Metadon
Metadon adalah sejenis obat opioid sintetik, digunakan sebagai analgesik dan
untuk merawat kecanduan dari pengguna golongan opioid, seperti heroin, morfin
dan kodein. Biasanya dikonsumsi sekali sehari. Mampu bertahan 24 jam,
pengembangan turunan metadon dapat bertahan hingga 72 jam.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 3
Penggunaan metadon tidak dapat diberikan kepada pasien dengan gangguan liver
berat dan anak-anak di bawah 18 tahun.
b. Fentanil
Obat Fentanyl adalah opioid yang dapat meredakan rasa sakit yang sangat hebat.
Obat Fentanyl ini hanya tersedia dalam bentuk injeksi 0,05 mg/ml saja. Maka dari
itu, sebelum menggunakan obat Fentanyl, konsultasikan terlebih dahulu kepada
dokter agar keadaan tubuh dapat terkontrol dan mempercepat penyembuhan pasca
operasi.
c. Kodein
Obat ini bekerja secara langsung pada sistem saraf pusat untuk mengurangi rasa
sakit yang dialami. Dalam kasus tertentu, codeine juga dapat digunakan untuk
meringankan gejala batuk dan mengobati kondisi diare akut.
d. Tramadol
Tramadol adalah salah satu obat pereda rasa sakit kuat yang digunakan untuk
menangani nyeri sedang hingga berat (misalnya nyeri setelah operasi). Tramadol
bekerja dengan cara memengaruhi reaksi kimia di dalam otak dan sistem saraf
yang pada akhirnya mengurangi sensasi rasa sakit.
e. Morfin
Morfin sering digunakan untuk meredakan nyeri yang timbul pada infark
miokard, neoplasma, kolik renal atau kolik empedu,oklusi akut pembuluh darah
perifer, pulmonal atau koroner, perikarditisakut, pleuritis dan pneumotorak
spontan, nyeri akibat trauma misalnyaluka bakar, fraktur dan nyeri pasca bedah.
f. Petidin
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 4
yanglebih pendek daripada morfin. eperidin digunakan juga untuk menimbulkan
analgesia obstetrik dan sebagai obat preanestetik.
g. Remifentanil
Remifentanil adalah obat analgesik opioid sintetik aksial yang kuat. Ini diberikan
kepada pasien selama operasi untuk menghilangkan rasa sakit dan sebagai
tambahan untuk anestesi. Remifentanil digunakan untuk sedasi serta
dikombinasikan dengan obat lain untuk digunakan dalam anestesi umum
h. Sufentanil
Sufentanil adalah obat untuk anastesi sebelum menjalani operasi. Obat ini juga
digunakan dengan obat lain sebagai bagian dari anastesi epidural selama proses
kelahiran untuk mengurangi rasa sakit.
i. Hidrokodon
Hydrocodone adalah obat yang digunakan untuk melegakan rasa nyeri yang parah.
Minum obat ini secara teratur seperti yang diarahkan oleh dokter, bukan
digunakan untuk nyeri yang datang tiba-tiba.
j. Heroin
Heroin biasanya digunakan sebagai obat bius yang cukup ampuh dalam prosedur
operasi. Saat heroin memasuki otak dan berikatan dengan reseptor opioid pada
sel-sel di berbagai area, biasanya Anda tidak akan merasakan sakit sama sekali
meski sedang dalam proses pembedahan. Di sisi lain, heroin juga bisa
memberikan kesenangan dan memengaruhi detak jantung, proses tidur, serta
pernapasan Anda.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 5
3. Efek Samping
B. Anti Inflamasi
1. Pengerian
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 6
2. Contoh Obat
a. Ibuprofen
Demam
Dewasa: 200-400 mg tiap 4-6 jam.
Anak usia 6 bulan hingga 12 tahun: 10 mg/kg/hari tiap 6-8 jam.
Nyeri
Dewasa: 200-400 mg tiap 4-6 jam.
Anak: 4-10 mg/kg/hari tiap 6-8 jam.
Nyeri menstruasi
Dewasa: 200-400 mg tiap 4-6 jam.
b. Aspirin
Demam
Dosis: 325-650 mg tiap 4-6 jam sekali tergantung kondisi. Dosis maksimal
adalah 4 g/hari.
Serangan jantung
Dosis: 75-325 mg/hari.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 7
Rheumatoid arthritis
Dosis: 80-100 mg/hari dibagi ke dalam 5-6 dosis. Untuk kondisi akut, bisa
dikonsumsi sampai 130 mg/hari.
Gangguan persendian
Dosis: Dosis awal adalah 2,4-3,6 g/hari. Dosis lanjutan adalah 3,6-5,4
g/hari.
Pemasangan stent
Dosis: 325 mg dua jam sebelum prosedur, diikuti dengan 160-325 mg/hari
setelah prosedur dilakukan.
c. Naproxen
Gangguan rematik
Dewasa: 0.5-1 g/hari dibagi ke dalam 1-2 dosis.
Lansia: dosis disesuaikan dengan kebutuhan.
Arthritis
Anak <5 tahun: 10 mg/kg per hari.
Gout akut
Dewasa: Dosis awal adalah 750 mg. Dosis lanjutan adalah 250 tiap 8 jam.
d. Diclofenac
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 8
Merflam, Nacoflar, Nadifen Eye Drops, Raost, Readinac, Tirmaclo, Troflam,
Voltaren, Voltaren Emulgel, Volten, Yariflam, Zegren
Migrain
Dewasa: Dosis awal adalah 50 mg. Dosis tambahan sebesar 50 mg bisa
diberikan setelah 2 jam. Dosis maksimal adalah 200 mg/hari.
e. Celecoxib
Nyeri menstruasi
Dosis: 400 mg dan dapat ditambah 200 mg jika diperlukan pada hari
pertama. Dosis Lanjutan adalah 200 mg.
Ankylosing spondylitis
Dewasa: 200 mg dibagi ke dalam 1-2 dosis.
Arthritis
Anak >2 tahun (berat bada 10-25 kg): 50 mg/hari.
f. Etoricoxib
Osteoarthritis
Dewasa: 30 mg/hari.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 9
Ankylosing spondylitis dan arthritis rheumatoid
Dewasa: 90 mg/hari.
Gout akut
Dewasa: 120 mg/hari.
g. Indomethacin
Nyeri menstruasi
Dosis: 75 mg/hari.
Gout akut
Dewasa: 150-200 mg/hari dibagi ke dalam beberapa dosis.
h. Asam Mefenamat
i. Flurbiprofen
Flurbiprofen merupakan salah satu jenis obat yang digunakan untuk mengurangi
rasa sakit dan pembengkakan yang disebabkan peradangan pada
daerah sendi yang disebut arthritis.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 10
Pada intraoperative miosis inhibitoan, oabt diberikan 4 tetes pada mata
yang terkena. Obat diberikan 2 jam sebelum prosedur operasi. Hanya
dokter atau petugas kesehatan yang dapat melakukan prosedur tetes mata
karena terkait persiapan sebelum dilakukan operasi.
Pada penderita ankylosing spondylitis, obat diberikan sebanyak 50 mg
atau 100 mg dibagi dosis. Dosis maksimal dapat diberikan sebanyak 300
mg per hari.
j. Indometasin
Kondisi Dosis
Peradangan otot dan sendi. 25 – 200 mg per hari, 2-3 kali sehari.
Radang sendi akibat penyakit asam 150-200 mg per hari, dibagi menjadi
urat. beberapa jadwal konsumsi.
Dosis untuk anak-anak 2 tahun ke atas akan disesuaikan dengan berat badan.
3. Efek Samping
Mual
Muntah
Diare
Konstipasi
Nyeri perut seperti maag
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 11
Penurunan nafsu makan
Kemerahan pada kulit
Pusing atau sakit kepala
Rasa kantuk
Reaksi alergi
C. Anti Piretik
1. Pengertian
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 12
2. Contoh Obat
1. Aspirin
1. Paracetamol
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 13
Kondisi: Demam dan nyeri ringan hingga sedang
Dewasa: 500-1000 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 4000 mg
per hari.
Anak-anak (dosis maksimal adalah 4 kali sehari)
3-<6 bulan: 60 mg.
6 bulan-<2 tahun: 120 mg.
2-<4 tahun: 180 mg.
4-<6 tahun: 240 mg.
6-<8 tahun: 240-250 mg.
8-<10 tahun: 360-375 mg.
10-<12 tahun: 480-500 mg.
12-16 tahun: 480-750 mg.
1. Ibuprofen
Kondisi: Demam
Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per
hari, atau 2400 mg per hari dalam pengawasan dokter.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 14
Anak-anak (6 bulan-12 tahun): 10 mg/kgBB per kali pemberian, 2-3 kali
sehari. Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB per hari.
2. Naproxen
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 15
3. Ketoprofen
4. Etodolac
5. Diclofenac
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 16
Genflam 50, Divoltar, Miracloven, Imoren, Megatic, Scanaflam, Scantaren 50,
Flamigra, Samcofenac 50, Natrium diklofenak, Aclonac, Xepathritis, Eflagen,
Potazen, Matsunaflam 50, Kemoren 50, Nilaren, Difelin, Scantaren gel Prostanac
50, Nadifen, Merflam, Inflam 50, Voltaflam, Anuva, Atranac, Bufaflam, Proklaf,
Deflamat, Flamenac, Kaditic 50, Valto forte, Elithris 50, Catanac, Yariflam,
Voltasic, Zegren 50, Voren
Kondisi: Migrain
Dewasa: 50 mg saat terjadi serangan, dan 50 mg setelah 2 jam. Jika
diperlukan, dosis dapat diulang setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 200
mg per hari.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 17
Kondisi: Nyeri dan peradangan pasca operasi mata juling (Obat tetes mata)
Dewasa: Teteskan 1 tetes obat kandungan 0,1%, 1-4 kali sehari pada
minggu pertama, 3 kali sehari pada minggu kedua, 2 kali sehari pada
minggu ketiga, dan bila masih diperlukan pada minggu keempat.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 18
6. Piroxicam
7. Nabumetone
8. Meloxicam
Kondisi: Osteoarthritis
Dewasa: 7,5 mg sekali sehari, dengan dosis maksimal 15 mg per hari.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 19
Kondisi: Rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis
Dewasa: 15 mg sekali sehari.
Lansia: 7,5 mg sehari, untuk jangka panjang.
9. Ketorolac
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 20
Kondisi: Nyeri sedang hingga berat, sakit gigi, nyeri pasca
operasi, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan nyeri haid.
Dewasa: 500 mg, 3 kali sehari.
Anak-anak usia > 6: 25 mg/kgBB per hari
Fungsi hati dan ginjal bisa terganggu pada beberapa kasus pengguna obat
antipiretik. Inilah salah satu alasan mengapa orang yang memiliki gangguan
fungsi hati dan ginjal tidak bisa menggunakan obat antipiretik.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BIOMEDIK 3 (FARMAKOLOGI) 22