1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur Alhamdulillah, berkat taufik dan hidayah-Nya sebagai manifestasi rasa
syukur tersebut penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul “Obat Analgesik dan Anti
Inflamasi” Dengan adanya makalah ini pemakalah berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan para pembaca. Dan dapat digunakan dalam proses pemblajaran,
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan maupun pengalaman kami. Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3
BAB I : Pendahuluan...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II : Isi..........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Analgesik dan Anti inflamasi.................................................6
2.2 Pembagian Analgesik dan Anti Inflamasi……………………………..
2.3 Mekanisme kerja Obat..............................................................................9
2.4 Contoh Obat dan Indikasinya…………………………………………...
BAB III : Penutup................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...............................................................................................21
3.2 Kritik dan Saran.........................................................................................21
Daftar Pustaka......................................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian analgesic dan anti inflamasi
2. Untuk menegtahui penggolongan obat analgesic dan anti inflamasi
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi obat analgesic dan inflamasi
4
Bab II
Pembahasan
Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering
mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat
yang kita minum biasanya mengandung analgesic atau pereda nyeri.
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan
karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat disertai dengan gejala panas,
kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan
mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang,
dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang
dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, prostaglandin dan PAF.
5
B. Pembagian Analgesik
1. Obat Analgesik non-opioid atau non-narkotik
Merupakan jenis obat analgesik yang paling umum digunakan. Obat
analgesik golongan ini sering dikenal dengan istilah Analgetik Perifer, karena
mekanisme kerja dari obat golongan ini yang bekerja pada reseptor nyeri yang
berada di daerah yang sekitar nyeri, tidak memberikan pengaruh pada sistem
susunan saraf pusat sehingga obat golongan ini cenderung tidak menurunkan
tingkat kesadaran, dan juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada
penggunanya.
1. Golongan steroid
Menghambat enzim fosfolipase A2 sehingga tidak terbentuk asam
arakhidonat. Tidak adanya asam arakhidonat berarti tidak terbentuknya
prostaglandin.
2. AINS (Non Steroid)
Menghambat enzim siklooksigenase (cox-1 dan cox-2) ataupun
menhambat secara selektif cox-2 saja sehingga tidak terbentuk mediator-
mediator nyeri yaitu prostaglandin dan tromboksan
6
B. Golongan analgesic
2. Golongan Opioid
Analgetik opoid merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti
opium/morfin. Sifat dari analgesik opiad yaitu menimbulkan adiksi: habituasi dan
ketergantungan fisik. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mendapatkan analgesik
ideal:
1. Potensi analgesik yg sama kuat dengan morfin
2. Tanpa bahaya adiksi
- Obat yang berasal dari opium-morfin
- Senyawa semisintetik morfin
- Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin
Analgetik opioid mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan
titik kerja yang terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat mengurangi
kesadaran dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia).. Analgetik opioid ini
merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang
hebat
2. Analgesik
8
a) Salicylates
Contoh obatnya: Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat biosintesis
b) p-Aminophenol Derivatives
Contoh obatnya : Acetaminophen (Tylenol) adalah metabolit dari fenasetin.
c) c. Indoles and Related Compounds
Contoh obatnya : Indomethacin (Indocin), obat ini lebih efektif daripada aspirin.
d) Fenamates
Contoh obatnya : Meclofenamate (Meclomen), merupakan turunan asam
fenamat.
e) Arylpropionic Acid Derivatives
Contoh obatnya : Ibuprofen (Advil)
f) Pyrazolone Derivatives
Contoh obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin) untuk pengobatan artristis
rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka.
g) Oxicam Derivatives
Contoh obatnya : Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur baru
h) Acetic Acid Derivatives
Contoh obatnya : Diclofenac (Voltaren), obat ini adalah penghambat
siklooksigenase yang kuat dengan efek antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik.
Waktu parunya pendek
i) Miscellaneous Agents
Contoh obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai waktu paruh yang
panjang.
j) Agonis opioid menyerupai morfin (pada reseptor μ, κ). Contoh: Morfin, fentanil.
k) Antagonis opioid. Contoh: Nalokson
l) Opioid dengan kerja campur. Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin,
malbufin, butorfano
BAB III
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria
obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon
terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan
banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal,
semua anggota tim kesehatan harus berlatih “care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan
meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
Sebagai salah satu dari tim kesehatan, seyogyanya harus paham betul akan pemanfaatan
obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini
adalah hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan :
- Mengkaji kondisi pasien
- Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.
- Memberikan pengetahuan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini kita semua dapat memperkaya pengetahuan
kita, dan semoga dapat bermanfaat dalam meningkatkan ketepatan pemakaian obat. kami sebagai
penulis mengharapkan umpan balik yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka
10
Katzung. G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik EdisiVIII Bagian ke II. Jakarta :
Salemba Medika.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46355/Chapter%20II.pdf?sequence=4
11