Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Obat Analgesik dan Anti Inflamasi

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

UNIVERSITAS MALAHAYATI FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Alhamdulillah, berkat taufik dan hidayah-Nya sebagai manifestasi rasa
syukur tersebut penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul “Obat Analgesik dan Anti
Inflamasi” Dengan adanya makalah ini pemakalah berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan para pembaca. Dan dapat digunakan dalam proses pemblajaran,
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan maupun pengalaman kami. Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 10 Agustus2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3
BAB I : Pendahuluan...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II : Isi..........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Analgesik dan Anti inflamasi.................................................6
2.2 Pembagian Analgesik dan Anti Inflamasi……………………………..
2.3 Mekanisme kerja Obat..............................................................................9
2.4 Contoh Obat dan Indikasinya…………………………………………...
BAB III : Penutup................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...............................................................................................21
3.2 Kritik dan Saran.........................................................................................21
Daftar Pustaka......................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan bahan kimia yang memungkinkan terjadinya interaksi bila tercampur
dengan bahan kimia lain baik yang berupa makanan, minuman ataupun obat-obatan. Interaksi
obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat dengan bahan-bahan lain
tersebut termasuk obat tradisional dansenyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan
dapat terjadi jika duaatau lebih obat sekaligus dalam satu periode (polifarmasi )
digunakanbersama-sama. Interaksi obat berarti saling pengaruh antarobat sehingga terjadi
perubahan efek. Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya
obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi,
metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam
obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga
dapat berinteraksi dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.

Obat-obat analgesic serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan suatu


kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.
Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki  banyak persamaan dalam efek terapi
maupun efek samping. Golongan  obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga
konversi asam arakidonat menjadfi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat
siklooksigenase dengan cara yang berbeda.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian analgesic dan anti inflamasi
2. Untuk menegtahui penggolongan obat analgesic dan anti inflamasi
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi obat analgesic dan inflamasi

4
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Analgesik dan Anti inflamasi

Analgesik atau analgetik,  adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering
mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat
yang kita minum biasanya mengandung analgesic atau pereda nyeri.

Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan
karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat disertai dengan gejala panas,
kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan
mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang,
dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang
dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, prostaglandin dan PAF.

2.2 Pembagian Analgesik dan Anti Inflamasi

A. Pembagian Anti inflamasi


Obat Anti inflamasi terbagi atas 2, yaitu :
1.Golongan Steroid Contoh      : Hidrokortison, Deksametason, Prednisone
2.Golongan AINS (non steroid) Contoh  : Parasetamol, Aspirin,
Antalgin/Metampiron, AsamMefenamat,  Ibuprofen.

5
B. Pembagian Analgesik
1. Obat Analgesik non-opioid atau non-narkotik
Merupakan jenis obat analgesik yang paling umum digunakan. Obat
analgesik golongan ini sering dikenal dengan istilah Analgetik Perifer, karena
mekanisme kerja dari obat golongan ini yang bekerja pada reseptor nyeri yang
berada di daerah yang sekitar nyeri, tidak memberikan pengaruh pada sistem
susunan saraf pusat sehingga obat golongan ini cenderung tidak menurunkan
tingkat kesadaran, dan juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada
penggunanya.

2. Obat Analgesik opioid atau narkotik


Sesuai dengan namanya analgesik opioid merupakan golongan obat
analgesik yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau narkotik. Opioid disebut
juga analgesik sentral karena kerjanya yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Golongan obat ini umumnya digunakan untuk meredakan atau menghilangkan
rasa nyeri yang sifatnya sedang hingga berat seperti pada kedaan fractur atau
patah tulang dan kanker

2.3 Mekanisme Kerja Obat

A. Golongan anti inflamasi

1. Golongan steroid
Menghambat enzim fosfolipase A2 sehingga tidak terbentuk asam
arakhidonat. Tidak adanya asam arakhidonat berarti tidak terbentuknya
prostaglandin.
2. AINS (Non Steroid)
Menghambat enzim siklooksigenase (cox-1 dan cox-2) ataupun
menhambat secara selektif cox-2 saja sehingga tidak terbentuk mediator-
mediator nyeri yaitu prostaglandin dan tromboksan

6
B. Golongan analgesic

1. Golongan Non Opioid


Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim
siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya
adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok
pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang
terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya
tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors.

2. Golongan Opioid
Analgetik opoid merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti
opium/morfin. Sifat dari analgesik opiad yaitu menimbulkan adiksi: habituasi dan
ketergantungan fisik. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mendapatkan analgesik
ideal:
1. Potensi analgesik yg sama kuat dengan morfin
2. Tanpa bahaya adiksi
- Obat yang berasal dari opium-morfin
- Senyawa semisintetik morfin
- Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin

Analgetik opioid mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan
titik kerja yang terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat mengurangi
kesadaran dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia).. Analgetik opioid ini
merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang
hebat

2.4 Contoh obat dan indikasinya


7
1. Anti inflamasi
a) Hidrokortison
Indikasi : Dermatitis (alergi, atopik), neurodermatitis
b) Deksametason
Indikasi : Mengatasi gejala inflamasi akut, penyakit alergi, edema serebral,
arthritis rematoid.
c) Prednisone
Indikasi : Demam rematik akut, asma bronkial, obat anti-inflamasi.
d) Parasetamol
Indikasi : Mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan panas.
e) Asam salisit
Indikasi : Demam, sakit kepala, sakit gigi, pusing, nyeri otot
f) Antalgin
Indikasi : Untukmenghilangkan rasa sakit, terutamakolikdan
sakitsetelahoperasi.
g) Asam Mefenamat
Indikasi : Nyeriringan, sedangsampaiberatsepertisakitkepala, nyeriotot,
artralgia (nyerisendi), sakitgigi, osteoartitisrematoid, gout, nyerisaathaid,
nyerisetelahoperasi.
h) Ibuprofen
Indikasi: Meredakan nyeri misalnya pada sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot
dan dismenore primer

2. Analgesik

8
a) Salicylates
Contoh obatnya: Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat biosintesis
b) p-Aminophenol Derivatives
Contoh obatnya : Acetaminophen (Tylenol) adalah metabolit dari fenasetin.
c) c. Indoles and Related Compounds
Contoh obatnya : Indomethacin (Indocin), obat ini lebih efektif daripada aspirin.
d) Fenamates
Contoh obatnya : Meclofenamate (Meclomen), merupakan turunan asam
fenamat.
e) Arylpropionic Acid Derivatives
Contoh obatnya : Ibuprofen (Advil)
f) Pyrazolone Derivatives
Contoh obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin) untuk pengobatan artristis
rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka.
g) Oxicam Derivatives
Contoh obatnya : Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur baru
h) Acetic Acid Derivatives
Contoh obatnya : Diclofenac (Voltaren), obat ini adalah penghambat
siklooksigenase yang kuat dengan efek antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik.
Waktu parunya pendek
i) Miscellaneous Agents
Contoh obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai waktu paruh yang
panjang.
j) Agonis opioid menyerupai morfin (pada reseptor μ, κ). Contoh: Morfin, fentanil.
k) Antagonis opioid. Contoh: Nalokson
l) Opioid dengan kerja campur. Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin,
malbufin, butorfano

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria
obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon
terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan
banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal,
semua anggota tim kesehatan harus berlatih “care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan
meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
Sebagai salah satu dari tim kesehatan, seyogyanya harus paham betul akan pemanfaatan
obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini
adalah hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan :
- Mengkaji kondisi pasien
- Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.
- Memberikan pengetahuan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.

B. Kritik dan Saran

Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini kita semua dapat memperkaya pengetahuan
kita, dan semoga dapat bermanfaat dalam meningkatkan ketepatan pemakaian obat. kami sebagai
penulis mengharapkan umpan balik yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Daftar Pustaka
10
Katzung. G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik EdisiVIII Bagian ke II. Jakarta :
Salemba Medika.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46355/Chapter%20II.pdf?sequence=4

Schmitz, Gery, dkk. 2008. Farmakologi dan Toksikologi. Jakarta : EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai