NARKOTIK
DISUSUN OLEH :
NIM : NH0518040
KELAS :A
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
Hubungan Struktur Aktifitas Obat Analgetika Non Narkotik sebagai salah satu
pihak yang teah membantu dalam penyusunan makalah ini.Saya menyadari bahwa
pembaca agar dalam penulisan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Dalam
penyusunan makalah ini, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………..……………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………..……………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..……
A. Latar Belakang………………….……………………............................
B. Rumusan Masalah………………….…………...………………………
C. Tujuan………………………………..………………………................
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...
A. Kesimpulan……………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa
ambang persepsi rasa sakit. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya
selaput lendir, atau jaringan- jaringan (organ-organ) lain. Dari tempat ini
timbul bila ada jaringan tubuh yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan
lain, nyeri pada umumnya terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang
nyata. Senyawa analgetik dibagi menjadi dua yaitu Analgetik narkotik dan
Analgetik non narkotik, yang akan dibahas lebih mendalam pada makalah
ini.
A. Rumusan masalah
B. Tujuan
PEMBAHASAN
untuk menurunkan suhu badan pada keadaan panas badan yang tinggi dan
pada perifer dan sentrai sistem saraf pusat. Obat golongan ini mengadakan
menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Golongan obat ini disamping
antiinflamasi.
terapeutik dan efek samping tertentu yang sama. Aspirin atau asetosal dikenal
obat ini disebut juga obat menyerupai aspirin (aspirin-like drugs) atau sering
juga disebut obat antiinflamasi non-steroid (non-steroid antiinflammatory
drugs).
1. Analgesik
2. Antipiretik
dengan cara menimbulkan dilatasi buluh darah perifer dan mobilisasi air
obat pada suhu badan normal relatif kecil. Penurunan suhu tersebut adalah
hasil kerja obat pada sistem saraf pusat yang melibatkan pusat kontrol
suhu di hipotalamus.
3. Antiradang
dua kelompok yaitu analgetik- antipiretika dan obat antiradang bukan steroid
1. Analgetik- Antiperetika
kepala dan nyeri pada otot atau sendi, dan obat penurunan panas yang
juga rendah.
3) Turunan aromatik dari asetanilid, seperti benzanilid, sukar larut
lebih rendah dibanding anilin dan turunan orto dan meta, tetapi
toksisitasnya.
pada dosis yang lebih besar dan pada pemakaian jangka panjang
analgesik.
Contoh:
pemberian oral, dengan waktu paro plasma ±1-2,5 jam Dosis : 500 mg
4 dd.
b. Turunan 5-Pirazolon
mengurangi rasa sakit pada keadaan nyeri kepala, nyeri pada spasma
nyeri gigi dan nyeri pada rematik. Efek samping yang ditimbulkan
sakit pada nueri kepala, sakit otot dan sakit yang berhubungan dengan
mukosa lambung.
karbetil salisilat.
meningkatkan aktivitas.
darah.
berasa.
Contoh :
dalam dosis rendah dan dalam waktu yang lama dapat digunakan
yang aktif. Asam salisilat terikat oleh protein plasma ± 90%, kadar
asam salisilat ± 3,15 jam. Dosis analgesik :500 mg, setiap 4 jam,
bila diperlukan.
dalam saluran cerna cepat dan sempurna, awal kerja obat ± 1 jam
b. Turunan 5-pirazolidindion
Contoh:
saluran cerna cepat, ± 99% obat terikat oleh protein plasma. Kadar
paro ± 3 hari.
obat dalam saluran cerna cepat, ± 99% obat terikat oleh protein
yang ringan dan moderat. Turunan ini menimbulkan efek samping iritasi
trombositopenia
hipotetik antiradang.
Contoh :
2-3 kali aspirin dan aktivitas anti radang seperlima kali fenilbutazon.
menurun bila diberikan dalam dosis yang besar dan jangka waktu yang
Absorbsi obat dalam saluran cerna cepat dan hampir sempurna, ± 99%
obat terikat oleh protein plasma. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam
± 2 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paro plasma ± 3-4 jam.
lebih besar dibanding aspirin dengan efek samping lebih rendah dan
batas keamanan yang lebih luas. Absorbsi obat dalam saluran cerna
cepat, awal kerja obat ± 15-30 menit. Kadar plasma tertinggi dicapai
dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian oral, dan masa kerja obat ± 6-
nyeri yang akut dan kronik. Absorbsi dalam saluran cerna cepat, dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Golongan obat ini disamping
menjadi dua kelompok yaitu analgetik- antipiretika dan obat antiradang bukan
B. Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
diperlukan saran dan kritik yang konstruktif untuk menanggapi seluruh isi
Katzung, B. G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik (edisi 6). Jakarta : EGC.