Anda di halaman 1dari 8

EFEK FARMAKOLOGI OBAT DAN PENGARUH

STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN 5-PIRAZOLIDINDION

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah Kimia Farmasi
Dosen Pengampu : Willy Tirza Eden, S.Farm., MSc

Disusun oleh :
1. Intan Cahyaningrum (4301416018)
2. Nurul Aisyara (4301416089)
3.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2018

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 5
2.1 Turunan 5-pirazolidindion .................................................................... 5
2.2 Hubungan struktur dan aktivitas ........................................................... 5
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat
secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi
kesadaran. Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa
sakit.Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala, yang
fungsinya adalah melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya
gangguan-gangguan di dalam tubuh,seperti peradangan (rematik, encok), infeksi-
infeksi kuman atau kejang-kejang otot. (Siswandono & Sukardjo, 2000)
Penyebab rasa nyeri adalah rangsangan-rangsangan mekanis, fisik, atau
kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakankerusakan pada jaringan dan
melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri yang letaknya
pada ujung-ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir, atau jaringan- jaringan
(organ-organ) lain. Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf
sensoris ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke
thalamus dan kemudian ke pusatnyeri di dalam otak besar, dimana rangsangan
dirasakan sebagai nyeri.
Hampir semua analgetika ternyata memiliki efek anti inflamasi dimana
efek anti inflamasi sendiri berguna untuk mengobati radang sendi (artritis
remautoid). Jadi analgetika anti inflamasi non steroid adalah obat-obat analgetika
yang selain mempunyai efek analgetika juga mempunyai efek anti inflamasi,
sehingga obat-obat jenis ini digunakan dalam pengobatan reumatik dan gout.
Berdasarkan struktur kimianya, analgesik non-narkotik dibagi menjadi dua
kelompok yaitu analgesik antipiretika dan obat anti radang bukan steroid (Non
Steroidal Antiinflamatory Drugs = NSAID). Analgesik antipiretika digunakan
untuk pengobatan simptomatik, yaitu hanya meringankan gejala penyakit, tidak
menyembuhkan atau menghilangkan penyebab penyakit. Contoh golongan ini
adalah asetaminofen. Kelompok NSAID mempunyai efek analgesik, antipiretik
dan efek antiinflamasi. Untuk kasus ini, yang paling banyak digunakan adalah zat-

3
zat dengan efek samping relatif sedikit, yakni ibuprofen, naproksen, diklofenak
(Tan & Rahardja, 2008)
Berdasarkan struktur kimianya obat antiradang bukan steroid dibagi
menjadi tujuh kelompok yaitu turunan salisilat, turunan 5-pirazolidindion, turunan
asam N-arilantranilat, turunan asam arilasetat, turunan heteroarilasetat, turunan
oksikam dan turunan lain lain. Analgesik non-narkotik mengurangi nyeri dengan
dua aksi yaitu di sistem saraf pusat dan perifer. Tempat aksi utama yaitu di sistem
saraf perifer dan pada level nosiseptor dapat mengurangi penyebab nyeri. Sensasi
nyeri berhubungan dengan pelepasan substansi endogen seperti prostaglandin,
bradikinin (Katzung, 2007). Struktur dan aktifitas dari NSAID akan dibahas lebih
lanjut dalam makalah ini.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Turunan 5-pirazolidindion


Turunan 5-pirazolidindion, seperti fenilbutazon dan oksifenbutazon, adalah
antiradang non steroid yang banyak digunakan untuk meringankan rasa nyeri yang
berhubungan dengan rematik, penyakit pirai dan sakit persendian. Turunan ini
menimbulkan efek samping agranulositosis yang cukup besar dan iritasi lambung.
Gambar 1. Struktur turunan 5-pirazolidindion

2.2 Hubungan struktur dan aktivitas


Turunan 5-pirazolidindion mengandung gugus keto (C3) yang dapat
membentuk gugus enol aktif yang mudah terionisasi. Mekanisme pembentukan
gugus enol dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 2. Mekanisme pembentukan gugus enol

1. Subsitusi atom H pada C4 dengan gugus metil akan menghilangkan


aktivitas antiradang karena senyawa tidak dapat membentuk gugus enol.
2. Penggantian satu atom N pada inti pirazolidindion dengan atom O,
pemasukan gugus metil dan halogen pada cincin benzen dan penggantian
gugus n-butil dengan gugus alil atau propil ternyata tidak mempengaruhi
aktivitas antiradang, atau aktivitasnya tetap.

5
3. Penggantian cincin benzen dengan siklopenten atau siklopentan akan
membuat senyawa menjadi tidak aktif.
Peningkatan keasaman akan menurunkan aktivitas antiradang dan
meningkatkan efek urikosurik.

Contoh:
 Fenilbutazon, adalah suatu pra-obat, dalam tubuh akan mengalami
metabolisme, yaitu hidroksilasi aromatik, menjadi oksifenbutazon yang
aktif sebagai antiradang dan analgesik. Absorbsi obat dalam saluran cerna
cepat, ± 99% obat terikat oleh protein plasma. Kadar plasma tertingginya
dicapai dalam waktu 1-7 jam, dengan waktu paro ± 3 hari.
 Oksifenbutazon (tanderil, reozon), menimbulkan efek samping iritasi
lambung yang lebih rendah dibanding fenilbutazon. Absorbsi obat dalam
saluran cerna cepat, ± 99% obat terikat oleh protein plasma. Kadar plasma
tertingginya dicapai dalam waktu 2-12 jam, dengan waktu paro 2-3 hari.
 Sulfinpirazon (pKa = 2,8 ), mengandung sulfinil yang bersifat hirofil,
dapat meningkatkan ekskresi asam urat sehingga digunakan untuk
pengobatan pirai yang kronik. Masa kerja sulfinpirazon relatif pendek,
pada manusia mempunyai waktu paro 2 jam, bila dibandingkan dengan
fenilbutazon (pKa = 4,5) atau oksifenbutazon (pKa= 4,7), yang
mempunyai waktu paro 48-72 jam.
 Bumadizon kalsium semihidrat (eumotol), merupakan produk utama
hidrolisis fenilbutazon, mempunyai efek analgesik, antipiretik dan
antiradang. Bumadizon digunakan untuk pengobatan rematik artritis akut.
Gambar 3. Struktur Bumadizon

6
BAB III
KESIMPULAN

1. Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat
secara selektif , digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa
mempengaruhi kesadaran..
2. Analgetika non narkotik digunakan untuk menggunakan rasa sakit yang
ringan sampai moderat,sehingga sering disebut analgetika ringan, juga
untuk menurunkan suhu badan pada keadaan panas badan yang tinggi dan
sebagai antiradang untuk pengobatan rematik. Analgetika non narkotik
bekerja pada perifer dan sentrai sistem saraf pusat.
3. Berdasarkan struktur kimiawi analgetika non narkotik dibagi menjadi dua
kelompok yaitu analgetik- antipiretika dan obat antiradang bukan steroid
(Non Steroid Antiinflamatory Drugs = NSAID).
4. Obat Antiradang Bukan Steroid Berdasarkan struktur kimianya obat
antiradang bukan steroid dibagi menjadi tujuh kelompok yaitu turunan
salisilat, turunan 5-pirazolidindion, turunan asam N-arilantranilat, turunan
asam arilasetat,turunan heteroarilasetat, turunan oksikam dan turunan lain
lain.

7
DAFTAR PUSTAKA

Katzung B. G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology 10th ed. Boston: McGraw.

Soekardjo Bambang dan Siswandono. 2000. Laboratorium Kimia Medisinal.


Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Tan Hoan Tjay, Kirana Raharja. 2008. Obat-obat Penting Edisi 6. Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai