Disusun Oleh :
CIREBON 2022
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Stimulansia adalah senyawa yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat (SSP) dan dapat
meningkatkan konsentrasi, merangsang susunan saraf pusat untuk menghilangkan kelelahan,
serta menambah kemampuan fisik dan mental.
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi
melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya ganguan di
jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang otot. Nyeri yang disebabkan oleh
rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan.
Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri. Mediator
nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi
reseptor nyeri di ujung saraf bebas di kulit, mukosa dan jaringan lain. Nocireseptor ini terdapat
diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan di salurkan ke otak
melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan amat benyak sinaps via sumsumtulang
belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah. Dari thalamus impuls kemudian diteruskan ke
pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri (Tjay, 2007).
Antalgin termasuk derivat metasulfonat dari amidopiryn yang mudah larut dalam air dan
cepat diserap ke dalam tubuh. Bekerja secara sentral pada otak untuk menghilangkan nyeri,
menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin merupakan inhibitor selektif dari
prostaglandin F2α yaitu: suatu mediator inflamasi yang menyebabkan reaksi radang seperti
panas, merah, nyeri, bengkak, dan gangguan fungsi yang biasa terlihat pada penderita demam
rheumatik dan rheumatik arthritis. Antalgin mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan
sensifitas reseptor rasa sakit dan thermostat yang mengatur suhu tubuh (Lukmanto, 1986).
MONOGRAFI
Ibuprofen menimbulkan efek analgesik dengan menghambat secara langsung dan selektif
enzim-enzim pada system saraf pusat yang mengkatalis biosintesis prostaglandin seperti
siklooksigenase sehingga mencegah sensitasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa
sakit seperti bradikinin, histamin, serotonin, prostasiklin, prostaglandin, ion hidrogen dan kalium
yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi (Siswandono dan Soekardjo, B.,
2000).
MONOGRAFI
Pemerian : Serbuk hablur; putih hingga hampir putih; berbau khas lemah.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat (anonim, 1995).
Khasiat : Analgetik
Dosis : 400 mg tiap 4-6 jam (Charles,2009)
Asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non steroid, bekerja dengan
menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim
siklooksigenase, sehingga mempunyai efek analgesik, anti inflamasi dan antipiretik. Cara Kerja
Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid atau NSAID) lain
yaitu menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase
(COX-1 & COX-2). Asam mefenamat mempunyai efek antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan
antipiretik. Asam mefenamat mempunyai khasiat sebagai analgesik dan antiinflamasi. Asam
mefenamat merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukan kerja pusat dan juga kerja perifer.
Dengan mekanisme menghambat kerja enzim siklogsigenase ( Goodman, 2007 ).
MONOGRAFI
Pemerian : Serbuk hablur; putih atau hampir putih; melebur pada suhu ± 2300 C
disertai peruraian.
Kelarutan : Larut dalam alkali hidroksida, agak sukar larut dalam kloroform, sukar larut
dalam etanol dan metanol, praktis tidak larut dalam air.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Anonim,1995).
Khasiat : Analgetik (Anonim, 1979)
Dosis : 500 mg (Anonim, 2000)
MONOGRAFI
Pemerian : serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit
Kelarutan : larut dalam air mendidih , mudah larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya (Anonim,1995).
Khasiat : Analgetik, antipiretik
Dosis : 500 – 2000 mg per hari (Anonim, 1979).
Untuk praktikum analgetik kali ini, bahan obat yang digunakan adalah ibuprofen bentuk sirup
dengan merk dagang Proris
Deskripsi obat
1. Alat
Beaker glass
Gelas ukur
Spuit 1cc
Sonde
Kandang mencit
Tempat pakan dan minum mencit
Stopwatch
Hotplate
2. Bahan
Mencit putih
Proris sirup
Aquadest
Jadi proris syr yang dibutuhkan untuk satu ekor mencit adalah sebanyak 1 ml.
b. Cara kerja
Persiapkan dua ekor mencit.
Mencit A diberikan proris sirup menggunakan spuit 1 cc berujung sonde yang
dimasukkan ke dalam mulut mencit secara peroral. Pastikan cairan obat masuk dengan
benar dan berhati hati dengan penggunaan sonde agar tidak melukai organ dalam mencit.
Tunggu sampai obat dapat menimbulkan efek sebelum mencit A dapat diuji cobakan
Persiapkan hot plate dan siapkan beaker glass diatasnya
Setelah obat diabsorpsi, letakkan mencit di dalam beaker glass. Amati berapa banyak
mencit mengangkat tangannya/menggeliat. Hitung selama dua menit menggunakan
stopwatch.
Mencit B diberikan aquades sebanyak 1 ml dengan metode yang sama dengan mencit A.
Ulangi prosedur seperti pada mencit A dan amati hasilnya.
Bandingkan hasil antara mencit A yang diberi proris sirup dan mencit B yang hanya
diberi aquades.
V. HASIL PERCOBAAN
Mencit A sampel ibuprofen = 26 x lompatan/geliatan selama 2 menit
Mencit B sampel aquades = 38 x lompatan/geliatan selama 2 menit
VI. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan percobaan didapatkan hasil bahwa mencit B yang hanya diberikan
aquades mengangkat tangan/menggeliat lebih banyak dibandingkan dengan mencit A yang
diberikan analgetik. Itu berbanding lurus dengan teori dimana analgetik akan bekerja dan
mengurangi reaksi nyeri pada hewan uji. Membuat mencit A lebih sedikit mengangkat
tangan/menggeliat sebagai respons nyeri.