Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyebangkan yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan. Rasa nyeri dalam kedokteran gigi sering menjadi
alasan utama pasien datang ke dokter gigi.
didasarkan pada 3 prinsip yaitu diagnosis, perawatan, dan pengobatan (Hargreaves dan
Abbott, 2005).
A. Penggolongan Obat
Penggolongan obat yang digunakan untuk nyeri yang bersifat akut terbagi
menjadi dua golongan utama yaitu analgesik non-opioid (non narkotik) dan analgesik
opoid (Hargreaves dan Abbott, 2005). Analgesik adalah obat penghalang rasa nyeri atau
obat yang mengurangi rasa nyeri tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgesik non-opioid
terdiri dari OAINS (Obat Anti Inflamasi Non-Steroid) dan parasetamol, yang sering
digunakan adalah aspirin, ibuprofen, dan parasetamol.
1. Analgesik non-opioid
a. OAINS
Obat anti inflamasi non steroid
Departemen
Farmakologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sriwijaya, 2008).
b. Parasetamol
Parasetamol, sering dikenal dengan acetaminophen, adalah analgesik
dan anti-
piretikyang efektif dengan sedikit efek anti inflamasi. Parasetamol bekerja pada
sistem saraf pusat dengan menghambat sintesis prostaglandin di hipotalamus dan
menghambat sintesis nitric oxide di makrofag namun tidak menghambat sintesis
prostaglandin di perifer (Hargreaves dan Abbott, 2005).
2. Analgesik opioid
Analgesik opioid/opiat/narkotik merupakan obat penghilang rasa nyeri alamiah baik
sintetis maupun semisintetis yang diturunkan dari opium.
Opioid umumnya
digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang tidak hilang dengan anlgesik biasa
dan terkadang digunakan juga sebagai antidiare dan antitusif. Penggunaan opioid
perlu mendapat perhatian khusus karena dapat menimbulkan adiksi dan mendepresi
saluran pernapasan. Analgesik jenis opioid bekerja dengan membentuk ikatan dengan
reseptor stereospesifik di sistem saraf pusat dan mengubah presepsi dan respon
terhadap nyeri (Katzung, 2012).
Radikal2
radikal bebas yang berasal dari oksigen dihasilkan melalui rangsangnan dari selaput
neutrofil. Selain itu juga terdapat molekul-molekul reaktif lainnya yang diproduksi
seperti hidrogen peroksida dan radikal hidroksil.
Beberapa mediator
mediator-medator
inflamasi
seperti
prostaglandin
dan
tromboxan.
C. Pembahasan Kasus
Skenario Case Study-1
Doni (24 tahun) seorang pemuda lulusan sarjana datang ke klinik dokter gigi karena
rasa nyeri yang tajam pada gigi belakang bawah kiri yang berlubang. Pada saat
pemerksaan, dokter gigi menemukan kavitas yang cukup besar pada gigi 36 dengan
warna kemerahan pada bagian bawah sekitarnya.
keluhannya ini berulang kali terjadi dan mereda saat minum obat puyer yang diperoleh
ditetangganya. Dua hari yang lalu rasa sakitnya kambuh dan obat yang biasanya
diminum tidak meredakan nyeri tersebut. Setelah kavitas dibersihkan, kemudian dokter
gigi meresepkan obat Danalgin untuk Doni.
Danalgin merupakan obat analgesik anti inflamasi non steroid yang mengandung
500mg metamforin dan 2mg diazepam (Djuanda, dkk., 2012). Metamfiron yang dikenal
juga dengan metamizole sodium atau dipirona adalah obat analgesik non opioid yang
diberikan dalam bentuk inaktif. Sedangkan diazepam pada danalgin berperan sebagaiobat
hipnotik dengan mendepresi sistem saraf pusat.
GABA adalah
neurotransmiter dan hormon pada otak yang menghambat reaksi neurologis yang
tidak menguntungkan.
mengaktifasi reseptor GABA dengan kata lain diazepam tidak menggantikan GABA
namun membantu mangadirkan neurotransmiter untuk menghindari respon (Staf
Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,
2008).
Daftar Pustaka
Campos, C., Gregorio, R., Gracia-Neto, R., Gago, F., Ortiz, P., Alemany, S., 1999,
Regulation of Cyclooxygenase Activity by Metamizole, European Journal of
Pharmacology, 339-347.
Djuanda, A., Azwar, A., Ismael, S., Almatsier, M., 2012, MIMS Petunjuk Konsultasi
Indonesia, Ed. 12, MIMS Pharmacy Guide, Singapore.
Hargreaves, K., Abbott, P. V., 2005, Drug for Pain Management in Dentistry, Australian
Dental Journal Medications Supplement, 50(4): 14-16.
Hass, D.A., 2002, An Update on Analgesic for the Management of Acute
Postopoperative Dental Pain, J Can Dent Assoc, 68(8);476-482.
Katzung, B. G., 2012, Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika, Jakarta.
Stringer, J. L., 2008, Konsep Dasar Farmakologi: Panduan untuk Mahasiswa, Ed. 3,
EGC, Jakarta.