Anda di halaman 1dari 5

Patologi anatomi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari struktur anggota tubuh, baik secara

keseluruhan maupun mikroskopis. Cabang ilmu ini digunakan untuk mengidentifikasi keabnormalan
struktur anggota tubuh, mendiagnosis penyakit, dan menentukan perawatan yang tepat. Beberapa
penyakit yang bisa didiagnosis melalui patologi anatomi antara lain tumor, kanker, gangguan organ
(seperti ginjal dan hati), dan gangguan autoimun.

Kenali Tiga Jenis Patologi Anatomi

1. Histopatologi

Histopatologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan tubuh
untuk diagnosis penyakit. Sampel jaringan diuji menggunakan mikroskop, baik diambil
menggunakan teknik biopsi atau organ tubuh yang diambil utuh saat tindakan operasi dilakukan.
Berikut teknik pemeriksaan lain yang dilakukan saat histopatologi:

 Pewarnaan khusus. Dilakukan untuk diagnosis penyakit melalui identifikasi lemak,


mukus, mikroba (bakteri dan jamur), protein, dan substansi biokimia lain dalam tubuh
secara lebih detail.
 Imunohistokimia, yakni diagnosis penyakit melalui pemeriksaan antibodi dalam tubuh.
 Mikroskop elektrik, jenis mikroskop yang digunakan untuk menggambarkan sampel
jaringan dengan pancaran tinggi elektron. Alat ini bisa digunakan untuk diagnosis
gangguan ginjal, paru, dan kanker.
 Tes genetik, bertujuan untuk diagnosis penyakit yang berkaitan dengan kelainan
kromosom dan DNA

Baca Juga: 3 Alasan untuk Medical Check up Sebelum Tahun Baru

2. Sitopatologi

Sitopatologi dilakukan untuk diagnosis penyakit melalui pemeriksaan sel yang berasal dari
cairan dan sekresi tubuh. Sampel sel diambil dari permukaan lesi, massa tumor, atau organ tubuh
menggunakan jarum tajam. Teknik pemeriksaan sitopatologi antara lain sitologi eksfoliatif,
aspirasi jarum halus, dan teknik khusus (seperti aliran sitometri).

3. Autopsi

Otopsi adalah patologi anatomi yang dilakukan pada mayat. Tujuannya mencari tahu penyebab,
cara, waktu, dan proses kematian seseorang. Otopsi kebanyakan dilakukan pada kasus kematian
mendadak atau kematian yang penyebabnya belum diketahui. Misalnya, kematian yang dicurigai
terjadi akibat kekerasan, bunuh diri, overdosis obat, kecelakaan, dan malpraktik. Tindak otopsi
dilakukan secepat mungkin (biasanya 2 - 3 hari setelah kematian) dan harus berdasarkan
persetujuan keluarga korban.

Otopsi dilakukan oleh bedah ahli patologi atau dokter forensik dengan cara berikut:
 Pemeriksaan dan perekaman identitas menggunakan kamera foto. Mulai dari berat badan,
bentuk gigi, warna mata, bekas luka, tato, hingga tanda lahir sebagai bukti identitas.
 Bedah internal untuk memeriksa kondisi organ dalam, termasuk mengecek kandungan
racun atau residu zat lain dalam jantung, paru, ginjal, hati, dan isi perut. Pembedahan
dilakukan untuk melihat kerusakan organ yang bisa menjadi penyebab kematian.

Semua organ yang diangkat saat otopsi biasanya diperiksa dengan mata telanjang terlebih
dahulu. Sebab pada kasus tertentu, penyakit penyebab ketahuan bisa dideteksi lewat perubahan
tampilan pada organ. Misalnya, kasus kematian akibat aterosklerosis, sirosis hati, dan
penyakit jantung koroner. Jika tidak bisa dianalisa dengan mata telanjang, dibutuhkan
pemeriksaan mikroskopis. Organ dikembalikan ke dalam tubuh atau disimpan dalam toples berisi
formalin setelah otopsi dilakukan. Setelah selesai, tubuh dijahit kembali dan dikembalikan ke
pihak keluarga untuk dikuburkan. Laporan hasil otopsi keluar beberapa hari atau minggu
setelahnya.

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar patologi anatomi dalam dunia kesehatan? Istilah ini
memang jarang diketahui awam. Dalam dunia medis, patologi anatomi merupakan cabang
kedokteran yang melibatkan studi organ dan jaringan tubuh (kelompok sel). Studi ini dianggap
sebagai salah satu cabang diagnostik kedokteran, bersama dengan radiologi dan spesialisasi
patologi lainnya (contohnya, mikrobiologi dan patologi kimia).

Fungsi utama tes kesehatan ini sebenarnya untuk mengindentifikasi adanya kelainan guna
membantu dokter melakukan diagnosis penyakit. Nah, berikut fakta-fakta penting mengenai
patologi anatomi yang perlu diketahui:

Baca juga: Jenis-Jenis Patologi Anatomi oleh Dokter Spesialis

Terbagi Menjadi Dua

Tes kesehatan ini terbagi menjadi dua subdivisi, yaitu histopatologi dan sitopatologi (sitologi).
Histopatologi merupakan prosedur yang melibatkan pemeriksaan jaringan utuh yang diambil
melalui biopsi atau operasi di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini sering dibantu oleh
penggunaan teknik pewarnaan khusus dan tes terkait lainnya. Contohnya, penggunaan antibodi
untuk mengidentifikasi berbagai komponen jaringan pada tubuh.

Sementara itu, sitopatologi merupakan pemeriksaan sel tunggal atau kelompok sel kecil dari
cairan atau jaringan di bawah mikroskop. Prosedur ini dilakukan dengan mengoleskan cairan
sampel atau jaringan dari pengidap pada slide. Kemudian, diperiksa di bawah mikroskop untuk
melihat jumlah sel, jenisnya, dan bagaimana rinciannya.

Sitopatologi umumnya digunakan sebagai alat skrining untuk mencari penyakit dan memutuskan
apakah perlu dilakukan tes lanjutan. Contoh umum dari sitopatologi adalah pap smear, sputum,
dan gastric washing.
Proses yang Berbeda

Proses melakukan tes patologi anatomi berbeda-beda tergantung dari jenis tes yang dilakukan
dan tujuannya apa. Misalnya, untuk pemeriksaan penyakit tertentu, seperti diabetes diperlukan
tes darah dengan melakukan puasa terlebih dahulu.

Baca juga: Patologi Anatomi Dapat Membantu Mengidentifikasi 5 Penyakit Ini

Selain darah, ada juga pemeriksaan urine. Biasanya, urine yang dikeluarkan di pertengahan
ketika berkemih yang dibutuhkan, bukannya di awal ataupun akhir. Dalam pemeriksaan ini, kita
akan dipandu oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan.

Mendeteksi Penyakit

Patologi anatomi sering digunakan untuk membantu mengidentifikasi beberapa penyakit. Dalam
kebanyakan kasus, metode ini sering digunakan untuk menelisik berbagai jenis tumor atau
kanker.

Pada penyakit kanker, patologi anatomi bisa digunakan untuk mendiagnosis apakah terdapat sel
kanker pada tubuh seseorang. Melalui prosedur biopsi, sampel jaringan yang diduga terkena
kanker akan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop. Dokter akan melihat apakah sel-sel pada
organ tersebut masih normal atau sudah berubah menjadi sel kanker. Hampir semua jenis kanker
bisa diidentifikasi melalui patologi anatomi, antara lain kanker payudara, kanker serviks, kanker
usus, dan kanker hati.

Yang perlu diingat, tes ini juga dapat digunakan dalam mendiagnosis penyakit lainnya, seperti
penyakit ginjal dan hati, gangguan autoimun, dan infeksi.

Baca juga: Jenis Penyakit yang Bisa Dicek Melalui Patologi Anatomi

Memeriksa Mayat

Patologi anatomi dalam hal ini juga dikenal sebagai otopsi. Bertujuan untuk mengetahui
penyebab, cara, waktu, dan proses kematian seseorang. Otopsi kebanyakan dilakukan pada kasus
kematian mendadak atau kematian yang penyebabnya belum diketahui. Misalnya, kematian yang
dicurigai terjadi akibat kekerasan, bunuh diri, overdosis obat, kecelakaan, dan malpraktik.
Tindak otopsi dilakukan secepat mungkin (biasanya 2–3 hari setelah kematian) dan harus
berdasarkan persetujuan keluarga korban.

Mengenal Prosedur Patologi Anatomi

Patologi anatomi dianggap masih termasuk dalam cabang diagnostik kedokteran bersama dengan
radiologi dan spesialisasi patologi lainnya, seperti mikrobiologi dan patologi kimia.

Ada dua subdivisi utama dalam patologi anatomi, yaitu histopatologi dan sitopatologi (sitologi):
 Histopatologi

Histopatologi adalah prosedur yang melibatkan pemeriksaan jaringan utuh yang diambil melalui
biopsi atau operasi di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini sering dibantu oleh penggunaan teknik
pewarnaan khusus dan tes terkait lainnya, misalnya penggunaan antibodi untuk mengidentifikasi
berbagai komponen jaringan pada tubuh.

 Sitopatologi (Sitologi)

Sedangkan, sitopatologi, adalah pemeriksaan sel tunggal atau kelompok sel kecil dari cairan atau
jaringan di bawah mikroskop. Sederhananya, prosedur ini dilakukan dengan mengoleskan cairan
sampel atau jaringan dari pengidap pada slide yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop
untuk melihat jumlah sel, jenisnya, dan bagaimana rinciannya. Sitopatologi umumnya digunakan
sebagai alat skrining untuk mencari penyakit dan memutuskan apakah perlu dilakukan tes
lanjutan. Contoh umum dari sitopatologi adalah pap smear, sputum, dan gastric washing.

Patologi anatomi juga bisa dilibatkan dalam pemeriksaan post mortem (autopsi). Autopsi adalah
prosedur yang dilakukan setelah seseorang meninggal karena suatu penyakit yang tidak dapat
didiagnosis dengan baik sebelum kematian. Dokter akan meminta persetujuan dari keluarga
untuk melakukan autopsi. Jika penyebab kematiannya mencurigakan atau terkait dengan
kegiatan ilegal, autopsi akan dilakukan oleh ahli patologi forensik.

Baca juga: Patologi Anatomi, Pemeriksaan Struktur Tubuh untuk Diagnosis Penyakit

Jenis Penyakit yang Bisa Diidentifikasi oleh Patologi Anatomi

Patologi anatomi sering dilakukan untuk membantu mengidentifikasi beberapa penyakit berikut:

1. Kanker

Patologi anatomi bisa digunakan untuk mendiagnosis apakah terdapat sel kanker pada tubuh
seseorang. Melalui prosedur biopsi, sampel jaringan yang diduga terkena kanker akan diambil
dan diperiksa di bawah mikroskop. Dokter akan melihat apakah sel-sel pada organ tersebut
masih normal atau sudah berubah menjadi sel kanker. Hampir semua jenis kanker bisa
diidentifikasi melalui patologi anatomi, antara lain kanker payudara, kanker serviks, kanker usus,
dan kanker hati.

Baca juga: Perlukah Pemeriksaan Kanker Serviks Sebelum Menikah?

2. Tumor

Tumor adalah pertumbuhan sel-sel yang abnormal dalam tubuh. Sel-sel yang “berbeda” ini bisa
dideteksi dengan melakukan patologi anatomi. Melalui prosedur biopsi juga, dokter dapat
mengambil sampel tumor dan memeriksanya untuk memastikan ganas atau tidaknya tumor
tersebut.
3. Penyakit Ginjal dan Hati

Berbagai penyakit ginjal, seperti batu ginjal dan gagal ginjal kronis, serta penyakit hati,
misalnya hepatitis A, B, dan C bisa didiagnosis dengan pemeriksaan jaringan melalui patologi
anatomi.

4. Gangguan Autoimun

Lupus, multiple sclerosis, penyakit Graves, dan psoriasis adalah contoh-contoh gangguan
autoimun yang bisa diidentifikasi dengan patologi anatomi.

Baca juga: 4 Jenis-Jenis Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Wanita

5. Infeksi

Enggak hanya penyakit, berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun
jamur pun bisa diidentifikasi dengan menjalani patologi anatomi.

Pemeriksaan Histopatologi 1.Jenis Jaringan Kecil Kriteria : Jaringan biopsi yang berukuran dari satu
butir jaringan sampai dengan ukuran jaringan kurang dari 3 cm atau 2cc. 2.Jaringan dengan
perlakuan khusus Kriteria : Jaringan yang tidak termaksud kriteria jaringan kecil walaupun berukuran
kecil yang membutuhkan perlakuan khusus 3.Jenis jaringan besar Kriteria : Jaringan padat
berukuran lebih dari 5 cm atau jaringan yang tidak beraturan dengan ukuran lebih dari 2cc
Pemeriksaan Sitopatologi 1.Sitopatologi Eksfoliatif / Apusan Kriteria : Jumlah slaid satu buah, waktu
pemeriksaan 3 hari 2.Sitologi Cell Prep Kriteria : Liquid base cytology, yang dapat dilanjutkan
dengan pemeriksaan HPV DNA 3.Sitologi Cairan Kriteria : Seluruh bahan pemeriksaan untuk
pemeriksaan sitologi yang berupa cairan ( tanpa melihat ukuran dari bahan pemeriksaan ) 4.Sitologi
Aspirasi Kriteria : Seluruh bahan pemeriksaan yang berasal dari aspirasi (paru/hati) 5.Pemeriksaan
FNAB/FNAB-USG Guiding Pemeriksaan Imunopatologi Pemeriksaan tumor melalui pemeriksaan
biologi molekuler denganpertanda tumor (limfoma maligna, kanker payudara, tumor kulit, kanker
gynekologi,tumor jaringan lunak) waktu pemeriksaan 4 hari. Pemeriksaan Patologi Molekuler
Pemeriksaan mutasi DNA :EGFR/exon 18,19,20,21 pada NSCLC / kanker paru,KRAS,BRAF
terhadap tumor kulit, kankerkolon dan kanker tyroid. waktu pemeriksaan 7 hari kerja. Pemeriksaan
Potong Beku Diagnosis Patologi Anatomi dilakukan di meja operasi. waktu pemeriksaan 15 menit.

Anda mungkin juga menyukai